Rantai Pasok Sayuran pada Pondok Pesantren Al- Ittifaq Kabupaten Bandung
View/ Open
Date
2019Author
N. Kinding, Dwi Putriana
Priatna, Budi Wahyu
Baga, Lukman Mohammad
Metadata
Show full item recordAbstract
Salah satu pelaku usaha agribisnis sayuran adalah Pondok Pesantren Al-
Ittifaq (Al-Ittifaq). Karakteristik perusahaan yang unik, yaitu memadukan Lembaga
Mandiri yang Mengakar di Masyarakat (LM3) dengan kegiatan pertanian pada
suatu Pondok Pesantren, untuk memanfaatkan potensi alamnya. Al-Ittifaq selalu
berusaha menghadirkan produk dengan kualitas terbaik, sesuai dengan kebutuhan
konsumennya (ritel) yang tersebar di daerah Bandung, Cimahi dan Tangerang.
Permasalahan yang dialami rantai pasok di Al-Ittifaq antara lain, masih adanya
ketidaksesuaian produk dilihat dari masih adanya barang tertolak dari konsumen,
dan kesulitan dalam perencanaan jumlah pengiriman dengan meningkatnya
permintaan menjadikan semakin kesulitan memenuhi permintaan.
Penelitian ini bertujuan menganalisis gambaran rantai pasok sayuran dan
mengukur kinerja rantai pasok sayuran pada Pondok Pesantren Al-Ittifaq.
Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Januari hingga Februari 2019, dengan
penggunaan data satu musim tanam di bulan November sampai Desember 2018.
Responden pada penelitian adalah pelaku rantai pasok yang terlibat terdiri dari,
distributor yaitu Al-Ittifaq, pemasok yaitu petani mitra sayuran (wortel, daun
bawang dan seledri) dan konsumen yaitu ritel. Pengolahan data dilakukan
menggunakan dua alat analisis yaitu, secara deskriprif menggunakan metode Food
Supply Chain Networks (FSCN) dalam menggambarkan rantai pasok dan secara
kuantitatif melihat capaian kinerja rantai pasok menggunakan metode Supply Chain
Operation Refference (SCOR).
Hasil penelitian secara deskriptif menggunakan pendekatan metode FSCN,
memberikan gambaran kondisi rantai pasok sayuran di Al-Ittifaq sudah berjalan
cukup baik. Perbaikan yang masih perlu dilakukan adalah manajemen jaringan
rantai pasok pada sistem transaksi yang diterapkan, dimana transaksi belum lancar
dan belum ada kesepakatan kontraktual secara tertulis antara pihak petani dan Al-
Ittifaq. Pengukuran kinerja rantai pasok sayuran pada Al-Ittifaq menggunakan
metode SCOR, memberikan hasil bahwa keseluruhan kinerja rantai pasok sayuran
pada semua tingkatan sudah mencapai posisi terbaiknya (superior). Kinerja yang
masih membutuhkan peningkatan kinerja adalah kesesuaian dengan standar dan
kinerja persediaan harian yang masih berada pada posisi baik (advantage).
Perbaikan kinerja rantai pasok Al-Ittifaq pada peningkatan kesesuaian standar
produk, dapat dilakukan Al-Ittifaq dengan memperbaiki perlakuan terhadap produk
pada saat pengiriman, sehingga dapat mengurangi risiko kerusakan produk saat
sampai di konsumen. Selain itu, untuk mencegah adanya penolakan barang maka
Al-Ittifaq dapat melakukan perbaikan perencanaan data. Penggunaan sistem
komputerisasi dapat digunakan untuk menjamin akurasi data peramalan permintaan,
dan melakukan menambah pasokan cadangan sebesar 10 persen bagi produk yang
sering mengalami penolakan.
Collections
- MT - Economic and Management [2965]