Show simple item record

dc.contributor.advisorAnggraini, Eva
dc.contributor.advisorPurwawangsa, Handian
dc.contributor.authorAndriani, Fera
dc.date.accessioned2020-02-18T02:32:53Z
dc.date.available2020-02-18T02:32:53Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/102104
dc.description.abstractPerhutanan sosial merupakan berntuk pengelolaan hutan lestari dengan pelibatan peran serta masyarakat untuk menjaga dan mengelola hutan. Tujuan dari perhutanan sosial adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan dengan menciptakan model pelestarian hutan yang efektif. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis persepsi, partisipasi, serta kelembagaan yang terbentuk dalam usaha tambak silvofishery dan nonsilvofishery, menganalisis kelayakan usaha tambak silvofishery dan nonsilvofishery, menganalisis faktor risiko dalam mempengaruhi kelayakan usaha tambak silvofishery dan nonsilvofishery, dan menganalisis efektivitas pelaksanaan program perhutanan sosial. Metode yang digunakan adalah skala likert, valuasi ekonomi, analisis biaya manfaat, analisis risiko, dan analisis deskriptif kualitatif. Hasil analisis persepsi menunjukan masyarakat menyatakan sikap cukup setuju terhadap dampak dari program perhutanan sosial. Partisipasi pesanggem dalam pelaksanaan program masih rendah terutama dalam tahap perencanaan, tahap monitoring dan evaluasi, serta tahap bagi hasil. Kelembagaan yang terbetuk pada kedua jenis usaha tambak berbeda, dimana usaha tambak silvofishery membentuk kelembagaan formal dengan pihak mitra kerja, sedangkan usaha tambak nonsilvofishery membentuk kelembagaan nonformal. Berdasarkan hasil analisis terhadap biaya, manfaat, risiko, serta kelayakan usaha, skenario usaha tambak silvofishery intensif kemitraan merupakan alternatif pengelolaan terbaik yang direkomendasikan untuk diusahakan secara berkelanjutan. Perubahan cuaca sebagai sumber risiko utama menunjukan perubahan terhadap ketiga skenario kelayakan usaha, dimana usaha tambak silvofishery intensif mandiri dan nonsilvofishery menjadi tidak layak untuk diusahakan. Saat ini pelaksanaan program perhutanan sosial dikatakan belum efektif karena belum memenuhi empat prinsip good forest governance sebagai kriteria pengukuran tingkat efektivitas pelaksanaan program.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcEconomic Resourcesid
dc.subject.ddcSilvofishery Pondid
dc.subject.ddc2019id
dc.subject.ddcBekasi-Jawa Baratid
dc.titleAnalisis Ekonomi Tambak Silvofishery dan Efektivitas Program Perhutanan Sosial (Studi Kasus: Desa Pantai Bakti Muara Gembong Kabupaten Bekasi).id
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordmangroveid
dc.subject.keywordnonsilvofisheryid
dc.subject.keywordsilvofisheryid
dc.subject.keywordtambak.id


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record