Show simple item record

dc.contributor.advisorKinseng, Rilus A.
dc.contributor.advisorAdiwibowo, oeryo
dc.contributor.authorNasution, Charity Naysa
dc.date.accessioned2020-03-16T07:03:40Z
dc.date.available2020-03-16T07:03:40Z
dc.date.issued2020
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/102885
dc.description.abstractPerikanan adalah tentang hubungan antara nelayan dan alam, yang meliputi hubungan diantara sesama nelayan, nelayan dengan pedagang, pejabat pemerintah, hingga komunitas lain yang bersaing dalam memperebutkan sumber daya yang sama. Indonesia dikenal sebagai negara maritim sehingga banyak penduduk Indonesia yang bermatapencaharian bersumber dari atau berhubungan dengan laut, salah satunya adalah nelayan. Ditinjau dari segi struktur sosialnya, nelayan di Indonesia dapat dibagi ke dalam beberapa kelas sosial. Hal ini mempunyai konsekuensi terhadap pengorganisasian para nelayan tersebut karena nelayan yang beragam memiliki kepentingan yang beragam pula. Organisasi seringkali berkaitan erat dengan gerakan sosial. Studi tentang gerakan sosial menjadi penting untuk memahami masyarakat kontemporer dan arah pergerakannya. Hal ini dikarenakan gerakan sosial merupakan fenomena unik, di mana individu-individu di dalamnya bertekad untuk mencapai tujuan tertentu dengan menerapkan berbagai macam strategi. Lebih lanjut, gerakan sosial tidak terlepas dari dimensi politik dan budaya. Beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam studi mengenai gerakan sosial sebagai agen perubahan, antara lain adalah peluang dan hambatan politik serta budaya, dinamika organisasi, dan sumber daya, sehingga dapat terus menghasilkan studi-studi baru tentang ragam gerakan sosial di banyak negara yang berbeda, tidak terkecuali Indonesia. Kemunculan gerakan sosial bukanlah secara tiba-tiba, seringkali sebuah gerakan sosial yang baru masih berhubungan dengan gerakan yang sebelumnya, dan dapat dipicu oleh banyak hal seperti perubahan sosial, ekonomi dan politik skala besar, peluang dan ancaman baru, peristiwa-peristiwa penting, ataupun kebijakan baru. Salah satu gerakan sosial berkenaan dengan nelayan di Indonesia yang sempat mencuri perhatian di awal tahun 2018 adalah gerakan penolakan terhadap kebijakan yang dikeluarkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tentang larangan penggunaan cantrang, yang terkandung di dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia No. 2 Tahun 2015. Sejumlah nelayan yang mengorganisir diri ke dalam Aliansi Nelayan Indonesia (ANNI) menentang pemberlakuan kebijakan ini, khususnya bagi kawasan Pantai Utara Jawa, dengan melakukan gerakan yang mencapai titik puncak pada bulan Januari tahun 2018 silam di Taman Pandang Monumen Nasional (Monas) Jakarta. Oleh sebab itu, menggunakan metode mix method, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dinamika gerakan sosial nelayan serta sejauhmana gerakan sosial tersebut berhasil mencapai tujuannya. Penelitian dilakukan di Desa Bajomulyo dan Desa Bendar, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati, Jawa Tengah hingga diperoleh hasil bahwa sinergi dari seluruh faktor pendukung dan keberhasilan organisasi dalam memobilisasi seluruh sumber daya berpengaruh terhadap tingkat keberhasilan gerakan sosial di berbagai arena.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcRural sociologyid
dc.subject.ddcSocial movementsid
dc.subject.ddc2018id
dc.subject.ddcPati-Jawa Tengahid
dc.titleHasil Semu Gerakan Sosial Nelayan Cantrang di Kabupaten Pati, Jawa Tengahid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordgerakan sosialid
dc.subject.keywordkebijakanid
dc.subject.keywordnelayanid
dc.subject.keywordorganisasiid
dc.subject.keywordsumber dayaid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record