Adaptasi Gandum (Triticum aestivum L.) Generasi F2.4 terhadap Kondisi Kekeringan di Dataran Tinggi
View/Open
Date
2020Author
Fadhilah, Novanda Lailatul
Wahyu, Yudiwanti
Trikoesoemaningtyas
Metadata
Show full item recordAbstract
Tepung terigu diolah menjadi makanan yang biasa dikonsumsi masyarakat, seperti roti, mi, pasta, dan lainnya. Konsumsi terigu nasional dari tahun ke tahun semakin meningkat sehingga impor gandum atau tepung terigu semakin besar. Upaya untuk memenuhi kebutuhan gandum adalah dengan dirakitnya varietas gandum yang adaptif dan berdaya hasil tinggi. Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2019 hingga Oktober 2019 di Kebun Percobaan Balai Penelitian Tanaman Hias, Cipanas, Kabupaten Cianjur (1,100 m dpl). Penelitian dilakukan dengan menggunakan rancangan augmented dengan 100 galur F2.4 populasi HP/Se dan lima pembanding, yaitu Selayar, Guri 2, Guri 3, HP1744, dan VEE. Pada saat penelitian curah hujan sangat rendah sehingga terjadi kekeringan, dan akibatnya dari 5 varietas pembanding hanya 3 yang tumbuh. Keadaan tersebut mengakibatkan derajat bebas galat tidak memenuhi persyaratan untuk dilakukan uji-F menggunakan rancangan augmented. Oleh karena itu dilakukan pengelompokan adaptabilitas galur-galur terhadap kekeringan di dataran tinggi berdasarkan karakter bobot biji per tanaman. Hasil uji-t menunjukkan bahwa galur-galur antar kelompok adaptabilitas memiliki karakter agronomi dan potensi hasil yang berbeda-beda. Hanya galur F2.4 118-10 tergolong adaptif terhadap kondisi kekeringan di dataran tinggi, sedangkan yang tergolong kurang adaptif adalah galur-galur F2.4 169-17, F2.4 84-9, dan F2.4 55-15. Galur yang memiliki daya adaptasi tinggi memiliki umur berbunga terlama, jumlah anakan dan jumlah spikelet terbanyak, tetapi memiliki jumlah floret hampa yang banyak juga. Selain itu galur yang adaptif memiliki luas daun bendera, tinggi tanaman, panjang malai, jumlah biji malai utama, jumlah biji per tanaman, dan bobot biji malai utama terbesar.