dc.description.abstract | Dahulu, orientasi pembangunan di daerah sungai menghadap ke badan sungai
(waterfront), namun kini menjadi membelakangi badan sungai, seperti yang terjadi di
Sungai Cikapundung. Pengelolaan berbasis waterfront landscape diperlukan untuk
keberlanjutan Sungai Cikapundung. Analisis persepsi dilakukan untuk menilai tingkat
pemahanan dan sikap masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar Sungai
Cikapundung terhadap pengelolaan sungai berbasis waterfront landscape. Di samping
itu, analisis penerapan pengelolaan Sungai Cikapundung berbasis waterfront
landscape dilakukan untuk menyusun rekomendasi pengelolaan. Masyarakat di
Bandung Raya masih memiliki pengetahuan yang rendah mengenai pengelolaan
Sungai Cikapundung berbasis waterfront landscape, sedangkan sikap masyarakat
tergolong tinggi (84,17%), dan mayoritas responden (70,55%) menyatakan penerapan
waterfront landscape yang ada tergolong sedang. Hasil analisis menunjukkan bahwa
persentase pengetahuan 120 responden berdasarkan kategori rendah, sedang, dan
tinggi, adalah 65,83%, 28,33%, dan 5,83%. Berbeda dengan pengetahuan, sikap
masyarakat yang tinggi menjadi salah satu faktor kekuatan internal yang dapat
dimanfaatkan oleh pemerintah dalam pengelolaan Sungai Cikapundung berbasis
waterfront landscape. Pengetahuan dan sikap masyarakat dipengaurhi oleh beberapa
faktor. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan yakni pendidikan, latar belakang
ekonomi, dan karakteristik permukiman, sedangkan faktor yang mempengaruhi sikap
yakni usia dan jenis kelamin. Setelah dilakukan analisis persepsi, disusun rekomendasi
pengelolaan melalui analisis SWOT. Hasil analisis SWOT menunjukkan bahwa
pengelolaan Sungai Cikapundung berbasis waterfront landscape berada pada kuadran
II yang berarti diversifikasi strategi. Matriks SWOT yang disusun menghasilkan tujuh
alternatif strategi. | id |