Gaya Pengasuhan dan Tingkat Stres Ibu Terhadap Gangguan Emosi dan Perilaku Anak Usia Sekolah
View/Open
Date
2019Author
Sarifudin
Hastuti, Dwi
Simanjuntak, Megawati
Metadata
Show full item recordAbstract
Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang perkembangan yang
dimulai dari bayi hingga remaja. Anak Indonesia saat ini sedang mengalami ancaman
risiko gangguan emosi dan perilaku. Menurut data Komisi Perlindungan Anak
Indonesia (2015) kasus kekerasan pada anak setiap tahunnya mengalami peningkatan,
di antaranya 6 006 kasus yang berhadapan dengan hukum, 3 160 kasus dalam bidang
pengasuhan, 1 764 kasus dalam bidang pendidikan, 1 366 kasus dalam bidang
kesehatan dan napza, dan 1 032 kasus bidang pornografi dan cybercrime. Tujuan
penelitian ini untuk mengidentifikasi karakteristik keluarga, karakteristik anak, self
efficacy ibu, gaya pengasuhan ibu, tingkat stres ibu, gangguan emosi dan perilaku
anak usia sekolah dan menganalisis pengaruh self efficacy, gaya pengasuhan dan
tingkat stres ibu terhadap gangguan emosi dan perilaku anak usia sekolah.
Penelitian ini dilakukan di sekolah dasar (SD) Kota Bogor yang dipilih secara
purposive karena berada di pusat Kota Bogor. Penelitian dilaksanakan pada bulan
Januari 2018 sampai Agustus 2019. Populasi penelitian ini adalah anak usia sekolah
dasar kelas I sampai kelas III yang bersekolah di SD terpilih. Pengambilan contoh
dalam penelitian dilakukan secara quota sampling dan memenuhi kriteria usia 7
sampai 9 tahun dan memiliki ibu kandung, sehingga terpilih sebagai contoh sebanyak
100 anak yang terdiri dari 50 anak laki-laki dan 50 anak perempuan beserta ibunya.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer
diperoleh melalui pengisian kuesioner meliputi karakteristik keluarga, karakteristik
anak, self efficacy ibu, gaya pengasuhan ibu, tingkat stres ibu, dan gangguan emosi
dan perilaku anak. Kuesioner self efficacy ibu dimodifikasi dari the child adjustment
and parent efficacy scale (Morawska dan Sanders 2010). Kuesioner asli terdapat 30
item pertanyaan dan setelah dimodifikasi, penelitian ini menggunakan 20 item
pertanyaan dengan nilai Cronbach’s Alpha 0.967. Skala yang digunakan adalah skala
Likert 1 sampai 10, dimana: 1=sangat tidak yakin dengan kemampuannya, hingga
skala 10=sangat yakin dengan kemampuannya. Kuesioner gaya pengasuhan ibu
dimodifikasi dari parenting style questionnaire (Robinson et al. 1995). Kuesioner
gaya pengasuhan ibu terdiri dari 30 item pertanyaan, dimana: 13 pertanyaan untuk
menilai gaya pengasuhan authoritative dengan nilai Cronbach’s Alpha 0.947, 13
pertanyaan untuk menilai gaya pengasuhan authoritarian dengan nilai Cronbach’s
Alpha 0.918, dan 4 pertanyaan untuk menilai gaya pengasuhan permissive dengan
nilai Cronbach’s Alpha 0.873. Skala yang digunakan adalah skala Likert 1 sampai 5,
dimana: 1=tidak pernah, 2=jarang, 3=kadang-kadang, 4=sering, dan 5=selalu.
Kuesioner tingkat stres ibu dimodifikasi dari The Kessler-10 (Kessler et al. 2002).
Kuesioner tingkat stres ibu terdiri dari 10 item pertanyaan, dengan nilai Cronbach’s
Alpha 0.972. Skala yang digunakan adalah skala Likert 1 sampai 5, dimana: 1=tidak
pernah, 2=jarang, 3=kadang-kadang, 4=sering, dan 5=selalu. Kuesioner gangguan
emosi dan perilaku anak dimodifikasi dari the strengths and difficulties questionnaire
a pilot study on the validity of the self-report version (Goodman et al. 1998).
Kuesioner asli terdapat 25 item pertanyaan dan 5 dimensi dan setelah dimodifikasi,
penelitian ini menggunakan 17 item pertanyaan untuk 4 dimensi dimana: 3
pertanyaan untuk menilai hyperactivity dengan nilai Cronbach’s Alpha 0.916, 5
pertanyaan untuk menilai emotional symptoms dengan nilai Cronbach’s Alpha 0.850,
vi
5 pertanyaan untuk menilai conduct problems dengan nilai Cronbach’s Alpha 0.877,
dan 4 pertanyaan untuk menilai peer problems dengan nilai Cronbach’s Alpha 0.798
yang menggambarkan emosi dan perilaku negatif yang dimiliki oleh anak. Skala yang
digunakan adalah skala Likert 0 sampai 2, dimana: 0=tidak benar/tidak sesuai,
1=agak benar/agak sesuai, dan 2=pasti benar/sesuai.
Hasil penelitian menunjukkan usia ibu berada pada rentang usia 25 sampai 50
tahun, dengan rata-rata usia ibu secara keseluruhan adalah 38.1 tahun. Usia anak
dalam penelitian ini adalah usia 7 sampai 9 tahun dengan rata-rata usia anak secara
keseluruhan adalah 7.8 tahun. Tingkat pendidikan ibu dengan proporsi terbesar adalah
tamat SMA/sederajat sebesar 52.0 persen dan proporsi terkecil adalah pendidikan
pascasarjana (S2) sebesar 1.0 persen. Berdasarkan status pekerjaan, sebagian besar
ibu bekerja. Besar keluarga berada pada kategori kecil dengan jumlah anggota
keluarga 3 sampai 4 orang. Pendapatan perkapita keluarga sebesar 89.0 persen berada
diatas angka garis kemiskinan Kota Bogor tahun 2016 sebesar Rp416 779 perkapita
perbulan. Pada penelitian ini, mayoritas ibu (95%) memiliki self efficacy yang
terkategori rendah. Gaya pengasuhan ibu yang diterapkan mayoritas (61%) adalah
gaya pengasuhan authoritative, di samping ibu juga menerapkan gaya pengasuhan
authoritarian dan gaya pengasuhan permissive. Terdapat cukup banyak ibu (36%)
yang mengalami stres terkategori tinggi. Gangguan emosi dan perilaku anak
mayoritas (73%) termasuk kategori rendah, namun masih ditemukan gangguan emosi
dan perilaku anak terkategori sedang yaitu 27 persen.
Hasil uji pengaruh menunjukkan bahwa self efficacy ibu tidak berpengaruh
terhadap gaya pengasuhan authoritarian ibu, self efficacy ibu juga tidak berpengaruh
terhadap gangguan emosi dan perilaku anak. Gaya pengasuhan authoritative ibu tidak
berpengaruh terhadap gangguan emosi dan perilaku anak. Gaya pengasuhan
authoritarian dan permissive ibu berpengaruh signifikan positif terhadap gangguan
emosi dan perilaku anak. Tingkat stres ibu berpengaruh signifikan positif terhadap
gaya pengasuhan authoritarian ibu, tingkat stres ibu juga berpengaruh signifikan
positif terhadap gangguan emosi dan perilaku anak.
Saran yang diberikan melalui penelitian ini untuk mencegah risiko gangguan
emosi dan perilaku anak, maka gaya pengasuhan authoritative ibu perlu ditingkatkan
dan menghindari gaya pengasuhan authoritarian dan permissive, tingkat stres ibu
perlu dikelola dengan baik, sehingga tidak berdampak pada kondisi anak dan
mempengaruhi gaya pengasuhan ibu yang dapat menimbulkan gangguan emosi dan
perilaku anak. Di samping itu, pentingnya peran dari semua pihak khususnya
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Komisi
Perlindungan Anak Indonesia, Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan untuk melakukan edukasi, sosialisasi dan
melaksanakan program kepada anak dan orangtuanya, sehingga dapat mencegah anak
terpapar dari gangguan emosi dan perilaku yang berisiko terhadap perilaku anak
dimasa depan dan kualitas hidup manusia Indonesia pada umumnya.
Collections
- MT - Human Ecology [2275]