2024-03-29T04:48:31Zhttp://repository.ipb.ac.id/oai/requestoai:repository.ipb.ac.id:123456789/1151762022-11-05T08:30:45Zcom_123456789_45587com_123456789_14col_123456789_53557
Tinaprila, Netti
Firdaus, Muhammad
Wiyono, Suryo
Harti, Heri
Rachmaniah, Meuthia
Yanuar, Rahmat
2022-11-05T08:23:55Z
2022-11-05T08:23:55Z
2021
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/115176
Isu yang terjadi dalam pengembangan komoditas cabai di Indonesia yaitu (1)
adanya ketidakseimbangan permintaan dan penawaran cabai merah dan (2) harga cabai
merah yang fluktuatif. Cabai menjadi salah satu komoditi volatil dengan harganya yang
berfluktuasi sehingga menjadi salah satu pemicu inflasi. Dua isu ini yang kemudian
memunculkan inisiatif dari berbagai lembaga yang dikoordinir oleh Kementrian
Perekonomian, khususnya Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis. Inisiatif yang
dilakukan berupa pilot model kemitraan closed loop cabai. Kemitraan closed loop ini
adalah model kemitraan agribisnis hulu sampai hilir yang dikembangkan dalam sistem
yang berbasis digital, teknik budidaya Good Agricultural Practices (GAP), sistem
logistik yang baik serta jaminan pasar/harga yang bersaing. Pengembangan kemitraan
closed loop dilakukan untuk membangun system pemasaran dari hulu hingga ke hilir
yang terkoordinasi. Pilot percontohan dilakukan di dua wilayah, yaitu Kabupaten
Sukabumi dan Garut. Secara kelembagaan model closed loop cabai melibatkan para
stakeholder mulai dari Pemerintah Daerah, KADIN, PT Ewindo, PT Pupuk Kujang
Cikampek, PT Indofood, Perguruan Tinggi (IPB dan UNPAD), Paskomnas, 8villages,
Mercy Corp Indonesia, ADB, Bappenas, Kementan, Kemendag, Kemenkop dan UKM,
Kemendes dan Kementerian BUMN.
Namun implementasi model closed loop ini masih harus dikaji apakah
merupakan model kemitraan yang valid dan dapat direplikasi ke berbagai wilayah
lainnya? Karena itu tujuan dari penelitian ini yaitu : (1) mengevaluasi efektivitas /
validasi model kemitraan pada closed loop model cabai, (2) menganalisis existing
condition melalui evaluasi internal dan eksternal dari kemitraan petani pada model
closed loop cabai, (3) memformulasikan untuk ke depannya strategi pengembangan
kemitraan petani pada model closed loop cabai dan (4) mendesain roadmap dan tahapan
pengembangan kemitraan petani pada model closed loop cabai. dst ..
id
Prioritas Riset Nasional Bidang Fokus: Pangan
Validasi Dan Pengembangan Model Kemitraan Closed Loop Cabai Merah
LAPORAN AKHIR KEGIATAN
(DOKUMEN WBS)
Technical Report
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1166452024-03-13T06:32:19Zcom_123456789_45587com_123456789_14col_123456789_53557oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1133282022-08-09T01:33:49Zcom_123456789_45587com_123456789_14col_123456789_53557
Khomsan, Ali
Herawati, Tin
Damayanthi, Evy
Riyadi, Hadi
Briawan, Dodik
2022-08-09T01:33:18Z
2022-08-09T01:33:18Z
2022
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/113328
Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan YME atas rahmat dan karunia-Nya dengan tersusunnya Laporan Akhir Analisis Situasi Problem Stunting Provinsi Jawa Barat Tahun 2022.
Pembangunan keluarga dimulai dari perencanaan yang baik berdasarkan data yang akurat terkait potret atau gambaran kondisi keluarga dan komplekesitas permasalahannya. Berdasarkan hal tersebut maka data keluarga sangat diperlukan sebagai dasar bagi para pemangku kepentingan dan pengambil kebijakan dalam merumuskan kebijakan/ program/ kegiatan baru dan atau menyempurnakan kebijakan/program/kegiatan yang ada saat ini agar tercapai hakikat dari berdirinya sebuah keluarga. Dokumen data keluarga yang akurat dapat mengurangi resiko kegagalan dan dapat memberikan standar-standar tertentu dalam program pembangunan keluarga.
Laporan Analisis Situasi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022 ini berusaha memberikan informasi mengenai data profil provinsi Jawa Barat, analisis data PK21 Jawa Barat, rangkuman indikator (intervensi spesifik-sensitif), dan analisis situasi sesuai perdep Nomor 2 Tahun 2022. Laporan ini juga dilengkapi dengan data-data dalam bentuk tabel dan gambar. Laporan ini dapat direalisasikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Kepada semua pihak yang telah memberikan kntribusi positif, baik secara individu maupun Lembaga, kami sampaikan penghargaan yang tulus. Kritik dan saran demi perbaikan publikasi serupa di masa mendatang sangat diharapkan.
id
Analisis Situasi Problem Stunting Provinsi Jawa Barat Tahun 2022
LAPORAN AKHIR
Technical Report
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1124122022-07-13T08:06:12Zcom_123456789_45587com_123456789_14col_123456789_53557oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1151692022-11-04T01:00:46Zcom_123456789_45587com_123456789_14col_123456789_53557
Hasim
Faridah, Didah Nur
2022-11-04T00:53:14Z
2022-11-04T00:53:14Z
2022
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/115169
Pada tahun pertama telah dilakukan studi meta analisis dan sistematik review melalui pendekatan etnofarmakalogis tanaman obat antiobesitas serta studi literatur terkait potensi angkak sebagai antiobesitas. Studi meta analisis dan sistematik review tanaman obat antiobesitas dilakukan terhadap 6 scientific database yakni Scopus, Science direct, Proquest, Ebsco, Cingage Library dan Emerald berdasarkan kriteria seleksi sebagai berikut: (1) desain: eksperimen penghambatan lipase pankreas; (2) populasi: semua artikel penelitian yang menerapkan protokol in vitro untuk antiobesitas dalam kurun waktu 10 tahun terakhir; (3) intervensi: perbandingan antara sifat penghambatan lipase IC50 tanaman obat dan orlistat; dan (4) data: IC50 tanaman obat, standar deviasi (SD) dengan selang kepercayaan 95% (CI). Adapun kriteria tambahan yakni semua artikel penelitian diterbitkan dalam bahasa Inggris.
Berdasarkan hasil meta analisis dan sistematik review tanaman obat antiobesitas, maka diperoleh 10 kandidat tanaman obat (dapat ditemui di Indonesia) yang berpotensi sebagai antiobesitas melalui mekanisme penghambatan lipase pankreas yakni kelor, kemangi, daun asam jawa, asam gelugur, lengkuas, kencur, daun kumis kucing, daun jambu biji, serai wangi, dan kayu secang. Data yang digunakan dalam studi awal ini adalah data IC50. IC50 menunjukkan minimum konsentrasi sampel yang mampu menghambat 50% kerja enzim lipase pankreas. Sehingga, semakin kecil nilai IC50 maka semakin baik potensi tanaman obat tersebut sebagai antiobesitas inhibitor lipase pankreas. Gambar 1 menunjukkan bahwa nilai rata-rata effect size dengan CI 95% dari tanaman obat terpilih adalah sebesar 13.42 [-0.05, 26,89] dengan I2= 89.98% dan P<0.001. Terdapat 1 tanaman obat Indonesia yang memiliki nilai effect size lebih kecil dari rata-rata, yaitu kelor 3.61 [1.70, 5.52]. Sedangkan, kemangi nilainya tidak berbeda signifikan dengan kelor maupun nilai rata-rata tanaman obat Indonesia terpilih. Sehingga tanaman obat antiobesitas terbaik berdasarkan kemampuan inhibisi lipase pankreas jika dibandingkan dengan orlistat adalah kelor dan kemangi. dst ...
id
Pengembangan Antiobesitas Bebrasis Angkak Dan Tanaman Lokal Dengan Pendekatan Meta-Analisis Dan Etnofarmakologis
LAPORAN PENELITIAN DASAR UNGGULAN PERGURUAN TINGGI
Technical Report
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1129392022-07-28T14:26:50Zcom_123456789_45587com_123456789_14col_123456789_53557
Soebrata, Betty Marita
Purwaningsih, Henny
Narulita, Sari
Taradipa, Anggun
2022-07-28T09:37:42Z
2022-07-28T09:37:42Z
2022
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/112939
Penambahan AgNO3 dan ZnO pada hidrogel berbasis Polyvinyl Alcohol
(PVA) - Alginat dapat memberikan sifat antibakteri pada hidrogel tersebut.
Penelitian ini bertujuan menyintesis hidrogel antibakteri berbasis PVA-alginat
dengan antibakteri AgNO3 dan ZnO menggunakan alginat komersial dan hasil
ekstraksi, menentukan nisbah komposisi, karakterisasi dan potensinya sebagai zat
antibakteri. Campuran PVA, alginat, AgNO3 dan ZnO dapat meningkatkan
kemampuan mengembang seiring dengan meningkatnya komposisi dan
konsentrasi yang dipakai. Komposisi terbaik PVA-alginat komersial, serta
konsentrasi AgNO3 dan ZnO yang ditambahkan terhadap PVA-alginat komersial,
yaitu PVA 10%, alginat komersial 3% dan AgNO3 5 mM serta ZnO 0.5%.
Karakterisasi alginat hasil ekstraksi meliputi kadar air, rendemen, viskositas, dan
gugus fungsi. Efektivitas penghambatan antibakteri terbaik ditunjukkan dengan
tambahan AgNO3 5 mM dan ZnO 0.5%. Morfologi hidrogel PVA-alginat- AgNO3
dan PVA-alginat-ZnO dikarakterisasi menggunakan mikroskop elektron payaran
(SEM) dan menunjukkan adanya pori-pori dan distribusi AgNO3 dan ZnO.
Hidrogel PVA-alginat dengan antibakteri AgNO3 dan ZnO berpotensi sebagai
penutup luka.
id
Pengaruh Penambahan AgNO3 Dan Zno Sebagai Antibakteri Pada Hidrogel Polivinil Alkohol-Alginat
LAPORAN HASIL PENELITIAN
Technical Report
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1129342022-07-28T07:43:10Zcom_123456789_45587com_123456789_14col_123456789_53557
Mardiastuti, Ani
Mulyani, Yeni A.
2022-07-28T07:41:24Z
2022-07-28T07:41:24Z
2020
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/112934
Beberapa GTS (Gathering Testing Satellites) yang dikelola oleh Pertamina Hulu Mahakam (PHM) telah dipakai oleh burung-burung kuntul sebagai tempat bermalam dan bertengger (roosting). Burung kuntul yang roosting di GTS tersebut mulai mengganggu akibat banyaknya kotoran (feses) dan muntahan burung.
Laporan ini berisi hasil baseline study terkait burung kuntul, GTS yang digunakan oleh burung kuntul, serta data/informasi yang diperlukan untuk mengambil kebijakan dan tindakan selanjutnya. Kunjungan lapang dilakukan pada tanggal 30-31 Agustus 2019 dan 1 September 2019 (pra-survey) dan 8-13 Februari 2020. GTS yang dikaji untuk baseline study ini adalah GTS yang dipakai roosting burung yaitu GTS-Ax, GTS-Dx, dan GTS-C. Burung kuntul yang roosting di GTS terdiri dari 2 spesies, yaitu kuntul besar (Egretta/Ardea alba) dan kuntul sedang (Egretta intermedia). Jumlah rata-rata burung kuntul di GTS-C adalah sebanyak 600 ekor dan di GTS Ax ±70 ekor. Burung di GTS-Dx hanya sedikit dan tidak dihitung.
Burung-burung kuntul tersebut tiba di GTS (dari awal tempat mencari makan di Delta Mahakam) pada sore hari, antara jam 17.30–19.00 WITA. Pada pagi hari burung kuntul meninggalkan GTS pada jam 6.00–6.15 WITA. Pada saat terbang ke GTS, burung-burung pada umumnya membentuk kelompok kecil (3-10 ekor) atau terbang secara soliter.
Di GTS-C yang digunakan oleh banyak burung untuk roosting banyak ditemukan feses dan muntahan burung. Di GTS tersebut ternyata ditemukan pula telur (1 butir) dan bangkai burung (1 ekor), sementara di GTS-Dx dan GTS-Ax ditemukan pula ranting untuk bahan sarang.
Banyaknya burung yang melakukan roosting di GTS-C disebabkan oleh beberapa faktor, yakni (a) tidak adanya lokasi roosting di daratan Delta Mahakam, (b) jarak yang dekat dengan daratan sebagai lokasi foraging site (tempat mencari makan), dan (c) banyaknya struktur pipa dan railing yang memungkinkan digunakan untuk tempat roosting. Dari analisis tutupan lahan di dekat GTS C diketahui bahwa 23.71% daratan terdekat (radius 5 km) merupakan tambak udang milik masyarakat.
Kegiatan penambangan gas yang akan dihentikan di GTS-D memberi peluang untuk memanfaatkan GTS-D sebagai habitat bertengger bagi burung kuntul. Dari hasil kunjungan dan analisis situasi di GTS-D dapat disimpulkan bahwa GTS-D memungkinkan untuk dikonversi sebagai habitat buatan/alternatif bagi burung kuntul. DST ...
id
Manajemen Burung Kuntul
Yang Menggunakan Gts Pertamina Hulu Mahakam Sebagai Roosting Site
BASELINE STUDY
Technical Report
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1153592022-11-28T00:48:38Zcom_123456789_45587com_123456789_14col_123456789_53557
Siswoyo
2022-11-28T00:48:35Z
2022-11-28T00:48:35Z
2022
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/115359
PT. Muaratoyu Subur Lestari (PT. MSL) merupakan perusahaan swasta nasional yang berusaha di bidang pengusahaan perkebunan kelapa sawit. PT. MSL secara administratif terletak di Kecamatan Long Kali, Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur.
PT. MSL merupakan salah satu perusahaan yang berkomitmen kuat untuk melakukan pengelolaan perkebunan kelapa sawit yang berwawasan lingkungan untuk menjamin kelestarian produksi, lingkungan dan sosial budaya. Dalam rangka mencapai keseimbangan antara produksi, lingkungan dan sosial ekonomi budaya, maka unit manajemen perkebunan kelapa sawit harus menerapkan prinsip-prinsip pengelolaan terbaik (best practices management principles), baik secara sukarela maupun atas ketaatan terhadap peraturan perundangan yang berlaku. Penilaian stok karbon tinggi merupakan salah satu kegiatan yang harus dilakukan untuk menjaga fungsi tersebut. Penilaian stok karbon tinggi ini menjadi sangat penting saat ini di tengah-tengah isu perubahan iklim/pemanasan global yang mengemuka. Setiap pembukaan perkebunan kelapa sawit harus benar-benar diperhatikan sejauh mana pelaku usaha dapat meminimalkan emisi yang terjadi melalui upaya konservasi karbon stok.
Di dalam Standar RSPO P&C hasil revisi (2013), pada Kriteria 7.8 disebutkan bahwa pengembangan perkebunan baru didesain untuk meminimalkan emisi gas rumah kaca netto. Indikator dalam kriteria ini mencakup (1) Stok karbon dalam areal pembangunan yang diajukan dan sumber-sumber emisi potensial utama yang dapat merupakan akibat langsung dari pembangunan harus diidentifikasi dan diestimasi dan (2) Harus ada rencana untuk meminimalkan emisi gas rumah kaca netto dengan mempertimbangkan penghindaran lahan-lahan dengan stok karbon tinggi dan/atau opsi pengasingan. dst ..
id
Penilaian Stok Karbon Tinggi (SKT) Di Areal Izin PT. Muaratoyu Subur Lestari Kabupaten Paser - Kalimantan Timur
Book
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1129312022-07-28T07:27:49Zcom_123456789_45587com_123456789_14col_123456789_53557
Mardiastuti, Ani
Sastranegara, Hafiyyan
Hardina, Kanthi
Setyoputro, Serjensil
Shabrina, Ajrini
2022-07-28T07:23:08Z
2022-07-28T07:23:08Z
2019
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/112931
Saat ini setiap kegiatan yang memanfaatkan sumberdaya alam, termasuk kawasan industri memastikan bahwa sumberdaya hayati di wilayah kerjanya menerima dampak minimal dan menjadi kawasannya lebih ramah lingkungan. Oleh karenanya para pengelola kegiatan perlu melakukan pemantaun kajian keberadaan keanekaragaman hayati di wilayah yang dikelola.
Batamindo Industrial Park (BIP) merupakan kawasan industri perusahan multinasional terbesar di Pulau Batam yang memiliki luas 320 ha. BIP terletak di Kelurahan Muka Kuning, Kecamatan Sei Beduk (Sungai Beduk) Kota Batam, Kepulaun Riau. Kawasan Batamindo diperkirakan terdapat banyak kehidupan liar keanekaragaman hayati yang dapat dijadikan sebagai indikator kualitas lingkungan di kawasan tersebut.
Kegiatan ini bertujuan untuk melaksanakan penelitian dan rencana action program dalam rangka pelestarian dan pengembangan kawasan Batamindo Industrial Park (BIP) secara lestari, sehingga keanekaragaman hayati dapat selalu dipantau dan ditingkatkan. Wilayah yang menjadi fokus utama dalam kegiatan ini adalah area dalam kawasan, area hijau, dan dam. Kegiatan ini dilaksanakan selama 3 hari, yaitu pada tanggal 29 November hingga 1 Desember 2018. dst ..
id
Keanekaragaman Hayati Di Batamindo Industrial Park, Mukakuning, Batam
LAPORAN
Technical Report
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1128872022-07-27T07:40:58Zcom_123456789_45587com_123456789_14col_123456789_53557
Pramukanto, Qodarian
Sudarpo, Rio
Teguh, Muhammad
Saputra, Irfan Dwi
Arrasiansi, Alvira Maisya
2022-07-27T07:40:15Z
2022-07-27T07:40:15Z
2022
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/112887
Tapak dengan luas sekitar 55 ha yang terletak di Desa Cipelang , Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor dan berada pada ketinggian sekitar 700- 800 m dpl merupakan kawasan perdesaan yang memiliki kenyamanan yang potensial untuk dikembangkan dalam berbagai bentuk pemanfaatan. Ketinggian lahan dengan temperatur, kelembapan udara (RH) dan sirkulasi aliran udara (angin) yang baik, menjadikan tapak mempunyai kualitas udara yang nyaman. Keberadaan tapak pada kawasan perdesaan di lereng gunung Salak dengan bentuk lahan (landform) berbukit dan bergunung mempunyai potensi kualitas visual pemandangan yang menarik, baik berupa pemandangan pegunungan, lahan pertanian, kawasan hutan maupun horizon (skyline) ke arah kota Bogor dan Sentul. Potensi lain adalah, keberadaan hutan di kawasan gunung Salak yang menjadi sumber keragaman biotik/biodiversitas (resource pool) dan terdapatnya 7 (tujuh) air terjun. dst ...
id
Site Plan & Detail Engineering Design Ec0-Resort Cipelang Desa Cipelang, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor
Map
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1129352022-07-28T07:49:12Zcom_123456789_45587com_123456789_14col_123456789_53557
Mardiastuti, Ani
2022-07-28T07:48:21Z
2022-07-28T07:48:21Z
2020
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/112935
Beberapa GTS yang dikelola oleh Pertamina Hulu Mahakam (PHM) selama beberapa tahun terakhir ini telah terganggu dengan adanya burung-burung kuntul yang bertengger/bermalam di GTS. Kotoran burung mengotori GTS dan menyebabkan GTS kurang aman karena licin saat hujan, sementara muntahan (dan juga kotoran) mengakibatkan bau yang mengganggu para pekerja/kontraktor saat mengontrol GTS.
Desk study dilakukan untuk menganalisa situasi yang terjadi, dikaitkan dengan biologi dan ekologi burung kuntul. Kunjungan lapang dalam rangka penelitian guna mencari solusi atas permasalahan tersebut telah dilakukan oleh Tim Bird Experts dari Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor pada tanggal 8-13 Februari 2020. Adapun tujuan spesifik dari penelitian tersebut adalah: (1) memastikan spesies burung kuntul pengganggu, (2) menduga populasi burung kuntul yang mengganggu GTS (terutama GTS-C dan Ax), (3) memasang 9 tipe alat Perching Discouraged Device (PDD) sebagai upaya uji coba awal di handrail GTS-C, serta menganalisis efektivitasnya, (4) melakukan pengamatan dan menganalisis lokasi bertengger yang disukai, (5) mengamati dan manganalisis pakan dari muntahan, termasuk mengamati bekas-bekas kehadiran burung kuntul, (6) melakukan kajian umum tentang kelayakan GTS yang akan di-preserved sebagai alternative target roosting (bermalam) burung kuntul, serta (7) memberi rekomendasi jangka pendek dan jangka panjang dalam menyikapi permasalahan burung kuntul ini.
Akar permasalahan terhadap situasi ini adalah hilangnya atau berkurangnya habitat hutan mangrove di sekitar Muara Mahakam yang selama ini berfungsi sebagai lokasi untuk bermalam (roosting area) dan bersarang (nesting area) bagi jenis-jenis burung kuntul. Akibat dari hilangnya habitat bermalam alami ini, maka burung-burung kuntul tersebut terpaksa mencari alternatif lain untuk kelangsungan hidup mereka di GTS, walau sesungguhnya GTS bukan pilihan yang baik sebagai habitat alternatif.
Burung-burung kuntul yang menggunakan GTS sebagai tempat bermalam terdiri atas 2 spesies, yaitu kuntul besar (Ardea [Egretta] alba) yang merupakan mayoritas populasi, dan kuntul sedang (Egretta intermedia). Jumlah burung kuntul di GTS-C berdasarkan penghitungan secara sensus pada sore hari (17:30-19:00 WITA) adalah sekitar 650 ekor. Di GTS-Ax jumlah burung kuntul yang teramati hanya 70 ekor, diduga underestimate karena faktor cuaca (angin besar), sehingga tidak semua burung kuntul bermalam di GTS-Ax. DST ..
id
Manajemen Burung Kuntul Yang Menggunakan GTS Pertamina Hulu Mahakam Sebagai Roosting Site Sebagai Roosting Site
MANAJEMEN GTS DAN UJI COBA ALAT PENGHALANG
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1129992022-07-30T13:06:35Zcom_123456789_45587com_123456789_14col_123456789_53557
Sukria, Heri Ahmad
Rengganis, Putri
Aditama, Ryzal Satria
Harum, Francis
Taryati
2022-07-30T13:06:32Z
2022-07-30T13:06:32Z
2022
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/112999
Pengembangan usaha peternakan di suatu daerah harus disertai dengan pembangunan industri pakan untuk menyediakan pakan yang berkualitas dan berkelanjutan di wilayah tersebut. Pembangunan industri pakan harus didukung oleh ketersediaan sumber bahan baku pakan lokal yang cukup dan sistem rantai pasok yang baik untuk menghasilkan sistem produksi yang efektif dan efisien. Untuk memmenuhi kebutuhan pakan yang cukup dan bermutu sesuai dengan kebutuhan ternak yang dikembangkan, maka bahan bahan baku pakan tersebut harus diproduksi dan diolah dengan teknologi pengolahan untuk menghasilkan formula ransum yang bermutu dan ekonomis. Kawasan industri pakan sebaiknya dibangun dan dikembangkan di wilayah produksi ternak (on-farm) sehingga berdekatan dengan sumber bahan baku pakan dan kawasan produksi ternak sebagai sumber pasar (market area)
Propinsi Riau mempunyai potensial yang sangat besar dalam pengembangan ternak baik ruminansia maupun unggas. Populasi ternak ruminansia dan unggas di Provinsi Riau cukup tinggi, sehingga pengembangan dan penyediaan pakan lokal harus menjadi prioritas dan perhatian yang serius dalam pembangunan industri pertanian di wilayah pedesaan (Rural Industrial Agriculture). Provinsi Riau memiliki potensi sumber daya pakan yang berasal dari tanaman perkebunan, tanaman pangan dan perikanan laut yang cukup tinggi. Khusus tanaman sagu hampir 99% terdapat di kabupaten kepulauan Meranti yaitu sebesar 37.968 Ha, dengan produksi sagu sebesar 198.191 Ton/tahun dan ampas sagu 873.112 Ton/tahun (Dinas Peternakan Provinsi Riau 2014). Menurut Hengky et al. dalam Bintoro (2019) menyatakan bahwa produksi pati di kepilauan Meranti berkisar antar 135 kg- 385 kg/pohon. Masyarakat sekitar kepulauan kabupaten Meranti memanfataatkan Tanaman sagu menjadi tepung sagu (Sago flour) sebagai produk utama pangan dan ampas sagunya sebagai bahan pakan yang dipelihara tradisional dan masih skala kecil. Pada saat ini masyarakat mulai memanfaatkan tanaman sagu tidak hanya untuk diambil pati sagunya akan tetapi juga empulur batang sagu yang diparut setelah dikeringkan dimanfaatkan langsung sebagai pakan ternak yang dikenal dengan nama sagu parut kering (Sapuring). Berdasarkan data produksi sagu per pohon menurut hasil penelitian Hengky (rataan 260 kg/pohon ) dan data produksi sagu di Kepulauan Meranti dari Dinas Peternakan provinsi Riau (198.191 Ton/tahun jika diproduksi menjadi Sapuring maka setara dengan 381.137 Ton/tahun. dst ..
id
Performa Ayam Pedaging KUB dan JOPER yang Diberi Formula Ransum Mengandung Sapuring sebagai Substitusi Jagung
Technical Report
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1409352024-03-05T04:35:14Zcom_123456789_45587com_123456789_14col_123456789_53557
Prihantoro, Iwan
Abdullah, Luki
Dewi MHK, Panca
Ismail, Ahyar
2024-03-05T04:35:14Z
2024-03-05T04:35:14Z
2023-12
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/140935
Peternakan adalah sektor utama dalam pemenuhan pangan asal hewan yang berkualitas. Populasi ternak, khususnya sapi potong di Indonesia semakin terancam dengan semakin tingginya kebutuhan daging sapi dalam negeri. Karakteristik peternakan Indonesia lebih dari 95 % populasi sapi di usahakan dan dikuasai oleh peternak rakyat dengan segenap kendala. Usaha peternakan rakyat secara berkelompok dinilai lebih efektif dan mengarah kepada usaha (bisnis) yang menguntungkan melalui korporasi. Salah satu kegiatan usaha di desa korporasi adalah usaha pembiakan sapi potong yang berlokasi desa Wawasan kecamatan Tanjung Sari Kabupaten Lampung Selatan. Permasalahan yang dihadapi oleh peternak sapi potong sebagai penerima manfaat adalah terbatas ketersediaan pakan hijauan baik produksi maupun kualitas yang tinggi. Sehingga peternak tergantung dengan pakan konsentrat dengan harga yang tinggi. Mitra kegiatan adalah Kelompok Peternakan Sapi (KPT) MAJU SEJAHTERA yang beranggotakan 20 kelompok peternak (279 jiwa) dengan jumlah total sapi > 3.000 ekor.
Kegiatan MF 2023 dilakukan di KPS Maju Sejatera di Lampung Selatan, meliputi : (1) Perluasan produksi rumput Packhong seluas 10 ha dengan penambahan pupuk hayati fungi mikoriza arbuskula (FMA), (2) Perluasan produksi Indigofera zollingeriana seluas 5 ha dengan penambahan pupuk hayati fungi mikoriza arbuskula (FMA), (3) Produksi pakan hijauan lengkap (PHL) fermentasi berbasis rumput packhong dan leguminosa Indigofera, (4) Pendampingan Peternak dalam rangka perluasan produksi rumput packchong, perluasan produksi indigofera dan produksi PHL fermentasi, (5) Pembangunan Kebun Sumber Benih Pakchong yang disertifikasi seluas 5000 m2, (6) Pelaksanaan Kegiatan Mahasiswa dan Dosen di Luar Kampus meliputi kegiatan magang yang melibatkan 10 orang mahasiswa dan kegiatan transfer teknologi oleh 4 dosen serta (7) Monitoring dan evaluasi baik internal maupun eksternal.
Kegiatan dilakukan dari bulan Juni - Desember 2023 di KPT Maju Sejahtera Kecamatan Tanjung Sari, Kabupaten Lampung Selatan. Kegiatan diawali dengan sosialisasi dan menyusun daftar kelompok untuk perluasan lahan untuk kebun rumput pakchong dan kebun indigofera. Selanjutnya dilakukan pengolahan lahan, pemupukan, penanaman dan pemeliharaan. Total lahan pakchong yang telah dikembangkan adalah 10,12 ha (Tahap 1 : 48.400 m2 pada bulan Juli 2023 dan tahap 2 : 52.800 m2 pada bulan Agustus 2023). Total pengembangan kebun indigofera adalah 50.000 m2. Lokasi penanaman adalah kelompok Sudi Makmur, Sumber Rezeki, Barokah Jaya, Maju Sejahtera, dan Sinar Jaya. Kendala yang dihadapi yakni bertepatan dengan musim kemarau yang menyebabkan keterbatasan ketersediaan air tanah. Kendala lainnya adalah land clearing lahan terlantar dengan vegetasi semak dan kendala aksesibilitas tidak terakses oleh kendaraan besar (truk). Kendala tersebut diatasi dengan penambahan tenaga kerja dan perlatan untuk persiapan lahan. Penggunaan moda transportasi yang lebih kecil pada lokasi penanaman yang tidak bisa dijangkau oleh kendaraan besar, sedangkan keterbatasan ketersediaan air diatasi dengan pengambilan air dari sumber yang berada di luar lokasi penanaman oleh kelompok ternak. ...
id
Penguatan Usaha Sapi Potong Melalui Penerapan Teknologi Produksi Hijauan Pakan dalam Mendukung Program Desa Korporasi
Technical Report
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1151362022-11-01T07:31:56Zcom_123456789_45587com_123456789_14col_123456789_53557
Mustari, Abdul Haris
Setioputro, Serjensil
Ismul, Muhamad
2022-11-01T07:31:53Z
2022-11-01T07:31:53Z
2022
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/115136
This is the wet season mammals biodiversity study in this area. Sulawesi’s fauna has long
been fascinating scientists and naturalist. Located in the central part of Indonesia, Sulawesi
is the biggest island in Wallace-Bioregion and is well-known as biodiversity hot-spot,
habitats of at least 127 indigenous mammal species, and 79 (62%) are endemic (Whitten
et al 1987), and new species of mammals continue to be found. Among the enigmatic and
iconic mammal species are the dwarf buffaloes, lowland (Bubalus depressicornis) and
mountain anoa (Bubalus quarlesi), babirusa (Babyrousa babyrussa), Sulawesi black
macaques and the smallest living primate, tarsier. This island is also habitat of endemic
marsupials, bear cuscus and Sulawesi dwarf cuscus. Sulawesi is the west border of natural
distribution of the endemic marsupials.
One of the high mammals diversity on the island is forested areas in the western parts wich
is in the border of South and West Sulawesi provinces. Wildlife habitats on this region are
characterized by mountanious and hilly landscapes, with primary forests at higher altituden
and secondary forests at lower altitude. Mixed plantations of coffee, cacao, clove, durian,
cinnamom, and other annual commodities dominated the lower altitudes. Dryland
agriculture of corn plantation could also be found at lower altitude both on the flat, steep
and extremely steep areas. Patchy paddy fields that are close to the villager’s settlements
could be found along the riverine of Saddang River. The landscape is also characterized
by rocky-cliffs along the riverine. This study aimed to reveal mammals diversity in the
catchment area of the river, especially mammal species inhabiting various habitat types at
0 – 3 km distance from the river banks covering many habitat types including secondary
and primary forests, riverine forest, schrubs, and dryland agriculture of mixed plantation,
and paddy fields.
id
Diversity of Mammals in the Catchment Area of Sa’dang River South and West Sulawesi Provinces
Article
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1166432024-03-27T04:39:14Zcom_123456789_45587com_123456789_14col_123456789_53557oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1128782022-07-27T04:57:50Zcom_123456789_45587com_123456789_14col_123456789_53557
Jaya, I Nengah Surati
Kustiyo
Saleh, M Buce
Firdaus, M. Iqbal
Santi, Nitya Ade
2022-07-27T04:57:47Z
2022-07-27T04:57:47Z
2022-03
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/112878
This paper described the implementation of the conventional terrestrial-based comprehensive and periodic forest inventory (TBFI) and the image-based forest inventory (IBFI) in nine forest management units, in the tropical forest of Indonesia. The study examined the best practices of high-resolution and very high-resolution imagery-based forest inventory. The aspects studied include 1) cost comparison, 2) completion time, and 3) sampling error. This study found that the IBFI was more efficient than TBFI,
having a cost ratio from 0.358 to 0.859. Technically, the IBFI is more implementable than TBFI. The
cost per unit area decreases as the area to be surveyed increases. The average cost per unit area of IBFI is always lower than the TBFI. From the duration of the survey and data analysis, the IBFI method could be completed from 42 days to 83 days, much faster than the TBFI method. The study also found the relative efficiency of image-based double sampling much more efficient than terrestrial simple random sampling.
en
The best practice of forest inventory using remotely -sensed data in tropical forest, Indonesia
Book
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1153902022-11-30T01:47:56Zcom_123456789_45587com_123456789_14col_123456789_53557
Syuaib, M Faiz
Sehabudin, Ujang
Warcito
Guntoro, Dwi
Hadianto, Adi
Rosandi, Vely Brian
Fakhrurrazi, Nanang
Suryamah, Emma
Arleni
2022-11-30T01:47:01Z
2022-11-30T01:47:01Z
2021-07
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/115390
Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi bahkan
merupakan hak asasi warga negara yang dijamin Undang-undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. Hal tersebut ditegaskan kembali melalui Undangundang No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan, yang penjabarannya termuat dalam
Peraturan Pemerintah (PP) No. 17 Tahun 2015 tentang Ketahanan Pangan dan Gizi.
Dalam PP tersebut, penyelenggaraan pangan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
dasar manusia yang memberikan manfaat secara adil, merata dan berkelanjutan
berdasarkan kedaulatan pangan, kemandirian pangan, dan ketahanan pangan.
Ketahanan pangan meliputi tiga aspek, yaitu ketersediaan, keterjangkauan, dan
pemanfaatan pangan. Ketersediaan pangan ditempuh melalui penyediaan dari produksi
dalam negeri sebagai sumber utama, kemudian impor pangan dan cadangan pangan.
Keterjangkauan pangan, meliputi aspek fisik dan ekonomi oleh seluruh masyarakat,
sedangkan pemanfaatan pangan bertujuan untuk meningkatkan kualitas konsumsi
pangan dan gizi, termasuk pengembangan keamanan pangan.
Pangan pokok khususnya beras merupakan pangan utama yang dikonsumsi
bangsa Indonesia, bahkan hampir semua kelompok masyarakat mengkonsumsinya.
Pada tahun 2020, luas panen tanaman padi nasional mencapai 10,66 juta ha dengan
produksi padi 54,65 juta ton. Pulau Jawa merupakan sentra utama padi, dengan luas
mencapai 51,08% dari luas panen nasional dengan produksi mencapai 56,05 % dari
produksi nasional. Produktivitas padi di Pulau Jawa rata-rata 5,4 ton/ha, di atas ratarata produktivitas nasional 5,1 ton/ha. Jawa Timur merupakan provinsi dengan luas
panen terbesar, mencapai 16,46%, kemudian Jawa tengah 15,64 dan Jawa Barat
14,86%; demikian pula halnya dengan produksi, Jawa Timur menempati urutan
pertama dengan 18,20%, Jawa tengah 17,36% dan Jawa Barat 16,50% (BPS, 2020). dst ..
id
Pemetaan Potensi Pengembangan Kawasan Agribisnis Tanaman Pangan Padi Kabupaten Karawang
LAPORAN AKHIR
Technical Report
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1129052022-07-28T00:18:41Zcom_123456789_45587com_123456789_14col_123456789_53557
Tiryana, Tatang
Rusolono, Teddy
Muhdin
2022-07-27T23:53:45Z
2022-07-27T23:53:45Z
2022-04
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/112905
Tercapainya kelestarian produksi kayu merbau (Instia bijuga) merupakan salah
satu tujuan pengelolaan hutan produksi di IUPHHK-HA PT. Wijaya Sentosa (PTWS),
Provinsi Papua Barat. Kelestarian produksi kayu dapat dicapai apabila tingkat
penebangan tegakan tidak melebihi kemampuan pertumbuhan dan regenerasi
tegakannya. Oleh karena itu, Intensitas Penebangan (IP) yang optimal perlu ditetapkan
sebelum melakukan penebangan pada suatu blok Rencana Kerja Tahunan (RKT). Sampai
saat ini, PTWS menerapkan IP 64% untuk penebangan tegakan merbau pada suatu blok
RKT. Namun untuk blok RKT 2021–2022, PTWS berencana untuk meningkatkan IP
menjadi 70%. Penerapan IP 70% tersebut perlu dikaji lebih lanjut implikasinya terhadap
kelestarian hasil kayu dan stok tegakan setelah penebangan. Kajian ini bertujuan untuk
menganalisis implikasi peningkatan IP terhadap kelestarian tegakan merbau dan
merekomendasikan strategi-strategi pengelolaan tegakan merbau yang perlu dilakukan
oleh PTWS.
Kajian ini mensimulasikan dinamika tegakan pada blok RKT 2021–2022 dengan
menggunakan model dinamika berbasis matriks transisi dari hasil kajian sebelumnya
(Rusolono et al., 2019). Data hasil Inventarisasi Tegakan Sebelum Penebangan (ITSP), data
Petak Ukur Permanen (PUP), dan data hasil analisis vegetasi (Anveg) dianalisis untuk
menyusun struktur tegakan merbau sebagai input utama model dinamika tegakan.
Adapun proporsi komponen-komponen dinamika tegakan (ingrowth, upgrowth,
mortality) dalam model dinamika tersebut diasumsikan sama dengan kondisi areal bekas
tebangan pada PUP Petak AV35. Simulasi dilakukan dengan menggunakan IP 64% dan
70%, limit diameter penebangan 50 cm, rotasi 30 tahun, dan dua skenario laju ingrowth:
0.33 pohon/ha/3 tahun (skenario I1) dan 1 pohon/ha/3 tahun (skenario I2). Hasil
simulasi dianalisis lebih lanjut untuk menilai kelestarian tegakan merbau dalam hal
ketersediaan tegakan layak tebang (50-up cm), ketersediaan tegakan regenerasi
(diameter 10–49 cm), dan hasil penebangan (jumlah pohon dan volume kayu) dalam
jangka waktu 120 tahun (4 rotasi). dst ...
id
Implikasi Perubahan Intensitas Penebangan Terhadap Kelestarian Tegakan Merbau Di Iuphhk-Ha Pt. Wijaya Sentosa, Provinsi Papua Barat
LAPORAN PENELITIAN
Technical Report
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1129842022-07-29T13:16:05Zcom_123456789_45587com_123456789_14col_123456789_53557
Yusri, Doni [Ketua]
Hidayat, Nia Kurniawati
Wijayanti, FL. Titik [Tenaga Akhli]
Wijaya, Hendri [Tenaga Akhli]
Kurniawan, Ifan Rizky [Asisten Tenaga Akhli]
Iskandar, Joni [Asisten Tenaga Akhli]
Gaora, Putra Ansa [Asisten Tenaga Akhli]
Arifiani, Tisha Alya [Asisten Tenaga Akhli]
Sjaf, Sofyan [Penanggung Jawab]
2022-07-29T13:14:44Z
2022-07-29T13:14:44Z
2018
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/112984
Segala puji dan syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas terselesaikannya penyusunan Laporan Akhir Penyusunan Dokumen Studi Kelayakan Pendirian Pabrik Gula Aren tahun 2018. Studi ini adalah kerjasama antara PT Palapa Sinar Teknologi dan Pusat Studi Pembangunan Perdesaan LPPM Institut Pertanian Bogor. Studi ini dilakukan untuk menjawab keinginan dari PT Palapa Sinar Teknologi (PT PST) yang bermaksud mendirikan pabrik pengolahan gula di Kecamatan Agrabinta, Cianjur Selatan, Kabupaten Cianjur. Maksud dari kegiatan ini adalah Teridentifikasinya bahan baku nira dan gula merah dari kelapa atau aren, teridentifikasinya teknologi proses produksi gula merah kelapa/aren, teridentifikasinya pasar gula merah kelapa/aren, dan teridentifikasi dan tersusunya Studi kelayakan investasi pembangunan pabrik gula merah kelapa/aren kapasitas 50 ton nira per hari atau 50.
Secara lebih rinci membaca studi kelayakan ini dapat diikuti dari struktur penyusunan laporan yakni tinjauan latar belakang dan metode, kemudian diikuti pembahasan laporan dari aspek teknis pendirian pabrik, aspek pemasaran, aspek finansial, dan aspek sosial-kelembagaan.
Proses penyusunan Laporan Akhir ini dilakukan dengan mengkaji dan menganalisis data sesuai dengan fakta yang terjadi di lapangan dan mengikuti alur mata kegiatan yang telah ditetapkan sebelumnya, seperti pembuatan proposal, keusioner dan petunjuk teknis, kegiatan observasi, turun lapang, dan melakukan sejumlah wawancara dengan berbagai pendekatan. Tim Studi berharap bahwa Laporan Akhir ini dapat membantu berbagai pihak untuk semakian dalam dan luas mememahami dan mengerti mengapa parbik gula perlu dibangun di Cianjur Selatan.
iv
Terimakasih kepada pihak Manajemen PT PST, Pemerintah Kecamatan Agrabinta, Tokoh-tokoh Masyarakat, Pemuda, Petani dan Pengrajin yang telah menyiapkan waktu untuk diwawancara dan mendampingi selama proses turun lapang. Tim studi memohon maaf yang sebesar-besarnya jika terdapat kekurangan dalam penyusunan Laporan Akhir ini. Masukan yang konstruktif sangat kami butuhkan.
Semoga Laporan Akhir Penyusunan Dokumen Studi Kelayakan Pendirian Pabrik Gula Kelapa / Aren ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak. Amin.
id
Penyusunan Dokumen Studi Kelayakan Pendirian Pabrik Gula Merah Kelapa / Aren Pt Palapa Sinar Teknologi
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1166722024-03-13T06:32:39Zcom_123456789_45587com_123456789_14col_123456789_53557oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1130462022-08-01T08:13:18Zcom_123456789_45587com_123456789_14col_123456789_53557
Barlian, Anggraini
Ana, Ika Dewi
Wijaya, C. Hanny
Hidajah, Atik Choirul
Notobroto, Hari Basuki
Wungu, Triati Dewi Kencana
Ratnadewi, Yuliana Maria Diah
2022-08-01T08:13:14Z
2022-08-01T08:13:14Z
2022
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/113046
Terapi sel berbasis sel punca merupakan strategi yang menjanjikan dalam bidang
regenerative medicine untuk mengatasi berbagai permasalahan kesehatan. Sel
punca mesenkimal (Mesenchymal Stem Cells/MSC), jenis sel punca dewasa,
merupakan sumber sel punca yang banyak digunakan sebagai terapi. Namun
demikian terapi berbasis sel dengan implantasi MSC memiliki kekurangan
terutama jika diberikan secara allogenic (MSC dari donor) yaitu dapat memicu
respon kekebalan tubuh penerima. Kemampuan terapi dari MSC berasal dari
parakrin yang disekresikan dan dimediasi oleh vesikel ektraselular. Salah satu
vesikel ekstraselular yang membawa kemampuan yang sama dengan MSC adalah
eksosom. Selain kandungan di dalam eksosom yang fungsional sebagai bahan
terapi, ukuran eksosom yang kecil menjadikan eksosom sebagai bahan terapi
berbasis sel yang lebih efektif. Pada penelitian ini akan dipelajari penggunaan
eksosom darisel punca mesenkimal dalam aplikasi rekayasa jaringan rawan dan
gigi. Eksosom yang berhasil diisolasi dan dikarakterisasi dari penelitian
sebelumnya akan dianalisa kemampuannya dalam memicu diferensiasi sel melalui
marker diferensiasi rawan dan marker diferensiasi osteosit. Selain itu exosome-like
akan diisolasi dan dikarakterisasi dari tumbuhan kemudian dianalisa
kemampuannya untuk memasuki sel. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa
pengetahuan masyarakat terhadap sel punca dan eksosom masih kurang sehingga
pada penelitian ini juga akan dilakukan model sosialisasi dan analisa faktor
kepercayaan dan resiko penggunaan eksosom dalam bidang medis atau pangan.
Eksosom berhasil diisolasi dari MSC yang ditumbuhkan pada medium yang
mengandung LAA dan diamati morfologinya. Selain itu optimasi metode telah
dilakukan dan analisa diferensiasi kondrogenik dan osteogenik kelompok kontrol
telah dilakukan. Persiapan rekayasa jaringan gigi menggunakan eksosom sedang
berlangsung di peneliti mitra UGM. Kultur jahe berhasil ditumbuhkan dan
selanjutnya exosome-like sudah berhasil diisolasi dari kalus kultur jahe, selain
juga dari kencur dan kina oleh peneliti mitra IPB. Exosome-like selanjutnya akan
di uji kemampuan antioksidannya dan pada tahun selanjutnya akan diaplikasi pada
produk pangan. Exosom-like rencananya juga akan dianalisa pemasukan eksosom
ke dalam sel (cell uptake) oleh tim ITB Webinar nasional tentang pengenalan
eksosom dan plikasinya pada masyarakat juga berhasil dilaksanakan dengan baik.
Data yang didapat dari kuosiener yang beredar saat webinar disusun oleh peneliti
mitra UNAIR
id
Aplikasi Eksosom dari Sel Punca Mesenkimal untuk Terapi Berbasis Tanpa Sel
Technical Report
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1155262022-12-13T07:25:17Zcom_123456789_45587com_123456789_14col_123456789_53557
Briawan, Dodik
Sefrina, Linda Riski
Dewi, Mira
Rokhmah, Farida Dwi
2022-12-13T07:25:13Z
2022-12-13T07:25:13Z
2022
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/115526
Kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah mengalami peningkatan setiap
tahunnya, baik di dunia maupun di Indonesia. Data dari survey nasional tahun 2018
pada usia ≥15 tahun yang mengalami penyakit stroke sebesar 10,9%, hipertensi 34,1%,
dan penyakit jantung 1,9% (Balitbangkes 2018). Flavonoid merupakan senyawa yang
banyak dikonsumsi dan berfungsi sebagai antioksidan dengan sifat melawan radikal
bebas. Senyawa ini terbukti mampu menurunkan risiko penyakit jantung, hipertensi,
kanker, dan stroke. Namun jumlah asupan flavonoid masyarakat di Indonesia masih
rendah dan belum dapat memenuhi kebutuhan minimal untuk mampu mencegah dan
menurunkan risiko penyakit tidak menular tersebut.
Teh merupakan merupakan salah satu pangan sumber flavonoid. Namun hanya
sekitar 30% masyarakat Indonesia yang mengonsumsi teh, dengan rata-rata konsumsi
per orang 1,6 gram/ hari (Balitbangkes 2014). Masih rendahnya konsumsi teh di
Indonesia dipengaruhi oleh kurangnya pengetahuan masyarakat tentang manfaat teh.
Untuk itu PT Unilever melakukan program “Heart at Home” dalam rangka
memberikan edukasi masyarakat untuk menurunkan risiko penyakit jantung koroner
(PJK). Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji perubahan perilaku (behavior) peserta
program yang meliputi pengetahuan, sikap, dan praktik (PSP) keluarga dalam panca
usaha kesehatan jantung dan konsumsi teh.
Desain pre-post intervention study dengan intervensi berupa edukasi dari
program “Heart at Home”. Kegiatan edukasi dilakukan secara daring (online) oleh
Yayasan Jantung Indonesia (YJI) pada periode bulan Agustus 2022. Materi
disampaikan melalui Grup Whatsapp selama 21 hari dengan tujuh topik terkait perilaku
hidup sehat untuk mencegah PJK. Seluruh materi edukasi terdapat dalam booklet yang
didistribusikan sebelum program. Peserta juga diberikan tantangan untuk menyajikan
dan minum teh buat dirinya dan keluarga dan diunggap melalui instagram. Kriteria
peserta adalah laki-laki/wanita sudah menikah, tergabung dalam keanggotaan YJI,
berusia 25 – 50 tahun, memiliki smartphone,dan sukarela mengikuti penelitian. Dari
250 peserta program, sebanyak 80 orang yang mengisi google form kuesioner pre-post
test secara lengkap secara online. Data yang dikumpulkan meliputi karakteristik
individu, pengetahuan (15 pertanyaan, skor 0-100), sikap (15 pernyataan, skor 0-100),
dan praktik terdiri dari 10 kegiatan terkait konsumsi dan penyediaan teh dalam
keluarga. Tingkat pengetahuan termasuk kategori “Baik” (skor >80),“Sedang” (skor
60-80), dan “Kurang” (skor <60). Variabel sikap dikategorikan menjadi positif (skor
>80), netral (skor 60-80) dan negatif (skor <60). Uji statistik yang digunakan untuk
mengetahui perubahan variabel pengetahuan, sikap dan praktik yaitu uji Wilcoxon dan
McNemar, masing-masing untuk menilai perubahan median dan proporsi sebelum dan
setelah program. dst ..
id
Peningkatan Pengetahuan, Sikap, Dan Praktik Konsumsi Teh Peserta Program “Heart At Home”
Technical Report
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1153632022-11-28T02:55:33Zcom_123456789_45587com_123456789_14col_123456789_53557
Siswoyo
2022-11-28T02:55:29Z
2022-11-28T02:55:29Z
2022
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/115363
PT. Paramitra Internusa Pratama (PT. PIP) merupakan perusahaan swasta
nasional yang berusaha di bidang pengusahaan perkebunan kelapa sawit. PT. PIP
secara administratif terletak di Kecamatan Semitau, Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi
Kalimantan Barat.
PT. PIP merupakan salah satu perusahaan yang berkomitmen kuat untuk
melakukan pengelolaan perkebunan kelapa sawit yang berwawasan lingkungan untuk
menjamin kelestarian produksi, lingkungan dan sosial budaya. Dalam rangka mencapai
keseimbangan antara produksi, lingkungan dan sosial ekonomi budaya, maka unit
manajemen perkebunan kelapa sawit harus menerapkan prinsip-prinsip pengelolaan
terbaik (best practices management principles), baik secara sukarela maupun atas
ketaatan terhadap peraturan perundangan yang berlaku. Penilaian stok karbon tinggi
merupakan salah satu kegiatan yang harus dilakukan untuk menjaga fungsi tersebut.
Penilaian stok karbon tinggi ini menjadi sangat penting saat ini di tengah-tengah isu
perubahan iklim/pemanasan global yang mengemuka. Setiap pembukaan perkebunan
kelapa sawit harus benar-benar diperhatikan sejauh mana pelaku usaha dapat
meminimalkan emisi yang terjadi melalui upaya konservasi karbon stok.
Di dalam Standar RSPO P&C hasil revisi (2013), pada Kriteria 7.8 disebutkan
bahwa pengembangan perkebunan baru didesain untuk meminimalkan emisi gas rumah
kaca netto. Indikator dalam kriteria ini mencakup : (1) Stok karbon dalam areal
pembangunan yang diajukan dan sumber-sumber emisi potensial utama yang dapat
merupakan akibat langsung dari pembangunan harus diidentifikasi dan diestimasi dan (2)
Harus ada rencana untuk meminimalkan emisi gas rumah kaca netto dengan
mempertimbangkan penghindaran lahan-lahan dengan stok karbon tinggi dan/atau opsi
pengasingan.
Kegiatan penilaian stok karbon tinggi ini sebagai salah satu wujud komitmen PT.
PIP terhadap kelestarian (commitment to sustainability). Hal ini juga merupakan bentuk
kepatuhan PT. PIP terhadap Prinsip dan Kriteria yang sudah ditetapkan RSPO dalam
melakukan kegiatan pengelolaan perkebunan kelapa sawit, baik pada saat pembukaan
baru maupun saat operasional. dst ..
id
Penilaian Stok Karbon Tinggi (SKT) Di Areal Plasma PT. Paramitra Internusa Pratama Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat
Book
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1154072022-12-01T04:33:44Zcom_123456789_45587com_123456789_14col_123456789_53557
Briawan, Dodik
Aries, Muhammad
Anggiruling, Dwikani Oklita
2022-12-01T04:30:30Z
2022-12-01T04:30:30Z
2022
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/115407
Rekomendasi mengonsumsi buah setiap hari untuk hidup sehat telah diberikan oleh berbagai lembaga/organisasi/ profesi kesehatan nasional dan dunia. Namun data nasional di Indonesia menunjukkan sebanyak 90% masyarakat masih kurang mengonsumsi buah dan sayur dari 5 (lima) porsi yang dianjurkan, atau rata-rata konsumsi buah baru 35 gram per orang per hari (Kemenkes 2014 dan 2018). Beberapa faktor yang menjadi penyebab diantaranya adalah rendahnya pemahaman terhadap gizi seimbang, akses terhadap buah segar, teknis penyiapan, preferensi dan alasan lainnya. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk mempromosikan gerakan hidup sehat ini (GERMAS), yang diantaranya dengan melihat industri, akademisi dan organisasi masyarakat. Salah satu kegiatan yang dilakukan adalah program “Ayo Minum Buah” yaitu edukasi kepada ibu-ibu milenial untuk meningkatkan konsumsi buah dalam keluarga yang dilakukan secara on line. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengkaji perubahan perilaku (behavior) dengan indikator pengetahuan (knowledge), sikap (attitude), dan praktik (practices) ibu-ibu dalam menyiapkan dan mengonsumsi buah-buahan bagi keluarganya. dst..
id
Perubahan Pengetahuan, Sikap, dan Praktik Konsumsi Buah Ibu Peserta Program “Ayo Minum Buah”
Book
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1123862022-07-13T08:07:47Zcom_123456789_45587com_123456789_14col_123456789_53557oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1128792022-07-27T05:11:03Zcom_123456789_45587com_123456789_14col_123456789_53557
Bahruni
Haryanto
Shiddiq, Diar
Ermyanyla, Mia
Setiajiati, Fitta
2022-07-27T05:07:40Z
2022-07-27T05:07:40Z
2022
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/112879
Kontribusi hutan Kalimantan untuk manfaat ekosistem, baik manfaat tangible maupun intangible menjadi perhatian dalam banyak penelitian terkait jasa ekosistem dan pengelolaan ekosistem. Namun, hutan Kalimantan juga menghadapi ancaman deforestasi dan degradasi hutan yang tinggi, baik di dalam kawasan hutan maupun di Areal Penggunaan Lain (APL). Upaya perlindungan hutan, terutama di dalam APL, kemungkinan akan menghadapi beberapa tantangan. Areal hutan di dalam APL tergolong rentan dikonversi dengan alasan untuk pembangunan ekonomi. Untuk menjaga hutan di luar kawasan (atau di APL), diperlukan upaya penyadaran dan perencanaan jangka panjang yang matang, salah satunya melalui penilaian ekonomi.
Masyarakat lokal di Kalimantan memiliki pengalaman panjang dalam pengelolaan kebun campuran. Oleh karena itu, penting untuk mempromosikan nilai ekonomi ekosistem hutan untuk meningkatkan kesadaran pemangku kepentingan lokal dalam melestarikan hutan dan kebun campurannya. Untuk melindungi hutan yang tersisa di APL, UNDP Indonesia bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia melaksanakan proyek “Penguatan Perencanaan dan Pengelolaan Kawasan Hutan di Kalimantan (KALFOR)” dengan fokus di Pulau Kalimantan. Proyek Kalfor telah dilaksanakan dan mendapat dukungan positif dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur dan 4 Kabupaten: Ketapang, Sintang, Kotawaringin Barat, Kutai Timur. dst ...
id
Valuasi Ekonomi Jasa Ekosistem Hutan Di Kawasan Areal Penggunaan Lain Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur
Book
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1122042022-06-29T01:20:19Zcom_123456789_45587com_123456789_14col_123456789_53557
Tiryana, Tatang
Teddy Rusolono
Muhdin
2022-06-29T01:20:15Z
2022-06-29T01:20:15Z
2022
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/112204
Tercapainya kelestarian produksi kayu merbau (Instia bijuga) merupakan salah
satu tujuan pengelolaan hutan produksi di IUPHHK-HA PT. Wijaya Sentosa (PTWS),
Provinsi Papua Barat. Kelestarian produksi kayu dapat dicapai apabila tingkat
penebangan tegakan tidak melebihi kemampuan pertumbuhan dan regenerasi
tegakannya. Oleh karena itu, Intensitas Penebangan (IP) yang optimal perlu ditetapkan
sebelum melakukan penebangan pada suatu blok Rencana Kerja Tahunan (RKT). Sampai
saat ini, PTWS menerapkan IP 64% untuk penebangan tegakan merbau pada suatu blok
RKT. Namun untuk blok RKT 2021–2022, PTWS berencana untuk meningkatkan IP
menjadi 70%. Penerapan IP 70% tersebut perlu dikaji lebih lanjut implikasinya terhadap
kelestarian hasil kayu dan stok tegakan setelah penebangan. Kajian ini bertujuan untuk
menganalisis implikasi peningkatan IP terhadap kelestarian tegakan merbau dan
merekomendasikan strategi-strategi pengelolaan tegakan merbau yang perlu dilakukan
oleh PTWS.
Kajian ini mensimulasikan dinamika tegakan pada blok RKT 2021–2022 dengan
menggunakan model dinamika berbasis matriks transisi dari hasil kajian sebelumnya
(Rusolono et al., 2019). Data hasil Inventarisasi Tegakan Sebelum Penebangan (ITSP), data
Petak Ukur Permanen (PUP), dan data hasil analisis vegetasi (Anveg) dianalisis untuk
menyusun struktur tegakan merbau sebagai input utama model dinamika tegakan.
Adapun proporsi komponen-komponen dinamika tegakan (ingrowth, upgrowth,
mortality) dalam model dinamika tersebut diasumsikan sama dengan kondisi areal bekas
tebangan pada PUP Petak AV35. Simulasi dilakukan dengan menggunakan IP 64% dan
70%, limit diameter penebangan 50 cm, rotasi 30 tahun, dan dua skenario laju ingrowth:
0.33 pohon/ha/3 tahun (skenario I1) dan 1 pohon/ha/3 tahun (skenario I2). Hasil
simulasi dianalisis lebih lanjut untuk menilai kelestarian tegakan merbau dalam hal
ketersediaan tegakan layak tebang (50-up cm), ketersediaan tegakan regenerasi
(diameter 10–49 cm), dan hasil penebangan (jumlah pohon dan volume kayu) dalam
jangka waktu 120 tahun (4 rotasi). dst ...
id
Implikasi Perubahan Intensitas Penebangan Terhadap Kelestarian Tegakan Merbau Di Iuphhk-Ha Pt. Wijaya Sentosa, Provinsi Papua Barat
Book
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1407852024-03-04T06:08:33Zcom_123456789_45587com_123456789_14col_123456789_53557
Ismail, Ahyar
Prihantoro, Iwan
Hidayat, Yayat
Sapanli, Kastana
Ilham, Qori Pebrial
2024-03-04T06:06:17Z
2024-03-04T06:06:17Z
2023-12
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/140785
Kawasan hulu sub-DAS Pusur di lereng Gunung Merapi merupakan cathment area
untuk penyediaan sumberdaya air. Menurunnya kualitas lingkungan di hulu berdampak
terhadap aktivitas ekonomi masyarakat hulu yang bergantung pada sumberdaya alam.
Usaha masyarakat di hulu yang didominasi oleh pertanian dan peternakan tidak berjalan
optimal karena beberapa faktor diantaranya; 1) keterbatasan sumber pembiayaan usaha,
2) kesuburan lahan rendah, 3) skala usaha tidak efisien, 4) rendahnya pengetahuan dan
pemahaman dalam budidaya pertanian dan peternakan yang baik (good farming practices)
serta 5) sarana dan prasarana terbatas. Disisi lain penurunan kualitas lingkungan di hulu
ini telah menyebabkan penurunan debit air di wilayah tengah dan hilir sub-DAS Pusur
yang telah menimbulkan berbagai konflik di masyarakat dan Pemda. Permasalahan ini
harus dicari solusinya segera agar ketersediaan sumberdaya air terjaga secara
berkelanjutan.
Solusi yang diusulkan melalui program MF ini adalah Pemberdayaan masyarakat
hulu di kasawan konservasi sebagai penyedia jasa lingkungan (provider) sumberdaya air
dan inisiasi Imbal Jasa Lingkungan bagi masyarakat di tengah dan hilir sebagai penerima
manfaat (beneficeries). Kegiatan yang dilakukan di masyarakat hulu berupa 1) Introduksi
perluasan tanaman Indigofera zollingeriana dan Pennisetum purpureum sebagai tanaman
pakan fungsional, sumber protein, dan tanaman konservasi secara monokultur dan
campuran; 2) Peningkatan adaptasi dan kesuburan tanaman melalui introduksi pupuk
hayati mikoriza; 3) Pendampingan dalam introduksi bibit hijauan dan budidaya ternak; 4)
Implementasi inovasi dalam pemanenan dan pengolahan hijauan pakan sebagai pakan
komplit (complete feed); 5) Pendampingan pengembangan Pembayaran Jasa Lingkungan
terhadap provider dan beneficiaries. Pendekatan strategi inovasi yang dilakukan
berorientasi pada penyelesaian masalah yang dihadapi adalah 1) Menjalin kolaborasi
Pentahelix dengan berkoordinasi untuk dapat berkomitmen tinggi sesuai potensi masing-
masing untuk ditransformasi menjadi produk/jasa; 2) Penyusunan panduan bersama multi
pihak untuk menghasilkan output Formulasi Kebijakan dalam usaha mewujudkan
implementasi Imbal Jasa Lingkungan untuk menjaga pemanfaatan sumberdaya air yang
berkelanjutan.
Selama periode kegiatan MF bersama Mitra PT. Tirta Investama-Klaten dari bulan
Agustus – Desember 2023 telah dilakukan semua kegiatan. Ada tujuh kegiatan yang
dilakukan yakni 1) Penetapan lahan dan penanaman Indigofera zollingeriana; 2) Penetapan
lahan dan penanaman rumput gajah (Pennisetum purpureum varitas Pakchong); 3)
Pembuatan pakan complete feed fermentasi; 4) Pendampingan Petani-ternak dalam rangka
perluasan produksi rumput pakchong, perluasan produksi indigofera dan produksi PHL
fermentasi; 5) Penyusunan panduan Smart Payment for Environmental Services
(SPACES); 6) Pelaksanaan Kegiatan MBKM untuk Mahasiswa dan Dosen dan 7)
Monitoring dan Evaluasi.
Kendala utama dalam kegiatan program penanaman adalah belum adanya hujan.
Hujan baru mulai turun di akhir November, sehingga dari data kesediaan petani-ternak
menanam Indigofera 13,1 Ha dan rumput gajah 6,55 Ha baru mulai ditanam di awal bulan
Desember 2023. Untuk pembuatan Pakan Hijauan Lengkap (complete feed) fermentasi
telah terlaksana dengan baik dan telah memenuhi target dengan memanfaatkan sebagian
hijauan yang ada di peternak dan dari luar wilayah. Penyusunan Panduan Smart Payment
for Environmental Services (SPACES) telah selesai dan menunggu MoU antar pihak untuk
dapat mengimplementasikan Imbal Jasa Lingkungan.
id
Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Berbasis Tanaman Pakan Ternak Pada Kawasan Konservasi Untuk Mendukung Implementasi Imbal Jasa Lingkungan
LAPORAN AKHIR
PROGRAM MATCHING FUND
TAHUN ANGGARAN 2023
Technical Report
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1153582022-11-28T00:44:29Zcom_123456789_45587com_123456789_14col_123456789_53557
Siswoyo
2022-11-28T00:44:27Z
2022-11-28T00:44:27Z
2022
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/115358
Kegiatan penambangan disadari atau tidak akan memberikan dampak penambangan positif dan negatif terhadap lingkungan. Oleh karena itu dalam kegiatan penambangan sangatlah penting untuk tetap memperhatikan kelestarian terhadap lingkungan. Adanya pengelolaan aspek ekologi dapat dilihat dari tercapainya keseimbangan antara fungsi produksi, lingkungan dan sosial. Harita Nickel berkewajiban melakukan pengelolaan pemantauan keanekaragaman hayati, menjaga ekosistem serta pengelolaan berkelanjutan terhadap sumber kehidupan alami. Kegiatan ini penting dilakukan untuk menjaga keberadaan dan kelangsungan hidup flora dan fauna khususnya jenis dilindungi, endemik dan memiliki status konservasi terancam punah menurut IUCN.
Kegiatan pengelolaan lingkungan mengacu pada peraturan perundang-undangan dan peraturan pemerintah Indonesia. Berdasarkan Pasal 5 Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 tentang konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya, konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya dilakukan melalui kegiatan: (1) Perlindungan sistem penyangga kehidupan; (2) Pengawetan keanekaragaman spesies tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya; dan (3) Pemanfaatan secara lestari sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya. dst ...
id
Studi Keanekaragaman Flora Di Areal Konsesi Pertamina Wilayah Duri Provinsi Riau
Book
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1128802022-07-27T05:15:12Zcom_123456789_45587com_123456789_14col_123456789_53557
Bahruni
Haryanto
Shiddiq, Diar
Ermyanyla, Mia
Setiajiati, Fitta
2022-07-27T05:15:09Z
2022-07-27T05:15:09Z
2022
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/112880
Kontribusi hutan Kalimantan untuk manfaat ekosistem, baik manfaat tangible maupun intangible menjadi perhatian dalam banyak penelitian terkait jasa ekosistem dan pengelolaan ekosistem. Namun, hutan Kalimantan juga menghadapi ancaman deforestasi dan degradasi hutan yang tinggi, baik di dalam kawasan hutan maupun di Areal Penggunaan Lain (APL). Upaya perlindungan hutan, terutama di dalam APL, kemungkinan akan menghadapi beberapa tantangan. Areal hutan di dalam APL tergolong rentan dikonversi dengan alasan untuk pembangunan ekonomi. Untuk menjaga hutan di luar kawasan (atau di APL), diperlukan upaya penyadaran dan perencanaan jangka panjang yang matang, salah satunya melalui penilaian ekonomi.
Masyarakat lokal di Kalimantan memiliki pengalaman panjang dalam pengelolaan kebun campuran. Oleh karena itu, penting untuk mempromosikan nilai ekonomi ekosistem hutan untuk meningkatkan kesadaran pemangku kepentingan lokal dalam melestarikan hutan dan kebun campurannya. Untuk melindungi hutan yang tersisa di APL, UNDP Indonesia bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia melaksanakan proyek “Penguatan Perencanaan dan Pengelolaan Kawasan Hutan di Kalimantan (KALFOR)” dengan fokus di Pulau Kalimantan. Proyek Kalfor telah dilaksanakan dan mendapat dukungan positif dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur dan 4 Kabupaten: Ketapang, Sintang, Kotawaringin Barat, Kutai Timur. dst ..
id
Valuasi Ekonomi Jasa Ekosistem Hutan Di Kawasan Areal Penggunaan Lain Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat
Book
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1129362022-07-28T08:06:32Zcom_123456789_45587com_123456789_14col_123456789_53557
Mardiastuti, Ani
Mulyani, Yeni Aryati
Shabrina, Ajrini
Nugroho, Septian Putra Adi
Alfikri, Eka
Putri, Rahma Aulia Nanda
Sutrisna, Tri
Hidayat, Yayat
2022-07-28T07:55:07Z
2022-07-28T07:55:07Z
2022
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/112936
PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (PT TMMIN) pada saat ini merupakan salah satu perusahaan otomotif terbesar di Indonesia. Dalam melakukan proses produksi otomotif, perusahaan ini tentunya juga turut serta melakukan kegiatan-kegiatan lain yang bermanfaat bagi lingkungan dan masyarakat, termasuk kegiatan pengelolaan lingkungan.
Perusahaan ini telah melakukan komitmen yang kuat untuk melakukan pengelolaan lingkungan. Komitmen ini diwujudkan dengan memenuhi persyaratan pemerintah, standar global serta internal di bidang lingkungan, mengembangkan proses manufaktur yang ramah lingkungan, penghematan energi melalui peningkatan efisiensi dan penggunaan sumber energi ramah lingkungan serta menerapkan aktivitas reduce, reuse, dan recycle.
Implementasi konsep ramah lingkungan ini meliputi beberapa aspek, yaitu (1) penerapan green manufacture melalui proses ramah lingkungan, pemenuhan regulasi dan konservasi sumber daya; (2) green logistic melalui pengurangan emisi CO2 dari transportasi serta mengurangi pemakaian material kemasan dan meningkatkan penggunaan kemasan daur ulang; (3) green purchasing dengan mensosialisasikan kebijakan lingkungan Toyota kepada para pemasok, meningkatkan kinerja lingkungan pemasok dengan aktivitas utama Sertifikasi ICO 14001, serta pengawasan terhadap pemenuhana larangan penggunaan material yang mengandung unsur kimia berbahaya atau SoC (Substance of Concern). Selain itu, Toyota menerapkan green office dengan mengembangkan area kerja ramah lingkungan, mempromosikan aktivitas lingkungan kepada karyawan dan stakeholders Toyota, serta menjalin kerja sama dengan masyarakat di sekitar area bisnis Toyota.
Sejalan dengan komitmen global Toyota Environmental Challenge 2050, Toyota Indonesia berupaya untuk meningkatkan kinerja lingkungan melalui efisiensi sumber daya alam dan mengurangi pencemaran serta usaha untuk pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia. Bersamaan dengan itu, Toyota Indonesia terus mengembangkan mitra dan masyarakat Indonesia sebagai bagian tidak terpisahkan dari nilai keberlanjutan Toyota. dst ...
id
Monitoring Keanekaragaman Hayati PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia Karawang Plant 1-2
LAPORAN
Technical Report
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1130802022-08-02T06:29:27Zcom_123456789_45587com_123456789_14col_123456789_53557
Putra, Bramada Winiar
2022-08-02T06:29:23Z
2022-08-02T06:29:23Z
2022
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/113080
Permintaan daging premium semakin meningkat seiring dengan pengembangan
sektor pariwisata dan industri, serta adanya perubahan gaya hidup masyarakat
menengah ke atas. Menurut Lunt et al. (2005), standard kriteria daging premium
didefinisikan secara kuantitatif adalah berasal dari sapi dengan umur potong maksimal
30 bulan, luas area mata rusuk minimal 15 inch2, dengan nilai keempungan Warner
Blatzler Share Force maksimal 3,3 kg/cm2 serta skor marbling minimal 3 atau
persentase marbling terhadap daging pada Longissimus dorsi adalah 25,8%. Lebih
detail lagi dijelaskan kriteria daging premium adalah memiliki skor warna daging
berada pada kisaran 2-6, dengan skor warna lemak maksimal adalah 4 dan kandungan
asam lemak tak jenuh tunggal (mono unsaturated fatty acid) dan asam lemak tak jenuh
ganda (poly unsaturated fatty acid) lebih dari 53% dari total lemak marbling. Kebutuhan
daging premium di Indonesia setiap tahunnya mencapai 9,58-14,37 ribu ton atau setara
dengan 10-15% kebutuhan daging nasional (Kementerian PPN/Bapenas-JICA, 2014).
Potensi pasar yang besar tersebut belum dapat dipenuhi oleh produksi sapi lokal
Indonesia, sehingga suplai kebutuhan daging premium didominasi dari impor sapi
bakalan dan daging beku, di antaranya dari bangsa sapi Angus dan Wagyu.
Sapi lokal pada umumnya digunakan untuk memasok pasar tradisional
(Halomoan et al. 2001). Kendala utama pemasaran sapi lokal adalah tidak bisa
memenuhi kebutuhan pasar khusus (hotel, restauran, katering, dan industri pangan
berbasis daging) karena kualitas daging yang bermutu rendah (alot). Berdasarkan hasil
Survey Karkas Nasional yang dilakukan oleh Fakultas Peternakan IPB (2012)
menunjukkan sebesar 84.9% sapi lokal dipotong dalam kondisi kurus-sedang dan
29.55% sapi dipotong pada umur diatas 3.5 tahun. Kondisi ini menyebabkan kualitas
daging sapi lokal rendah, sehingga perlu dilakukan pengembangan untuk meningkatkan
kualitas daging sapi lokal. dst ...
id
Profil Morfometri Pedet Umur Sehari Sapi Bali Dan Pesisir Yang Disilangkan Dengan Sapi Angus
Technical Report
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1383292024-03-12T06:13:36Zcom_123456789_45587com_123456789_14col_123456789_53557
Sitanggang, Azis Boing
Budijanto, Slamet
2024-02-13T01:25:43Z
2024-02-13T01:25:43Z
2023-12-15
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/138329
Konsumen dewasa ini menuntut agar produk kesehatan maupun makanan dan minuman yang dikonsumsi diproses secara "berkelanjutan", aman dan memiliki "fungsionalitas dalam tubuh. Dengan demikian, isu terkait green synthesis dan produk kesehatan fungsional semakin meningkat. Penggunaan reaksi enzimatis yang dikombinasikan dengan teknologi membran dalam memproduksi fine chemicals merupakan salah satu desain reaktor sintesis yang tergolong pada konsep green synthesis. Saat ini kebutuhan antioksidan dan antihipertensi alami semakin meningkat. Penggunaan protein koro benguk (Mucuna pruriens L) sebagai parent protein untuk menghasilkan peptida bioaktif yang memiliki sifat sebagai antioksidan dan antihipertensi dapat menjadi bagian alternatif untuk menurunkan prevalensi hipertensi dan memenuhi kebutuhan antioksidan. Pada Tahun pertama penelitian ini (2022/2023), pengembangan reaktor membran enzimatis (RME) terotomatisasi sebagai desain reaktor untuk produksi peptida bioaktif telah dilakukan dan memiliki nilai technology readiness level (TRL) 5. Reaktor berbasis membran ultrafiltrasi ini dapat memfasilitasi hidrolisis protein Koro Benguk secara kontinyu pada nilai fluks atau waktu tinggal yang konstan. Kondisi operasi optimal untuk hidrolisis kontinyu dari protein Koro Benguk adalah waktu tinggal selama 9 jam, rasio enzim terhadap substrat sebesar 10%, dan penggunaan membran PES berukuran 5-kDa untuk pemisahan. Permeat yang dihasilkan menunjukkan aktivitas antioksidan yang signifikan dengan nilai pengujian DPPH dan FRAP sebesar 0.28 dan 0.12 mg AEAC/mL, masing-masing, dan penghambatan enzim pengkonversi angiotensin (ACE) sebesar 83,28%. Fraksinasi lebih lanjut pada permeat dengan membran berukuran 2-kDa menghasilkan peningkatan aktivitas antioksidan dan penghambatan ACE, dengan nilai konsentrasi hambat maksimal setengah (IC50) sebesar 7.6 dan 0.6 µg protein/mL, masing-masing. LC-MS digunakan untuk mengidentifikasi peptida dari fraksi <2-kDa, dan disandingkan dengan dengan database BIOPEP-UWMM, Hasil penelitian menunjukkan bahwa peptida kcang Koro Benguk pada memiliki aktivitas utama sebagai inhibitor dipeptidil peptidase (DPP)-4 dan inhibitor ACE. Penelitian ini telah memenuhi semua target luaran, yakni menghasilkan prototipe membran reaktor yang terotomatisasi, dan publikasi pada Jurnal Innovative Food Science and Emerging Technologies (Elsevier, Q1, Impact Factor: 7.104; https://doi.org/10.1016/j.ifset.2023.103380) dan juga keikutsertaan dalam seminar internasional IUFOST World Food Congress 2022. Berdasarkan hasil ini, maka penelitian tahun ke-dua (2023/2024) dapat dilanjutkan yakni produksi peptida bioaktif dari konsentrat kacang Koro Benguk serta molecular docking antara potent peptide dengan ACE berdasarkan potensi aktivitas biologis hidrolisat yang dimiliki.
id
Peptida Bioaktif Bersifat Antioksidan dari Tempe Koro Benguk: Desain Reaktor Sintesis, Produksi Kontinu dan Karakterisasi Aktivitas Biologisnya
Technical Report
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1123852022-07-13T08:07:25Zcom_123456789_45587com_123456789_14col_123456789_53557oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1130812022-08-02T06:32:05Zcom_123456789_45587com_123456789_14col_123456789_53557
Putra, Bramada Winiar
2022-08-02T06:32:02Z
2022-08-02T06:32:02Z
2022
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/113081
Peternakan nasional saat ini sedang menghadaapi permasalahan besar dengan
merebaknya wabah penyakit mulut dan kuku (PMK). Indonesia telah dinyatakan bebas
PMK sejak tahun 1986 oleh Kementerian Pertanian melalui Surat Keputusan Menteri
Nomor 260/1986. Status Indonesia bebas PMK dikukuhkan oleh organisasi dunia untuk
kesehatan hewan (OIE) dengan mengeluarkan pernyataan resmi bahwa Indonesia bebas
PMK. Hal ini tercantum dalam resolusi OIE Nomor XI/1990. Kasus PMK di Indonesia
tiba-tiba mewabah kembali setelah terdeteksinya kasus perdana di Gresik pada tanggal
28 April 2022. Menteri pertanian kemudian menetapkan dua kabupaten di Aceh dan
empat kabupaten di Jawa Timur sebagai daerah wabah PMK. total dua kabupaten di
Aceh adalah Aceh Tamiang dan Aceh Timur. Sementara di Jawa Timur adalah wilayah
Gresik, Sidoarjo, Lamongan dan Mojokerto. Kementerian Pertanian (Kementan)
kemudian mengeluarkan Keputusan Menteri (Kepmen) Pertanian Nomor
500.1/KPTS/PK.300/M/06/2022 tentang Penetapan Daerah Wabah Wabah PMK.
Lewat Kepmen yang dikeuluarkan pada tanggal 25 Juni 2022 pemerintah menetapkan
19 daerah yang terkena wabah PMK yaitu : Aceh, Kepulauan Bangka Belitung, Riau,
Sumatra Barat, Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Jambi, Bengkulu, Lampung, Banten,
DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara
Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan. dst ...
id
Rubrik Identifikasi Kasus Persebaran Penyakit Mulut Dan Kuku Pada Ternak Sapi Menggunakan Google Form Melalui Media Sosial Online
Technical Report
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1166702024-03-13T06:33:07Zcom_123456789_45587com_123456789_14col_123456789_53557oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1166712024-03-13T06:33:31Zcom_123456789_45587com_123456789_14col_123456789_53557oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1339502024-03-15T04:56:42Zcom_123456789_45587com_123456789_14col_123456789_53557oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1128772022-07-27T04:52:05Zcom_123456789_45587com_123456789_14col_123456789_53557
Jaya, I Nengah Surati
Saleh, Muhammad Buce
Kuncahyo, Budi
Prihanto, Budi
Puspaningsih, Budi
Tiryana, Tatang
2022-07-27T04:52:02Z
2022-07-27T04:52:02Z
2022-02
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/112877
Dalam melaksanakan pemungutan hasil hutan kayu baik di hutan alam maupun di hutan tanaman, setiap unit manajemen diwajibkan menyusun suatu rencana kerja usaha (RKU) demi terwujudnya pengelolaan hutan yang lestari. Dalam penyusunan RKU suatu perusahaan diperlukan data hasil inventarisasi baik yang dilakukan secara terestris maupun dengan bantuan teknologi pengindraan jauh. Berdasarkan Peraturan Pemerintah 23 tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Kehutanan. PT Inocin Abadi (PT. IA) sebagai Pemegang Perijinan Berusaha Pemanfaatan Hutan Alam diwajibkan menyusun Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Sepuluh Tahunan (Pasal 145 Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2021) yang disusun berdasarkan Inventarisasi Hutan Berkala Sepuluh Tahunan yang selanjutnya disebut sebagai Inventarisasi Hutan Menyeluruh Berkala (IHMB). dst ...
id
Kajian Pelaksanaan Kajian Pelaksanaan Kajian Pelaksanaan Kajian Pelaksanaan Kajian Pelaksanaan Inventarisasi Hutan Menyeluruh Berkala Berbasis Citra Di Kabupaten Merauke Papua
Article
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1124002022-07-13T08:06:54Zcom_123456789_45587com_123456789_14col_123456789_53557oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1383282024-03-12T06:07:01Zcom_123456789_45587com_123456789_14col_123456789_53557
Nurrochmat, Dodik Ridho
2024-02-13T01:23:10Z
2024-02-13T01:23:10Z
2023-12-15
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/138328
id
Kajian Komparasi Aspek Ekologi, Sosial-Ekonomi, Dan Pemasaran Komoditas Minyak Nabati: Studi Kasus Minyak Kanola, Kedelai, Biji Bunga Matahari Dan Kelapa Sawit Di Asia, Afrika, Eropa Dan Amerika
Technical Report
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1129882022-07-29T15:45:05Zcom_123456789_45587com_123456789_14col_123456789_53557
Santosa, Dwi Andreas
2022-07-29T15:45:02Z
2022-07-29T15:45:02Z
2022
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/112988
Fertilizer recommendations and fertilizer subsidies provided by the Government of Indonesia are basically only for
N, P, and K macronutrient fertilizers. High P and K nutrient levels are presently found in almost all the intensive rice
cultivation area in Java, Bali, Lombok, Sumatera, and Kalimantan. It causes nutrient imbalances in soil and
depresses the availability of micronutrients, especially copper (Cu) and zinc (Zn). One way to overcome this
problem is to rebalance the use of synthetic fertilizers, especially for rice and other strategic crop commodities, by
applying micronutrients fertilizer, especially Cu and Zn, as well as organic and inorganic soil enhancers such as
manure, calcite, dolomite, gypsum etc. Gypsum (CaSO4.nH2O) contains approximately 23% Calcium (Ca). So,
apart from being a soil enhancer, it also provides Ca as plant essential macronutrient. Application of gypsum
improves absorption of water and nutrients by plant roots and reduce soil toxicity caused by aluminum (Al) and
excessive iron (Fe). Recently, biofertilizers have also been used to increase rice production.
PT Merdeka Copper Gold, Tbk is a world-class mining company in Indonesia that also produces Cu and Zn and
gypsum as by-products of its mine ore primary processing. From these by-products, it can still be extracted through
secondary refinery processing a significant amount of Cu-sulfate, Zn-sulfate, and gypsum, which are important
products to be utilized as sources or raw materials to produce Cu and Zn fertilizers and gypsum soil enhancer. In
this regard, this first phase study is carried out to analyze the potential market of Cu and Zn fertilizer and gypsum
soil enhancer in Indonesia, while the second phase will focus on the product formulation and development as
single or compound fertilizers or additive for macronutrient fertilizers as well as soil enhancer and their trials to
increase the productions of food, horticulture, and plantation crops as well as the Indonesian farmers’ welfare.
The overall goal of the first phase study can be broken down into specific objectives as follows: (1) identification of
potential agricultural centers that most likely require Cu and Zn fertilizer or gypsum soil enhancer or both, (2)
identification of potential user preference on type(s) of Cu and Zn fertilizer or gypsum soil enhancer or both, (3) to
find out potential competitors of Cu and Zn fertilizers and gypsum soil enhancer providers in the existing market,
and (4) estimation of potential market or current and future consumption of Cu and Zn fertilizer and gypsum soil
enhancer in Indonesia. dst ...
id
First Phase Study On Potential Market Of Copper And Zinc Fertilizer And Gypsum Soil Enhancer In Indonesia
Technical Report
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1128692022-07-27T02:29:44Zcom_123456789_45587com_123456789_14col_123456789_53557
Risyahadi, Sazli Tutur
Retnani, Yuli
Sukria, Heri A
Wijayanti, Indah
2022-07-27T01:46:35Z
2022-07-27T01:46:35Z
2022
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/112869
Prospek Industri pakan ruminansia skala kecil-menengah dipandang tepat untuk dikembangkan ketersediaan bahan baku lokal yang banyak dan tersebar sedangkan lokasi peternakan ruminansia pun tersebar luas sehingga industri pakan kecil-menengah yang terdesentralisasi dirasa lebih efektif untuk dikembangkan. Untuk memaksimalkan peluang tersebut perlu pengelolaan perencanaan produksi dengan baik sehingga efisiensi dan efektivitas tercapai yaitu membuat produk pakan berkualitas prima dan aman pada biaya yang serendah mungkin. Oleh sebab itu formulasi dan perencanaan produksi pakan berperan penting dalam hal ini.
Namun demikian terdapat beberapa permasalahan dalam industri pakan skala kecil dan menengah salah satunya yaitu perencanaan produksi yang belum terintegrasi dengan anggota rantai pasoknya. Untuk mengatasi hal tersebut, penelitian ini memodelkan perencanaan produksi terintegrasi dengan formulasi pakan baik dengan kemampuan pasokan bahan maupun permintaan produk pakan yang mempertimbangkan variasi sumber bahan baku pakan. Penelitian telah menggunakan model perencanaan mixed-integer linear programming (MILP) dengan output yang dihasilkan pada tahapan ini berupa model matematis perencanaan produksi yang relevan horizon periode perencanaan. Model akan membantu membuat keputusan optimal seperti apa dan berapa yang akan diproduksi dalam periode bulanan lalu disimpan. Lalu menentukan apa dan berapa produk diproduksi.
Penelitian dilakukan berlangsung di CV. XYZ unit bisnis koperasi peternak di Klaten meupakan pabrik pakan ruminansia skala menengah. Luaran penelitian ini yaitu model optimasi yang diharapkan dapat memberikan manfaat kepada industri pakan skala kecil menengah untuk memaksimalkan keuntungan dengan membuat keputusan yang tepat terkait perencanaan produksi konsentrat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa model memiliki fungsi tujuan maksimasi keuntungan dengan dua pembatas utama yaitu pembatas kebutuhan nutrisi setiap jenis ternak ruminansia dan pembatas ketersediaan bahan pakan pada periode perencanaan. Dengan menggunakan model optimasi yang dikembangkan dengan parameter yang ada di koperasi CV XYZ maka diputuskan selama periode perencanaan produksi bulan Januari 2022, konsentrat sapi perah berkisar sebanyak 350 ton dan konsentrat sapi potong sebanyak 527 ton dengan keuntungannya sebesar 838 juta rupiah. Analisis sensitifitas menunjukkan bahwa perubahan harga produk 10%-30% akan mempengaruhi jumlah produksi konsentrat sapi potong namun tidak merubah produksi konsentrat sapi perah.
id
Model Perencanaan Produksi dengan mempertimbangkan Formulasi Produk pada Industri Pakan Ruminansia Skala Kecil-Menengah
LAPORAN PENELITIAN
Technical Report
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1420592024-03-19T01:07:03Zcom_123456789_45587com_123456789_14col_123456789_53557
Kusrini, Mirza D.
2024-03-18T02:59:13Z
2024-03-18T02:59:13Z
2023
Falaschi M, Melotto A, Manenti R, Ficetola GF. 2020. Invasive Species and Amphibian Conservation. Herpetologica 76: 216. Licata F, Ficetola GF, Freeman K, Mahasoa RH, Ravololonarivo V, Solofo Niaina Fidy JF, Koto-Jean AB, Nahavitatsara ER, Andreone F, Crottini A. 2019. Abundance, distribution and spread of the invasive Asian toad Duttaphrynus melanostictus in eastern Madagascar. Biological Invasions 21: 1615–1626. Louette G. 2012. Use of a native predator for the control of an invasive amphibian. Wildlife Research 39: 271. Measey GJ, Vimercati G, de Villiers FA, Mokhatla M, Davies SJ, Thorp CJ, Rebelo AD, Kumschick S. 2016. A global assessment of alien amphibian impacts in a formal framework. Diversity and Distributions 22: 970–981. Mo M. 2017. Asian Black-spined Toads (Duttaphrynus melanostictus) in Australia: an invasion worth avoiding. IRCF Reptiles & Amphibians 24: 155–161. Moore M, Fidy JFSN, Edmonds D. 2015. The new toad in town: distribution of the Asian toad, Duttaphrynus melanostictus, in the Toamasina area of eastern Madagascar. Tropical Conservation Science 8: 440–455. Pettit L, Somaweera R, Kaiser S, Ward-Fear G, Shine R. 2021. The Impact of Invasive Toads (Bufonidae) on Monitor Lizards (Varanidae): An Overview and Prospectus. The Quarterly Review of Biology 96: 105–125.Reilly SB, Wogan GOU, Stubbs AL, Arida E, Iskandar DT, McGuire JA. 2017. Toxic toad invasion of Wallacea: A biodiversity hotspot characterized by extraordinary endemism. Global Change Biology 23: 5029–5031. Snow N, Witmer G. 2010. American bullfrogs as invasive species: a review of the introduction, subsequent problems, management options, and future directions. p. 86–89. Soorae PS. 2020. The first record of the Asian common toad Duttaphrynus melanostictus Schneider, 1799 in Abu Dhabi, United Arab Emirates. BioInvasions Records 9: 10. Tingley R, García-Díaz P, Arantes CRR, Cassey P. 2018. Integrating transport pressure data and species distribution models to estimate invasion risk for alien stowaways. Ecography 41: 635–646. Trainor CR. 2009. Survey of a population of Black spined Toad Bufo melanostictus in Timor-Leste: confirming identifiation, distribution, abundance, and impacts of an invasive and toxic toads. A report by Charles Darwin University to AusAID, under contract Agreement No. 52294. . Vences M, Brown JL, Lathrop A, Rosa GM, Cameron A, Crottini A, Dolch R, Edmonds D, Freeman KLM, Glaw F, Grismer LL, Litvinchuk S, Milne MG, Moore M, Solofo JF, Noël J, Nguyen TQ, Ohler A, Randrianantoandro C, Raselimanana AP, van Leeuwen P, Wogan GOU, Ziegler T, Andreone F, Murphy RW. 2017. Tracing a toad invasion: lack of mitochondrial DNA variation, haplotype origins, and potential distribution of introduced Duttaphrynus melanostictus in Madagascar. Amphibia-Reptilia 38: 197– 207. Wogan GOU, Stuart BL, Iskandar DT, McGuire JA. 2016. Deep genetic structure and ecological divergence in a widespread human commensal toad. Biology Letters 12: 20150807.
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/142059
The management of IPB University Darmaga campus (Bogor, Indonesia) have given
permission to work within the campus areas. We thank the Dean and staff of Faculty of
Forestry & Environment, IPB University for their kindly assistance.
The Department of Agriculture and Fisheries (DAF), of the state of Queensland provided
funds to carry out this project, which otherwise would not be possible. Lin Schwarzkopf lab’s
members (Jaimie Hopkins and Sheryn Brodie) provided assistance with the bioacoustics
study. In addition, Muhajir from IPB University helped with bioacoustics. Funding was
provided via a collaborative agreement between DAF and IPB University agreed at 28
January 2021, with James Cook University.
id
THE ECOLOGY OF DUTAPHRYNUS IN IPB
IPBana > Research Report > Research Report
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1129332022-07-28T07:34:59Zcom_123456789_45587com_123456789_14col_123456789_53557
Mardiastuti, Ani
Mulyani, Yeni Aryati
Kusrini, Mirza Dikari
Sastranegara, Hafiyyan
Kaban, Aronika
Rahmania, Mila
Shabrina, Ajrini
Fauzi, Richsy Muhammad
Sutrisna, Tri
Hidayat, Yayat
2022-07-28T07:34:00Z
2022-07-28T07:34:00Z
2017
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/112933
Hutan Toyota terletak di Toyota Karawang Plant, yakni salah satu pabrik otomotif milik PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) seluas 100 ha di Karawang International Industrial City (KIIC), Teluk Jambe, Jawa Barat. Toyota Karawang Plant dibangun pada 29 Mei 1996, mulai beroperasi pada tahun 1998 dan diresmikan pada tahun 2000 dengan luas bangunan 30 ha.
Selain memiliki fasilitas untuk memproduksi otomotif, Toyota Karawang Plant juga memiliki fasilitas pendukung yang dikenal dengan nama “Toyota Forest” (Hutan Toyota). Hutan Toyota ini dimulai sejak tahun 2002 dan diawali dengan melakukan penghijauan di sekitar areal pabrik Toyota Karawang. Areal hutan Toyota ini diharapkan dapat menciptakan lingkungan pabrik yang asri dan sejuk, mengurangi kadar emisi gas buang di sekitar pabrik dan sekaligus sebagai sarana penyerapan karbondioksida, khususnya dengan adanya test course.
Hutan Toyota selanjutnya menjadi sebuah program yang hingga saat ini dilakukan di berbagai wilayah yang berbeda-beda, di luar areal Karawang Plant. Sejak tahun 2012, melalui kegiatan hutan Toyota telah dicanangkan gerakan “One Car, One Tree” (setiap produksi satu unit mobil Toyota di Indonesia akan dilakukan penanaman satu unit pohon) dan telah dilakukan penanaman antara lain di Kepulauan Seribu, Bekasi, Cilamaya, Semarang, Bantul, Demak, Surabaya, dan Banyuwangi. dst ...
id
Komunitas Burung Air Dan Herpetofauna Di Areal Hutan Toyota, Karawang
LAPORAN AKHIR
Technical Report