Analisis Kesetimbangan Sumber (Source) dan Rosot (Sink) Gas Rumah Kaca (GRK) di Kota Bogor
View/Open
Date
2019Author
Muhudi, Adenan
Yuwono, Sabdo Arief
Chadirin, Yudi
Metadata
Show full item recordAbstract
Penelitian tentang Analisis Kesetimbangan Sumber (Source) dan Rosot (Sink) Gas Rumah Kaca (GRK) di Kota Bogor ini sebagai upaya untuk menerapkan kebijakan pengurangan emisi GRK yang diamanatkan oleh Protocol Kyoto. Negara Indonesia telah meratifikasi Protocol Kyoto to the United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCC) melalui penetapan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2004 tentang Pengesahan Protokol Kyoto Atas Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan Bangsa bangsa tentang Perubahan Iklim. Protokol Kyoto memuat kewajiban bagi negara industri maju mengurangi emisi GRK. Perwujudan komitmen Indonesia terhadap kebijakan GRK dilaksanakan melalui penyelenggaraan inventarisasi GRK Nasional berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Inventarisasi Gas Rumah Kaca Nasional. Kebijakan tersebut mengamanatkan setiap pemerintah daerah (provinsi dan kabupaten/kota) termasuk Pemerintah Kota Bogor wajib melaksanakan inventarisasi GRK. Hal ini sejalan dengan pedoman inventarisasi GRK (IPCC 2006) bahwa inventarisasi GRK dilakukan dari tingkat bawah (bottom up).
Penelitian ini bertujuan: (1) mengidentifikasi sumber (source) emisi dan rosot (sink) GRK di Kota Bogor; (2) menganalisis kesetimbangan sumber emisi dan rosot GRK di Kota Bogor melalui perhitungan kuantitas emisi dan rosot GRK yang tersedia; (3) merumuskan langkah-langkah strategis dalam upaya mitigasi dan adaptasi GRK di Kota Bogor. Penelitian dilakukan melalui 4 tahap kegiatan utama, yaitu (1) identifikasi sumber emisi dan rosot GRK; (2) kuantifikasi nilai emisi dan rosot GRK; (3) perhitungan total emisi dan rosot GRK; (4) kajian strategi mitigasi emisi dan adaptasi dampak GRK.
Hasil studi penelitian ini menunjukkan bahwa sumber emisi dan rosot GRK di Kota Bogor disebabkan oleh 3 sektor utama, yaitu sektor pengadaan dan penggunaan energi, sektor pertanian kehutanan dan penggunaan lahan lainnya, serta sektor limbah dengan total emisi GRK adalah 1.81 Mt (2014), 1.81 Mt (2015) dan 1.39 Mt (2016) sedangkan total rosot GRK 0.15 Mt (2014), 0.13 Mt (2015) dan 0.13 Mt (2016). Dari hasil analisis kesetimbangan sumber emisi dan rosot GRK di Kota Bogor pada tahun 2014-2016 diperoleh sebesar 1.66 Mt (2014), 1.68 Mt (2015) dan 1.25 Mt (2016) emisi GRK yang tidak dapat diserap oleh rosot. Berdasarkan hasil analisis kesetimbangan sumber emisi dan rosot GRK tersebut selanjutnya dirumuskan upaya mitigasi emisi dan adaptasi dampak GRK di Kota Bogor.
Collections
- MT - Agriculture Technology [2336]