Aktivitas Antibakteri Zat Ekstraktif Kayu Balata (Manilkara bidentata) Terhadap Bakteri Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus
View/ Open
Date
2019Author
Shabira, Rasikha
Syafii, Wasrin
Sari, Rita Kartika
Metadata
Show full item recordAbstract
Penelitian ini bertujuan menentukan kadar zat ekstraktif kayu balata
(Manilkara bidentata), menguji aktivitas antibakterinya terhadap Pseudomonas
aeruginosa dan Staphylococcus aureus, serta mengidentifikasi komponen kimia
fraksi teraktif dari zat ekstraktif kayu balata. Ekstraksi serbuk kayu menggunakan
metode maserasi dengan pelarut aseton. Ekstrak aseton kayu balata difraksinasi
secara bertingkat menggunakan pelarut n-heksana, dietil eter, dan etil asetat.
Pengujian aktivitas antibakteri menggunakan metode difusi cakram dengan
pemberian konsentrasi 10%, 20%, 30%, dan 50% pada tiap fraksi. Identifikasi
senyawa kimia zat ekstraktif menggunakan GC-MS. Hasil penelitian menunjukkan
kadar ekstrak aseton kayu balata sebesar 3,01%. Hasil fraksinasi ekstrak aseton
menghasilkan fraksi n-heksana, dietil eter, etil asetat dan residu berturut-turut
0,27%, 0,26%, 0,45%, dan 2,03%. Fraksi teraktif dan terefektif menghambat
pertumbuhan bakteri P. aeruginosa dan S. aureus adalah fraksi dietil eter.
Pemberian fraksi dietil eter pada konsentrasi 20% menunjukkan aktivitas
antibakteri S. aureus dan P. aeruginosa yang tergolong kuat dan sedang, sedangkan
fraksi etil asetat, n-heksana, residu tergolong rendah. Fraksi dietil eter mampu
menghambat S.aureus lebih kuat dibanding P.aeruginosa. Efektivitas antibakteri
pada P.aeruginosa lebih tinggi dibandingkan S.aureus. Hasil analisis GC-MS
menunjukkan 10 senyawa yang mendominasi yaitu Dietilheksil ftalat, Asam
Benzoat, Asam Adipat, Asam Siringat, Stigmasta-7,16-dien-3-ol, Asam Barbiturat,
Propilamina, Asam Isovanilat, Diaseton alkohol, dan 5-Chloroindole.
Collections
- UT - Forestry Products [2391]