dc.description.abstract | Oryzaephilus surinamensis (Coleoptera: Silvanidae) termasuk hama gudang
sekunder, yang menyerang komoditas serealia, tepung, buah kering, kopra, dan
rempah-rempah di tempat penyimpanan. Pengendalian hama ini umumnya
menggunakan insektisida dan fumigan sintetik. Pengunaan insektisida sintetik
yang berlebihan selain berbahaya bagi kesehatan konsumen juga memiliki
dampak negatif terhadap lingkungan. Minyak atsiri dapat berperan sebagai
fumigan atau racun nabati yang dapat digunakan sebagai alternatif pengganti
insektisida sintetik. Penelitian ini bertujuan mengetahui keefektifan minyak atsiri
pala dan cengkih sebagai fumigan untuk pengendalian larva O. surinamensis (L).
Pengujian dilakukan pada 6 taraf dosis perlakuan dengan 5 kali ulangan. Setelah
itu, dilakukan pengamatan mortalitas serangga uji pada 72 jam setelah perlakuan
(JSP). Hasil penelitian menunjukkan minyak atsiri pala pada dosis 0.06 ml/l ruang
fumigasi menyebabkan mortalitas 95% (LD50 = 0.033 dan LD95 = 0.066). Minyak
atsiri cengkih pada dosis 0.22 ml/l ruang fumigasi menyebabkan mortalitas 98%
(LD50 = 0.095 dan LD95 = 0.243). Pengamatan yang dilakukan setelah 72 JSP
menunjukkan masih terdapat larva yang bertahan hidup serta mampu berkembang
menjadi pupa dan imago, tetapi terjadi malformasi beupa tubuh larva dan pupa
yang menjadi berwarna kehitaman, mengerut, dan elitra yang tidak berkembang
sempurna. | id |