Stabilitas Klorofil Daun Suji (Dracaena angustifolia (Medik.) Roxb)
View/Open
Date
2019Author
Indrasti, Dias
Andarwulan, Nuri
Purnomo, Eko Hari
Wulandari, Nur
Metadata
Show full item recordAbstract
Klorofil, sebagai pigmen alami, memainkan peranan penting terhadap
tampilan warna hijau pada tanaman. Warna hijau klorofil sejak lama telah
digunakan sebagai bahan pewarna alami. Jenis klorofil yang umumnya ditemukan
pada tanaman adalah klorofil a dan klorofil b. Keduanya memiliki polaritas
berbeda karena perbedaan gugus fungsi yang terikat pada strukturnya (-CH3 untuk
klorofil a dan -CHO untuk klorofil b).
Eksplorasi kandungan klorofil dari berbagai tanaman telah dilakukan,
termasuk pada Suji (Dracaena angustifolia (Medik.) Roxb.). Suji terkenal sebagai
tanaman penghasil bahan pewarna dan tanaman obat. Belum ada laporan ilmiah
yang khusus mempelajari karakteristik klorofil pada daun Suji yang menyebabkan
daun suji lebih dipilih sebagai bahan pewarna dibandingkan tanaman sumber
klorofil lainnya. Produksi pewarna alami dari klorofil daun Suji pada skala rumah
tangga dilakukan dengan menggiling daun dan mengekstraknya menggunakan air.
Daun yang digunakan harus segar agar menghasilkan ekstrak dengan warna hijau
yang baik. Warna hijau yang baik menandakan kandungan klorofil yang tinggi.
Meskipun praktik tersebut telah dilakukan sejak lama, namun penelitian yang
melaporkan hubungan antara tingkat kesegaran bahan (daun) dan profil
klorofilnya selama penyimpanan belum pernah dilakukan sebelumnya. Klorofil
Suji, dan tanaman lain, diketahui mudah sekali terdegradasi karena reaksi
enzimatik dan non-enzimatik yang dipengaruhi oleh kondisi lingkungan.
Pengolahan dengan panas atau kondisi proses pada pH rendah
menyebabkan perubahan pada klorofil yaitu kehilangan atom Mg dan membentuk
senyawa turunan feofitin. Degradasi klorofil berlangsung cepat dan menyebabkan
struktur klorofil berubah menjadi senyawa turunannya yang tidak lagi berwarna
hijau. Pengolahan dengan panas pada sayuran menyebabkan perubahan warna
hijau karena degradasi klorofil yang bersifat tidak dapat kembali (irreversible).
Stabilitas klorofil pada suhu tinggi dengan waktu pemrosesan yang lama
dibutuhkan pada skala pengolahan di industri agar proses yang berlangsung
mampu mempertahankan warna produk agar tetap menarik. Upaya paling umum
yang dilaporkan mampu mempertahankan warna hijau klorofil adalah melalui
pembentukan senyawa metalo-klorofil dengan penambahan logam (Cu atau Zn).
Penelitian ini memiliki tujuan utama untuk mengevaluasi stabilitas klorofil
daun Suji. Tujuan tersebut dijabarkan menjadi tiga tujuan khusus, yaitu: (1)
mengidentifikasi korelasi antara kadar klorofil a, klorofil b, dan rasionya pada
tanaman yang menunjukkan keunggulan daun Suji dibandingkan tanaman lain; (2)
mengevaluasi profil stabilitas klorofil daun Suji selama penyimpanan segar; dan
(3) mengevaluasi pengaruh penambahan Zn2+ sebagai penstabil terhadap stabilitas
klorofil pure daun Suji yang mengalami perlakuan pada suhu tinggi selama waktu
tertentu.
Spektrum absorbansi daun Suji memperlihatkan bahwa pigmen utama
pada daun Suji adalah klorofil a, klorofil b, dan β-karoten. Konsentrasi klorofil
daun Suji segar adalah 16.06 g/kg (basis kering, bk). Selama penyimpanan,
konsentrasi klorofil turun 22.89% dalam tiga hari pertama, kemudian naik hingga
mencapai puncaknya pada hari ke-5 dengan kadar 18.56 g/kg (bk), dan setelah itu
kadarnya turun kembali. Tampilan ultragraf menunjukkan bahwa struktur
kloroplas pada daun Suji mengalami penyusutan karena kehilangan air selama
penyimpanan sebelum akhirnya lisis ke dalam cairan sitosol. Peningkatan
konsentrasi klorofil bukan disebabkan oleh adanya sintesis namun diduga karena
luruhnya tumpukan grana tilakoid dan adanya klorofil yang terkonsentrasi.
Kondisi tersebut mempermudah terjadinya ekstraksi klorofil keluar dari jaringan
daun saat terjadi kerusakan fisik dan pemberian gaya mekanik, contohnya saat
penggilingan menggunakan blender. Perilaku unik klorofil daun Suji tersebut
sejalan dengan profil perubahan rendemennya. Namun, profil perubahan yang
terjadi berbeda dengan profil klorofil dalam ekstrak daun Suji. Dengan
menggunakan metode ekstraksi tradisional, total klorofil yang diperoleh dalam
ekstrak daun Suji segar adalah 0.0389 g/kg (bk) dan kadarnya terus turun menjadi
0.0111 g/kg (bk) setelah 7 hari penyimpanan.
Evaluasi terhadap stabilitas klorofil daun Suji dengan penambahan Zn2+
sebagai penstabil dilakukan dalam bentuk pure. Parameter uji yang digunakan
adalah profil absorbansi, kandungan klorofil, serta nilai warna hijau (a*) dengan
sampel berupa pure C (kontrol, pure daun Suji tanpa Zn) dan pure Zn (pure daun
Suji dengan Zn2+). Spektrum absorbansi visual menunjukkan terjadinya efek
batokromik pada pure C sedangkan pure Zn mengalami kondisi hipsokromik.
Penambahan Zn2+ tidak berpengaruh terhadap kandungan klorofil awal karena
secara statistik tidak ada perbedaan yang signifikan antara kadar klorofil pure
daun Suji dan kadar klorofil pure daun Suji yang ditambah Zn. Warna daun Suji
tetap hijau ketika disimpan pada suhu 30 °C namun warnanya memudar dan
hilang dengan cepat pada suhu penyimpanan yang lebih tinggi. Fenomena unik
terjadi pada pure Zn yang disimpan pada suhu 75 °C. Terjadi perubahan
hipsokromik, kadar klorofil menurun, dan perubahan nilai a* yang lebih rendah
dibandingkan dengan pure Zn yang disimpan pada suhu lebih rendah dan pure C.
Temuan pada tahapan penelitian ini mengindikasikan bahwa penambahan Zn2+
tidak berpengaruh nyata dalam memperbaiki stabilitas klorofil pure daun Suji
pada kondisi pengolahan atau penyimpanan di suhu-suhu yang lebih tinggi.
Degradasi klorofil pure Zn lebih besar daripada pure kontrol jika dilihat dari
selisih kadar klorofilnya.