Analisis Kualitas Semen Beku Sapi Pejantan di Tempat Produksi dan di Lapangan, dan Hubungannya dengan Fertilitas
Abstract
Kualitas semen beku setelah didistribusikan di lapangan sangat penting dalam pengaruhnya terhadap keberhasilan inseminasi buatan (IB) yang dapat diukur dengan angka konsepsi (conception rate). Penanganan semen beku dan manajemen nitrogren cair yang baik selama distribusi dan penyimpanan di lapangan akan mempertahankan kualitas semen beku tersebut, sehingga angka fertilitas yang tinggi masih dapat tercapai. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas semen beku di tempat produksi dan setelah didistribusikan di lapangan, sekaligus pembuktian pentingnya penanganan semen beku dan manajemen N2 cair yang baik selama distribusi dan penyimpanan sampel di lapangan dalam mempertahankan kualitas semen beku tersebut, serta menganalisa hubungan kualitas semen beku tersebut dengan fertilitas pada pejantan sapi.
Semen beku post-thawing dengan nomor batch produksi yang sama dianalisis dan dibandingkan kualitasnya antara di tempat produksi dan di lapangan berdasarkan motilitas, viabilitas, integritas membran plasma, integritas akrosom, abnormalitas morfologi, dan kerusakan DNA spermatozoa. Motilitas total, motilitas progresif, dan parameter kinematik spermatozoa dianalisis dengan menggunakan CASA (Computer assisted semen analysis). Analisis viabilitas menggunakan pewarnaan eosin nigrosin, integritas membran plasma menggunakan larutan hypoosmotic swelling (HOS) test, integritas akrosom menggunakan pewarnaan trypan blue-Giemsa, abnormalitas morfologi menggunakan pewarnaan William, dan kerusakan DNA menggunakan pewarnaan toluidine blue. Hubungan kualitas semen beku setelah didistribusikan di lapangan dengan fertilitas (conception rate) dianalisis menggunakan korelasi Pearson.
Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan (P>0.05) antara kualitas semen beku di tempat produksi dan di lapangan. Semen beku yang telah didistribusikan masih memiliki kualitas yang baik dan dapat digunakan untuk program IB. Motilitas total spermatozoa (r=0.986), motilitas progresif spermatozoa (r=0.961), viabilitas spermatozoa (r=0.971), integritas membran plasma spermatozoa (r=0.986), integritas akrosom spermatozoa (r=0.992), secara signifikan berkorelasi positif dengan fertilitas (P<0.05). Hasil analisis hubungan abnormalitas morfologi spermatozoa (r=-0.996) dan kerusakan DNA spermatozoa (r=-0.975) secara signifikan berkorelasi negatif dengan fertilitas (P<0.05). Penelitian ini membuktikan bahwa untuk mencapai fertilitas yang tinggi pada seekor pejantan, diperlukan kualitas semen beku post-thawing yang baik secara keseluruhan. Hal tersebut tentunya akan dapat tercapai, apabila penanganan selama proses distribusi dan manajemen nitrogen cair selama distribusi ataupun penyimpanan sampel semen beku setelah di lapangan dapat dikontrol dengan baik.
Collections
- MT - Veterinary Science [931]