Show simple item record

dc.contributor.advisorMurtilaksono, Kukuh
dc.contributor.advisorAnwar, Syaiful
dc.contributor.authorFebrianto
dc.date.accessioned2019-12-11T02:22:54Z
dc.date.available2019-12-11T02:22:54Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/100209
dc.description.abstractPeraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Metropolitan Makassar, Maros, Sungguminasa, dan Takalar (Mamminasata) menetapkan Kawasan Metropolitan Mamminasata sebagai pusat pertumbuhan ekonomi di Kawasan Timur Indonesia. Terdapat 46 Kecamatan dari 4 Kabupaten yang mencakup Kawasan MetropolitanMamminasata. Salah satunya adalah Kecamatan Pattallassang di Kabupaten Gowa yang ditetapkan sebagai kota baru dengan fungsi kota satelit. Diprediksi dalam beberapa tahun ke depan terjadi laju peningkatan perpindahan penduduk secara massal menuju Kecamatan Pattallassang. Dampak yang akan diakibatkan dari perpindahan penduduk tersebut, sangat ditentukan dari kesiapan pemerintah daerah dalam melakukan penataan ruang yang ada di Kota Baru Pattallassang. Harapannya Kota Baru Pattallassang tidak akan tampak seperti kota-kota pada umumnya di Indonesia, yang terbangun tanpa memperhitungkan dampak lingkungan dan kesejahteraan sosial masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis nilai jejak ekologis (ecological footprint), dan (2) nilai daya dukung lingkungan (ecological services) di Kecamatan Pattallassang pada tahun 2018, 2032, dan arahan penyempurnaan, (3) menganalisis tingkat keberlanjutan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan berdasarkan kondisi sistem sosio-ekologi penduduk, dan (4) menyusun arahan penataan ruang berbasis sosio-ekologi di Kecamatan Pattallassang, Kabupaten Gowa. Metode analisis yang digunakan didalam penelitian ini yaitu (1) analisis nilai jejak ekologis yang didalamnya terdapat perhitungan terhadap nilai jejak ekologi (demand) penduduk serta nilai biokapasitas (supply) penggunaan lahan, (2) analisis daya dukung lingkungan, (3) analisis tingkat keberlanjutan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan berdasarkan kondisi sistem sosio-ekologi penduduk, dan (4) analisis analytical network process (ANP) serta analisis strength, weightness, opportunity, threat (SWOT). Hasil analisis menunjukkan kebutuhan nilai jejak ekologi (demand) penduduk pada penggunaan lahan hutan, ladang/tegalan, permukiman, kebun campuran, sawah, dan tempat pemrosesan akhir (TPA) di Kecamatan Pattallassang berturut-turut sebesar 0,0013, 0,340, 0,0015, 0,4196, 0,0995, dan 0,0004 gha/ha. Nilai jejak ekologi pada tahun 2018 secara keseluruhan sebesar 0,5577 gha/ha, dan pada tahun 2032 meningkat menjadi 0,5580 gha/ha. Berdasarkan lahan aktual Kecamatan Pattallassang tahun 2018 terdapat delapan kelas. Nilai biokapasitas (supply) penggunaan lahan hutan, ladang/tegalan, permukiman, kebun campuran, sawah, ruang terbuka hijau (RTH), lahan kosong, dan tubuh air berturut-turut sebesar 0,019, 0,234, 0,051, 0,124, 0,286, 0,003, 0,002, dan 0,002 gha/ha. Nilai biokpasitas pada tahun 20018 secara keseluruhan sebesar 0,721 gha/kapita, dan pada tahun 2032 menurun menjadi 0,6116 gha/ha. Nilai daya dukung lingkungan Kecamatan Pattallassang, Kabupaten Gowa tahun 2018 sebesar 1,29, Kondisi surplus ini bermakna bahwa penggunaan lahan dan sumberdaya alam di Kecamatan Pattallassang masih dapat menghidupi penduduknya. Jumlah penduduk optimal yang mampu didukung Kecamatan Pattallassang sebanyak 31.432 jiwa, atau masih dapat menampung tambahan sebanyak 7.066 jiwa (29%). Luas lahan optimal yang digunakan oleh penduduk di Kecamatan Pattallasssang tahun 2018 seluas 6.596 ha dengan total penduduk sebesar 24.366. Pada tahun 2032 Nilai daya dukung lingkungan Kecamatan Pattallassang sebesar 1,10 atau menurun 0,19 poin dari tahun 2018. Seluruh penduduk membutuhkan luas lahan optimal sebesar 7.731,97 ha atau masih berlebih 764,03 ha (9,00%) dari total luas wilayah di Kecamatan Pattallassang (8.496 ha). Hasil analisis tingkat keberlanjutan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan berdasarkan kondisi sistem sosio-ekologi penduduk di Kecamatan Pattallassang diketahui sebesar 55,09%. Kondisi keberlanjutan ini berada pada keadaan subsistem yaitu keadaan dimana pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan baik, akan tetapi sangat rentan terhadap faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi tingkat keberlanjutan pembangunan kearah defisit sumberdaya alam dan lingkungan. Faktor kondisi sistem sosio-ekologi penduduk diurut berdasarkan kriteria yang paling peka terhadap perubahan status keberlanjutan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan di Kecamatan Pattallassang. Faktor-faktor tersebut mencakup: (1) bangunan rumah beresiko terhadap bencana banjir, (2) mobilitas dan aksesibilitas, (3) peningkatan produksi pertanian, (4) alih fungsi lahan pertanian, (5) ketergantungan pada sumberdaya alam, (6) kepemimpinan, (7) tingkat pendidikan, serta (8) pemanfaatan limbah. Para pakar memilih aspek ekonomi sebagai dimensi prioritas dalam melaksanakan penataan ruang di Kecamatan Pattallassang dengan mempertimbangkan permasalahan pada alih fungsi lahan pertanian. Aktivitas pariwisata, pendidikan, dan pertanian direkomendasikan untuk dijadikan pilihan prioritas perencanaan penggunaan lahan di Kecamatan Pattallassang. Sementara itu penataan ruang disusun dengan arahan: (1) menyusun rencana detail tata ruang (RDTR) Kota Baru Pattallassang, (2) mengarahkan penataan ruang Kota Baru Pattallassang sebagai Big Urban Green City And Smart City (BUGIS), (3) menyusun kajian lingkungan hidup strategis (KLHS) Kota Baru Pattallassang, (4) membatasi izin pembangunan property perumahan, (5) melakukan pelatihan pengembangan keterampilan dan wirausaha kepada masyarakat, (6) memanfaatkan limbah rumah tangga sebagai bahan kerajinan tangan untuk dijadikan sebagai salah satu sumber mata pencaharian penduduk, dan (7) menurunkan ketergantungan penduduk terhadap beras melalui diversifikasi pangan dengan ratio usaha 20%. Pelaksanaan berbagai arahan tersebut dilakukan dengan pemusatan koordinasi seluruh sektor, agar pengaturan, pelaksanaan, pembinaan, dan pengawasan kegiatan berlangsung secara terkoordinir.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcRegional planningid
dc.subject.ddcSpatial planningid
dc.subject.ddc2019id
dc.subject.ddcGowa-Sulawesi Selatanid
dc.titleArahan Penataan Ruang Berbasis Sosio-Ekologi di Kecamatan Pattallassang, Kabupatem Gowaid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordDaya dukung lingkunganid
dc.subject.keywordjejak ekologisid
dc.subject.keywordpembangunan berkelanjutanid
dc.subject.keywordpenataan ruangid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record