Analisis Status Keberlanjutan Perkebunan Kakao Rakyat di Kabupaten Luwu Utara.
View/Open
Date
2019Author
Wijayanto, Nurheni
Wijayanto, Nurheni
Wirnas, Desta
Metadata
Show full item recordAbstract
Indonesia merupakan salah satu negara produsen kakao dunia yang harus
menjaga ketersediaan biji kakao dalam memenuhi permintaan biji kakao di dalam
negeri maupun keperluan ekspor. Pada tahun 2017, luas areal perkebunan kakao
Indonesia mencapai 1 658 421 ha dan sebesar 97% merupakan perkebunan kakao
rakyat. Produksi kakao Indonesia sejak Tahun 2013 sampai dengan Tahun 2017
menunjukkan kecenderungan menurun, sedangkan konsumsi kakao di Indonesia
maupun dunia meningkat dan mengakibatkan kekurangan dalam ketesediaan biji
kakao. Provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2017 berkontribusi sebesar 17.32%
terhadap total produksi kakao Indonesia. Salah satu daerah sentra produksi kakao
di Provinsi Sulawesi Selatan adalah Kabupaten Luwu Utara. Permasalahan yang
kerap terjadi pada pengelolaan perkebunan kakao rakyat adalah budidaya yang
kurang optimal yang mengakibatkan tingginya serangan hama dan penyakit
sehingga berdampak pada penurunan produksi dan pendapatan petani kakao.
Permasalahan tersebut menimbulkan kemungkinan tergesernya keberlanjutan
perkebunan kakao rakyat di Kabupaten Luwu Utara. Penelitian ini mengkaji status
keberlanjutan perkebunan kakao rakyat di Kabupaten Luwu Utara dengan
menganalisis tiga dimensi dasar keberlanjutan yaitu dimensi ekonomi, sosial dan
lingkungan yang selanjutnya akan menentukan faktor paling dominan dalam
memengaruhi keberlanjutan perkebunan kakao rakyat.
Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Luwu Utara dengan menggunakan
data primer dan data sekunder. Data diolah menggunakan teknik Rap-Cocoa
dengan metode mutidimensional scaling (MDS). Analisis ordinasi dengan MDS
untuk menentukan posisi status keberlanjutan pada setiap dimensi dalam skala
indeks keberlanjutan dan melakukan analisis leverage untuk menentukan atribut
dominan yang memengaruhi keberlanjutan. Hasil analisis Rap-Cocoa metode
MDS menunjukkan bahwa nilai indeks keberlanjutan perkebunan kakao rakyat di
Kabupaten Luwu Utara secara multidimesi sebesar 64.15 dengan kategori status
cukup berkelanjutan. Nilai indeks dan status keberlanjutan perkebunan kakao
rakyat di Kabupaten Luwu Utara pada masing-masing dimensi juga berada pada
status kategori cukup berkelanjutan dengan nilai indeks keberlanjutan yang
bervariasi yaitu pada dimensi ekonomi sebesar 57.64, dimensi sosial sebesar
61.21, dan dimensi lingkungan sebesar 60.67.
Hasil analisis sensitivitas (laverage) menunjukkan bahwa untuk indikator
kunci yang memengaruhi keberlanjutan perkebunan kakao rakyat di Kabupaten
Luwu Utara yaitu pada dimensi ekonomi; kemudahan akses pasar dan informasi
harga bagi petani dan pengadaan diversifikasi usaha. Pada dimensi sosial;
keberadaan kelompok tani dan keikutsertan petani dalam kelompok tani kemudian,
pada dimensi lingkungan; tingkat serangan penyakit busuk buah dan pemahaman
petani terhadap pengelolaan lahan dan lingkungan.
Collections
- MT - Forestry [1445]