Kinerja Pengeringan Tumpukan Gabah Secara Intermittent dan Pengaruhnya Terhadap Mutu Beras
View/Open
Date
2020Author
Maulidin, Achmad Fitrah
Nelwan, Leopold Oscar
Hasbullah, Rokhani
Metadata
Show full item recordAbstract
Pengeringan gabah secara mekanik di Indonesia umumnya menggunakan alat
pengering tipe bak. Alat pengering tipe ini memiliki kendala seperti suhu pengeringan
yang tinggi (≥ 55 ºC). Pengeringan suhu tinggi secara terus menerus dapat meningkatkan
persentase beras patah. Hal ini disebabkan oleh tekanan dipermukaan dan didalam butir
gabah berbeda. Kendala tersebut dapat diatasi dengan kombinasi metode pengeringan
secara intermittent.
Tujuan penelitian ini untuk mengkaji suhu dan durasi pengeringan dengan
tempering pada alat pengering tipe bed dryer menggunakan suhu tinggi secara
intermittent, serta pengaruhnya terhadap kualitas gabah Varietas Ciherang. Metode
penelitian ini terdiri atas perlakuan pengeringan tanpa tempering (TT) menggunakan suhu
35°C (tanpa pengadukan), 60°C (pengadukan setiap 20 menit) dan 80°C (pengadukan
setiap 10 menit) sampai kadar air rata-rata 14%. Perlakuan pengadukan dilakukan untuk
menyeragamkan kadar air disetiap lapisannya. Metode pada pengeringan I-IV
menggunakan tempering (DT). Pengeringan DTI terdiri pengeringan awal suhu 80°C
selama 20 menit (T1), setelah dikeringkan dilanjutkan tempering awal (Tp1) selama 90
menit tetapi sebelum tempering dilakukan pengadukan. Setelah tempering I dilanjutkan
pengeringan kedua suhu 35°C (T2) sampai kadar air rata-rata 14% dan dilanjutkan
tempering kedua (Tp2) selama 90 menit. Pengeringan DTII yaitu T1-Tp1-pengeringan suhu
60°C (T3) sampai kadar air rata-rata 14%, tetapi setelah pengeringan II dilakukan
perlakuan tanpa tempering (Tp3). Pengeringan DTIII terdiri T3-Tp1-T3-Tp2 dan
pengeringan DTIV yaitu T3-Tp1-T2-Tp3. Parameter yang diamati pada pengeringan
intermittent adalah kadar air, suhu plenum, suhu disetiap lapisan gabah, suhu bola basah
dan kering lingkungan, keretakan beras serta beras kepala.
Hasil penelitian semua perlakuan pengeringan menghasilkan konsumsi energi
spesifik berkisar antara 4105-7638 kJ kg-1 air dengan laju pengeringan berkisar 0.021-
0.219 % b.k menit-1. Pengeringan DTI sebesar 7604 kJ kg-1 air selama 60 menit,
persentase keretakan beras yang dihasilkan yaitu 40% dan beras kepala 66.76%
sedangkan konsumsi energi spesifik pengeringan DTII sebesar 5849 kJ kg-1 air dengan
durasi pengeringan selama 100 menit, persentase keretakan beras yang dihasilkan yaitu
29% dan beras kepala 70.25%. Pengeringan DTIII menghasilkan konsumsi energi
spesifik paling tinggi yaitu 7638 kJ kg-1 air selama 70 menit dengan persentase keretakan
beras yang dihasilkan yaitu 22% dan beras kepala sebesar 74.46%. Pengeringan DTIV
menghasilkan konsumsi energi spesifik sebesar 7201 kJ kg-1 air dengan persentase
keretakan beras yang dihasilkan yaitu 10% dan beras kepala paling tinggi yaitu 81.41%
selama 160 menit. Metode pengeringan gabah secara intermittent adalah pengeringan
DTIV. Pengeringan tersebut terdiri dari pengeringan I suhu 60°C selama 30 menit,
tempering I 90 menit dan dilanjutkan pengeringan akhir dengan suhu 35°C sampai k.a
14% tanpa tempering II yang menghasilkan persentase keretakan beras rendah dan beras
kepala yang tinggi dibandingkan semua perlakuan dengan tempering.
Collections
- MT - Agriculture Technology [2336]