Induksi Proliferasi Tunas Bawang Dayak (Eleutherine americana Merr) melalui Organogenesis dengan Perlakuan Indole Acetic Acid dan Benzyl Amino Purine .
View/ Open
Date
2019Author
Trisnawati, Ratna
Wiendi, Ni Made Armini
Purwito, Agus
Metadata
Show full item recordAbstract
Bawang Dayak (Eleutherine americana Merr.) merupakan tumbuhan khas
Kalimantan Tengah yang digunakan sebagai obat tradisional oleh suku Dayak.
Teknologi kultur jaringan dapat digunakan untuk keperluan budidaya Bawang
Dayak dalam menghasilkan kualitas benih yang baik dan ketersediaan benih yang
berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan mempelajari respon eksplan mata tunas
vegetatif dari umbi Bawang Dayak (Eleutherine americana Merr.) terhadap
perlakuan IAA, BAP dan GA3 untuk menginduksi proliferasi tunas serta
perkecambahan biji dan pembentukan planlet secara in vitro. Penelitian ini
dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan II, Departemen Agronomi dan
Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor pada bulan Oktober
2018 sampai Juni 2019. Penelitian ini terdiri dari 2 percobaan terpisah yang
masing-masing menggunakan jenis eksplan dan perlakuan berbeda setiap
percobaan. Percobaan I, induksi proliferasi tunas dengan perlakuan IAA dan BAP.
Percobaan II, induksi tunas pada umbi dari perbanyakan in vivo. Percobaan I dan
II.a disusun menggunakan rancangan perlakuan faktorial disusun dalam
Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT), terdiri dari 2 faktor, yaitu IAA
(0.0, 0.5, 1.0, 1.5 mgL-1) dan BAP (0.0, 1.0, 2.0, 3.0 mgL-1). Percobaan II.b terdiri
atas 3 faktor, yaitu IAA (0.0, 0.5, 1.0, 1.5 mgL-1), BAP (0.0, 1.0, 2.0, 3.0 mgL-1),
dan GA3 (0.0, 1.0, 2.0, 3.0, 4.0 mg L-1). Media perlakuan IAA 1.0 mgL-1 dengan
media perlakuan BAP 3.0 mgL-1 berpengaruh sangat nyata dalam pembentukan
tunas sebesar 6.5 tunas per eksplan. Subkultur kedua, media perlakuan IAA 1.5
mgL-1 berpengaruh sangat nyata dalam pembentukan tunas sebesar 3.3 tunas per
eksplan. Media perlakuan IAA 1.5 mg L-1 + BAP 3.0 mg L-1 berpengaruh sangat
nyata dalam pembentukan daun sebesar 5.7 daun per eksplan dibandingkan
dengan media perlakuan yang lain. Jumlah tunas tertinggi bawang dayak setelah 4
kali subkultur tertinggi pada perlakuan IAA 1.5 mg L-1 dengan BAP 3 mg L-1
sebanyak 60.3 tunas.