Show simple item record

dc.contributor.advisorJuanda, Bambang
dc.contributor.advisorPurnamadewi, Yeti Lis
dc.contributor.authorHutaria, Trian
dc.date.accessioned2020-02-05T03:10:07Z
dc.date.available2020-02-05T03:10:07Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/101660
dc.description.abstractKondisi defisit pada neraca Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Indonesia menyebabkan pemerintah harus mencari sumber pembiayaan lain. Utang merupakan salah satu alternatif sumber pembiayaan yang dapat digunakan oleh pemerintah untuk mengatasi persoalan tersebut. Penggunaan utang yang produktif diyakini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia baik dari sisi permintaan maupun penawaran agregat. Pada tahun 2014-2017 pemerintah masif melakukan pembangunan nasional sehingga menyebabkan peningkatan pada pertumbuhan utang pemerintah. Ratarata pertumbuhan utang pada periode tersebut mencapai nilai 13.9% sedangkan pertumbuhan ekonomi hanya tumbuh rata-rata 4.9%. Berdasarkan hal tersebut kebijakan pemerintah dalam melakukan pembangunan melalui pembiayaan utang perlu dievaluasi, apakah akan mendorong perekonomian atau memicu pemerintah dalam kondisi gagal bayar (default), karena beban utang yang tinggi akan membatasi ruang gerak fiskal (fiscal space) pada masa mendatang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh utang pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi atau Gross Domestic Product (GDP) growth melalui jenis belanja pegawai, belanja modal dan belanja transfer ke daerah dan dana desa dalam periode waktu 1981-2017. Metode yang digunakan adalah Two Stage Least Square dengan model sistem persamaan simultan. Selain itu dilakukan pula analisis mengenai kondisi keberlanjutan utang pemerintah menggunakan fiscal reaction function. Hasil penelitian menunjukan bahwa utang selama periode 2014-2017 memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan belanja modal dan belanja transfer ke daerah dan dana desa tetapi tidak berpengaruh signifikan terhadap belanja pegawai. Selain itu, berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa jenis belanja modal dan belanja transfer ke daerah dan dana desa memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi Indonesia, dengan pengaruh paling tinggi adalah belanja transfer ke daerah dan dana desa. Untuk analisis keberlanjutan utang pemerintah Indonesia selama periode 1981-2017 terkonfirmasi bahwa pengaruh utang pemerintah periode sebelumnya terhadap keseimbangan primer memiliki nilai 1.3. Artinya peningkatan 1% dari lag utang pemerintah mampu meningkatkan nilai keseimbangan primer sebesar 1.3% asumsi ceteris paribus atau utang pemerintah Indonesia selama periode tersebut berada pada kondisi utang yang berkelanjutan. Meskipun demikian, utang tidak dapat dijadikan sebagai sumber pembiayaan utama. Penerimaan negara yang berasal dari pajak maupun nonpajak perlu untuk dioptimalkan. Selain itu, perlu adanya perbaikan iklim investasi karena investasi terbukti mampu menjadi sumber pembiayaan lain selain utang.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcEconomicsid
dc.subject.ddcGovernment debtid
dc.subject.ddc2019id
dc.subject.ddcIndonesiaid
dc.titleAnalisis Keberlanjutan dan Pengaruh Utang Pemerintah terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesiaid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordbelanja pemerintahid
dc.subject.keyworddefisit anggaranid
dc.subject.keywordGDPid
dc.subject.keywordutang pemerintahid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record