Karakteristik Vegetasi dan Tanah di Hutan Alam Sekunder, Tanaman Revegetasi, dan Lahan Pasca Tambang Nikel di Kabupaten Bombana
View/Open
Date
2019Author
Purnama, Ardiyansyah
Wasis, Basuki
Hilwan, Iwan
Metadata
Show full item recordAbstract
Kegiatan pertambangan nikel di Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara
merupakan salah satu kegiatan yang menghasilkan pemasukan yang sangat besar
bagi wilayah tersebut. Namun penambangan yang dilakukan secara terus-menerus
tentunya akan mengakibatkan lingkungan menjadi rusak khususnya tanah dan
vegetasi apabila aktivitas penambangan berakhir. Oleh karena itu perlu dilakukan
upaya revegetasi dan reklamasi. Upaya tersebut perlu dilakukan dengan perlakuan
menyeluruh menyangkut perbaikan komposisi vegetasi maupun perbaikan aspek
fisik, kimia, dan biologis dari tanah yang dipakai agar tanaman penghijauan yang
diintroduksikan dapat beradaptasi dengan baik.
Penelitian ini adalah mengidentifikasi dan membandingkan karakteristik
vegetasi dan tanah di hutan alam sekunder, tanaman revegetasi, dan lahan pasca
tambang nikel di Kabupaten Bombana. Pada penelitian ini dilakukan pengamatan
pada tiga lokasi berbeda untuk mencari perbedaan karakteristik vegetasi dan tanah
yang ditimbulkan akibat adanya kegiatan pertambangan nikel. Ketiga lokasi
tersebut adalah hutan alam sekunder, tanaman revegetasi, dan lahan pasca tambang
nikel.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Hutan alam yang diamati memiliki jenis
dominan yang berbeda-beda tiap tingkat pertumbuhan dan setiap titik
pengamatannya. Tanaman revegetasi yang diamati hanya didominasi oleh satu jenis
saja yaitu sengon (Falcataria moluccana) sehingga nilai Indeks Keanekaragaman
Jenis, Indeks Kekayaan Jenis, dan Indeks Kemerataan Jenis pada hutan alam lebih
tinggi daripada tanaman revegetasi. Indeks Dominasi Jenis yang sebagian besar
mendekati nol menunjukkan tidak adanya dominansi oleh suatu jenis pada lokasi
pengamatan di hutan alam, sedangkan di tanaman revegetasi terjadi pemusatan
jenis. Pada aspek tanah menunjukkan bahwa lahan pasca tambang nikel memiliki
kesuburan yang rendah karena kegiatan pertambangan dilakukan secara terbuka.
Kegiatan pertambangan terbuka tersebut mengakibatkan hilangnya solum tanah dan
bahan organik yang ada di atasnya. Untuk menangani permasalahan tersebut maka
dapat dilakukan beberapa upaya, yaitu penambahan bahan organik dan pupuk
mikoriza yang dapat mendukung perbaikan tekstur tanah berpasir dan menstimulasi
akar tumbuhan untuk menyerap unsur hara yang ketersediaannya terbatas di dalam
tanah. Teknik Legume Cover Crop dan Seed Soil Augmentation dapat menjadi
teknik penanaman berbasis proses suksesi alami, yang dimulai dari tingkat
pembenahan tanah serta pertumbuhan tanaman pada tingkat suksesi awal. Selain itu
penambahan kapur dapat mendukung perbaikan pH tanah sehingga vegetasi dapat
tumbuh dengan baik.
Collections
- MT - Forestry [1445]