Show simple item record

dc.contributor.advisorSukenda
dc.contributor.advisorZairin Jr, Muhammad
dc.contributor.advisorAlimuddin
dc.contributor.advisorLusiatuti, Angela Mariana
dc.contributor.advisorAvarre, Jean-Christophe
dc.contributor.authorNafiqoh, Nunak
dc.date.accessioned2020-02-05T03:41:23Z
dc.date.available2020-02-05T03:41:23Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/101674
dc.description.abstractPenggunaan antibiotik dalam akuakultur dapat mengakibatkan resistensi bakteri, mencemari lingkungan, dan juga ikan yang di budidaya. Oleh karena itu, penggantian antibiotik menggunakan sumber daya alam adalah persyaratan yang tidak perlu dipertanyakan lagi. Mekanisme sumber daya alam sebagai antibiotik belum dapat dipahami dalam industri akuakultur. Pendekatan yang paling mudah adalah melalui pengaruh terhadap imunostimulan dan antibakteri. Penggantian antibiotik dengan bahan alami sebagai tujuan ahir dapat dicapai dengan menggabungkan sumber daya alam sebagai obat. Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan bahan alami yang mampu bertindak sebagai pengganti antibiotik dengan menentukan efektivitas kombinasi dari tiga tanaman obat daun jambu, sirih, dan kipahit (P. guajava, P. betle, T. diversifolia) menggunakan model ikan lele (Clarias gariepinus) terhadap Aeromonas hydrophila penyebab motil aeromonad septicemia sebagai penyakit bakteri yang sangat umum dalam budidaya air tawar. Selanjutnya, penelitian ini terdiri dari tiga percobaan. Eksperimen pertama bertujuan untuk menentukan aktivitas anti-bakteri terhadap bakteri Gram negatif dan positif, yang difokuskan pada A. hydrophila. Pengamatan meliputi aktivitas antibakteri, konsentrasi penghambatan minimum (MIC), konsentrasi membunuh minimum (MBC), interaksi tanaman obat dihitung sebagai konsentrasi penghambatan fraksional (FIC). Pelarut juga dipilih dengan uji efektifitas pelarut, empat bahan kimia yang berbeda digunakan sebagai pelarut. Cara pemberian untuk ikan juga diuji dengan cara perendaman dan lewat pencampuran pakan. Hasil penelitian menunjukkan, P. guajava dan T. diversifolia lebih efektif untuk menghambat bakteri dibandingkan dengan P. betle. Selain itu, baik tes MIC dan MBC menghasilkan P. betle adalah tanaman yang paling efektif untuk menghambat pertumbuhan A. hydrophila secara in vitro dibandingkan dengan yang lain. Hasil dari metode Fractional Inhibitory Concentration menunjukkan sinergi ketika P. betle dikombinasikan dengan T. diversifolia. Sebaliknya, non-interaktif ditunjukkan oleh gabungan P. betle dengan P. guajava dan P. guajava dikombinasikan dengan T. diversifolia. Perhitungan Summarized Fractional Inhibitory Concentration (ΣFIC) juga menghasilkan interaksi non-interaktif ketika tiga herbal (P. guajava: P. betle: T. diversifolia) dikombinasikan dalam satu produk baik dengan jumlah yang sama (33%: 33%: 33%) sebagai kombinasi 1 (C1) dan jumlah persentase yang berbeda (19%: 5%: 76%) sebagai kombinasi 2 (C2). Pelarut yang memberikan hasil yang paling baik berdasarkan aktivitas antimikroba dan titik didih adalah aseton dibandingkan dengan pelarut lainnya, dan tanaman obat lebih aman diberikan melalui pakan ikan. Percobaan dua dilakukan untuk menentukan efek dari kombinasi tiga tanaman obat herbal pada bakteri patogen sel A. hydrophila dan bertujuan untuk memperjelas mekanisme aktivitas antibakteri dari ramuan obat yang digunakan, P. guajava, P. betle, T. diversifolia, C1 dan C2 pada sel bakteri patogen A. hydrophila. Kebocoran membran sel ditentukan dengan spektrofotometer pada kepadatan optik 260 nm, gangguan membran sel diamati dengan pemindaian mikroskop elektron, sedangkan anti-quorum sensing diamati dengan metode disc-difussion. Hasil menunjukkan, semua perlakuan menunjukkan kebocoran sel, kecuali saat diberikan ekstrak P. betle, namun demikian kebocoran sel tergantung pada waktu perendaman menggunakan ekstrak tanaman obat. Peningkatan nilai OD260 ditunjukkan oleh semua perlakuan dengan pengecualian P. betle. Nilai OD tertinggi ditunjukkan oleh kelompok T. diversifolia. Hasil yang sama ditunjukkan oleh hasil pengamatan gangguan membran sel bakteri, semua perlakuan kecuali P. betle memperlihatkan adanya kerusakan sel bakteri setelah diinkubasi selama 180 menit dengan tanaman obat. Namun, tidak ada aktivitas anti-quorum sensing yang ditunjukkan oleh semua perlakuan. Eksperimen ketiga ditujukan untuk menentukan efek dari tiga tanaman tunggal dan kombinasi pada respon imun non-spesifik dan hematologi dari ikan lele (C. gariepinus) sebelum dan sesudah uji tantang menggunakan bakteri A. hydrophila. Ikan lele dipelihara dalam bak pada skala laboratorium selama 28 hari. Selama masa percobaan, ikan diberi makan dengan makanan yang telah disiapkan. Ikan dibagi menjadi lima kelompok (P. guajava, P. betle, T. diversifolia, C1 dan C2) dan satu kelompok kontrol. Sampel diambil pada hari ke- 7, 14, 21 dan 28. Pada akhir percobaan, ikan diinfeksi dengan cara injeksi dengan bakteri A. hydrophila. Pengamatan meliputi total sel darah merah dan putih, diferensiasi leukosit, haemoglobin, hematokrit, reactive oxygen species, aktivitas lisozim, expresi gen LysC dan iL-1β. Reactive oxygen species menunjukkan nilai tertinggi sebelum infeksi adalah kelompok perlakuan P. guajava dan P. betle menunjukkkan nilai tertinggi setelah uji tantang. Indeks fagositosis tertinggi ditunjukkan oleh kelompok perlakuan P. guajava pada hari ke 14 dan 21 setelah pemberian pakan. Kematian kumulatif tertinggi diamati pada kelompok kontrol (83,6%). Mortalitas tertinggi pada kelompok perlakuan ditunjukkan oleh kelompok C1 (52,1%), sedangkan mortalitas terendah ditunjukkan oleh kelompok perlakuan P. betle. Nilai hematokrit kelompok kontrol lebih rendah dibandingkan dengan kelompok perlakuan pasca infeksi. Kelompok kombinasi C2 menunjukkan aktivitas lisozim tertinggi pasca uji tantang. Namun, pelakuan dengan tanaman obat berpengaruh pada pertumbuhan ikan. Selain itu, ekspresi gen yang terkait dengan respon imun yang disajikan tidak terpengaruh oleh perlakuan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa P. guajava, P. betle, T. diversifolia memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri patogen. P. guajava, P. betle, T. diversifolia tidak memiliki interaksi antagonis saat digabungkan. P. guajava, T. diversifolia, C1 dan C2 memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri patogen A. hydrophila dengan mempengaruhi membran selnya. P. guajava, P. betle, T. diversifolia dan C2 telah meningkatkan tingkat kelangsungan hidup C. gariepinus dengan peningkatan respons imunnya. P. guajava, P. betle, T. diversifolia, C1 dan C2 tidak memberikan efek positif pada gen yang terkait dengan respon imun.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcAquacultureid
dc.titlePsidium guajava, Piper betle, and Tithonia diversifolia as potential medicinal herbs for motile aeromonads septicaemia in catfish, Clarias gariepinusid
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordAktifitas anti-bakteriid
dc.subject.keywordA. hydrophilaid
dc.subject.keywordC. gariepinusid
dc.subject.keywordRespon imun bawaanid
dc.subject.keywordTanaman obatid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record