2024-03-28T16:07:13Zhttp://repository.ipb.ac.id/oai/requestoai:repository.ipb.ac.id:123456789/1416272024-03-14T00:13:12Zcom_123456789_7467com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_111
2024-03-13T23:57:06Z
urn:hdl:123456789/141627
Kinerja Rantai Pasok Ikan Tuna yang Didaratkan Di Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus, Kota Padang
Yolanda, Sri Nova
Wisudo, Sugeng Hari
Wiyono, Eko Sri
Rantai pasok memuat aktivitas yang berhubungan dengan arus barang,
informasi dan dana dari pemasok sampai ke konsumen akhir. Pengukuran kinerja
rantai pasok ikan tuna yang berbasis di PPS Bungus dilakukan untuk mengetahui
kinerja rantai pasok dalam hal efisiensi biaya dan waktu operasi rantai pasok.
Pada penelitian ini diperlukan data primer dari setiap stakeholder rantai pasok
yang terlibat. Analisis yang digunakan yaitu pembobotan supply chain operation
reference (SCOR) untuk mengukur kinerja rantai pasok dan metode strengths,
weakness, opportunity, and threats (SWOT) untuk merumuskan strategi
peningkatan kinerja. Hasil penelitian menunjukkan struktur rantai pasok ikan tuna
dari hulu ke hilir, dimulai dari pemilik kapal, nelayan, pedagang pengumpul,
perusahaan pengolah kecil, perusahaan pengolah besar (eksportir). Performa
kinerja rantai pasok ikan tuna di PPS Bungus berdasarkan rata-rata nilai SCOR
terendah yaitu terjadi pada indikator efektivitas UPI dengan nilai 67 (average),
biaya total rantai pasok dengan nilai 69 (average), waktu tunggu pemesanan
dengan nilai 72 (good), pemenuhan pesanan sempurna dengan nilai 73 (good), dan
nilai performa tertinggi pada produksi hasil tangkapan dengan nilai 93 (excellent).
2024-03-13T23:57:06Z
2024-03-13T23:57:06Z
2024-03-13
Undergraduate Thesis
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/141627
id
IPB University
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1408802024-03-05T01:42:43Zcom_123456789_7467com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_111
2024-03-05T01:42:43Z
urn:hdl:123456789/140880
Suatu Analisa Unit-Unit Penangkapan Ikan di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat
Said, Muhammad
Murdiyanto, Bambang
Haluan, John
Penelitian dilakukan di Kabupaten Ketapang, Kaliman- tan Barat mulai dari tanggal 7 Mei sampai dengan tanggal 9 Juni 1984. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survai.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui keadaan umum perikanan laut dan menentukan beberapa unit penangkapan ikan yang mempunyai kemungkinan baik untuk dikembangkan di Kabupaten Ketapang.
Potensi perikanan laut di Kabupaten Ketapang diduga masih cukup besar. Dengan luas perairan 20 000 km², poten- si perikanan pelagis dan demersal diperkirakan masing-ma- sing sebesar 13 000 ton dan 23 800 ton per tahun. Pada tahun 1983 tingkat usahanya baru mencapai 30,90 persen, sehingga potensi pengembangannya masih 69,10 persen.
Pada tahun 1983, di Kabupaten Ketapang terdapat 2 181 unit alat penangkapan ikan yang terdiri dari 10 je- nis, yaitu pukat pantai, jaring insang hanyut, jaring ling- kar, jaring insang tetap, kelong, rawai tetap, serok, pan- cing, sero dan jenis alat lainnya. Perahu dan kapal motor panangkapan ikan berjumlah 1 189 buah yang terdiri dari parahu tanpa motor 734 buah, motor tempel 275 buah dan ka- pal motor 180 buah. Jumlah nelayan sebanyak 2 867 orang.
Hak Enam jenis alat penangkapan ikan, yaitu pukat pantai, jaring insang hanyut, jaring lingkar, jaring insang tetap, rawai tetap dan sero telah dianalisa dari segi biologis, efisiensi teknis, efisiensi ekonomis dan analisa sosial.
Hasil analisa menunjukkan bahwa jaring lingkar mendu- duki ranking teknologi tertinggi, disusul kemudian oleh jaring insang hanyut, rawai tetap, pukat pantai, jaring insang tetap dan sero.
Perairan Kabupaten Ketapang masih dalam taraf kurang upaya (under exploited). Oleh karena itu perlu penambahan upaya (fishing effort) untuk mengelola sumberdaya tersebut, agar potensi perairan Kabupaten Ketapang dapat dimanfaatkan secara optimal….
2024-03-05T01:42:43Z
2024-03-05T01:42:43Z
1984
Undergraduate Thesis
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/140880
id
IPB University
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1133712022-08-10T00:39:46Zcom_123456789_7467com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_111
2022-08-10T00:29:00Z
urn:hdl:123456789/113371
Efektivitas Alat Penangkap Benih Sidat (Glass Eel) di Muara Sungai Cimandiri, Sukabumi
Haryono, Viola Azzuhra
Wahju, Ronny Irawan
Taurusman, Am Azbas
Currently, eel seed farming still depends on the availability of natural
catches of the glass eel. The Cimandiri river estuary is one of the potential glass
eel fishing grounds in the Sukabumi Regency. This study aims to estimate the
effectiveness of glass eel fishing gear at the Cimandiri River Estuary bycatch and
measure water parameters at the research site. Field surveys and laboratory
measurements were carried out for this study. The data were analyzed using
descriptive, productivity, and effectiveness of the fishing gears (lift nets and push
nets) and the analysis of the main target and bycatch of the gears. This study
showed that water temperature, salinity, and pH in the Cimandiri River Estuary
were suitable for the glass eel: a temperature of 28-30 C, a salinity of 0-4 PSU,
and pH of about 6-7. The productivity value of the lift net was 33.22 g/hour, while
the push net was 46.03 g/hour. The catches consisted of 92.58% main catch and
7.42% bycatch. The effectiveness value of the lift net was 91.76% for the main
catch and 8.24% for the bycatch, while the pus net was 93.40% for the main catch
and 6.60% for the bycatch. Thus, one could conclude that the fishing gears of the
push net are more effective than the lift net to catch the glass eels.
2022-08-10T00:29:00Z
2022-08-10T00:29:00Z
2022-04
Undergraduate Thesis
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/113371
id
IPB University
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1125372022-07-22T02:29:11Zcom_123456789_7467com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_111
2022-07-16T00:36:36Z
urn:hdl:123456789/112537
Kegiatan Usaha Perikanan Cumi Selama Pandemi Covid-19 di Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman, Jakarta
Rayhan, Abdul Rahman
Wisudo, Sugeng Hari
Mustaruddin
Cumi-cumi merupakan komoditas tangkapan yang memiliki nilai ekonomis
tinggi dan dapat ditemukan di berbagai perairan Indonesia. Bouke ami merupakan
armada yang mendaratkan cumi-cumi sebagai hasil tangkapan utama. Penurunan
produksi ikan selama pandemi diduga akibat adanya pembatasan aktivitas
distribusi dan pemasaran ekspor komoditas perikanan dan berimbas terhadap
penurunan harga ikan hasil tangkapan secara umum. Penelitian ini bertujuan
menganalisis produktivitas armada bouke ami selama pandemi, mengidentifikasi
tren harga komoditas cumi-cumi dan pendapatan armada bouke ami, dan
merumuskan strategi usaha perikanan bouke ami selama era pandemi. Penelitian
ini menggunakan metode survei dengan penggunaan data primer dan data
sekunder. Rata-rata produksi terendah selama pandemi adalah 4.496 kg pada
bulan April dan tertinggi 6.618 kg pada bulan November. Sebelum pandemi, ratarata produksi terendah adalah 2.419 kg pada bulan November dan tertinggi 8.311
kg pada bulan September. Harga rata-rata cumi terendah sebelum pandemi adalah
Rp65.000,00 dan tertinggi Rp78.409,00 sedangkan selama pandemi adalah
Rp65.333,00 dan tertinggi Rp77.500,00. Pendapatan armada bouke ami tahun
2019 sebesar 719,7 juta rupiah dengan keuntungan 277 juta rupiah sementara
tahun 2020 sebesar satu miliar rupiah dengan keuntungan 396,6 juta rupiah.
Strategi yang diperlukan untuk meningkatkan usaha perikanan cumi adalah
optimalisasi penangkapan, pengaturan dan efisiensi waktu operasi penangkapan
serta perluasan jangkauan pasar.
Squid is a catch commodity with high economic value and can be found in
various Indonesian waters. Bouke ami is a fleet that lands squid as the main catch.
The decline in fish production during the pandemic is suspected to be due to
restrictions on distribution and marketing activities for exports of fishery
commodities. It impacts the decline in the price of caught fish in general. This
study aims to analyze the productivity of the bouke ami fleet during the pandemic,
identify trends in squid commodity prices and bouke ami fleet revenues, and
formulate a bouke ami fishery business strategy during the pandemic era. This
study used a survey method with the use of primary data and secondary data.
Rata-rata produksi terendah selama pandemi adalah 4.496 kg pada bulan April
dan tertinggi 6.618 kg pada bulan November. Before the pandemic, the lowest
average production was 2,419 kg in November, and the highest was 8,311 kg in
September. The lowest average price of squid before the pandemic was IDR
65,000.00, and the highest was IDR 78,409.00, while during the pandemic, it was
IDR 65,333.00, and the highest was IDR 77,500.00. The revenue of the bouke
ami fleet in 2019 was 719.7 million rupiahs with a profit of 277 million rupiahs,
while in 2020, it was one billion rupiahs with a profit of 396.6 million rupiahs.
The strategies needed to improve the squid fisheries business are optimizing
fishing, regulating fishing operations' regulation and efficiency, and expanding
market reach.
2022-07-16T00:36:36Z
2022-07-16T00:36:36Z
2022
Undergraduate Thesis
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/112537
id
IPB University
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1158602023-01-04T08:09:18Zcom_123456789_7467com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_111
2023-01-04T08:09:16Z
urn:hdl:123456789/115860
Strategi Peningkatan Operasional Pangkalan Pendaratan Ikan Jayanti Kabupaten Cianjur
Hardian, Thoufiq Teguh
Hardian, Thoufiq Teguh
Solihin, Iin
Muninggar, Retno
Kegiatan operasional menjadi tolak ukur tingkat kelancaran aktivitas di
suatu pelabuhan perikanan. Terdapat beberapa masalah dalam kegiatan
operasional di PPI Jayanti meliputi kegiatan bongkar muat yang terkendala karena
keterbatasan fasilitas, TPI yang tidak berjalan, penanganan hasil tangkapan yang
belum baik, belum adanya kegiatan pengolahan hasil tangkapan, dan kegiatan
pemasaran serta penyaluran perbekalan yang terkendala akses ke pelabuhan.
Tujuan penelitian ini mengidentifikasi kebutuhan nelayan terhadap fasilitas, serta
fakor penyebab permasalahan operasional, dan merumuskan strategi peningkatan
operasional PPI Jayanti. Manfaat dari penelitian ini yaitu pemangku kebijakan
terkait dapat menggunakan rumusan strategi guna meningkatkan operasional di
PPI Jayanti dan menginformasikan terkait gambaran aktivitas di PPI Jayanti.
Kegiatan pengambilan data menggunakan metode accidental sampling dan
purposive sampling. Pengolahan data menggunakan analisis deskriptif, analisis
IPA, analisis fishbone dan analisis SWOT. Hasil penelitian menggunakan analisis
IPA menunjukkan bahwa nelayan merasa kebutuhannya terhadap ketersediaan
fasilitas belum terpenuhi. Hasil dari identifikasi terhadap operasional di PPI
Jayanti didapatkan bahwa ada beberapa faktor penyebab permasalahan disetiap
kegiatan operasionalnya. Perumusan strategi peningkatan operasional di PPI
Jayanti dapat difokuskan pada revitalisasi fasilitas yang berhubungan dengan
kegiatan operasional terutama kegiatan pendaratan ikan, mengevaluasi serta
mengedukasi nelayan tentang penanganan hasil tangkapan, membangun industri
pengolahan hasil tangkapan dan memberi opsi akses ke pelabuhan perikanan.
A guideline for operational activities in fishing ports is essential for
activities going smoothly. Several problems of operational activities at Jayanti
Fishing Landing Base included loading and unloading operations that are
constrained due to limited facilities, Fish auction houses that isn’t running,
catches poor handling, the unavailability of catch processing, and marketing and
distribution of supplies because of lack of access to the port. The purpose of this
study are to identify fishermen’s need for facilities, as well as cause of operational
problems, and formulate a strategy to improve operational activities at fishing
port. The benefit of the research are applicating the strategy and describing
activities of fishing port for policymakers. Data were collected using accidental
and purposive sampling. Data were processed using descriptive, Importance
Performance Analysis, fishbone and SWOT analysis. The result concluded by
Importance Performance Analysis show that fishermen felt their needs for
facilities aren’t complete. For the operational activities showed several
contributing factors in each problem. The strategy formulation for improving
operational activities can be emphasized on related revitalizing facilities, but more
focused on landing catches, evaluate and guide fishermen regarding catch
handling, build fish processing industry and giving an option to access to the
fishing port.
2023-01-04T08:09:16Z
2023-01-04T08:09:16Z
2022
Undergraduate Thesis
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/115860
id
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1119342022-06-05T02:24:36Zcom_123456789_7467com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_111
2022-06-05T02:24:34Z
urn:hdl:123456789/111934
Penggunaan Cacing Tanah (Lumbricus rubellus) pada Umpan Vertikal terhadap Hasil Tangkapan Bagan Apung di Perairan Teluk Palabuhanratu
Hutagalung, Bronx Andar
Zulkarnain
Baskoro, Mulyono S
Umpan vertikal digunakan sebagai alat bantu penangkapan ikan pada alat
tangkap bagan apung. Umpan yang berasal dari laut tidak selalu tersedia selama
musim penangkapan sehingga digunakan atraktor berupa cacing tanah (Lumbricus
rubellus) yang berasal dari darat dan tersedia sepanjang tahun. Penelitian ini
bertujuan untuk membandingkan komposisi hasil tangkapan bagan apung
perlakuan dengan bagan apung kontrol, mengetahui pengaruh penggunaan umpan
vertikal dan menentukan frekuensi hauling bagan apung perlakuan. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah experimental fishing dengan pengulangan
sebanyak 20 kali. Analisis data yang dilakukan adalah analisis deskriptif dan
analisis statistik yaitu uji mann-whitney. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terdapat 10 jenis ikan hasil tangkapan pada bagan apung perlakuan dan 8 jenis
ikan pada bagan apung kontrol. Penggunaan atraktor cacing tanah sebagai umpan
alternatif berpengaruh nyata terhadap berat total hasil tangkapan bagan apung
dengan nilai signifikansi uji mann-whitney sebesar 0,014. Berat total hasil
tangkapan pada bagan apung perlakuan adalah 944,2 kg dan pada bagan apung
kontrol seberat 435.2 kg. Frekuensi hauling bagan apung perlakuan selama 20 trip
penangkapan sebanyak 118 kali dan bagan apung kontrol sebanyak 101 kali.
Vertical baits are used as auxiliary gear in floating lift nets. The bait that
comes from the sea is not always available during the fishing season, so an
attractor called earthworms (Lumbricus rubellus) is used, which comes from land
and is available throughout the year. The purposes of this study are to compare the
caught fish of the lift net with vertical bait and the controllable lift net (without
vertical bait), to determine the effect of using vertical bait and determine the
hauling frequency of the lift net with vertical bait. The method used in this
research was experimental fishing with 20 repetitions. The data analysis used was
descriptive and statistical, namely the Mann-Whitney test. The results show that
the lift net with bait caught ten fish species, and the lift net without bait only
caught eight species of fish. The use of an earthworm attractor as an alternative
bait had a significant effect on the total weight of the floating lift net catch, with
the significance value of the Mann-Whitney test of 0.014. The total weight of the
catch on the floating lift net with vertical bait was 944.2 kg, and on the controlled
floating lift net was 435.2 kg. The total number of hauling on the floating lift net
with vertical bait for 20 trips was 118 times, and the controlled floating lift net
was 101 times.
2022-06-05T02:24:34Z
2022-06-05T02:24:34Z
2022-05-20
Undergraduate Thesis
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/111934
id
IPB University
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1404852024-02-29T03:55:27Zcom_123456789_7467com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_111
2024-02-29T03:55:27Z
urn:hdl:123456789/140485
Keadaan Perikanan Laut dan Analisa Efisiensi Usaha Beberapa Unit Penangkapan Ikan di Kecamatan Banda Kabupaten Maluku Tengah
Billahmar, Muhammad
Ayodhyoa
Monintja, Daniel R.
Penelitian ini merupakan suatu studi kasus yang dilakukan selama 3 bulan, yaitu dari 15 Februari - 15 Mei 1983 de- ngan mengambil lokasi di Kecamatan Banda. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keadaan perikanan laut serta mennentukan kemungkinan pengembangan beberapa unit penangkapan ikan yang baik untuk dikembangkan berdasarkan analisa efisi- ensi teknis dan ekonomis dari masing-masing unit dengan mem- perhatikan aspek biologis, teknis, sosial dan ekonomis.
Kecamatan Banda merupakan daerah kepulauan yang terle- tak di bagian sentral Laut Banda dengan posisi antara 04011 LS 04°40'LS dan 129°39'BT 130°05' BT. Kepulauan ini terdiri dari 11 pulau dengan luas keseluruhan 55,3 km², sedang- kan luas perairannya sesuai posisi dimaksud adalah sekitar 2.512,7 km². Keadaan pantai sekitar kepulauan Banda sebagian besar mempunyai bentuk yang curam dan terkenal dengan perair annya sebagai perairan laut dalam.
Mata pencaharian penduduk sebagain besar bergerak pada bidang pertanian dan perikanan, sedangkan sebagian kecil di- antaranya bergerak dibidang perhubungan laut, perdagangan, industri dan bidang lainnya. Jumlah penduduk sampai dengan akhir tahun 1982 tercatat sebanyak 14.388 Jiwa dengan tingkat pertambahan rata-rata sebesar 1,23% per tahun selama pe riode 1973 - 1982.
Usaha perikanan di daerah ini semata-mata bergerak pada bidang penangkapan ikan di laut dengan unit usaha yang masih tergolong sebagai usaha perikanan skala kecil (perikanan tradisional). Kegiatan penangkapan ikan sebagian besar masih dilakukan dengan perahu tanpa motor. Usaha perahu bermotor hanya terlihat pada usaha penangkapan cakalang dengan menggunakan huhate dan pancing tonda.
Jenis-jenis alat penangkapan ikan yang terdapat di dae- rah ini terdiri dari 12 jenis yang tergolong dalam 6 kelom- pok alat. Kelompok tersebut masing-masing, pancing (92,51%), jaring insang (4,80%), Jaring angkat (1,20%), perangkap (1,04%), alat lainnya (0,32%) dan pukat kantong (0,12%). Jumlah alat penangkapan ikan yang terdapat di daerah ini terhitung sebanyak 2.497 buah…dst
2024-02-29T03:55:27Z
2024-02-29T03:55:27Z
1984
Undergraduate Thesis
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/140485
id
IPB University
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1417562024-03-14T03:29:58Zcom_123456789_7467com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_111
2024-03-14T03:29:58Z
urn:hdl:123456789/141756
Lama perendaman pancing ulur terhadap hasil tangkapan di perairan Palabuhanratu, Sukabumi Jawa Barat
Silalahi, Bastian Putrayadi
Martasuganda, Sulaeman
Taurusman, Am Azbas
Selama ini nelayan menggunakan pancing ulur tanpa adanya standar waktu. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan lama waktu perendaman (soaking time) alat tangkap pancing ulur yang optimal terhadap hasil tangkapan di Teluk Palabuhanratu. Penelitian ini menerapkan metode uji coba penangkapan (experimental fishing) dengan 4 (empat) perlakuan: 30, 45, 60, dan 75 menit. Dalam setiap perlakuan dilakukan 10 kali ulangan (trip) masing-masing pada pagi hari dan malam hari selama sepuluh hari. Total hasil tangkapan berjumlah 520 ekor dan didominasi oleh ikan layur (Trichiurus sp.). Terdapat perbedaan yang sangat nyata (a< 0,01) hasil tangkapan yang diperoleh berdasarkan lama waktu perendaman baik pada pagi atau malam hari. Lama waktu perendaman yang optimal adalah 60 menit, baik pada operasi di pagi atau malam hari menurut jumlah dan kualitas hasil tangkapan…
2024-03-14T03:29:58Z
2024-03-14T03:29:58Z
2015
Undergraduate Thesis
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/141756
id
IPB University
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1142292022-08-31T02:05:16Zcom_123456789_7467com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_111
2022-08-31T02:05:14Z
urn:hdl:123456789/114229
Strategi Transformasi Armada Cantrang menjadi Armada Jaring Tarik Berkantong di Kabupaten Batang
Yuningsih, Ineng
Sondita, Fedi Alfiadi
Wiyono, Eko Sri
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Tengah menerbitkan
peraturan pada bulan Juli 2021 agar pemilik kapal cantrang merubah alat tangkap
menjadi jaring tarik berkantong. Kepala Pelabuhan Perikanan Pantai Klidang Lor
(PPPKL) memfasilitasi transformasi armada tersebut, namun pemilik kapal dan
nelayan enggan untuk mematuhi peraturan terebut. Proses dimulai dengan
sosialisasi disertai sejumlah informasi yang relevan. Penelitian ini bertujuan
mengidentifikasi tindakan yang harus dilakukan nelayan untuk memodifikasi
cantrang menjadi jaring tarik berkantong, menghitung kebutuhan biaya modifikasi
alat tangkap cantrang, menghitung kontribusi perikanan cantrang, dan
merumuskan strategi transformasi armada cantrang menjadi armada jaring tarik
berkantong di Kabupaten Batang. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi
lapangan dan wawancara. Pengolahan data dikembangkan dengan menerapkan
metode logic model sesuai dengan kondisi lapangan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa perubahan konstruksi cantrang terdapat pada bentuk dan
ukuran mata jaring bagian kantong. Biaya modifikasi satu unit cantrang menjadi
jaring tarik berkantong berkisar Rp 1.550.000 – 1.600.000. Perikanan cantrang
adalah penyedia bahan baku industri di Kabupaten Batang yang memproduksi
bahan baku dasar untuk industri pengolahan lanjutan di luar Kabupaten Batang.
Strategi transformasi armada cantrang adalah kegiatan sosialisasi kepada kalangan
nelayan disertai informasi lengkap tentang desain dan konstruksi alat pengganti,
biaya modifikasi, serta pemantauan terhadap jumlah kapal ikan yang
menggunakan jaring tarik berkantong.
The head of Marine Affairs and Fisheries Service of Central Java Province
ordered the owners of cantrang fleets to replace their fishing gear with another
type of boat seine called jaring tarik berkantong in July 2021. Accordingly, the
Head of Klidang Lor Fishing Port (PPPKL) have to facilitate the transformation of
these fishing fleets. However, boat owners and fishers express their reluctance to
modify their fishing gear. To accelerate this transformation efforts must include
the introduction of the order with sufficient information that will encourage the
fishing community to adopt the order. This study aims to identify changes in the
design and construction required to modify the cantrang to the jaring tarik
berkantong, to calculate the cost of gear modification, calculate the contribution of
the cantrang fisheries, to the processing industries, and formulate a strategy for
accelerating the transformation of the cantrang fishing fleets into jaring tarik
berkantong fleets in Batang Regency. Data were collected from field observations
and interviews. Data processing was developed by applying the logic model
method according to field conditions. The research results indicate that changes in
cantrang construction at PPPKL are found in the shape and mesh size of jaring
tarik berkantong. The modification of a cantrang will cost them Rp. 1,550,000 –
1,600,000. The cantrang fleets are the main suppliers of raw materials for local
industries which produce raw materials for seafood processing industries outside
Batang. The strategy for the transformation of the fleets should include
socialization of the order with sufficient information on the modification of
fishing gear, cost of modification, incentives to modify the fishing gear, and
monitoring the number of fishing fleets with the jaring tarik berkantong.
2022-08-31T02:05:14Z
2022-08-31T02:05:14Z
2022
Undergraduate Thesis
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/114229
id
IPB University
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1426982024-03-21T01:25:17Zcom_123456789_7467com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_111
2024-03-21T01:25:17Z
urn:hdl:123456789/142698
Teknologi penangkapan ikan dan pengaruhnya terhadap penyerapan tenaga kerja serta pendapatannya di sungai buntu karawang ( Jabar )
Kosasih
Monintja, Daniel R
Mangunsukarto, Kusman
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh peningkatan teknologi terhadap penyerapan tenaga kerja dan distribusi pendapatan.
Metoda penelitian yang digunakan adalah "Metoda Survai" dengan mengikuti prosedur pengambilan "contoh kebetulan dis- tratifikasi tidak berimbang ("disproportionate stratified random sampling").
Analisa yang digunakan untuk menguji hipotesa yang diajukan adalah: (a) tabulasi sederhana dan (b) F. test dan T. test.
Dari hasil penelitian ini dapat diambil beberapa kesim- pulan antara lain adalah :
(1) Jumlah produksi perikanan per tahun dan jumlah nelayan bertambah dengan pesat dari tahun ke tahun yaitu produksi perikanan bertambah 9,8% per tahun sedang jumlah nelayan bertambah 2,2% per tahun. Terlihat juga ada pertambahan jumlah alat tangkap yaitu sebesar 1,9% per tahun dan pertambahan perahu bermotor sebesar 0,22% per tahun.
(2) Pada umumnya faktor teknis ukuran kapal dan tenaga penggerak merupakan faktor yang menentukan penyerapan tenaga kerja dan jumlah produksi, yaitu semakin besar ukuran kapal dan tenaga penggerak semakin besar pula penyerapan tenaga kerja dan produksi, disamping itu dipengaruhi pula oleh jenis alat dan ukuran alat (mekanisasi) serta musim yaitu semakin besar jenis dan ukuran alat serta didukung oleh musim yang cocok semakin besar pula penyerapan tenaga kerja dan jumlah produksi.
(3) Jenis alat penangkapan gill net/nylon, jaring tembang, jaring udang/klitik dan jaring belantong/kembung mempunyai prospek baik dimasa yang akan datang ditinjau dari penyerapan tenaga kerja serta jumlah produksinya. Jenis alat penangkapan jala, sudu, dan payang sulit dikembangkan di Sungai Buntu.
(4) Penambahan investasi pada umumnya akan menaikkan produksi dan pendapatan pemilik serta berpengaruh pula terhadap pendapatan anak buah kapal karena dengan adanya sistem bagi hasil yang berlaku terutama pada alat penangkapan payang, gill net/nylon, jaring udang/klitik dan jaring tembang.
(5) Dengan pengoperasian alat penangkapan yang berganti-ganti sesuai dengan musimnya dalam satu tahun, akan menaikkan produksi dan penyerapan tenaga kerja…dst
2024-03-21T01:25:17Z
2024-03-21T01:25:17Z
1986
Undergraduate Thesis
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/142698
id
IPB University
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1134882022-08-12T01:53:01Zcom_123456789_7467com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_111
2022-08-12T01:52:59Z
urn:hdl:123456789/113488
Analisis Risiko pad Aktivitas Proses Penanganan Kerang Simping
Solehudin, Achmad Bagus
Imron, Mohammad
Purwangka, Fis
Cold storage merupakan tempat yang biasa digunakan untuk penyimpanan
barang sementara, terutama barang yang mudah busuk dan akan digunakan dalam
jangka panjang. Pemanfaatan sistem refrigerasi pada cold storage menjadikan
ruangan di area cold storage memiliki suhu yang rendah. Paparan suhu dingin
yang dirasakan oleh para pekerja setiap hari, lama kelamaan akan mengakibatkan
perubahan fisiologi, respon. kejiwaan, serta reaksi pelaku. Kondisi ini disebut
dengan efek cold stress. Pekerja yang merasakan efek cold stress dapat
meningkatkan potensi kecelakaan kerja. Sehingga, perlu adanya analisis risiko
untuk dapat meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja. Penelitian ini dilakukan
dengan tujuan untuk mengetahui sumber bahaya dan risiko kecelakaan kerja yang
terjadi di area cold storage. Metode yang digunakan adalah studi kasus dengan
objek penelitian aktivitas proses penanganan kerang simping. Metode
pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi langsung dan
wawancara, kemudian dianalisis dengan metode HTA (Hierarchy Task Analysis),
IBPR (Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko), dan Analisis deskriptif. Hasil
penelitian ini berupa informasi mengenai sumber bahaya dan nilai risiko
kecelakaan kerja pada aktivitas proses penanganan kerang simping dalam bentuk
bagan HTA dan juga Tabel IBPR. Berdasarkan data tersebut didapatkanlah
persebaran tingkat risiko dan cara pengendalian potensi bahaya yang terjadi pada
aktivitas proses penanganan kerang simping.
2022-08-12T01:52:59Z
2022-08-12T01:52:59Z
2022-09-12
Undergraduate Thesis
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/113488
id
IPB University
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1415312024-03-13T04:08:41Zcom_123456789_7467com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_111
2024-03-13T04:08:41Z
urn:hdl:123456789/141531
Model penangkapan ikan gill net di pelabuhan ratu
Wahju, Ronny Irawan
Haluan, John
Gunarso, Wisnu
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara faktor-faktor produksi terhadap hasil tangkapan pada penangkapan ikan dengan gill net.
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Pelabuhan Ratu Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat pada bulan Agustus sampai dengan September 1985.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah me- tode survai. Hubungan antara faktor produksi dengan pro- duksi diduga dengan fungsi model Cobb Douglas. Variabel tak bebas adalah produk (Y) sedangkan variabel bebas terdi ri dari GT perahu (X₁), Hari kerja orang (X2), Ukuran jaring (X3) dan Bahan bakar (X4).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa model penangkapan ikan dengan gill net di Pelabuhan Ratu adalah :
Y = 5,0049 X1-0,0086 X2,1.8760X3,1.3900 X40,0141
Faktor-faktor produksi yang berpengaruh nyata terhadap pro duksi adalah hari kerja orang (X2) dan ukuran jaring (X3). Sedangkan faktor produksi GT perahu (X₁) dan bahan bakar (X4) tidak berpengaruh nyata.
Pendapatan bersih per tahun nelayan pemilik sebesar 882 041, sedangkan jurumudi sebesar Rp. 859 098,- per tahun dan anak buah sebesar Rp 425 549,- per tahun.
Break Even Point tercapai pada jumlah 12 035,94 kilo- gram dan Rp. 8 425 720,-. Nilai R/C ratio didapat sebesar 1,10. Sedangkan Net B/C ratio pada tingkat suku bunga 12% sebesar 1,10 kemudian Net Present Value pada tingkat suku bunga 12% sebesar Rp. 309 067,-. Internal Rate of Return sebesar 14,17% yang berarti bahwa usaha penangkapan ikan dengan gill net masih menguntungkan secara ekonomi. Waktu pengembalian investasi selama 3,3 tahun….
2024-03-13T04:08:41Z
2024-03-13T04:08:41Z
1986
Undergraduate Thesis
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/141531
id
IPB University
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1420382024-03-18T02:19:50Zcom_123456789_7467com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_111
2024-03-18T02:19:50Z
urn:hdl:123456789/142038
Perikanan payang di kotamadya padang
Syukri, Ahmad
Gunarso, Wisnu
Mangunsukarto, Kusman
Tujuan penelitian ini adalah untuk Mempelajari perikanan payang di Kodya Padang.
Univers Penelitian ini dilaksanakan di Kodya Padang, Propinsi Sumatera Barat. Waktu penelitian terhitung mulai tanggal 11 Agustus sampai tanggal 30 September 1985.
Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah merupakan studi kasus.. Analisa data berdasarkan analisa "Break- Even" dan "B/C ratio". Pengembangan alat tangkap, didekati berdasarkan produksi dan nilai produksi tahunan, biaya investasi, biaya tetap, biaya tidak tetap dan potensi lestari. sumberdaya.
Potensi sumberdaya perikanan laut di Propinsi Sumatera
Barat diperkirakan masih besar, potensi lestari ikan pelagis
kecil 35 464,9 ton per tahun, ikan pelagis besar 11 915,9
ton per tahun dan ikan karang/demersal 24 078,6 ton per tahun. Berarti tingkat pengusahaan pada tahun 1984, baru mencapai 42,48 persen untuk ikan pelagis kecil, 82,84 persen
untuk ikan pelagis besar dan ikan karang/demersal 13,44 persen.
Unit penangkapan payang terdiri dari perahu kayu, mempunyai nilai gross tonage berkisar 1,32 ton sampai 2,20 ton, material jaring payang terbuat dari bahan sintetis, warna
jaring coklat. Daerah penangkapan nelayan meliputi perairan laut Kodya Padang dengan jarak tiga mil sampai lima mil dari pantai. Hasil tangkapan dengan alat tangkap payang adalah, ikan tongkol (Euthynus sp), tembang (Sardinella fimbriata), kembung (Rastrelliger sp), layang (Decapterus sp), selar (Caranx sp) dan beberapa jenis ikan lainnya. ...
2024-03-18T02:19:50Z
2024-03-18T02:19:50Z
1986
Undergraduate Thesis
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/142038
id
IPB University
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1146412022-09-24T03:47:08Zcom_123456789_7467com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_111
2022-09-24T03:47:06Z
urn:hdl:123456789/114641
Peramalan Produksi Cumi-cumi sebagai Bahan Baku Industri di Pelabuhan Perikanan Nusantara Muara Angke Jakarta
Zanlee, Brilliant Zhafrano
Mustaruddin
Puspito, Gondo
Industri pengasinan cumi-cumi adalah salah satu industri pengasinan terbesar di Muara Angke. Dua dari delapan unit saja yang masih aktif produksi karena keterbatasan dan kurangnya perencanaan bahan baku dari pelabuhan. Metode peramalan bahan baku bisa menjadi solusi dalam perencanaan produksi di tahun berikutnya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kondisi umum cumi-cumi, menentukan model peramalan yang tepat, dan mengestimasi volume produksi cumi-cumi dan kebutuhannya sebagai bahan baku industri di Muara Angke selama satu tahun kedepan. Analisis deskriptif digunakan dalam menganalisis data yang didapatkan. Analisis Peramalan digunakan untuk perencanaan bahan baku industri pengasinan cumi-cumi. Hasil penelitian didapatkan kondisi PPN Muara Angke didominasi oleh kapal bouke ami dengan persentase 55% dari keseluruhan kapal dan menjadi alat tangkap dominan untuk menangkap cumi-cumi dengan persentase 71%. Hasil penelitian didapatkan metode exponential smoothing alpha 0,7 terpilih karena memiliki nilai error paling kecil yaitu MAPE 22,64 dan MSE 4.626,35. Hasil estimasi peramalan produksi cumi-cumi tahun 2022 di PPN Muara Angke sebesar 2.226,128 ton per bulan. Estimasi produksi yang diperoleh mencukupi kebutuhan 8 industri cumi asin yang memerlukan bahan baku 136,041 ton cumi-cumi tiap bulannya.
The squid salting industry is one of the largest salting industries in Muara Angke. Two of the eight units are still active in production due to limitations and a lack of planning for raw materials from the port. The raw material forecasting method can be a solution in production planning in the following year. This study aims to describe the general condition of squid, determine the appropriate forecasting model, and estimate the volume of squid production and its needs as industrial raw materials in Muara Angke for the following year. Descriptive analysis is used in analyzing the data obtained. Forecasting analysis is used for planning raw materials for the squid salting industry. The results showed that the PPN condition of Muara Angke was dominated by bouke ami vessels with a percentage of 55% of all ships and became the dominant fishing gear for catching squid with a percentage of 71%. The results showed that the exponential smoothing alpha method of 0.7 was chosen because it had a minor error value, namely MAPE 22.64 and MSE 4.626.35. The estimated results of forecasting squid production in 2022 at the Muara Angke PPN are 2,226.128 tons per month. The estimated production obtained meets the needs of 8 salted squid industries that require raw materials of 136,041 tons of squid per month.
2022-09-24T03:47:06Z
2022-09-24T03:47:06Z
2022
Undergraduate Thesis
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/114641
id
IPB University
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/496702024-03-19T04:36:41Zcom_123456789_7467com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_111
2011-08-10T02:39:49Z
urn:hdl:123456789/49670
Distribusi hasil tangkapan di pelabuhan perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta
S., T.R Ade Darmawan
Solihin, Iin
Sam, Abdur Rouf
Kegiatan distribusi hasil tangkapan di PPS Nizam Zachman Jakarta memiliki beberapa aspek penting antara lain transportasi, penyimpanan dan informasi pasar. Ketiga aspek tersebut akan sangat menentukan cara pendistribusian hasil tangkaapn, kondisi hasil tangkapan yang akan didistribusikan di PPS Nizam Zachman Jakarta, biaya distribusi, harga hasil tangkapan dari proses penjualan di daerah distribusi atau di daerah pemasarannya.
2011-08-10T02:39:49Z
2011-08-10T02:39:49Z
2006
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/49670
IPB (Bogor Agricultural University)
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1426302024-03-20T07:02:03Zcom_123456789_7467com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_111
2024-03-20T07:02:03Z
urn:hdl:123456789/142630
Studi tentang banrong, salah satu alat penangkapan ikan di kabupaten barru, sulawesi selatan
Assir, Andi
Murditanto, bambang
Mangunsukarto, Kusman
niversi Nelayan Indonesia sebagian besar masih menggunakan alat penangkap ikan yang tradisional. Salah satu alat yang masih digunakan sampai saat ini adalah: banrong.
Dengan meningkatnya kemajuan teknologi di bidang penangkapan, sedikit demi sedikit nelayan mulai meninggalkan cara-cara tradisional dan beralih ke alat penangkap yang lebih maju. Hal ini akan menyebabkan jumlah alat tradisio- nal semakin berkurang dan akhirnya akan musnah. Mengingat hal tersebut, maka penelitian ini diadakan untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap tentang banrong, serta untuk bahan inventarisasi alat penangkap ikan di Indonesia.
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa banrong adalah alat penangkap ikan yang dapat dikelompokkan ke dalam jenis jaring angkat (lift net). Alat ini banyak dioperasikan pada perairan pantai dan sungai di sepanjang pantai barat Sulawesi Selatan. Khususnya di Kabupaten Dati II Barru, jumlahnya kurang lebih 106 buah.
Berdasarkan konstruksi dan ukurannya, banrong dibagi menjadi dua kelompok, yaitu: banrong besar dan banrong kecil. Konstruksi utama banrong terdiri dari: jaring dan bangunan. Jaringnya berbentuk mangkuk dan terbuat da- ri benang kapas atau polyethylene. Bangunan banrong mirip dengan bangunan bagan dan terbuat dari bambu.
Alat ini dioperasikan pada waktu siang hari dengan tujuan menangkap ikan-ikan yang beruaya ke pantai, beruaya di sepanjang pantai dan sungai. Oleh sebab itu alat ini ditempatkan pada jalur ruaya ikan yang ditentukan oleh nelayan berdasarkan pengalaman yang diajarkan turun temurun dan dengan pengamatan yang cukup lama. Metode penangkapan- nya, yaitu : menghamparkan jaring, menunggu sampai ikan berada di atasnya, bila ada ikan maka jaring diangkat dengan cepat…dst
2024-03-20T07:02:03Z
2024-03-20T07:02:03Z
1986
Undergraduate Thesis
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/142630
id
IPB University
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1133692022-08-10T00:26:50Zcom_123456789_7467com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_111
2022-08-10T00:23:20Z
urn:hdl:123456789/113369
Strategi Pengembangan Usaha Perikanan Jaring Insang Hanyut di Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan
Pravasita, Danes Hamara
Yusfiandayani, Roza
Puspito, Gondo
Kegiatan perikanan jaring insang hanyut menunjang usaha perikanan di
Pekalongan, namun tingkat kesejahteraan nelayan jaring insang hanyut tergolong
rendah. Tingkat keuntungan usaha belum diketahui secara pasti sehingga
dibutuhkan strategi pengembangan usaha sebagai rekomendasi untuk
meningkatkan usaha perikanan jaring insang hanyut di Pelabuhan Perikanan
Nusantara Pekalongan. Tujuan penelitian ini menganalisis pengembangan jaring
insang hanyut berdasarkan aspek teknis, ekonomi, serta menyusun strategi
pengembangan perikanan jaring insang hanyut di PPN Pekalongan. Metode yang
digunakan yaitu metode survei kemudian dianalis menggunakan analisis
deskriptif, analisis finansial, dan analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan
usaha perikanan jaring insang hanyut dengan kapal ≤10 GT menggunakan antara
20-35 piece jaring dilengkapi dengan line hauler, volume produksi per unit jaring
insang hanyut rata-rata 302.540 kg per tahun dengan nilai produksi Rp
4.282.497.291. Keuntungan usaha sebesar Rp 122.554.616; R/C ratio sebesar 1,51
dan Payback Period sebesar 1,88. Strategi pengembangan jaring insang hanyut di
PPN Pekalongan diantaranya mengembangkan jaringan pasar, pembinaan nelayan
terkait usaha peluang pasar, peningkatan kapasitas SPBU, pembagian zonasi
penangkapan ikan, peningkatan pemahaman mengenai perikanan yang
berkelanjutan, dan penerapan sistem rantai dingin terhadap hasil tangkapan.
Drift gillnet fishery activities support fisheries business in Pekalongan, but
the welfare of drift gillnet fishermen is still relatively low. The profit of those
business is not known, so a business development strategy is needed as a
recommendation to increase the drift gillnet business at Pekalongan Fishing Port.
The purpose of this study is to analyze the development of drift gillnets based on
technic aspect, economic aspects, and develop strategies for developing drift
gillnet fisheries at Pekalongan Fishing Port. The method that used in this research
is survey with descriptive analysis, business prospect analysis, and SWOT
analysis. The result showed that drift gillnets ≤10 GT using 20-35 piece of nets
and already applied line hauler. The volume production of drift gillnet fishery per
unit averages is 302.540 kg per year with production value Rp122.554.616, R/C
ratio 1,51 and a payback period 1,88. The strategy for developing fisheries at the
Pekalongan Fishing Port includes developing markets networks, fostering
fishermen related to business and market opportunities, increasing gas station
capacity, dividing fishing zoning, increasing the understanding of suistainable
fisheries, and application of cold chain systems within catch.
2022-08-10T00:23:20Z
2022-08-10T00:23:20Z
2022
Undergraduate Thesis
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/113369
id
IPB University
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1420882024-03-18T04:13:34Zcom_123456789_7467com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_111
2024-03-18T04:13:34Z
urn:hdl:123456789/142088
Studi tentang pengolahan perikanan purse seine di mancar
Pardede, Raja
Pasaribu, Bonar.P
Ayodhyda
Penelitian ini dilakukan untuk menggambarkan akan pentingnya usaha pengelolaan perikanan purse seine yang dipandang sebagai industri penangkapan. Dalam hal ini adalah: (1) pengelolaan terhadap unit penangkapan serta faktor-faktor yang berkaitan dengan kegiatan penangkapan, (2) pengelolaan biaya investasi usaha penangkapan untuk memilih kemungkinan investasi sehingga usaha ini dapat menguntungkan dan layak dilaksanakan untuk beberapa tahun mendatang.
Kehadiran purse seine di Muncar telah membawa kemajuan bagi usaha penangkapan di daerah ini. Sebagai alat tangkap yang produktif, purse seine memberikan kontribusi terbesar dari seluruh hasil produksi perikanan laut di daerah tersebut.
Pengoperasian purse seine dilakukan dengan menggunakan dua buah perahu. Teknik penangkapannya ialah melingkarkan jaring terhadap gerombolan ikan dan selanjutnya jaring bagian bawah dikerucutkan sehingga ikan berada dalam tubuh jaring (kantong)…
2024-03-18T04:13:34Z
2024-03-18T04:13:34Z
1986
Undergraduate Thesis
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/142088
id
IPB University
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1151492022-11-02T07:42:44Zcom_123456789_7467com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_111
2022-11-02T07:42:17Z
urn:hdl:123456789/115149
Estimasi Potensi Ghost Gear, Faktor Penyebab dan Upaya Penanggulangannya pada Perikanan Bubu di Kepulauan Seribu
Fajri, Rahul Malik
Riyanto, Mochammad
Wahju, Ronny Irawan
Ghost gear merupakan alat tangkap yang hilang, dibuang atau terbengkalai
pada suatu perairan. Ghost gear dapat menjadi salah satu sumber dari marine
debris. Aktivitas penangkapan ikan menggunakan perangkap (bubu) berpotensi
terjadinya ghost gear. Nelayan di Kepulauan Seribu sebagian besar (95,4%)
menggunakan bubu, sehingga memiliki potensi terjadinya ghost gear yang tinggi
dan dapat menyebabkan ghost fishing. Sampai saat ini belum ada data dan
informasi ghost gear di Kepulauan Seribu. Tujuan penelitian ini adalah
mendeskripsikan perikanan bubu di Kepulauan Seribu, mengestimasi jumlah
ghost gear serta mengidentifikasi faktor-faktor penyebab terjadinya ghost gear
serta upaya penanggulangannya. Penelitian menggunakan metode survei dan
wawancara di Kepulauan Seribu pada 3 lokasi pengamatan yaitu Pulau Lancang,
Pulau Untung Jawa, dan Pulau Pari. Hasil penelitian didapatkan mayoritas kapal
yang digunakan di Kepulauan Seribu berukuran <12 m dengan kegiatan
penangkapan dilakukan secara harian maupun bulanan. Hasil estimasi diperoleh
89.301 unit bubu hilang dalam 1 tahun dengan total kerugian sebesar
Rp.1.853.140.000. Terjadinya ghost gear paling sering disebakan oleh konflik
dengan alat tangkap lain, hilang pelampung tanda, tersangkut dan dicuri atau
dirusak. Upaya yang disarankan untuk mengurangi ghost gear yaitu sosialisasi
terkait ghost gear, penerapan teknologi modern, menghindari lokasi tersangkut,
penggunaan gear marking, pembatasan penggunaan bubu, dan pemberian insentif.
2022-11-02T07:42:17Z
2022-11-02T07:42:17Z
2022-10-28
Undergraduate Thesis
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/115149
id
IPB University
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1153842022-11-29T23:34:55Zcom_123456789_7467com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_111
2022-11-29T23:34:53Z
urn:hdl:123456789/115384
Keragaan Teknis dan Biologi Perikanan Lobster di Kabupaten Lebak Banten
Sani, Ndaru Nalurita
Purbayanto, Ari
Wahju, Ronny Irawan
Penurunan produksi lobster di perairan Banten disebabkan tingginya
aktivitas penangkapan ikan oleh nelayan. Minimnya informasi mengenai keragaan
teknis dan biologi lobster menyebabkan pengelolaan lobster yang berkelanjutan
sulit diwujudkan. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan keragaan teknis
perikanan lobster, hasil tangkapan lobster berdasarkan parameter biologi, serta
menentukan hubungan panjang bobot lobster dan panjang karapas yang layak
tangkap. Data keragaan teknis dikumpulkan melalui wawancara sedangkan data
panjang karapas lobster dikumpulkan melalui sensus. Analisis deskriptif dan
analisis hubungan panjang bobot lobster digunakan dalam penelitian ini. Hasil
penelitian menunjukkan unit penangkapan lobster menggunakan jaring rampus
dengan bahan polyamide monofilament ukuran mata jaring 3,5-4,0 inci. Perahu
yang digunakan adalah perahu kincang berukuran 7–3 GT. Hasil uji nisbah
kelamin menunjukkan berbeda nyata. Hasil analisa hubungan panjang dan bobot
dengan jumlah lobster pasir 270 ekor menunjukkan nilai b < 3, sehingga pola
pertumbuhannya adalah alometrik negatif. Persentase ukuran hasil tangkapan
lobster berdasarkan PERMEN-KP No 12 Tahun 2020 menunjukkan ukuran
lobster yang belum layak tangkap di Muara Binuangeun seperti P. homarus
(80-100%), P. penicillatus (78-83%), P. longipes (90-100%), P. versicolor
(65-100%) dan P. ornatus (23%), dan Muara Cibareno diantaranya P. homarus
(98%), P. penicillatus (84-100%), P. longipes (100%), P. versicolor (92%) dan P.
ornatus (0%).
2022-11-29T23:34:53Z
2022-11-29T23:34:53Z
2022
Undergraduate Thesis
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/115384
id
IPB University
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1146492022-09-25T13:20:10Zcom_123456789_7467com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_111
2022-09-25T13:20:08Z
urn:hdl:123456789/114649
Estimasi Limbah Padat Aktivitas Pengguna di Dermaga Pelabuhan Perikanan Nusantara Muara Angke
Fadhilah, Harits Ridho
Muninggar, Retno
Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Muara Angke merupakan salah satu pelabuhan perikanan di DKI Jakarta yang masih memiliki permasalahan lingkungan, salah satunya limbah padat. PPN Muara Angke masih terdapat banyaknya ceceran sampah, limbah cair dan juga darah ikan. Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi jenis dan jumlah limbah padat, persepsi pengguna pelabuhan terhadap kesadaran pengelolaan sampah, dan perumusan strategi pengelolaan limbah padat. Metode yang digunakan yaitu studi kasus dengan pengambilan data menggunakan wawancara dan observasi langsung. Total responden sebanyak 65 yang terdiri dari nelayan, buruh, pedagang, petugas kebersihan, dan pihak pengelola pelabuhan. Hasil penelitian menunjukan estimasi limbah yang diambil selama 8 hari memiliki rata-rata sebesar 278,31 kg/hari dengan sampah didominasi kayu (29,47%) dan plastik (27,33%). Persepsi pengguna pelabuhan terhadap kesadaran pengelolaan sampah masuk kedalam kategori positif sekitar 84,62%. Prioritas strategi adalah menyediakan fasilitas pembuangan sampah sesuai jenis sampah dan merumuskan SOP pengelolaan lingkungan di PPN Muara Angke
2022-09-25T13:20:08Z
2022-09-25T13:20:08Z
2022
Undergraduate Thesis
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/114649
id
IPB University
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1152962022-11-20T23:55:25Zcom_123456789_7467com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_111
2022-11-20T23:55:23Z
urn:hdl:123456789/115296
Pola Sebaran Ikan Pelagis di Sekitar Rumpon Portable di Perairan Ambon
Nugraha, Muchamad Aria
Baskoro, Mulyono S
Yusfiandayani, Roza
Pengoperasian rumpon portable belum pernah dilakukan pada perairan laut
dalam sehingga informasi terkait sebaran dan tingkah laku ikan masih minim
diketahui. Informasi penyebaran ikan berdasarkan parameter lingkungan dan
kedalaman perairan sangat penting untuk menunjuang keberhasilan operasi
penangkapan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menghitung gaya apung dan
gaya tenggelam pada rumpon portable, mengidentifikasi pola sebaran schooling
ikan, dan mengidentifikasi sebaran suhu permukaan laut di sekitar rumpon
portable. Metode penelitian menggunakan Observasi lapang sebanyak dua trip
operasi penangkapan dimulai dari bulan Oktober-November 2021. Data yang
digunakan pada penelitian ini adalah data akustik berupa sebaran schooling serta
data sekunder berupa suhu yang diperoleh dari website oseanografi
https://marine.copernicus.eu/. Hasil penelitian menunjukan bahwa Rumpon
portable memiliki gaya apung sebesar 98164,91 gs, dan gaya tengeglam 90763,91
gs. Ekstra bouyancy rumpon portable sebesar 75%. Sebaran schooling ikan
pelagis di sekitar rumpon portable cenderung membentuk kelompok dengan
jumlah yang besar pada waktu pagi dan siang dibandingkan dengan malam hari.
Sebaran schooling berdasarkan kedalaman cenderung berada di permukaan pada
waktu pagi dan siang di kedalaman 5-39 m, sedangkan pada malam hari berada
pada kedalaman yang lebih rendah antara 40-60 m. Keberadaan schooling ikan di
sekitar rumpon portable berada pada suhu antara 25-30 .
The operation of portable FADs has never been carried out in deep sea
waters, so information regarding the distribution and behavior of fish is still
minimal. Information on fish distribution based on environmental parameters and
water depth is very important to support the success of fishing operations. The
study aimed to calculate the buoyancy and sinking forces on portable FADs,
identify distribution patterns of schooling fish, and identify the distribution of sea
surface temperature around portable FADs. The research used field observationon
as many as two fishing operation trips starting from October-November 2021. The
data used in this study were acoustic in the form of schooling distribution and
secondary data in the form of temperature obtained from the oceanographic
website https://marine.copernicus.eu/. The results showed that the FAD portable
has a buoyancy force of 98164,91 gs, and a sinking force of 90763,91 gs. Extra
bouyancy of portable FADs is 75%. The distribution of pelagic schooling fish
around portable FADs tends to form groups with large numbers in the morning
and afternoon compared to at night. The distribution of schooling based on depth
tends to be on the surface in the morning and afternoon at a depth of 5-39 m,
while at night, it is at a lower depth of between 40-60 m. The presence of
schooling fish around portable FADs is at a temperature between 25-30 .
2022-11-20T23:55:23Z
2022-11-20T23:55:23Z
2022
Undergraduate Thesis
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/115296
id
IPB University
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1146472022-09-24T07:04:05Zcom_123456789_7467com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_111
2022-09-24T07:04:03Z
urn:hdl:123456789/114647
Komposisi Hasil Tangkapan dan Pola Musim Penangkapan Mini Purse Seine di Pelabuhan Perikanan Pantai Tasikagung Rembang
Sari, Kiki Nurmala
Imron, Mohammad
Mulyono
Penangkapan ikan menggunakan alat tangkap mini purse seine banyak
dilakukan oleh nelayan di Kabupaten Rembang. Nelayan melakukan aktivitas
penangkapan di setiap bulan, hal ini dapat dilihat dari total hasil tangkapan
perbulannya, pada bulan-bulan tersebut terdapat musim puncak, musim sedang,
dan musim paceklik penangkapan. Musim penangkapan tersebut dapat
memengaruhi tinggi rendahnya hasil tangkapan nelayan. Hal ini perlu dilakukan
penelitian lebih lanjut untuk mengetahui bagaimana musim penangkapan ikan
khususnya musim penangkapan ikan hasil tangkapan utama. Tujuan penelitian
adalah mengidentifikasi komposisi hasil tangkapan mini purse seine dan pola
musim hasil tangkapan mini purse seine. Metode penelitian yang digunakan
adalah observasi dan mengambil sampel nelayan yang diwawancarai
menggunakan teknik accidental sampling. Analisis data yang digunakan yaitu
komposisi hasil tangkapan dalam bentuk grafik dan analisis data pola musim
penangkapan menggunakan analisis deret waktu dengan metode rata-rata
bergerak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil tangkapan utama memiliki
persentase 87,7%, hasil tangkapan sampingan memiliki persentase 12,3%. Hasil
tangkapan utama meliputi ikan layang (Decapterus macrosoma) dengan musim
puncak penangkapan pada bulan Agustus, ikan tembang (Sardinella fimbriata)
pada bulan Oktober, ikan tongkol (Auxis thazard) pada bulan November, ikan
selar (Selaroides leptolepis) pada bulan Mei, ikan kembung (Restrelliger
brachysoma) pada bulan Juli, dan ikan bentong (Selar crumenopphthalmus) pada
bulan Juni.
Fishers mainly do fishing using mini purse seine fishing gear in Rembang
Regency. Fishers do fishing activities every month, as seen in the monthly catch.
In these months are peak seasons, mild seasons, and fishing famine seasons. The
fishing season can affect the high and low catches of fishers. It is necessary to do
further research to find out how the fishing season, especially the fishing season
for the main catch. The study aimed to identify the composition of the mini purse
seine catch and the seasonal pattern of the mini purse seine catch. The research
method uses observation by taking samples using accidental sampling techniques
and fishers as respondents. Data Analysis used composition of catches in the form
of graphs and fishing season patterns using time series analysis with the moving
average method. The results showed that the main catch had a percentage of
87.7%, and the by-catch had a 12.3%. The principal catches include scad fish
(Decapterus macrosoma) with peak fishing season in August, sardine fish
(Sardinella fimbriata) in October, tuna fish (Auxis thazard) in November,
mackerel fish (Selaroides leptolepis) in May, long-jawed mackerel (Restrelliger
brachysoma) in July, and bigeye scad fish (Selar crumenopphthalmus) in June.
2022-09-24T07:04:03Z
2022-09-24T07:04:03Z
2022
Undergraduate Thesis
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/114647
id
IPB University
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1427522024-03-21T03:25:46Zcom_123456789_7467com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_111
2024-03-21T03:24:29Z
urn:hdl:123456789/142752
Studi Tentang Kemungkinan Optimasi Kombinasi Trip Operai Unit Penangkapan Nilon dan Pancing Rawe di Pangandaran
Slamet, Asep Rahmat
Nurani, Tri Wiji
Tujuan penelitian ini adalah untuk: 1) mengetahui hubungan produksi dan trip pada armada perikanan gillnet nilon dan pancing rawe, 2) untuk mencari kombinași trip operasi bulanan yang optimal pada armada perikanan gillnet nilon dan pancing rawe di Kecamatan Pangandaran.
Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Pangandaran pada bulan Mei sampai Juni 1991. Hubungan produksi dan trip pada armada perikanan gillnet nilon dan pancing dianalisa dengan metode analisa regresi linier, analisa kombinasi trip optimum dianalisa menggunakan metode grafik (Subagyo, 1983). rawe sedangkan dengan Variabel pembatas yang digunakan untuk mencari kombinasi trip optimum adalah biaya operasi dan trip operasi.
Analisa data dari armada penangkapan gillnet nilon, diperoleh persamaan regresi linier sebagai berikut:...
2024-03-21T03:24:29Z
2024-03-21T03:24:29Z
1992
Undergraduate Thesis
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/142752
id
IPB University
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1435442024-03-26T04:38:10Zcom_123456789_7467com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_111
2024-03-26T04:38:10Z
urn:hdl:123456789/143544
Analisis potensi tangkapan dan pendataan hasil tangkapan ikan di Kecamatan Pelabuhan Ratu, Sukabumi
Djulaeti, N.
Pane, Anwar Bey
Pujiyati, Sri
Teluk Pelabuhanratu merupakan salah satu pusat pe- nangkapan ikan di Perairan Selatan Jawa Barat yang memi- liki potensi perikanan yang cukup tinggi (untuk Perairan Selatan Jawa Barat ini termasuk Teluk Pelabuhanratu adalah 92.963 ton/tahun) dan baru dimanfaatkan sekitar 40%.
Pada umumnya jenis perahu/kapal yang digunakan untuk menangkap hasil tangkapan tersebut adalah Kapal Motor, (KM) Perahu Motor Tempel (PMT) dan Perahu Tanpa Motor (PTM). Sedangkan alat tangkap yang mendominasi adalah pa- yang, jaring insang hanyut, rawai, bagan tancap dan bagan perahu.
Adanya Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pelabuhan- ratu menyebabkan jenis perahu/kapal yang mendaratkan hasil tangkapannya di PPN Pelabuhanratu tersebut terbatas hanya jenis KM dan PMT dengan alat tangkap jaring insang hanyut, rawai dan payang. Sedangkan jenis PTM dengan alat tangkap diantaranya jaring klitik, dogol dan pancing mendaratkan hasil tangkapannya di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) dan Tempat Konsentrasi Nelayan (Desa perikanan).
Hasil tangkapan yang tidak didaratkan di PPN Pelabu- hanratu menyebabkan adanya ketidaksesuaian antara hasil tangkapan yang sebenarnya dengan data yang ada, untuk itu perlu diketahui potensi tangkapan sebenarnya di Kecamatan Pelabuhanratu dan pendataan hasil tangkapan di semua tem- pat pendaratan dan pelaporannya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran potensi tangkapan baik untuk masa sekarang maupun untuk 10 tahun mendatang. Selain itu juga untuk mengetahui meka- nisme pendataan hasil tangkapan dan struktur pengorga- nisasian pelaksana pendataan mulai tahap pembongkaran di tempat pendaratan sampai penerbitan data statistik per- ikanan.
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Pelabuhanratu, Dinas Perikanan Dati II Sukabumi, Dinas Perikanan Dati I Jawa Barat dan Ditjen Perikanan Jakarta dari Bulan Mei sampai Juli 1994.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah me- tode deskriptif-komperatif yang meliputi pengumpulan data produksi ikan, alat tangkap dan jenis perahu/kapal yang digunakan (tahun 1985-1993) serta wawancara dan studi pustaka mengenai pendataan hasil tangkapan…dst
2024-03-26T04:38:10Z
2024-03-26T04:38:10Z
1995
Undergraduate Thesis
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/143544
id
IPB University
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1439082024-03-27T06:25:49Zcom_123456789_7467com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_111
2024-03-27T06:25:49Z
urn:hdl:123456789/143908
Dinamika perikanan tuna di Palabuhanratu Sukabumi Jawa Barat
Rifandi, Ridwan
Nurani, Tri Wiji
Wisudo, Sugeng Hari
PPN Palabuhanratu merupakan salah satu pelabuhan yang memiliki potensi perikanan tuna yang cukup besar. Produksi ikan tuna yang dihasilkan selama sepuluh tahun terakhir cenderung mengalami peningkatan.
Alat tangkap yang sering digunakan untuk menangkap tuna di PPN Palabuhanratu adalah tuna longline dan pancing tonda. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan dinamika upaya dan produksi tuna dengan alat tangkap pancing tonda dan tuna longline berdasarkan data time series, menganalisis ukuran layak tuna yang tertangkap dan menentukan musim penangkapan tuna.
Produksi tuna tertinggi PPN Palabuhanratu dari tahun 2003-2013 terjadi pada tahun 2013 yaitu sebesar 5246,794 ton. Jenis tuna yang tertangkap nelayan pancing tonda dan tuna longline didominasi oleh jenis yellowfin dan bigeye. Berdasarkan analisis length at maturity, sebanyak 98,67% dari sampel yang diambil jenis yellowfin tuna layak tangkap dan 1,33% yang tidak layak tangkap. Sedangkan bigeye tuna 100% yang tertangkap merupakan layak tangkap.
Berdasarkan analisis indeks musim penangkapan, pada perikanan tuna longline musim yang tepat untuk menangkap jenis yellowfin adalah bulan Januari, Mei, Juni, Juli, Oktober, November dan Desember Pola musim tuna bigeye terjadi pada bulan Januari, Februari, Maret, Juni, dan Desember. Selanjutnya jenis albacore, pola musim menunjukan waktu yang paling tepat untuk menangkap jenis tuna ini adalah bulan April sampai Agustus.
Pada perikanan pancing tonda, pola musim penangkapan yellowfin terjadi pada bulan April sampai September dan November. Sedangkan untuk jenis bigeye, pela musim menunjukan waktu yang paling tepat untuk menangkap jenis bigeye adalah bulan April, Mei, Juli, Agustus, September dan November….
2024-03-27T06:25:49Z
2024-03-27T06:25:49Z
2015
Undergraduate Thesis
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/143908
id
IPB University
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1143382022-09-04T23:34:54Zcom_123456789_7467com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_111
2022-09-04T23:34:52Z
urn:hdl:123456789/114338
Analisis Risiko pada Rantai Pasok Ikan Layur yang Didaratkan Di Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu, Sukabumi
Meliyawati, Teti
Wisudo, Sugeng Hari
Astarini, Julia Eka
Aktivitas rantai pasok ikan layur di Pelabuhan Perikanan Nusantara
Palabuhanratu tidak terlepas dari risiko. Analisis risiko pada rantai pasok ikan
layur diharapkan dapat meminimumkan risiko yang mungkin terjadi. Tujuan
penelitian ini adalah mengidentifikasi struktur rantai pasok ikan layur,
menganalisis risiko pada rantai pasok ikan layur, dan merumuskan strategi dalam
upaya meminimumkan risiko rantai pasok ikan layur. Penelitian ini menggunakan
metode accidental sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat dua
pola aliran distribusi ikan layur di Palabuhanratu, Akar penyebab masalah yang
dominan adalah masalah penanganan, yang menimbulkan empat jenis risiko yaitu
risiko di atas kapal, risiko di dermaga, risiko di perusahaan ekspor (CV. Duta),
dan risiko di pasar lokal, dengan tingkat risiko yang berbeda-beda. Strategi dalam
upaya meminimumkan risiko rantai pasok ikan layur di Palabuhanratu ialah
mengembangkan perikanan layur berkelanjutan, mengembangkan teknologi
penanganan ikan layur yang baik dan efisien, menerapkan standar dan pelatihan
kualitas nelayan menyediakan fasilitas gudang penyimpanan dingin (cold
storage), membuat forum kerjasama nelayan layur, meningkatkan manajemen
usaha dan kerjasama antar kelompok nelayan.
Activities associated with the hairtail supply chain at the Palabuhanratu
Archipelago Fishery Port are not risk-free. Analyzing the hairtail supply chain's
risk is intended to help reduce potential dangers. This study's objectives were to
define the hairtail supply chain's organizational structure, assess its risks, and
develop solutions to reduce that chain's risk. Accidental sampling is the method
used in this study. The findings indicated two distinct distribution patterns for
hairtail at Palabuhanratu. The main source of the issue was handling issues, which
led to different forms of risk with varying degrees: risk on board, risk at the dock,
risk in export enterprises (CV. Duta), and risk in the local market. A sustainable
hairtail fishery is being developed at Palabuhanratu to reduce risk in the hairtail
supply chain, as are effective hairtail handling techniques, putting in place quality
requirements and training for fishermen who provide cold storage facilities for
warehouses (cold storage), offering a venue for hairtail fishermen to collaborate
and enhance business management and intergroup cooperation.
2022-09-04T23:34:52Z
2022-09-04T23:34:52Z
2022-09
Undergraduate Thesis
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/114338
id
IPB University
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1152642022-11-15T00:21:45Zcom_123456789_7467com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_111
2022-11-15T00:21:42Z
urn:hdl:123456789/115264
Persepsi Nelayan terhadap Ekspor Benih Lobster dan Pengaruhnya terhadap Keberlanjutan Perikanan Lobster di Palabuhanratu
Afriliano, Jordy
Simbolon, Domu
Muninggar, Retno
Menteri Kelautan dan Perikanan pada tahun 2020, melalui penetapan
PERMEN KP No.12/2020 memperbolehkan ekspor benih lobster. Pemerintah
pada tahun 2021 kembali mengeluarkan kebijakan pelarangan ekspor benih
lobster yang bertujuan untuk menjaga sumberdaya lobster tercantum dalam
PERMEN KP No.17/2021. Kemudian tahun 2022 beberapa isi kebijakan kembali
direvisi melalui PERMEN KP No.16/2022. Adanya perubahan kebijakan
pemerintah dapat memicu terjadinya konflik. Hal ini terbukti dengan masih
banyaknya kasus penyelundupan benih lobster yang terjadi. Penelitian ini
bertujuan mendeskripsikan kebijakan pemerintah terkait dengan ekspor lobster,
mengidentifikasi persepsi nelayan terhadap kebijakan ekspor lobster, mengkaji
dampak kebijakan ekspor lobster terhadap keuntungan usaha nelayan dan
keberlanjutan perikanan lobster. Penelitian menggunakan metode studi kasus
dengan proses pengumpulan data meliputi wawancara, observasi langsung, dan
data sekunder. Analisis deskriptif dan keuntungan digunakan dalam menganalisis
data yang didapatkan. Hasil penelitian menunjukkan persepsi nelayan
Palabuhanratu, terhadap penerapan kebijakan PERMEN KP No.17/2021 sebanyak
(38%) menunjukkan persepsi yang negatif, dan sisanya sebanyak 58% bersikap
netral, serta 4% setuju. Ketidakpastian mengenai harga jual benih lobster yang
dipasok ke pengepul, berdampak pada besar kecilnya nilai pendapatan nelayan.
Hal yang dapat dilakukan untuk menjamin keberlanjutan perikanan lobster di
Palabuhanratu yaitu dengan mengoptimalkan pembudidayaan benur lobster
sampai ukuran dewasa untuk menampung hasil tangkapan benur lobster dari
nelayan yang melimpah.
The Minister of Maritime Affairs and Fisheries in 2020, through PERMEN
KP No. 12/2020 explained the policies and regulation of export lobster juvenile.
In 2021, the government made another policies and explained banned regulation
of lobster juvenile export. This policies was aims to protect lobster resources as
stated in PERMEN KP No. 17/2021. Then in 2022 some of the policy contents
were revised again through PERMEN KP No.16/2022. By the changes of
government policies and regulations, can cause many conflicts. One of the
conflicts that causes by the changes of government policies was lobster seed
smuggling. Lobster seed smuggling has increased by the time of government
policies changes. This research explains and describe government policies and
regulation that related to lobster exports, identify fisher perceptions of lobster
export policies and regulation, examine the impact of lobster export policies and
regulation on fisher business profits and the sustainability of lobster fisheries. This
research used case study method with the data collection process including
interviews, direct observation, and secondary data. Descriptive analysis and profit
are used to analyzing the data obtained. The results showed the perception of
Palabuhanratu fisher on the implementation of the PERMEN KP policy
No.17/2021 was (38%). It showed that many fisheries has negative perception of
this regulation, and the remaining 58% were neutral, and 4% agreed. The
uncertainty selling price of lobster juvenile from supplied to collectors, has an
impact on the income value of fisher. To ensure the sustainability of the lobster
fishery in Palabuhanratu was by optimizing the cultivation of lobster juvenile to
adult size and accommodate the abundant catches of lobster juvenile from fisher.
2022-11-15T00:21:42Z
2022-11-15T00:21:42Z
2022-11-14
Undergraduate Thesis
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/115264
id
IPB University
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1150622022-10-24T04:59:12Zcom_123456789_7467com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_111
2022-10-24T04:59:09Z
urn:hdl:123456789/115062
Keragaan Teknis dan Efektivitas Penggunaan Umpan pada Bubu Naga (Accordion-shaped Traps) di Perairan Bondet Cirebon Jawa barat
Melianti
Imron, Mohammad
Zulkarnain
Hasil tangkapan yang diperoleh nelayan sedikit menyebabkan pendapatan
nelayan tidak dapat menutupi kebutuhan sehari-hari, sehingga diperlukan cara
untuk meningkatkan produktivitas bubu naga, salah satu caranya dengan
penggunaan umpan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan unit
penangkapan bubu naga, menghitung komposisi hasil tangkapan yang
menggunakan umpan dan tidak menggunakan umpan pada bubu naga, dan
menghitung pendapatan usaha perikanan bubu naga. Metode yang digunakan dalam
penelitian adalah experimental fishing dengan menggunakan umpan ikan rucah
sebanyak 20 kali ulangan (trip) di lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
dimensi bubu naga yang digunakan dalam penelitian (50 cm x 37 cm x 35 cm)
dengan panjang bubu yaitu 10 m. Total hasil tangkapan bubu naga kontrol atau
tanpa umpan yaitu 82,53 kg (672 ekor) dengan 11 jenis ikan dan total hasil
tangkapan bubu naga perlakuan 131,721 kg (904 ekor) dengan 11 jenis ikan. Usaha
perikanan bubu naga layak untuk dilanjutkan. Umpan ikan rucah dapat dijadikan
sebagai implementasi teknologi tepat guna untuk alat tangkap bubu naga karena
hasil tangkapan bubu naga yang menggunakan umpan lebih banyak jika
dibandingkan dengan bubu naga yang tidak menggunakan umpan. Selain itu, Ikan
rucah juga lebih mudah didapatkan dan harganya terjangkau.
The catch obtained by fishers is few cause make fishers income not able to
cover their daily needs, so way required to increase the productivity of dragon traps,
the one way to use bait. This study aims to describe the dragon traps fishing unit,
counting species caught in dragon traps using bait and without bait, and counting
the revenue of the dragon traps fishing business. This research method was
experimental fishing with 20 repetitions using trash fish bait operations in the field.
The results show that the size of the dragon traps used in the research (50 cm x 37
cm x 35 cm) with a length trap of 10 m, control dragon traps or without bait 82.53
kg (672 individual of fish) with 11 species and the total catch of the treated dragon
traps was 131.721 kg (904 individual fish) with 11 species. The dragon trap fishing
business deserves to be continued. Because dragon traps with bait catch more fish
than dragon traps without bait, trash fish can be used as a suitable technology
applied for dragon traps. In addition, trash fish are readily available and affordable.
2022-10-24T04:59:09Z
2022-10-24T04:59:09Z
2022
Undergraduate Thesis
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/115062
id
IPB University
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1406712024-03-04T00:41:06Zcom_123456789_7467com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_111
2024-03-04T00:41:06Z
urn:hdl:123456789/140671
Pelelangan Ikan Mandiri di Pelabuhan Perikanan Nusantara Karangantu Serang Banten
Khoiriyah, Afifah
Nugroho, Thomas
Solihin, Akhmad
Pelelangan merupakan kegiatan pemasaran yang mempertemukan penjual dan pembeli, dalam hal ini penjual diwakili oleh juru lelang. Pelelangan ikan juga mempertemukan penjual dan pembeli di tempat pelelangan ikan (TPI). Pelelangan ikan di Pelabuhan Perikanan Karangantu dilakukan secara mandiri antara penjual dan pembeli. Harga hasil tangkapan ditentukan oleh penjual mengacu pada harga sebelumnya. Bagan perahu merupakan salah satu Jenis alat tangkap ikan yang termasuk dalam klasifikasi jaring angkat dari jenis bagan yang digunakan nelayan untuk menangkap ikan pelagis kecil. Kapal bagan perahu satu-satunya kapal nelayan yang melakukan pelelangan di PPN Karangantu. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan mekanisme dan sistem pelelangan ikan mandiri serta
menganalisis relasi dan nilai sosial jaringan pemasaran antar pelaku yang terlibat dalam pelelangan ikan PPN Karangantu. Metode penelitian yang digunakan yaitu observasi lapangan dengan cara pengamatan secara langsung lokasi penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan mekanisme pelelangan mandiri PPN Karangantu dan hasil tangkapan bagan perahu. Pelaku yang terlibat dalam kegiatan pelelangan ikan mandiri terdiri dari nelayan, pemodal (pemilik kapal), dan bakul. Pemodal (pemilik kapal) menjadi lembaga pemasaran yang paling dominan dan paling berpengaruh dalam saluran pemasaran.
2024-03-04T00:41:06Z
2024-03-04T00:41:06Z
2024-01
Undergraduate Thesis
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/140671
id
IPB University
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1126832022-07-20T07:54:20Zcom_123456789_7467com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_111
2022-07-20T07:54:18Z
urn:hdl:123456789/112683
Titik Kritis dan Strategi Penanganan Ikan Hasil Tangkapan yang Ramah Lingkungan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu, Sukabumi
Fadillah, Muhammad Haris
Mustaruddin
Astarini, Julia Eka
Potensi perikanan di PPN Palabuhanratu tinggi, namun penanganan ikan hasil tangkapan dan komponen sisanya masih belum maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis proses penanganan dan mutu ikan hasil tangkapan, serta menentukan titik kritis dan rekomendasi strategi penanganan ikan hasil tangkapan yang ramah lingkungan untuk diterapkan di PPN Palabuhanratu, Sukabumi. Metode yang digunakan yaitu survei dengan analisis deskriptif. Penanganan ikan hasil tankapan dapat ditingkatkan dengan memperhatikan titik kritis penanganan ikan hasil tangkapan yaitu: Pengelompokan dan peletakan ikan berdasarkan hari penangkapan; peralatan yang digunakan dalam proses pendaratan; upaya mempertahankan suhu ideal ikan selama proses; pembersihan ikan hasil tangkapan. Rekomendasi strategi penanganan ikan hasil tangkapan yang ramah lingkungan untuk diterapkan di PPN Palabuhanratu, Sukabumi, yaitu: Meningkatkan sosialisasi tentang pentingnya menangani ikan hasil tangkapan dengan baik dan kebersihan lingkungan pelabuhan termasuk tentang sistem pengelolaan sampah; melengkapi peralatan, bahan dan fasilitas penanganan ikan hasil tangkapan; pengaturan terkait pengelolaan limbah dan pemberian sanksi, agar nelayan tidak membuang sampah ke laut; meningkatkan pengawasan mutu proses produksi perikanan agar meningkatkan kesadaran pelaku usaha untuk melakukan penanganan dengan baik. Kata kunci: mutu, penanganan, ramah lingkungan, SWOT, titik kritis
Fisheries potential in Palabuhanratu fishingport is high, but the handling of caught fish and the remaining components is still not optimal. This study aims to analyze the handling process and quality of caught fish, as well as determine critical points and recommendations for environmentally friendly fish handling strategies to be applied at Palabuhanratu PPN, Sukabumi. The method used is a survey with descriptive analysis. Handling of caught fish can be improved by paying attention to critical points for handling caught fish, namely: Grouping and placing of fish based on the day of catching; equipment used in the landing process; efforts to maintain the ideal temperature of the fish during the process; cleaning of caught fish. Recommendations for environmentally friendly caught fish handling strategies to be implemented at PPN Palabuhanratu, Sukabumi, namely: Increasing socialization about the importance of handling caught fish properly and cleanliness of the port environment, including the waste management system; equip equipment, materials and facilities for handling caught fish; arrangements related to waste management and sanctions, so that fishermen do not throw garbage into the sea; improve the quality control of the fishery production process in order to increase the awareness of business actors to carry out proper handling. Keywords: critical point, environmentally friendly, handling, organoleptic, SWOT
2022-07-20T07:54:18Z
2022-07-20T07:54:18Z
2022-07-18
Undergraduate Thesis
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/112683
id
IPB University
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1140822022-08-26T00:07:39Zcom_123456789_7467com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_111
2022-08-26T00:07:36Z
urn:hdl:123456789/114082
Pengaruh Perbaikan Konstruksi Pintu Masuk Bubu Lipat dan Umpan Pilihan Terhadap Hasil Tangkapan Lobster Air Tawar
Vemilia
Puspito, Gondo
Komarudin, Didin
Yusfiandayani, Roza
Bubu payung merupakan salah satu jenis bubu lipat yang banyak dioperasikan di Belitung Timur. Penggunaannya difokuskan pada penangkapan lobster air tawar. Bubu payung standar memiliki kekurangan yaitu sulit dimasuki lobster. Lobster yang telah terperangkap juga mudah keluar dari pintu masuk, sehingga bubu standar tidak efektif untuk menangkap lobster air tawar. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengoptimalkan bubu adalah dengan memperbaiki konstruksi pintu masuk agar lobster mudah memasuki bubu dan sulit ketika meloloskan diri. Konstruksi pintu bubu payung yang tepat telah diperoleh dari hasil laboratorium, namun pengujian lapang belum dilakukan. Tujuan penelitian adalah menentukan umpan yang tepat, menentukan komposisi hasil tangkapan bubu payung standar dan modifikasi, membuktikan bahwa bubu payung modifikasi mampu meningkatkan hasil tangkapan serta memperoleh waktu pengoperasian bubu yang tepat. Tahap pengujian umpan dilakukan di laboratorium, sedangkan pengujian bubu di lakukan di lapang. Hasil uji umpan didapatkan lobster memilih lemuru busuk (36jam) sebanyak 73 kali dan betutu busuk (36 jam)(27 kali). Bubu payung standar dan modifikasi memerangkap sebanyak 1.706 lobster seberat 61.610,5 g, kemuring (228 ekor; 400 g), dan ban (14 ekor; 85 g). Bubu payung modifikasi mampu memerangkap lobster sebanyak 1.360 lobster, atau 3,93 kali lebih banyak dibandingkan dengan bubu payung standar (346 lobster). Berat lobster yang terperangkap oleh bubu payung modifikasi seberat 48.250 g, atau 3,61 kali lebih tinggi daripada bubu payung standar (13.360,5 g). Pengoperasian bubu di pukul 18.00-21.00 WIB memiliki hasil tangkapan yang paling banyak dibandingkan dengan waktu lainnya.
Umbrella trap is one type of folding trap that is widely operated in East Belitung. Its use is focused on catching freshwater lobster. Standard umbrella traps have the disadvantage of being difficult for lobsters to enter. Lobsters that have been trapped are also easy to escape from the entrance, so standard traps are ineffective for catching lobster. One of the efforts made to optimize the trap is to improve the construction of the entrance so that the lobsters are easy to enter the trap and difficult to escape. The correct construction of the umbrella trap door has been obtained from laboratory results, but field testing has not been carried out. The objectives of the study were to determine the right bait, determine the composition of the catch of standard and modified umbrella traps, prove that modified umbrella traps were able to increase the catch and obtain the correct operating time of the trap. The bait testing phase is carried out in the laboratory, while the trap testing is carried out in the field. The bait test results showed that lobsters chose rotten lemuru (36 hours) 73 times and rotten betutu (36 hours) (27 times). Standard and modified umbrella traps trapped 1,706 lobsters weighing 61,610.5 g, kemuring (228 fish; 400 g), and tires (14 tails; 85 g). The modified umbrella trap was able to trap 1,360 lobsters, or 3.93 times more than the standard umbrella trap (346 lobsters). The weight of the lobster trapped by the modified umbrella trap weighed 48,250 g, or 3.61 times higher than the standard umbrella trap (13,360.5 g). The trap operation at 18.00-21.00 WIB has the highest catches compared to other times.
2022-08-26T00:07:36Z
2022-08-26T00:07:36Z
2022
Thesis
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/114082
id
IPB University
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1122842022-07-05T08:23:31Zcom_123456789_7467com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_111
2022-07-05T08:22:41Z
urn:hdl:123456789/112284
Strategi Pengembangan Perikanan Lobster di Pangkalan Pendaratan Ikan Karangduwur Kabupaten Kebumen Jawa Tengah
Fathurrahman, Akhmad Fauzi
Nurani, Tri Wiji
Wahyuningrum, Prihatin Ika
Meningkatnya penangkapan lobster di PPI Karangduwur merupakan salah
satu aktivitas yang mempengaruhi ketersedian lobster di alam, sedangkan upaya
pengelolaan perikanan lobster yang lestari dan berkelanjutan di PPI Karangduwur
masih terbatas. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kondisi perikanan lobster,
mengidentifikasi faktor-faktor utama dalam pengembangan sistem perikanan
lobster, dan merumuskan strategi pengembangan perikanan lobster di PPI
Karangduwur Kabupaten Kebumen Jawa Tengah. Pengambilan data dilakukan
melalui serangkaian survei dan wawancara. Data diolah dengan analisis deskriptif
untuk mendeskripsikan perikanan lobster, analisis diagram tulang ikan untuk
mengetahui faktor-faktor utama perikanan lobster di PPI Karangduwur, dan
analisis SWOT untuk merumuskan strategi pengembangan perikanan lobster di
PPI Karangduwur Kabupaten Kebumen. Hasil penelitian menunjukkan perikanan
lobster di PPI Karangduwur memiliki potensi untuk dikembangkan lebih optimal
berdasarkan aspek biologi, aspek teknis, aspek sosial. Faktor-faktor utama dalam
pengembangan perikanan lobster di PPI Karangduwur, yaitu sumber daya
manusia terkait kesadaran lingkungan dan manfaat ekonomi, peralatan yang
digunakan, infrastruktur yang tersedia, dan metode penangkapan yang dilakukan.
Strategi alternatif pengembangan lobster di PPI Karangduwur yaitu mengatur
jumlah penangkapan lobster sesuai dengan jumlah yang dibolehkan sehingga tidak
berlebihan dan peningkatan kualitas penangkapan lobster untuk memenuhi
kebutuhan permintaan ekspor.
2022-07-05T08:22:41Z
2022-07-05T08:22:41Z
2022
Undergraduate Thesis
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/112284
id
IPB University
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1406322024-03-01T02:51:00Zcom_123456789_7467com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_111
2024-03-01T02:51:00Z
urn:hdl:123456789/140632
Efisiensi usaha dan teknis unit penangkapan payang di Kecamatan Labuan Kabupaten Pandeglang, Jawa Barat
Purwandi, Sandi
Diniah
Wisudo, Sugeng Hari
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Teluk dan Carita Kecamatan Labuan Kabupaten Pandeglang, Jawa Barat pada bulan Juli sampai dengan Agustus 1995. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari deskripsi berbagai jenis alat tangkap payang yang ada di Kecamatan Labuan Kabupaten Pandeglang, Jawa Barat, serta menganalisis jenis payang yang paling efisien berdasarkan efisiensi usaha dan teknis.
Unit penangkapan payang yang dianalisis dalam peneli- tian ini ada tiga jenis, yaitu payang klitik, payang besar dan payang motor. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Survei ke lapangan dimaksudkan untuk memperoleh data, baik data primer maupun data sekunder. Pengambilan contoh untuk data primer dilakukan secara acak, namun jumlah contoh ditentukan secara purposive. Jumlah responden payang klitik yang diambil adalah 3 orang dari 4 pemilik (75%), payang besar 9 orang dari 34 pemilik (26%) dan payang motor 8 orang dari 18 pemilik (44%). Data yang diperoleh dianalisis, kemudian mendeskripsikan alat tangkap payang klitik, payang besar dan payang motor. Untuk menentukan jenis payang yang paling efisien digunakan metode skoring. Metode skoring dapat digunakan untuk penilaian yang mempunyai satuan berbeda. Skoring diberikan dari nilai terendah sampai nilai tertinggi.
Dalam penelitian ini dilakukan penilaian terhadap kriteria-kriteria yang merupakan ukuran yang digunakan dalam pencapaian tujuan. Analisis efisiensi teknis dilakukan dengan penilaian terhadap kriteria produksi per tahun, produksi per trip, produksi per jam operasi, produksi per tenaga kerja, produksi per gross tonase kapal, produksi per tenaga penggerak, produksi per ukuran alat tangkap dan produksi per BBM. Analisis efisiensi usaha dilakukan dengan penilaian terhadap kriteria pendapatan per tahun, pendapatan per trip, pendapatan per jam operasi, pendapatan per tenaga kerja, pendapatan per gross tonase kapal, pendapatan per tenaga penggerak, pendapatan per ukuran alat tangkap dan pendapatan per BBM. Selain itu, dilakukan perhitungan Return on Investment (ROI) dan Payback Period (PP) serta memasukkannya ke dalam kriteria efisiensi usaha. Penilaian terhadap kriteria ROI dan PP dimaksudkan untuk lebih menyakinkan analisis efi- siensi usaha.
Untuk dapat menilai semua kriteria atau semua aspek digunakan nilai tukar, sehingga semua nilai mempunyai standar yang sama. Unit usaha yang memperoleh skor tertinggi berarti lebih baik dari pada yang lainnya, demikian sebaliknya…dst
2024-03-01T02:51:00Z
2024-03-01T02:51:00Z
1996
Undergraduate Thesis
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/140632
id
IPB University
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1441222024-03-28T03:36:38Zcom_123456789_7467com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_111
2024-03-28T03:36:38Z
urn:hdl:123456789/144122
Peran PPN Palabuhanratu terhadap Aspek Ekonomi Nelayan dan Penyerapan Tenaga Kerja
Febriyanti, F
Lubis, Ernani
Muninggar, Retno
Pembangunan pelabuhan perikanan salah satunya bertujuan untuk meningkatkan kondisi ekonomi, pada kenyataannya hanya sedikit dari masyarakat setempat menikmatinya bahkan secara tidak langsung menerima dampak negatif dari pemanfaatan pelabuhan tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran keberadaan PPN Palabuhanratu pada aspek ekonomi nelayan, serta terhadap penyerapan tenaga kerja di dalam lingkungan PPN Palabuhanratu. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari aspek ekonomi nelayan dirugikan karena tidak berjalannya pelelangan ikan adalah sebesar Rp.2.000,00-Rp.3.000,00/kg sebagai akibat penjualan hasil tangkapan ke tengkulak. Keberadaan PPN Palabuhanratu berperan terhadap masyarakat karena tenaga kerja lokal sebesar 98% sedangkan tenaga kerja pendatang 2%....
2024-03-28T03:36:38Z
2024-03-28T03:36:38Z
2015
Undergraduate Thesis
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/144122
id
IPB University
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1141692022-08-29T06:06:28Zcom_123456789_7467com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_111
2022-08-29T06:04:39Z
urn:hdl:123456789/114169
Analisis Animo Nelayan dalam Kegiatan Perikanan Tangkap di Pelabuhan Perikanan Tanjung Adhikarta Kabupaten Kulon Progo.
Nugroho, Adjie Alfiathur
Sondita, Muhammad Fedi Alfiadi
Wiyono, Eko Sri
Pelabuhan Perikanan Tanjung Adhikarta (PPTA) di Kabupaten Kulon Progo, Pesisir Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) diproyeksikan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dimana terdapat layanan usaha perikanan tangkap. Namun belum dimanfaatkan secara optimal oleh nelayan dan masyarakat setempat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor pendorong, penghambat dan animo nelayan dalam melakukan kegiatan perikanan tangkap dengan PPTA sebagai basis. Subjek penelitian ini meliputi nelayan, pegawai pelabuhan dan stakeholder’s lainnya. Secara keseluruhan, ada empat faktor pendorong nelayan dan masyarakat dalam melakukan kegiatan perikanan tangkap, yaitu harga ikan yang relatif stabil, kemudahan masyaakat mendapatkan pelayanan, tidak ada praktek KKN dan tempat pelelangan ikan (TPI) yang beroperasi normal. Empat faktor penghambat nelayan dan masyarakat melakukan kegiatan perikanan tangkap di PPTA adalah pasar ikan yang tidak beroperasi maksimal, suplai bahan baku ikan yang minim, alat peralatan perbengkelan kapal tidak lengkap dan area perbengkelan yang ada tidak dimanfaatkan. Selain itu, kualitas pelayanan pelabuhan menurut para nelayan masih berada di bawah harapan, dengan 4 faktor pelayanan yang harus ditingkatkan, yakni terkait penyediaan bahan baku, stabilitas harga, pemanfaatan bengkel, dan sarana prasarana peralatan bengkel kapal. Nelayan juga merekomendasikan agar keberadaan TPI tetap dipertahankan. Faktor-faktor lainnya dianggap kurang penting namun seyogianya tetap menjadi diwaspadai karena sewaktu-waktu bisa menjadi permasalahan yang tidak terduga.
Tanjung Adhikarta Fishing Port (TAFP) in Kulon Progo Regency, a coastal region of Yogyakarta (DIY), is projected to be an economic growth centre where services capture fishery and other business types are located. However, if local fishers and communities have not optimally utilized this facility, it is classified as one wasted development output. This study aims to identify the fishers and local community's driving factors, obstacles, and enthusiasm for using the port. The subjects of this study include fish, port employees, and other stakeholders. On the one hand, four driving factors encourage fishermen to carry out fisheries activities at the port: stable fish prices, ease in services, absence of corruption, collusion and nepotism, and operational fish auction hall. On the other hand, there are four obstacles: the poor operation of the fish market, minimal supply of fish, incomplete equipment in the ship workshop, and an unutilized workshop area. Fishers consider the quality of port services is still below their expectations, and improvement is needed for the supply of fish, fish price stability, utilization of workshops, and infrastructure for ship workshop equipment. Fishers recommend that the existing fish auction is maintained. Other factors are considered less important but be cautious about anticipating an unexpected problem in the future.
2022-08-29T06:04:39Z
2022-08-29T06:04:39Z
2022-08
Undergraduate Thesis
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/114169
id
IPB University
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1142042022-08-30T07:01:31Zcom_123456789_7467com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_111
2022-08-30T07:00:01Z
urn:hdl:123456789/114204
Penggunaan Limbah Udang sebagai Umpan Buatan pada Pengoperasian Bubu Tambun
Anjuswara, Riski
Simbolon, Domu
Riyanto, Mochammad
Nelayan bubu di Pulau Panggang masih menggunakan berbagai macam
umpan (ikan rucah, bulu babi dan bintang laut) dengan sistem try and error untuk
memikat ikan masuk ke dalam bubu, namun hasilnya belum memuaskan. Limbah
udang menjadi alternatif umpan dalam pengoperasian bubu. Penelitian ini
bertujuan mendeskripsikan komposisi hasil tangkapan bubu tambun dengan
umpan limbah udang, menentukan pengaruh umpan buatan dari limbah udang
terhadap jumlah tangkapan serta menghitung efektivitas penangkapan ikan target
menggunakan umpan buatan limbah udang. Penelitian menggunakan metode
experimental fishing menggunakan 6 unit bubu tambun dengan 3 perlakuan yaitu
bubu dengan umpan limbah udang, ikan rucah, dan bubu tanpa umpan. Tiga unit
bubu dengan umpan limbah udang, ikan rucah dan tanpa umpan dioperasikan
sekaligus dalam suatu perairan serta 3 unit bubu lainnya dioperasikan pada
perairan yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bubu tambun
menggunakan limbah udang paling efektif dibandingkan umpan dari ikan rucah
dan tanpa umpan. Namun, penggunaan umpan ikan rucah lebih efektif
dibandingkan dengan bubu tanpa umpan untuk menangkap ikan. Hasil tangkapan
utama bubu di Pulau Panggang Kepulauan Seribu tercatat 526 ekor (68,58%) dan
hasil tangkapan sampingan sebanyak 241ekor (31,42%). Selain itu, umpan buatan
dari limbah udang berpengaruh signifikan terhadap jumlah hasil tangkapan bubu
di perairan Pulau Panggang Kepulauan Seribu.
Trap fishers in panggang Island have used various kinds of bait with a try
and error system to catch fish, but the catch results were not satisfactory. Shrimp
waste can be used as an alternative bait in trap fishing operations. The research
aims to describe the composition of the trap catches with shrimp waste bait,
determine the effect of shrimp waste bait on the number of trap catches, and
calculate the effectiveness of fish targets using shrimp waste bait. The study used
an experimental fishing method with six traps with three bait treatments: shrimp
waste bait, trash fish bait, and no bait, as the control treatment. The three traps are
operated simultaneously in a fishing ground, and the other three are operated in
different fishing ground. The results showed that the shrimp waste baits trap was
the most effective than trash fish baits and without baits. However, trash fish
baits are more effective than no baits. The main catch of traps in Panggang
Island’s water was recorded at 526 fish (68.58%) and by-catch at 241 fish
(31.42%). In conclution, shrimp waste bait has a significant effect on the number
of traps caught.
2022-08-30T07:00:01Z
2022-08-30T07:00:01Z
2022
Undergraduate Thesis
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/114204
id
IPB University
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1134852022-08-12T01:48:27Zcom_123456789_7467com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_111
2022-08-12T01:48:25Z
urn:hdl:123456789/113485
Strategi Pengembangan Ekspor Produk Perikanan (Studi Kasus PT. Starfood International)
Huda, Cindy Septiany
Astarini, Julia Eka
Nurani, Tri Wiji
PT. Starfood International merupakan perusahaan yang bergerak di bidang
ekspor produk perikanan dengan tujuan pemasaran lokal maupun global. PT.
Starfood International cenderung mengalami penurunan produksi dalam 5 tahun
terakhir. Penurunan terjadi akibat turunnya permintaan dari negara importir,
turunnya jumlah bahan baku, serta persaingan yang meningkat. Secara
keseluruhan permasalahan yang terjadi berkaitan dengan faktor internal dan
eksternal perusahaan terhadap kinerja ekspor perusahaan, sehingga membutuhkan
alternatif strategi dalam mengembangkan bisnisnya. Penelitian ini bertujuan
mengidentifikasi faktor-faktor internal-eksternal yang berpengaruh terhadap
perusahaan dan merumuskan alternatif strategi untuk peningkatan bisnis ekspor
PT. Starfood International. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus yang
bersifat kualitatif dan kuantitatif. Pengolahan data menggunakan tahap masukan
berupa Evaluasi Faktor Internal dan Eksternal (IFE-EFE), tahap pencocokan
berupa matriks IE dan SWOT, serta tahap pengambilan keputusan berupa matriks
QSP. Hasil penelitian menunjukkan terdapat masing-masing 10 faktor internal dan
eksternal dengan total nilai skor berturut-turut 3,25 dan 2,89. Hasil analisis
matriks SWOT menunjukkan adanya sembilan alternatif strategi yang
digolongkan berdasarkan empat tipe strategi. Sedangkan berdasarkan hasil matriks
QSP, diperoleh prioritas tipe strategi yakni product development dengan TAS
sebesar 6,2; yang dirinci kembali menjadi empat alternatif strategi.
PT. Starfood International is a company engaged in the export of fishery
products to the Asian market. PT. Starfood International has tended to decline in
production in the last five years. The decline was due to a decrease in demand
from importing countries, the number of raw materials, and increased competition.
In general, the problems that occur are related to the company's internal and
external factors in its export business, thus requiring alternative strategies for
developing it. This research aims to identify internal-external factors that will
affect the company and formulate a strategy to improve the export business of PT.
Starfood International. This research uses case study methods, which combine
qualitative and quantitative data. Data processing uses the input stage in the form
of internal and external factor evaluation (IFE-EFE), the matching stage in the
form of an IE and SWOT matrix, and the decision-making stage in the form of a
QSP matrix. The results showed that there were 10 internal and external factors
respectively, with a total score continued of 3,25 and 2.89. The results of the
SWOT matrix analysis show that there are nine alternative strategies classified
based on four types of strategies. Meanwhile, based on the results of the QSP
matrix, the priority type of strategy is product development, with a TAS of 6,2;
which is divided into four alternative strategies.
2022-08-12T01:48:25Z
2022-08-12T01:48:25Z
2022
Undergraduate Thesis
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/113485
id
IPB University
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1145892022-09-21T03:38:27Zcom_123456789_7467com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_111
2022-09-21T03:38:24Z
urn:hdl:123456789/114589
Revitalisasi Fasilitas Pelabuhan dalam Meningkatkan Operasional Pelabuhan Perikanan Pantai Carocok Tarusan Sumatera Barat
Juwita, Della Fitria
Solihin, Iin
Nurani, Tri Wiji
Pengembangan fasilitas pelabuhan perikanan diperlukan untuk meningkatkan pelayanan bagi nelayan. Pelabuhan Perikanan Pantai Carocok Tarusan memiliki ketersediaan fasilitas yang cukup memadai, namun banyak dari fasilitas tersebut tidak dimanfaatkan dan beberapa mengalami kerusakan. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi ketersediaan, kondisi, dan tingkat pemanfaatan fasilitas di PPP Carocok Tarusan, menentukan tingkat kebutuhan nelayan terhadap fasilitas di pelabuhan, dan merumuskan strategi revitalisasi fasilitas PPP Carocok Tarusan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Teknik pengumpulan data wawancara menggunakan metode accidental sampling dan purposive sampling. Analisis data terdiri atas analisis tingkat pemanfaatan fasilitas, Importance Performance Analysis (IPA), dan analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak semua fasilitas di PPP Carocok Tarusan dimanfaatkan. Fasilitas yang tidak dimanfaatkan yaitu TPI dan BBM. Fasilitas yang dimanfaatkan yaitu dermaga (51,72%), kolam pelabuhan (30%), dan lahan (55,8%). Berdasarkan analisis IPA fasilitas yang dibutuhkan nelayan yaitu instalasi BBM dan es. Strategi yang dapat diterapkan untuk revitalisasi fasilitas PPP Carocok Tarusan yaitu mengadakan kegiatan pelatihan dan penyuluhan, mengadakan pelelangan ikan di pelabuhan, pengadaan fasilitas penunjang seperti instalasi BBM dan pabrik es, peningkatan fasilitas dan pelayanan pelabuhan. Kata kunci: IPA, revitalisasi, survei, SWOT, tingkat pemanfaatan
The development of fishing port facilities is needed to improve services for fishers. The Carocok Tarusan Fishing Port has the availability of adequate facilities, but many of these facilities are not utilized, and some suffer damage. This study aimed to identify the availability, condition, and utilization rate of facilities at Carocok Tarusan Fishing Port, determine the level of fishers' needs for facilities in the port, and formulate a strategy to revitalize Carocok Tarusan Fishing Port facilities. The method used in this study is the survey method. Interview data collection uses an accidental sampling method and a purposive sampling method. Data analysis consists of utilization rate analysis, Important Performance Analysis (IPA), and SWOT analysis. The results showed that not all Carocok Tarusan Fishing Port facilities were utilized. There were untapped facilities such as fish marketing places and refined fuel oil, as well as facilities utilized such as docks (51.72%), port pools (30%), and land (55.8%). Based on the IPA analysis, the facilities needed by fishers in the port are fuel and ice installations. Strategies should be applied to revitalize the Carocok Tarusan fishing port facilities, i.e., conducting training and counselling activities, holding fish auctions in the fishing port, supporting facilities such as fuel installations and ice factories and improving port facilities and services. Keywords: IPA, revitalization, survey, SWOT, utilization rate
2022-09-21T03:38:24Z
2022-09-21T03:38:24Z
2022
Undergraduate Thesis
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/114589
id
IPB University
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1142512022-09-01T00:05:50Zcom_123456789_7467com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_111
2022-09-01T00:05:48Z
urn:hdl:123456789/114251
Keselamatan Kerja pada Proses Bongkar Muat Kapal Perikanan (Studi Kasus Kapal Mini Purse Seine di Pelabuhan Lempasing Lampung).
Nurbaiti, Lilis
Iskandar, Budhi Hascaryo
Solihin, Iin
Lempasing fishing port is the largest fishing port in Lampung Province. One
of the most widely operated vessel at Lempasing Fishing Port is mini purseiner.
There are several activities at the fishing port, namely fish landing activities
(loading and unloading) and marketing. Loading and unloading activities at
Lempasing Fishing Port are the main activities after a fishing vessel berthing at
the pier. Accidents that occur causes losses in the form of delays in loading and
unloading activities. The research objectives are to identify activities and hazard
potential in loading unloading activities on mini purseiner in Lempasing Fishing
Port, to analyze risk opportunities and accident rates that may occur and provide
alternative solutions and determine prevention of work accidents. The descriptive,
survey, and Hierarchy Task Analysis (HTA) methods were used in this research.
The result showed that there were 47 risks of accidents in the loading and
unloading activities, as many as 36 (77%) categorized in light risk, 5 (11%)
medium risk, 2 (4%) severe risk and 4 (9%) fatal risk. The highest accident risk
occurs in unloading activities, because there were a lot of fishers involved and the
activities were quite heavy.
Pelabuhan Lempasing merupakan pelabuhan perikanan terbesar di Provinsi
Lampung. Salah satu kapal yang paling banyak dioperasikan pada Pelabuhan
Lempasing yaitu kapal mini purse seine. Terdapat beberapa aktivitas di Pelabuhan
Lempasing, yaitu pendaratan ikan (bongkar muat) dan pemasaran. Aktivitas
bongkar muat di Pelabuhan Lempasing merupakan aktivitas utama setelah kapal
berlabuh di dermaga. Kecelakaan pada kegiatan bongkar muat dapat menyebabkan
kerugian berupa terhambatnya aktivitas. Tujuan penelitian yaitu mengidentifikasi
aktivitas dan potensi bahaya kegiatan bongkar muat kapal mini purse seine,
menganalisis peluang risiko dan tingkat kecelakaan yang mungkin terjadi,
memberikan alternatif solusi dan menentukan tindak pencegahan pengendalian
kecelakaan kerja. Metode deskriptif, survei, dan Hierarchical Task Analysis
(HTA) digunakan dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terdapat 47 risiko kecelakaan pada proses bongkar muat, sebanyak 36 (77%)
kegiatan berisiko ringan, 5 (11%) menengah, 2 (4%) kegiatan berisiko berat dan 4
(9%) kegiatan berisiko fatal. Risiko kecelakaan terbesar terjadi pada aktivitas
bongkar, dikarenakan individu yang terlibat cukup banyak berkisar antara 20
orang dan aktivitas yang dilakukan cukup berat.
2022-09-01T00:05:48Z
2022-09-01T00:05:48Z
2022
Undergraduate Thesis
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/114251
id
IPB University
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1133162022-08-08T23:57:55Zcom_123456789_7467com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_111
2022-08-08T23:57:53Z
urn:hdl:123456789/113316
Sistem Cerdas Pengoperasian Bagan Tancap Menggunakan Mikrokontroler
Haqiqi, Akhmad Muhriz
Komarudin, Didin
Yuwandana, Dwi Putra
Bagan tancap merupakan alat tangkap yang dioperasikan manual
menggunakan tenaga manusia. Kecepatan penarikan jaring tergantung dengan
stamina nelayan yang mengoperasikan bagan tersebut. Selain itu, pengoperasian
manual akan terjadi hentakan saat penarikan jaring akibat ritme penarikan yang
tidak seragam, sehingga diduga ikan akan terusik. Pengoperasian menggunakan
sistem cerdas bagan tancap berjalan dengan sendirinya sehingga efisien dan
efektif terhadap tenaga dan waktu yang dikeluarkan. Proses penarikan jaring juga
akan stabil dan konstan karena menggunakan motor. Penelitian ini bertujuan
mendeskripsikan dan membangun sistem cerdas pengoperasian bagan tancap
menggunakan mikrokontroler, membuat miniatur sistem cerdas bagan tancap
dengan mikrokontroler Arduino Uno pada skala laboratorium dan rancangan
sistem operasi bagan tancap sesungguhnya. Metode yang digunakan adalah
rancang bagun prototype. Proses penelitian diawali dengan pembuatan miniatur
bagan tancap menggunakan skala laboratorium yang dioperasikan dengan sistem
cerdas, selanjutnya menyusun skema pengoperasian bagan tancap menggunakan
sistem cerdas pada bagan tancap dengan skala aslinya. Hasil penelitian
menunjukan pengoperasian menggunakan sistem cerdas bagan tancap berjalan
dengan sendirinya, perakitan perangkat keras elektronik meliputi gabungan
komponen yang digunakan dan pembuatan perangkat keras non elektronik
merupakan proses pembuatan miniatur. Bagan tancap skala aslinya menggunakan
komponen-komponen tambahan. Kapasitas diesel dapat menyesuaikan kebutuhan
pengoperasian bagan tancap. Fish pump dapat digunakan sebagai pengangkatan
full sistem cerdas.
A stationary liftnet is fishing equipment operated manually with human
force. The rate at which the net is hauled is decided by the force of fishers
working the stationary liftnet. Furthermore, due to a non-uniform pulling rhythm,
manual operation will cause a jolt while pulling the net, causing the fish to be
disturbed. Operations utilizing an intelligent system of stationary liftnet run
autonomously, making them efficient and successful in terms of energy and time
invested. The net pulling process will also be stable and constant using a motor.
This research aims to describe and build an intelligent stationary liftnet operation
system using a microcontroller, build a small stationary liftnet intelligent system
on a laboratory scale using an Arduino Uno microcontroller, and design an entire
stationary liftnet operating system. The method used is prototype design. The
study procedure begins with creating a small stationary liftnet on a laboratory
scale controlled by an intelligent system, followed by the compilation of a
stationary liftnet operation on a stationary liftnet with the original scale. The
study's findings indicate that the operation employing the stationary liftnet
intelligent system performs autonomously. Electronic hardware assembly
comprises the combination of components, whereas non-electronic hardware is a
manufacturing process. The original stationary liftnet has extra components. The
diesel capacity can be matched to the operational requirements of the stationary
liftnet. The fish pump may be employed as a complete intelligent lifting system.
2022-08-08T23:57:53Z
2022-08-08T23:57:53Z
2022-08
Undergraduate Thesis
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/113316
id
IPB University
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1152482022-11-12T15:58:54Zcom_123456789_7467com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_111
2022-11-12T15:58:52Z
urn:hdl:123456789/115248
By Catch pada Perikanan Jaring Tarik Berkantong di Pelabuhan Perikanan yang Berbasis di Pelabuhan Perikanan Pantai Tegalsari, Tegal, Jawa Tengah
Muliawati, Annisa Rahma
Wiryawan, Budy
Wahyuningrum, Prihatin Ika
Jaring tarik berkantong (danish seine) merupakan pengganti cantrang yang dominan di PPP Tegalsari. Hasil tangkapan jaring tarik berkantong adalah ikan pelagis dan demersal yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Tetapi terdapat hasil tangkapan sampingan yang tidak didata dan atau dibuang di laut. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan unit penangkapan jaring tarik berkantong;
menghitung komposisi HTU dan bycatch serta mengestimasi jumlah bycatch; dan menganalisis dampak penangkapan terhadap tingkat trofik sumberdaya ikan di PPP Tegalsari. Penelitian dilakukan dengan pengamatan langsung dan wawancara kepada nelayan jaring tarik berkantong. Responden berjumlah 12 unit penangkapan yang diambil secara accidental sampling. Data dianalisis secara deskriptif, estimasi bycatch dan penentuan trophic level hasil tangkapan. Hasil penelitian menunjukan bahwa komposisi hasil tangkapan utama sebesar 22,12%
sedangkan bycatch 77,88% dari total berat keseluruhan sebesar 435.555 kg. Ditemukan 23 jenis ikan hasil tangkapan jaring tarik berkantong dengan 9 spesies jenis ikan hasil tangkapan utama (HTU) dan 14 spesies jenis ikan hasil tangkapan sampingan (HTS). HTU yang dominan yaitu cumi-cumi (Loligo sp.), sedangkan HTS yang dominan yaitu ikan kurisi (Nemipterus japonicus). Estimasi jumlah bycatch dari 12 kapal dengan total 121 kapal jaring tarik berkantong sebesar
339.200 kg. Hasil tangkapan didominasi oleh jenis ikan kelompok omnivora (TL 3) yang cenderung pemakan hewan sebesar 43%.
Jaring tarik berkantong, classified as danish seine, is a fishing gear that replaces the dominant cantrang in Tegalsari fish landing place. This gear catch pelagic and demersal fishes, which have high economic value. However, some by catches were not recorded, and some have been dumped in the middle of the sea. This study aims to describe the fishing unit for jaring tarik berkantong (modified danish seine); calculate the composition of target species and by-catch and
estimate the number of by-catches; analyze the impact of fishing on the trophic level of fish resources in PPP Tegalsari. The research was conducted by direct observation and interviews with seine fishermen. Respondents amounted to 12 fishing units taken by clusterized sampling. The data were analyzed descriptively by-catch estimation and determining the trophic level of the catch. The results
showed that the composition of the main catch was 22.12%, while the by-catch was 77.88% of the total weight of 435.555 kg. There were 23 fish caught, with 9 main catches (HTU) and 14 species of by-catches (HTS) species. The dominant by-catch was squid (Loligo sp.), while the dominant by-catch was kurisi fish (Nemipterus japonicus). The estimated by-catch from 12 vessels made of 121 seiners was 339,200 kg. The catch was dominated by omnivorous fish species (TL 3), which tend to eat animals by 43%
2022-11-12T15:58:52Z
2022-11-12T15:58:52Z
2022
Undergraduate Thesis
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/115248
id
IPB University
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1418052024-03-14T06:12:31Zcom_123456789_7467com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_111
2024-03-14T06:12:31Z
urn:hdl:123456789/141805
Hasil tangkapan bubu laut dalam di teluk Pelabuhanratu berdasarkan perbedaan konstruksi funnel dan umpan
Susanto, Adi
Purbayanto, Ari
Wilayah laut Indonesia 40% diantaranya merupakan wilayah laut dalam dengan kedalaman lebih dari 200 m. Potensi sumberdaya ikan yang tersimpan di laut dalam sampai saat ini belum dimanfaatkan secara optimal. Bubu menjadi salah satu alat tangkap pilihan yang dapat digunakan untuk menangkap ikan laut dalam karena pembuatannya mudah dan hasil tangkapannya dalam kondisi hidup. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penggunaan umpan dan konstruksi funnel yang berbeda terhadap hasil tangkapan bubu laut dalam di Teluk Palabuhanratu.
Metode penelitian yang digunakan adalah experimental fishing. Ujicoba penangkapan dilakukan menggunakan 5 unit bubu riggid funnel dan 5 unit bubu soft funnel dengan umpan berupa daging ikan cucut dan pari. Untuk mempermudah dan mempercepat proses hauling, maka digunakan alat bantu berupa mechanical line hauler yang mampu menggantikan tenaga 10 orang nelayan. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial untuk mengetahui pengaruh umpan dan konstruksi funnel yang diujicobakan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk wilayah Teluk Palabuhanratu umpan ikan cucut dan ikan pari yang diujicobakan tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap berat hasil tangkapan bubu. Begitupula dengan konstruksi riggid dan soft funnel yang diujicobakan, keduanya memberikan hasil tangkapan yang tidak berbeda nyata. Dengan demikian umpan ikan cucut dan pari dapat digunakan dalam penangkapan ikan laut dalam. Selain harganya murah, kedua jenis ikan tersebut mudah diperoleh di Teluk Palabuhanratu. Bubu dengan riggid funnel lebih efektif digunakan dalam penangkapan ikan laut dalam di Teluk Palabuhanratu karena pembuatannya mudah dan mempunyai bobot yang lebih besar sehingga mempercepat tenggelamnya bubu serta mempersingkat waktu setting…
2024-03-14T06:12:31Z
2024-03-14T06:12:31Z
2006
Undergraduate Thesis
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/141805
id
IPB University
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1412002024-03-07T03:46:21Zcom_123456789_7467com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_111
2024-03-07T03:46:21Z
urn:hdl:123456789/141200
Suatu Studi Tentang Pengaruh Hari Bulan Terhadap Hasil Penangkapan Ikan Dengan Payang Lampara di Eretan Wetan, Indramayu
Sutowo
Mangunsukarto, Kusman
Haluan, John
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) melihat pengaruh hari bulan terhadap hasil tangkapan payang lampara yang me- makai motor tempel dengan PK yang berbeda, (2) melihat ke- cenderungan hasil tangkapan payang lampara untuk jenis-je- nis ikan yang merupakan tangkapan utama sesuai dengan. pe- ngaruh hari bulan dan (3) melihat sampai sejauh mana keun- tungan dari usaha payang lampara untuk masing-masing PK yang berlainan.
Penelitian ini merupakan studi kasus, dengan mengam- bil lokasi di Desa Eretan Wetan, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Penelitian ini berlang- sung dari tanggal 29 Maret sampai tanggal 6 Mei 1984.
Payang lampara adalah alat penangkap ikan yang meru- pakan tahapan yang lebih awal sebelum menjadi purse seine. Nelayan Eretan Wetan mengoprasikan alat tangkap ini dengan menggunakan kapal motor tempel dan umumnya memakai tenaga kerja antara 14 20 orang. Lama waktu satu trip biasanya - tidak melebihi 24 jam dan pada umumnya hanya 14 - 18 jam. Waktu operasi dilakukan pada malam hari dengan mengguna- kan lampu patromak dan kadang-kadang pada siang hari de- ngan menggunakan rumpon sebagai alat pengumpul ikan. Ikan- ikan yang menjadi tujuan penangkapan adalah jenis-jenis ikan pelagis. Jarak fishing ground dari fishing base dan dari pantai umumnya di atas 30 mil dengan kedalaman catch- able area berkisar antara 20 - 30 m. Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai fishing ground antara 5 7 jam dengan ke- - cepatan kapal rata-rata 6 mil/jam.
Dari hasil uji kenormalan data dengan Uji Kenormalan Lilliefors terhadap catch per haul payang lampara yang ber- mesin 17 PK dengan merk mesin KND 220 dan 15 PK dengan merk mesin KND 180, ternyata data yang diperoleh tidak menyebar normal…dst
2024-03-07T03:46:21Z
2024-03-07T03:46:21Z
1984
Undergraduate Thesis
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/141200
id
IPB University
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1419462024-03-15T06:37:36Zcom_123456789_7467com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_111
2024-03-15T06:37:36Z
urn:hdl:123456789/141946
Tingkat pemanfaatan perikanan purse seine dan beberapa jenis ikan pelagis kecil ditinjau dari hasil tangkapan di perairan Selat Madura
Alfaridi, Mohammad Agum Haris
Pane, Anwar Bey
Purbayanto, Ari
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pemanfaatan perikanan purse seine ditinjau dari segi produksi dan memperkirakan besarnya potensi dan tingkat pemanfaatan beberapa jenis ikan pelagis kecil, yaitu ikan layang (Decapterus sp.), teri (Stolephorus spp.), tembang (Sardinella fimbriata), lemuru (Sardinella longiceps), kembung (Rastrelliger spp.), dan ikan tongkol (Auxis sp.).
Penelitian berlangsung dari bulan Maret sampai Juni 1992 di Kodya Surabaya dan Kodya Pasuruan, dengan wilayah penelitian mencakup seluruh pesisir perairan Selat Madura.
Metode yang dipakai adalah menganalisis hasil tangka- pan dan upaya penangkapan dengan menggunakan "catch and effort statistic methods" yang didasarkan pada model Schaefer (Schaefer model). Sedangkan untuk mengetahui arah kecenderungan penggunaan dan produksi purse seine digunakan metode "moving average" atau rata-rata bergerak tingkat 2. Data yang digunakan adalah data statistik perikanan laut Selat Madura tahun 1980-1989 dan data penunjang lainnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan purse seine di Selat Madura sampai tahun 1987 telah mencapai 580 unit dengan produksi mencapai 7.239,7 ton. Arah kecende- rungan penggunaan purse seine diperkirakan meningkat sebesar 98,2 unit/tahun, sedangkan arah produksi diperki- rakan meningkat sebesar 126,5 ton/tahun. Produksi purse seine masih dapat ditingkatkan sebesar 3.233 ton, karena MSY untuk perikanan purse seine diduga sebesar 10.472 ton/tahun.
Pemanfaatan ikan pelagis kecil untuk jenis ikan teri, tembang, lemuru, dan kembung masih dapat ditingkatkan karena produksi yang dihasilkan masih dibawah tingkat MSY- nya, yaitu masing-masing sebesar 5.913 ton/tahun, 6.011 ton/tahun, 4.803 ton/tahun, dan 6.081 ton/tahun. Sedang- kan produksi untuk ikan layang dan tongkol perlu diturun- kan karena telah melebihi MSY-nya yaitu 8.508 ton/tahun dan 3.125 ton/tahun….
2024-03-15T06:37:36Z
2024-03-15T06:37:36Z
1992
Undergraduate Thesis
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/141946
id
IPB University
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1143402022-09-04T23:45:13Zcom_123456789_7467com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_111
2022-09-04T23:45:11Z
urn:hdl:123456789/114340
Pemanfaatan Data Satelit dan Maximum Entropy Model untuk Pendugaan Daerah Penangkapan Potensial Ikan Tongkol (Euthynnus affinis) di Laut Natuna
Dianti, Sari Rama
Wahyuningrum, Prihatin Ika
Nurani, Tri Wiji
Status pemanfaatan sumberdaya ikan di Laut Natuna pada tahun 2019-2021
masih rendah yaitu 20,8% dari total potensi lestari. Potensi Laut Natuna belum
termanfaatkan secara maksimal. Ikan tongkol komo (Euthynnus affinis)
merupakan salah satu ikan pelagis yang umum ditangkap di Laut Natuna.
Penelitian ini bertujuan untuk memetakan parameter oseanografi dan overlay
dengan sebaran kapal perikanan, serta memodelkan wilayah penangkapan
potensial ikan tongkol komo di Laut Natuna menggunakan maximum entropy
model. Data yang digunakan dalam penelitian meliputi data logbook penangkapan
ikan di Laut Natuna, data satelit klorofil-a dan suhu permukaan laut (SPL) dari
Satelit MODIS serta data sebaran kapal dari satelit VIIRS-Suomi NPP. Maximum
entropy (Maxent) digunakan untuk melakukan pemodelan. Hasil penelitian
menunjukkan distribusi klorofil-a berkisar 0,07 mg/m3
-0,54 mg/m3
. Distribusi
SPL memiliki rentang 24ºC-32ºC. Sebaran posisi kapal tertinggi pada musim
peralihan 1. Tingkat akurasi model Maxent untuk habitat ikan tongkol komo di
Laut Natuna sangat baik dengan nilai AUC (Area Under the Curve) sebesar 0,952.
Parameter SPL memiliki kontribusi lebih besar dibandingkan dengan klorofil-a
dengan persentase mencapai 52,9%. Kelimpahan yang tinggi ikan tongkol komo
terjadi saat musim timur. Peta prediksi menunjukkan bahwa nilai HSI (Habitat
Suitability Index) pada musim timur lebih baik dibandingkan musim lainnya
dengan rentang nilai 0,8-1,0.
The status of fish resources in the Natuna Sea in 2019-2021 is still low at
20.8% of the total sustainable potential. The potential of the Natuna Sea has not
been fully utilized. The neritic tuna (Euthynnus affinis) is one of the most
common pelagic fish caught in the Natuna Sea. This study aimed to map
oceanographic parameters and overlays with the distribution of fishing vessels and
to model the potential fishing area of neritic tuna in the Natuna Sea using the
maximum entropy model. The data used in this study include fishing logbook data
in the Natuna Sea, chlorophyll-a satellite data, sea surface temperature (SST) from
the MODIS satellite, and fishing vessel distribution data from the VIIRS-Suomi
NPP satellite. Maximum entropy (Maxent) is used for modelling. The results
showed that the distribution of chlorophyll-a ranged from 0.07 mg/m3 to 0.54
mg/m3. The SPL distribution has a range of 24ºC-32ºC. The distribution of ship
positions is highest in transition season 1. The accuracy of the Maxent model for
the neritic tuna habitat in the Natuna Sea is very good, with an AUC (Area Under
the Curve) value of 0.952. SST parameter has a more significant contribution than
chlorophyll-a, reaching 52.9%. The abundance of neritic tuna in the east season.
The prediction map shows that the HSI (Habitat Suitability Index) value in the
east season is better than in the west season, indicated by a range of values from
0.8 to 1.0.
2022-09-04T23:45:11Z
2022-09-04T23:45:11Z
2022-09
Undergraduate Thesis
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/114340
id
IPB University
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1434722024-03-26T02:54:03Zcom_123456789_7467com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_111
2024-03-26T02:54:03Z
urn:hdl:123456789/143472
Eksploitasi Kerang (Anadara sp.) yang didaratkan di tempat pelelangan ikan unit kerang Desa Rawameneng, Kecamatan Blanakan, Kabupaten Subang, Jawa Barat
Hidayati, Nina
Lubis, Ernani
Zulkarnain
Wilayah pesisir Indonesia selain panjang dan luas ternyata memiliki tipe dasar perairan yang berpasir dan berlumpur sehingga merupakan tempat hidup yang sangat baik bagi beraneka ragam moluska.
Data produksi Anadara granosa untuk setiap propinsi dan daerah perairan pada tahun 1990 menunjukkan 73,01% (2.188 ton) dari produsi kerang tersebut di Perairan Utara Jawa berasal dari Propinsi Jawa Barat, diantaranya adalah Desa Rawameneng, Kecamatan Blanakan, Kabupaten Subang. Daerah ini telah dikenal sebagai daerah produksi kerang jenis Anadara sp. sejak beberapa puluh tahun yang lalu.
Dengan mempertimbangkan hal tersebut di atas, maka dirasa perlu untuk melakukan penelitian yang mendalam mengenai analisis usaha dari eksploitasi kerang. Peneliti- an tersebut dilaksanakan di TPI Unit Kerang Desa Rawame- neng, Kecamatan Blanakan, Kabupaten Subang Jawa Barat dari tanggal 24 Juni hingga 7 Agustus 1993 ini bertujuan mengetahui keadaan umum kegiatan eksploitasi nelayan kerang, menganalisis besarnya tingkat keuntungan yang diperoleh nelayan kerang terhadap hasil tangkapan yang didapatnya dan menganalisis apakah usaha eksploitasi kerang yang telah dilakukan oleh para nelayan masih layak untuk dikembangkan atau tidak.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survai untuk mengetahui gambaran umum kegiatan eksploitasi kerang, serta mengetahui tingkat kelayakan usaha eksploitasi kerang. Pendekatan dilakukan dengan analisis teknis untuk mengetahui jumlah hasil tangkapan rata-rata per trip, jumlah hasil tangkapan rata-rata per jam kerja, dan jumlah hasil tangkapan rata-rata per tenaga kerja dalam kurun waktu satu tahun, serta analisis finan- sial dengan menghitung hasil usaha unit eksplotasi kerang dengan analisis biaya produksi, analisis pendapatan, Gross B/C dan Net Present Value.
Alat tangkap yang digunakan untuk mengeksploitasi kerang di daerah penelitian biasa disebut garok. Peng- operasian garok membutuhkan satu perahu dilengkapi dengan motor tempel berkekuatan 6 8 pk dan dayung.
Bila dianalisis secara teknis pada tahun 1993, alat tangkap garok memiliki jumlah hasil tangkapan rata-rata pertrip sebesar 51,43 kg/trip, jumlah hasil tangkapan rata-rata per jam kerja sebesar 925,71 kg/jam kerja dan jumlah hasil tangkapan rata-rata per tenaga kerja sebesar 2777,22 kg/tenaga kerja. Produktifitas per unit alat tangkap pada tahun 1992 mencapai 1.569,41 kg/unit dan jumlah produksiper trip untuk tiap nelayan adalah 17,14 kg/trip/ nelayan.
Besar investasi awal yang ditanam pada usaha eks- ploitasi kerang ini berkisar dari Rp 3.875.000, sampai dengan Rp 4.375.000,, yaitu untuk pembelian perahu, alat tangkap dan mesin…dst
2024-03-26T02:54:03Z
2024-03-26T02:54:03Z
1994
Undergraduate Thesis
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/143472
id
IPB University
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1156342022-12-21T23:36:52Zcom_123456789_7467com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_111
2022-12-21T23:36:50Z
urn:hdl:123456789/115634
Produktivitas Penangkapan dan Analisis Bioteknik Ekonomi Unit Penangkapan Payang di Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu
Novryansah, Muhamad
S Baskoro, Mulyono
Imron, Mohammad
Volume produksi ikan tongkol di PPN Palabuhanratu tahun 2017 sampai 2021 menunjukkan trend menurun. Salah satu alat tangkap yang menangkap tongkol adalah payang. Penelitian ini bertujuan menganalisis produktivitas penangkapan dan bioteknik ekonomi unit penangkapan payang di PPN Palabuhanratu. Analisis yang dilakukan yaitu CPUE, komposisi hasil tangkapan, korelasi Pearson, dan analisis ekonomi. Penelitian dilakukan di PPN Palabuhanratu, pada bulan April sampai Mei 2022, menggunakan metode observasi dan wawancara. Produktivitas unit penangkapan payang mengalami fluktuasi dan pada tahun 2021 terjadi penurunan sebesar 50% tetapi trend yang dihasilkan masih stabil. komposisi hasil tangkapan payang di antaranya cakalang, eteman, peperek, tongkol lisong, tongkol banjar, dan tongkol abu-abu. Terdapat beberapa jenis ikan dengan volume produksi yang rendah tetapi bernilai ekonomis di antaranya ikan selar bentong, kuwe, dan gulamah. Faktor teknis yang mempengaruhi produksi kegiatan penangkapan adalah lama setting dan hauling, jumlah ABK mempengaruhi waktu yang dibutuhkan untuk melakukan setting dan hauling. Analisis ekonomi dari kelayakan usaha diperoleh keuntungan sebesar Rp79.928.095,00, PP selama tiga tahun delapan bulan, dan ROI sebesar 20,88%, kelayakan investasi menunjukkan nilai NPV sebesar Rp230.766.053,00, nilai IRR sebesar 24,1%, dan nilai Net B/C 1,786 sehingga usaha menguntungkan dan investasi layak dilakukan.
The volume of mackerel tuna production at Palabuhanratu Fishing Port in 2017 to 2021 shows declining trend. One fishing gear that catches mackerel tuna is danish seine net. This study aims to analyze catching productivity and biotechnical economic of danish seine net fishing unit at Palabuhanratu. Analysis carried out is CPUE, catch composition, Pearson correlation, and economic analysis. The research was conducted at Palabuhanratu Fishing Port, in April to May 2022, using observation and interview methods. The productivity of danish seine net fluctuates, in 2021 there will be a 50% decrease in productivity, but resulting trend is still stable. The composition of danish seine net catch included skipjack tuna, moonfish, ponyfish, bullet tuna, black skipjack, and longtail tuna. Fish with low production but high economic value include bigeye scad, giant trevally, and leaftail croaker. Technical factors that affect the production of fishing activities are the length of setting and hauling, number of crews affects time needed to setting and hauling. Economic analysis of business feasibility obtained profit Rp79.928.095.00, PP for three years and eight months, and ROI 20,88%, investment feasibility shows NPV value Rp230.766053.00, IRR value 24,1%, and Net B/C value is 1,786, so that business is profitable and investment is feasible.
2022-12-21T23:36:50Z
2022-12-21T23:36:50Z
2022
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/115634
id
IPB University
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1421582024-03-18T07:13:54Zcom_123456789_7467com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_111
2024-03-18T07:13:54Z
urn:hdl:123456789/142158
Suatu penelaah tentang pengusahaan payang di kecamatan lekok, kabupaten pasaruan, jawa timur
Sunyoto, Yohannes Agustinus
Monintja, Daniel R
Ayodhyoa
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keadaan usaha perikanan payang; dan untuk mengetahui hubungan faktor-faktor produksi terhadap hasil tangkap.
Penelitian dilakukan di Kecamatan Lekok, Kabupaten Pasuruan mulai tanggal 19 Juli 1985 sampai ll Oktober 1985.
Metode penelitian adalah metode survai. Analisa data dengan metode regresi, analisa Gross B-C ratio dan BЕР. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usaha payang masih memberi keuntungan. Nilai Gross B-C ratio adalah 1,44. BEP tercapai pada produksi 6 948,79 kilogram atau senilai dengan Rp 2 432 077,01.
Pendapatan juragan adalah sebesar Rp 4 692 039,- pertahun. Pendapatan juru rarus sebesar Rp 740 848,46 per tahun; sedangkan untuk juru mesin, juru payang, juru panggil dan juru perahu masing-masing sebesar Rp 493 898,84. Pendapatan pendega biasa dalam setahun adalah sebesar Rp 246 949,42.
Fungsi penduga produksi perikanan payang di Kecamatan Lekok adalah Y = - 15,7246 + 0,1298 X1 + 2,4509 X2 + 4,0212 X3 + 2,4886 X4 + 2,9305 X5….
2024-03-18T07:13:54Z
2024-03-18T07:13:54Z
1986
Undergraduate Thesis
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/142158
id
IPB University
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1408932024-03-05T02:35:58Zcom_123456789_7467com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_111
2024-03-05T02:35:58Z
urn:hdl:123456789/140893
Kekuatan putus (breaking strength) benang jaring polyethylene (PE) 380 D/9 akibat pengaruh perendaman dalam oli dan bahan bakar minyak
Verianola B, Vita
Puspito, Gondo
Diniah
cipta Efisiensi jaring penangkapan ikan sebagian dapat diramalkan dari kualitas bahan jaringnya (Mukarromah, 1976). Benang jaring Polyethylene (PE) merupakan salah satu jenis serat sintetis yang banyak digunakan untuk bahan pembuat jaring, seperti pembentuk bagian utama pada alat tangkap trawl dan purse seine. Selain itu PE juga banyak dimanfaatkan sebagai bagian tambahan alat tangkap agar tidak mudah rusak, karena memiliki kekakuan yang tinggi.
Keterbatasan dek kapal/perahu dan ukuran kapal/perahu yang kecil, sering menyebabkan tumpukan alat tangkap berdekatan dengan mesin penggerak dan dapur. Hal ini dapat menyebabkan tumpukan alat tangkap terkena atau terendam oli dan bahan bakar minyak. Kelalaian nelayan pada saat menempatkan alat tangkap menambah kemungkinan terjadinya kontak langsung antara oli dan bahan bakar minyak dengan alat penangkap ikan. Kontak langsung yang terjadi kemungkinan besar berpengaruh terhadap kekuatan putus benang. Penelitian ini bertujuan mengukur pengaruh oli, bensin, solar dan minyak tanah terhadap kekuatan putus benang jaring Polyethylene (PE) 380D/9.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode percobaan. Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknologi Alat Penangkapan Ikan, Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor antara bulan Januari-April 2002. Pada penelitian ini benang PE dikondisikan terkena oli dan bahan bakar minyak sebelum dan setelah terendam dalam air laut.
Untuk kondisi pertama, benang jaring direndam langsung dalam oli dan bahan bakar minyak. Adapun pada kondisi kedua, benang jaring direndam terlebih dahulu dalam air laut 24 jam, selanjutnya direndam dalam oli dan bahan bakar minyak. Pengukuran kekuatan putus (F) pada kedua kondisi tersebut dilakukan pada setiap lama perendaman 1, 7, 14, 21, 28, 35, 42, 49, 56, 63 dan 70 hari. Data nilai kekuatan putus yang diperoleh diuji kenormalannya dengan uji Lilliefors. Analisa dilanjutkan dengan percobaan RAL faktorial.
Perbedaan perlakuan awal terhadap benang jaring PE 380D/9 memberikan pengaruh yang tidak sama terhadap kekuatan putus benang. Perendaman benang dengan kondisi awal kering dalam oli dan bahan bakar minyak akan menyebabkan penurunan nilai kekuatan putus. Penurunan tertinggi terjadi pada perendaman dalam oli diikuti bensin, solar, dan minyak tanah. Hal ini dijelaskan dengan persamaan regresi linier yang memiliki kemiringan negatif, yaitu Fon=-0,0083t+10,3;..dst
2024-03-05T02:35:58Z
2024-03-05T02:35:58Z
2003
Undergraduate Thesis
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/140893
id
IPB University
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1439712024-03-27T07:35:47Zcom_123456789_7467com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_111
2024-03-27T07:35:47Z
urn:hdl:123456789/143971
Peranan pangkalan pendaratan ikan muara angke dalam pengembangan perikanan di DKI Jakarta
Fitri, Nuraini
Lubis, Ernani
Ayodhyoa, H.A.U.
Pada tahun 1993 produksi perikanan DKI Jakarta khususnya perikanan laut adalah sebesar 39.516 ton atau sekitar 5,9% dari produksi perikanan laut pulau Jawa yang sebesar 668.874 ton (DitJen Perikanan, 1995).
Produksi tersebut secara teknis dikelola oleh 2 buah Pelabuhan Perikanan dengan kelas berbeda yaitu Pelabuhan Perikanan Samudera Jakarta (Kelas I) dan Pangkalan Pendarat- an Ikan Muara Angke yang merupakan pelabuhan perikanan skala kecil (Kelas IV).
Produksi perikanan PPSJ Muara Baru dan PPI Muara Angke pada tahun 1993 yaitu 29.849 ton atau 73% dari produksi perikanan DKI Jakarta (41.017 ton).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan PPI Muara Angke dalam menunjang pengembangan perikanan di DKI Jakarta dalam hal (1) Produksi dan nilai produksi perikanan yang didaratkan di PPI Muara Angke, (2) Pengolahan Ikan dan (3) Pemasaran Ikan yang ada di PPI Muara Angke. Penelitian dilakukan pada bulan Pebruari 1996 di PPI Muara Angke Jakarta Utara.
Penelitian yang dilakukan menggunakan metode survei di PPI Muara Angke beserta fasilitas-fasilitasnya. Jumlah produksi perikanan laut mendominasi hasil per- ikanan di PPI Muara Angke yaitu sebesar 2.286 ton per tahun. Sebagai pusat pengembangan perikanan tradisional, PPI Muara Angke ditunjang oleh sejumlah fasilitas seperti PHPT atau Pusat Pengolahan Perikanan Tradisional. Unit pengolahan yang ada di PHPT terdiri dari pengasinan, pemindangan, pembuatan terasi dan pembuatan kulit samak. Bahan baku pengolahan diperoleh dari TPI Muara Angke sebanyak 60% dan 40% diperoleh dari TPI Muara Baru. Produksi pengolahan di PHPT tahun 1990 - 1994 rata-rata sebesar 4.420 ton per tahun dengan nilai produksi rata-rata sebesar 5,6 milyar rupiah per tahun…dst
2024-03-27T07:35:47Z
2024-03-27T07:35:47Z
1996
Undergraduate Thesis
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/143971
id
IPB University
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1155362022-12-14T08:01:35Zcom_123456789_7467com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_111
2022-12-14T05:47:18Z
urn:hdl:123456789/115536
Analisis Kerentanan Nelayan Payang di Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu, Provinsi Jawa Barat
Hudaya, Dhea Khaerani
Nelayan payang di Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu
melakukan operasi penangkapan secara one day fishing dengan fishing ground
yang tidak menentu. Pendapatan yang dihasilkan oleh nelayan juga tidak pasti.
Penghasilan nelayan yang fluktuatif dan tak menentu menjadi salah satu penyebab
terjadinya kemiskinan. Kemiskinan yang dialami nelayan di PPN Palabuhanratu
menandakan adanya ancaman kerentanan. Tujuan penelitian ini adalah mengukur
tingkat kerentanan nelayan payang, menentukan faktor utama penyebab
kerentanan, dan menyusun strategi pembangunan nelayan payang di PPN
Palabuhanratu. Metode penelitian adalah wawancara dengan panduan kuesioner
instrumen FLIRES check. Pengambilan data dengan teknik stratified random
sampling menggunakan analisis kerentanan, analisis regresi linier berganda, dan
analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ABK dan nakhoda secara
berurutan memperoleh rataan skor 1,97 dan 2,01 menunjukkan status „rentan‟,
sementara pemilik kapal berstatus „cukup rentan‟ memilik indeks kerentanan
sebesar 2,57. Faktor utama penyebab kerentanan nelayan payang adalah bidang
sosial. Rekomendasi strategi alternatif pembangunan nelayan payang diantaranya
melakukan pembangunan pusat layanan informasi daerah penangkapan ikan dan
pendirian cold storage bersama.
2022-12-14T05:47:18Z
2022-12-14T05:47:18Z
2022
Undergraduate Thesis
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/115536
id
IPB University
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1147752022-09-30T11:29:21Zcom_123456789_7467com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_111
2022-09-30T11:29:18Z
urn:hdl:123456789/114775
Desain Konseptual Sistem Basisdata untuk Pendataan Hasil Tangkapan Nelayan Skala Kecil Berbasis Aplikasi Android
Arifianto, Eko
Wisudo, Sugeng Hari
Yuwandana, Dwi Putra
Logbook penangkapan ikan sangat diperlukan sebagai pencatatan data hasil
tangkapan, yang umumnya berisi tentang jumlah dan jenis tangkapan, lokasi
penangkapan ikan, dan waktu operasi penangkapan ikan. Namun, hingga kini
data pencatatan dari aktivitas operasi penangkapan ikan tersebut, utamanya pada
kelompok perikanan skala kecil, masih belum dapat berjalan baik. Hal ini karena
belum ada mekanisme dan teknis pencatatan data yang sederhana dan handal
untuk aktivitas penangkapan ikan skala kecil, utamanya untuk perahu ikan yang
berukuran 5 GT kebawah. Kewajiban pengisian logbook penangkapan ikan
hanya berlaku pada perahu ikan diatas 5 GT. Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi struktur data utama yang diperlukan dalam pencatatan data hasil
tangkapan untuk perikanan skala kecil, dan menyusun desain konseptual sistem
basisdata pendataan hasil tangkapan ikan perikanan skala kecil dibawah 10 GT
berbasis aplikasi digital/android. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode analisis deskriptif dan pengembangan sistem informasi. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kebutuhan struktur data utama dalam sistem
basisdata aplikasi yang dibuat, diantaranya adalah user id, nama kapal, nama
pengguna, jenis alat tangkap, jenis ikan hasil tangkapan, harga ikan, daerah
penangkapan ikan, lokasi pendaratan ikan, dan bobot ikan. Aplikasi sistem
basisdata untuk pendataan hasil tangkapan Nelayan Skala Kecil Berbasis Aplikasi
Android yang telah dirancang ini diberi nama Buku Nelayanku.
The fishing logbook is indispensable for recording catch data, which
generally contains the number and types of catches, fishing locations, and fishing
operation times. However, until now the recording data of the fishing operation
activities, especially in small-scale fishery groups, has not been able to run well.
This is because there is no mechanism and technique for recording simple and
reliable data for small-scale fishing activities, especially for fishing boats
measuring 5 GT and under. The obligation to fill in the fishing logbook only
applies to fishing boats above 5 GT. This study aims to identify the main data
structures needed in recording catch data for small-scale fisheries, and to arrange a
conceptual design of a database system for data collection of small-scale fishery
catches under 10 GT based on digital/android applications. The method used in
this research is the descriptive analysis method and information system design.
The results showed that the main data structure requirements in the application
database system were made, including user id, ship name, user name, type of
fishing gear, type of fish caught, fish price, fishing area, fish landing location, and
fish weight. The database system application for collecting data on the catches of
Small-Scale Fishers based on an android application that has been designed is
named Buku Nelayanku (My Fisher's Book).
2022-09-30T11:29:18Z
2022-09-30T11:29:18Z
2022
Undergraduate Thesis
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/114775
id
IPB University
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1153912022-11-30T05:59:01Zcom_123456789_7467com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_111
2022-11-30T05:58:59Z
urn:hdl:123456789/115391
Analisis Biotekno Ekonomi Unit Penangkapan Ikan di Pelabuhan Perikanan Pantai Cilauteureun, Kabupaten Garut, Jawa Barat
Apriliani, Nanda
Imron, Muhammad
Yusfiandayani, Roza
Unit penangkapan ikan di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Cilauteureun terdiri dari gill net, mini purse seine dan pancing rawai. Potensi sumberdaya perikanan laut di Cilauteureun diantaranya yaitu jenis ikan pelagis besar dan ikan pelagis kecil. Penelitian ini bertujuan menganalisis alat penangkapan ikan ditinjau dari aspek biologis, teknis dan kelayakan usaha penangkapan ikan. Pengumpulan data dilakukan menggunakan metode accidental sampling. Alat tangkap yang berada di PPP Cilauteureun merupakan alat tangkap yang produktif. Alat tangkap yang memiliki produktivitas tertinggi yaitu mini purse seine. Hal ini terlihat dari rata-rata nilai produktivitas mini purse seine pada tahun 2018-2021 yaitu 11.503,62 kg/unit, sedangkan produktivitas alat tangkap pancing rawai sebesar 6.724,52 kg/unit dan gill net 8.007.06 kg/unit. Hasil analisis skoring aspek biologi dan teknis, diperoleh bahwa pancing rawai merupakan teknologi tepat guna untuk dioperasikan di perairan Cilauteureun. Berdasarkan analisis keuangan, keuntungan yang diperoleh usaha perikanan gill net yaitu Rp 81.284.104, mini purse seine Rp 109.875.856 dan pancing rawai Rp 34.930.139. Nilai R/C yang didapat dari masing-masing unit penangkapan ikan menghasilkan penerimaan sebesar 1.35 untuk gill net, R/C 1.17 pancing rawai serta 1.29 untuk mini purse seine. Nilai payback periode untuk gill net sebesar 3.17, mini purse seine sebesar 3.23 dan pancing rawai sebesar 5.44
2022-11-30T05:58:59Z
2022-11-30T05:58:59Z
2022-11-28
Undergraduate Thesis
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/115391
id
IPB University
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1405442024-02-29T06:51:05Zcom_123456789_7467com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_111
2024-02-29T06:51:05Z
urn:hdl:123456789/140544
Ketajaman Penglihatan Ekor Kuning (Caesio cuning) dan Penerapannya pada Perikanan Bubu di Perairan Kepulauan Seribu
Khoirunisa, Arifah
Mawardi, Wazir
Purbayanto, Ari
Penangkapan ekor kuning dengan bubu dilakukan oleh nelayan tanpa
memperhatikan ukuran ikan yang ditangkap. Hal tersebut menjadi salah satu
penyebab turunnya jumlah populasi ikan dan mengancam kelestariannya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui morfologi dan fungsi penglihatan,
menentukan arah penglihatan (visual axis) dan ketajaman penglihatan (visual
acuity) pada ekor kuning (Caesio cuning). Hasil penelitian ini dapat digunakan
untuk memahami proses adaptasi penglihatan ekor kuning terhadap
lingkungannya dan juga alat tangkap, serta sebagai informasi penting dalam
memperbaiki metode penangkapan sehingga ramah lingkungan. Hasil penelitian
mengungkapkan bahwa susunan sel reseptor pada ekor kuning membentuk
mozaik. Nilai indeks ketajaman penglihatan ekor kuning dengan ukuran panjang
total tubuh 250-290 mm berkisar 0,135-0,149. Kepadatan sel kon tertinggi dari
retina mata ikan ekor kuning berada di bagian ventro-temporal dan arah
penglihatan ke arah depan naik pada sudut 40º. Berdasarkan hasil perhitungan
diketahui jarak pandang maksimum ekor kuning dalam melihat objek (umpan)
dengan diameter 20 mm pada perairan yang jernih berkisar 9,2-10,3 m, untuk
objek berdiameter 25 mm 11,6-12,9 m, dan untuk objek berukuran 30 mm
berkisar 13,9-15,5 m.
The yellowtail fishing with basket traps continues to be carried out by
fishers regardless the fish size caught. This condition can have an impact on
decreasing fish population and then threatens their sustainability. This study was
conducted to know about the morphology and visual function of yellowtail
(Caesio cuning) in adapting to its habitat, to determine the visual axis, and visual
acuity of yellowtail fish that can be used to improve fishing methods so that it
meets the environmentally friendly criteria. The results showed the arrangement
of receptor cells in yellowtail eye’s retina forming a mosaic arrangement. The
visual acuity index of yellowtail ranged 0,135-0,149 for total body length of 250-
290 mm. The yellowtail fish had the highest cone cells density in the ventro-
temporal of the eye’s retina and the direction of vision towards the upper fore at
an angle of 40º. The estimated maximum sighting distance of yellowtail to see the
object (bait) of 20 mm diameter ranged 9,2-10,3 mm, 11,6-12,9 mm for the bait of
25 mm, and 13,9-15,5 mm for the bait of 30 mm.
2024-02-29T06:51:05Z
2024-02-29T06:51:05Z
2024
Undergraduate Thesis
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/140544
id
IPB University
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1141762022-08-29T08:03:12Zcom_123456789_7467com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_111
2022-08-29T07:58:04Z
urn:hdl:123456789/114176
Keselamatan Kerja pada Proses Bongkar Muat Kapal Perikanan (Studi Kasus Kapal Mini Purse Seine di Pelabuhan Lempasing Lampung).
Nurbaiti, Lilis
Iskandar, Budhi Hascaryo
Pelabuhan Lempasing merupakan pelabuhan perikanan terbesar di Provinsi
Lampung. Salah satu kapal yang paling banyak dioperasikan pada Pelabuhan
Lempasing yaitu kapal mini purse seine. Terdapat beberapa aktivitas di Pelabuhan
Lempasing, yaitu pendaratan ikan (bongkar muat) dan pemasaran. Aktivitas
bongkar muat di Pelabuhan Lempasing merupakan aktivitas utama setelah kapal
berlabuh di dermaga. Kecelakaan pada kegiatan bongkar muat dapat menyebabkan
kerugian berupa terhambatnya aktivitas. Tujuan penelitian yaitu mengidentifikasi
aktivitas dan potensi bahaya kegiatan bongkar muat kapal mini purse seine,
menganalisis peluang risiko dan tingkat kecelakaan yang mungkin terjadi,
memberikan alternatif solusi dan menentukan tindak pencegahan pengendalian
kecelakaan kerja. Metode deskriptif, survei, dan Hierarchical Task Analysis
(HTA) digunakan dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terdapat 47 risiko kecelakaan pada proses bongkar muat, sebanyak 36 (77%)
kegiatan berisiko ringan, 5 (11%) menengah, 2 (4%) kegiatan berisiko berat dan 4
(9%) kegiatan berisiko fatal. Risiko kecelakaan terbesar terjadi pada aktivitas
bongkar, dikarenakan individu yang terlibat cukup banyak berkisar antara 20
orang dan aktivitas yang dilakukan cukup berat.
2022-08-29T07:58:04Z
2022-08-29T07:58:04Z
2022
Undergraduate Thesis
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/114176
id
IPB University
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1435462024-03-26T04:41:12Zcom_123456789_7467com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_111
2024-03-26T04:41:12Z
urn:hdl:123456789/143546
Pengaruh modifikasi jaring ikan hias menetap terhadap hasil tangkapan di Perairan Ciwaru, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat
Fitriasari, Dinny
Wahyu, Ronny I.
Mawardi, Wazir
Penelitian ini dilaksanakan di Perairan Ciwaru, Kecamatan Ciemas, Kabupa- ten Sukabumi, Jawa Barat yang dimulai pada bulan Mei sampai Juni 1995.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan hasil tangkapan antara jaring ikan hias standar dan jaring ikan hias hasil modifikasi yang dipasang menetap.
Metode penelitian yang digunakan "Experimental Fishing" dengan menggu- nakan dua model alat tangkap jaring ikan hias yang dianggap sebagai perlakuan yang akan diteliti pengaruhnya. Dalam penelitian ini tidak dilakukan pengukuran terhadap faktor oseanografis. Pengoperasian kedua alat tangkap dilakukan pada waktu yang sama dengan batas waktu pemasangan selama 18 jam dengan kedalaman perairan antara 2 sampai 3 meter. Data hasil tangkapan dibedakan berdasarkan jenis alat tangkap. Analisa data menggunakan Uji Kenormalan Lilliefors dan Uji Kehomoge- nan Ragam (Uji Bartlett), karena data tidak memenuhi asumsi untuk analisa keraga- man maka dilakukan uji nonparametrik yaitu Uji Jumlah Peringkat Wilcoxon.
Ikan hias laut yang tertangkap oleh jaring ikan hias standar sebanyak 19 ekor. Jenis ikan yang tertangkap ini termasuk famili Holocentridae 47.36%, Pomacentri- dae 31.53%, Belonidae, Palinuridae, Tetraodontidae dan Scorpionidae masing- masing 5.26%. Sedangkan hasil tangkapan jaring ikan hias hasil modifikasi berjum- lah 365 ekor terdiri dari famili Chaetodontidae 51.23%, Achanturidae 13.15%, Holocentridae 12.33%, Pomacentridae 11.23%, Mullidae 1.92%, Monachantidae 1.64%, Serranidae 1.10%, Plotosidae 0.82%, Tetraodontidae 0.82%, Fistularidae 0.55%, Haemulidae 0.55%, Zanclidae 0.27%, Balistidae, Labridae, Muraenidae, Scorpionidae, Scaridae, Portunidae dan Diodontidae masing-masing sebanyak 0.27%.
Total hasil tangkapan ikan hias laut selama penelitian sebanyak 384 ekor dan terdiri dari 45 jenis yang berasal dari 21 famili. Hasil tangkapan didominasi oleh ikan dari famili Chaetodontidae.
niversity Data hasil tangkapan setelah dianalisa dengan Uji Jumlah Peringkat wilcoxon menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nilai tengah hasil tangkapan kedua alat yang digunakan. Dilihat dari jumlah hasil tangkapan, jaring ikan hias hasil modifikasi lebih baik daripada jaring ikan hias standar….
2024-03-26T04:41:12Z
2024-03-26T04:41:12Z
1995
Undergraduate Thesis
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/143546
id
IPB University
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1427452024-03-21T03:16:08Zcom_123456789_7467com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_111
2024-03-21T03:16:08Z
urn:hdl:123456789/142745
Alternatif perkembangan jenis teknologi penangkapan ikan di teluk semangka, kabupaten lampung selatan pripinsi lampung
Lukito, Hardadi
Monintja, Daniel R
Gunarso, Wisnu
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan alternatif pengembangan jenis teknologi penangkapan ikan yang sesuai dengan kondisi fisik perairan Teluk Semangka.
Teluk Semangka merupakan salah satu teluk di Propinsi Lampung yang berhadapan langsung dengan Selat Sunda. Mu- lut teluk ini terletak pada 5°55 LS; 104°44' BT di sebe- lah Barat dan 5°49' LS 105°09' BT di sebelah Timur, ser- ta condong ke arah Tenggara. Kegiatan perikanan berada di bawah pengawasan Resort Kota Agung dan Resort Cukuh Balak, Dinas Perikanan Kabupaten Lampung Selatan.
Pada saat ini aktivitas yang paling menonjol di perairan tersebut adalah aktivitas terminal terapung milik Pertamina yang berpangkalan di dalam Teluk Semangka. Dampak nyata aktivitas ini bagi perikanan adalah semakin jauh operasi penangkapan dari lokasi sebelumnya, sesuai dengan peraturan. Dampak lain yang tidak langsung adalah menurun nya potensi perikanan perairan tersebut akibat terjadinya tumpahan minyak yang sulit dicegah, karena ikan tidak akan memasuki suatu perairan yang tidak cocok yang akan mengganggu kehidupannya.
Fasilitas Tempat Pelelangan Ikan (TPI) yang memadai baru ada di Kota Agung, di Cukuh Balak masih merupakan TΡΙ sederhana. Perikanan di Teluk Semangka masih merupakan perikanan rakyat yang didominasi oleh jukung, yang sudah mulai berkembang dengan menggunakan motor tempel. Jukung ini digunakan untuk mengoperasikan pukat pantai, jaring rampus, jaring kantong dan pancing. Perahu papan digunakan untuk bagan perahu, dan kapal motor untuk payang…dst
2024-03-21T03:16:08Z
2024-03-21T03:16:08Z
1987
Undergraduate Thesis
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/142745
id
IPB University
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1139902022-08-24T08:11:51Zcom_123456789_7467com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_111
2022-08-24T08:11:49Z
urn:hdl:123456789/113990
Estimasi Limbah dan Emisi Gas Buang Kapal Pancing Tonda di Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu
Telaumbanua, Linda Swasti
Kurniawati, Vita Rumanti
Iskandar, Budhi Hascaryo
Mengacu pada Permen Kelautan dan Perikanan No. 3 Tahun 2013 Tentang
Kesyahbandaran di Pelabuhan Perikanan, maka PPN Palabuhanratu memiliki
kewajiban melakukan pencegahan pencemaran dari kapal yang dapat dilakukan
dengan menampung limbah, yang dihasilkan dari kapal dan membuangnya di
tempat yang telah disediakan oleh pelabuhan. Pelabuhan perlu melakukan
estimasi jumlah limbah dan emisi gas buang kapal untuk dapat menjalankan
fungsi tersebut. Salah satu kapal perikanan yang aktif beroperasi di PPN
Palabuhanratu adalah kapal pancing tonda dan informasi mengenai limbah dari
kapal tersebut masih terbatas. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengan
tujuan mengestimasi jumlah limbah dan emisi gas buang kapal tersebut. Data
penelitian dikumpulkan melalui wawancara dengan lima nelayan yang berkerja
pada lima kapal yang berbeda serta studi pustaka. Selanjutnya, data dianalisis
dengan metode analisis deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa jumlah rata-rata produksi kapal tonda sebesar 486 kg per trip. Limbah yang
dihasilkan kapal tonda per nilai produksi rata-rata sebesar 0,005 kg. Konsumsi
BBM kapal tonda rata-rata sebesar 340 kg per trip. Nilai rata-rata emisi yang
dihasilkan per nilai produksi, yaitu polutan CO sebesar 5,39 kg, NOx sebesar 7,93
kg, SOx sebesar 13,83 kg, dan PM sebesar 0,22 kg.
According to the Ministry of Maritime and Fisheries Regulation No. 3 of
2013 concerning the Port Authority at Fishing Port, Palabuhanratu Fishing Port is
responsible for preventing pollution from fishing vessels which can be done by
managing waste generated from the vessels and providing waste treatment
facilities. Accordingly, the port needs to estimate the amount of waste and exhaust
emissions from vessels. One of the fishing vessels actively operating at
Palabuhanratu Fishing Port is troll liners, and information about waste from those
vessels is still limited. Therefore, this research was conducted to estimate the
amount of waste and exhaust emissions of the troll liners. Collected data through
interviews with 5 fishermen working on 5 different vessels and a literature study.
Furthermore, the data were analyzed by the quantitative descriptive analysis
method. Results showed that the average of troll liner production is 486 kg per
trip. The average value of the waste generated by the troll liner per production
value is 0.005 kg. The average fuel consumption of the troll liner is 340 kg per
trip. The resulting emission average values per production value are CO pollutant
of 5.39 kg, NOx of 7.93 kg, SOx of 13.83 kg, and PM of 0.22 kg.
2022-08-24T08:11:49Z
2022-08-24T08:11:49Z
2022-08
Undergraduate Thesis
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/113990
id
IPB University
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1144452022-09-10T04:32:35Zcom_123456789_7467com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_111
2022-09-10T04:32:33Z
urn:hdl:123456789/114445
Kontribusi Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan terhadap Ekonomi Daerah Pekalongan Jawa Tengah
Widyaningrum, Fransiska Malita
Solihin, Iin
Muninggar, Retno
Informasi mengenai perekonomian daerah Pekalongan diperlukan untuk
mengetahui kontribusi Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pekalongan.
Kontribusi tersebut dapat meningkatkan ekonomi daerah Pekalongan sehingga
diperlukan strategi yang harus dilakukan untuk pengembangan PPN Pekalongan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi aktivitas ekonomi di PPN
Pekalongan, menentukan kontribusi PPN Pekalongan terhadap ekonomi daerah
Pekalongan dari segi tenaga kerja dan pendapatan, dan merumuskan strategi
peningkatan kontribusi PPN Pekalongan. Pengumpulan data dilakukan melalui
wawancara kepada pihak pelabuhan dan masyarakat yang memiliki usaha berada
di Kawasan PPN Pekalongan menggunakan metode accidental sampling. Analisis
data yaitu metode deskriptif yang dianalisis menggunakan perhitungan proporsi,
multiplier effect dan matriks Strenghts, Weakness, Opportunities, Threats
(SWOT). Hasil penelitian menunjukkan aktivitas perekonomian di Kawasan PPN
Pekalongan terdiri dari banyak jenis usaha diantaranya rumah makan, warung
kelontong, nelayan, bakul, nahkoda, docking, galangan, bahan bakar solar,
pengolah, kelompok asosiasi di Tempat Pelelangan Ikan (TPI), pedagang kaki
lima, dan tukang becak. Kontribusi PPN Pekalongan terhadap Pendapatan Asli
Daerah (PAD) Kota Pekalongan dengan indikator pendapatan dan tenaga kerja
tertinggi sebesar 2,49% dan 9,60%. Strategi yang dapat dipertimbangkan dalam
pengembangan PPN Pekalongan yaitu strategi S-O (strenghts-opportunities).
Information about the Pekalongan regional economy is needed to determine
the contribution of the Pekalongan Fishing Port. This contribution can improve
the economy of the Pekalongan area, and a strategy is necessary to develop the
Pekalongan Fishing Port. This study aims to identify economic activities in
Pekalongan Fishing Port, determine the contribution of Pekalongan Fishing Port
to the Pekalongan regional economy in terms of labor and income, and formulate
a strategy to increase the contribution of Pekalongan Fishing Port. Data was
collected through interviews with the port and people who have businesses in the
Pekalongan Fishing Port area using the accidental sampling method. Data analysis
is the descriptive method using proportion calculation, multiplier effect, and
SWOT matrix. The results showed that economic activity in the Pekalongan
Fishing Port area consisted of many types of businesses, including restaurants,
grocery stalls, fishermen, baskets, captains, docking, shipyards, diesel fuel,
processors, association groups at TPI, street vendors, and a pedicab driver. The
contribution of Pekalongan Fishing Port to Pekalongan City's Original Regional
Revenue with the highest income and labor indicators of 2.49% and 9.60%. The
strategy that can be considered in developing Pekalongan Fishing Port is the S-O
(strengths-opportunities) strategy.
2022-09-10T04:32:33Z
2022-09-10T04:32:33Z
2022
Undergraduate Thesis
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/114445
id
IPB University
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1420332024-03-18T02:12:06Zcom_123456789_7467com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_111
2024-03-18T02:12:06Z
urn:hdl:123456789/142033
Model optimasi produksi penangkapan ikan di kotamadya perkalongan, jawa tengah
Panjaitan, James Parlindungan
Haluan, John
pasaribu, Bonar P
Penelitian ini dilakukan untuk menggambarkan model-model yang berkaitan dengan produksi sebagai dasar pertimbangan untuk membuat keputusan di bidang perikanan.
Beberapa model produksi yang digunakan adalah (1) model optimisasi ornduksi, (2) model hubungan faktor produksi dengan produksi dan (3) model simulasi sebagai model tambahan. Model-model yang digunakan masih danat dinerbaiki guna mendapat hasil yang lebih baik.
Model optimisasi produksi serta model hubungan faktor groduksi dengan produksi digunakan untuk menganalisa unit Denangkanan ikan utama. Sedang model simulasi antrian digunakan dalam menganalisa sistem oelayanan di Pelabuhan Perikanan Nusantara dan KUD Makaryo Mino Pekalongan sebagai sarana perikanan terpenting di daerah penelitian.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survai. Data diolah dengan menggunakan linear programming dengan metode simplex, fungsi produksi linier berganda dan si- mulasi model antrian. Sebagai kelanjutan model ontimisasi dilakukan analisa pengembangan dengan pendekatan produksi cotimum, biaya investasi, biaya operasi dan ootensi lestari.
Berdasarkan hasil analisa optimisasi produksi dapat dilihat bahwa urutan prioritas pengembangan unit nerikanan di daerah penelitian berturut-turut adalah Purse seine klas 30-50 GT sebanyak 187 unit, Purse seine klas 10 20 GT sebanyak 148 unit dan Jaring insang sebesar 60 unit. Sedang Durse seine klas 20 30 GT tidak mendapat prioritas. ...
2024-03-18T02:12:06Z
2024-03-18T02:12:06Z
1986
Undergraduate Thesis
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/142033
id
IPB University
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1427592024-03-21T03:31:47Zcom_123456789_7467com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_111
2024-03-21T03:31:16Z
urn:hdl:123456789/142759
Studi Tentang Perikanan Pancing Ranggung di Tanjung Pasir, Kabupaten Tanggerang
Oskandar, Edy Sofian
Gunarso, wisnu
Bahar, Diniah
Penelitian ini telah dilakukan di Tanjung Pasir, Kabupaten Tangerang pada bulan Mei hingga Juli 1991.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui keadaan perikanan pancing ranggung di Tanjung Pasir, Kabupaten Tangerang. Selain itu juga untuk membandingkan hasil tangkapan pancing ranggung yang menggunakan dua mata pancing dengan yang menggunakan empat mata pancing.
Metode penelitian ini menggunakan eksperimental fishing dengan mengikuti trip penangkapan. Pengamatan dilakukan untuk masing-masing unit pancing ranggung yang menggunakan dua mata pancing dan yang menggunakan empat mata pancing. Data diperoleh dengan jalan mengoperasikan kedua jenis pancing tersebut secara bersama-sama. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan uji kenormalan Lilliefors. Analisis selanjutnya dengan metode statistik parametrik yaitu menggunakan rancangan acak lengkap.
Hasil analisis menunjukkan bahwa hasil tangkapan pancing ranggung yang menggunakan empat mata pancing tidak berbeda nyata dengan pancing ranggung yang menggunakan dua mata pancing. Hal tersebut diduga akibat pancing ranggung yang menggunakan empat mata pancing sering terbelit antar tali cabangnya....
2024-03-21T03:31:16Z
2024-03-21T03:31:16Z
1992
Undergraduate Thesis
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/142759
id
IPB University
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1429052024-03-22T01:28:50Zcom_123456789_7467com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_111
2024-03-22T01:28:50Z
urn:hdl:123456789/142905
Suatu tinjauan tentang penggunaan payaos dalam penangkapan cakalang
Poeng, Handry
Gunarso, Wisnu
Monintja, Daniel R
Payaos dimodifikasikan dan dikembangkan dari bentuk rumpon yang berfungsi sebagai pemikat kelompok ikan. Penggunaan Payaos di PT Usaha Mina mulai aktif dilakukan pada awal tahun 1985 dengan mengoperasikan alat tangkap pole and line.
Pengambilan masalah ini bertujuan untuk memberikan gambaran umum tentang bangunan payaos dan mengungkapkan sejauh mana manfaat yang dapat diperoleh dengan adanya payaos.
Komponen-komponen payaos terdiri dari pelampung, tali-temali, pemberat antara, pemberat dasar dan atraktor. Pelampung terdapat dua unit yang diberi nama ponton utama dan ponton tambahan. Ponton utama berhubungan dengan pemberat dasar sementara ponton tambahan berhubungan dengan atraktor (kerangkeng). Tali-temali yang merupakan penghu- bung ponton utama ke pemberat dasar, ponton utama ke pon- ton tambahan, ponton tambahan ke kerangkeng terdiri dari tali jenis rantai, baja, dan polyethelene. Pemberat Antara yang lebih kecil dari ukuran pemberat dasar dibuat dari semen cor dalam drum. Pemberat Dasar ada dua unit yang dilengkapi dengan sebuah jangkar. Atraktor dibuat berbentuk selinder yang dibungkus dengan pelepah daun kelapa, potongan tali rafia dan anyaman polyethylene.
Selain payaos model dua ponton, terdapat juga payaos model satu ponton dimana kerangkeng (atraktor) terletak dibawah ponton berangkai dengan tali penghubung ponton ke pemberat.
ipta Kehadiran Payaos membuat daerah penangkapan ikan yang dituju menjadi pasti (menetap). Hasil tangkapan per hari operasi per jumlah kapal (CPUE) meningkat 72% dibanding- kan dengan sebelum payaos. Penggunaan ikan umpan dan BBM (bahan bakar minyak) untuk mendapatkan hasil tangkapan mampu ditekan/dihemat sebesar 17% dan 28% daripada sebelum payaos…
2024-03-22T01:28:50Z
2024-03-22T01:28:50Z
1987
Undergraduate Thesis
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/142905
id
IPB University
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1152512022-11-13T13:14:05Zcom_123456789_7467com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_111
2022-11-13T13:14:03Z
urn:hdl:123456789/115251
Persepsi Nelayan dan Komposisi Hasil Tangkapan dengan Menggunakan Rumpon Portable di Perairan Ambon
Wijaya, Danang Danu
Yusfiandayani, Roza
Baskoro, Mulyono S
Provinsi Maluku merupakan salah satu daerah penangkapan ikan terbesar di
Indonesia. Memiliki luas 581.376 km² dengan proporsi 90% perairan dan 10%
daratan. Provinsi ini terkenal sebagai daerah ruaya ikan pelagis besar sehingga
memiliki potensi yang sangat besar di bidang perikanan. Mini purse seine adalah
salah satu alat tangkap yang banyak digunakan di perairan Ambon karena alat ini
sangat produktif untuk menangkap ikan-ikan pelagis. Tujuan dari penelitian ini
yaitu untuk menentukan persepsi nelayan terhadap penggunaan rumpon portable,
menganalisis komposisi ukuran dan tingkat kelayaktangkapan ikan target di
sekitar rumpon portable, serta menganalisis dampak pengoperasian rumpon
portable. Metode penelitian dilakukan dengan wawancara dan observasi secara
langsung dengan mengikuti operasi penangkapan ikan sebanyak dua trip dan
menghabiskan waktu selama ±20 hari/trip. Hasil pada penelitian ini menunjukkan
sebanyak 32% nelayan memiliki persepsi positif, 39% netral, dan 29% tidak
setuju terhadap penggunaan rumpon portable. Komposisi hasil tangkapan mini
purse seine cukup beragam, terdapat 7 spesies dari 1318 ikan yang tertangkap.
Hasil tangkapan mini purse seine menunjukkan 53,64% ikan tidak layak tangkap
dan 46,36% ikan layak tangkap.
Moluccas province is one of the largest fishing areas in Indonesia. It has an
area of 581,376 km² with a proportion of 90% water and 10% land. This province
is known as a large pelagic fish area, so it has enormous potential in the field of
fisheries. Mini purse seine is one of the most widely used fishing gear in Ambon
waters because it is very productive for catching pelagic fish. The purpose of this
study was to determine fishermen's perceptions of the use of portable FADs,
analyze the composition of catched fish and sustainability of target fish around
portable FADs, and to analyze the impact of operating portable. The research
method was conducted by interviewing and observing directly by following
fishing operations for two trips and spending ±20 days/trip. The results of this
study indicate that 32% of fishermen have positive perceptions, 39% are neutral,
and 29% do not agree with the use of portable FADs. The composition of the mini
purse seine catch is quite diverse, there are 7 species of 1318 fish caught. The
catch of mini purse seine showed that 53.64% of fish were not eligible to catch
and 46.36% of fish were eligible to catch.
2022-11-13T13:14:03Z
2022-11-13T13:14:03Z
2022
Undergraduate Thesis
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/115251
id
IPB University
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1148742022-10-04T17:24:15Zcom_123456789_7467com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_111
2022-10-04T17:24:13Z
urn:hdl:123456789/114874
Potensi Risiko Kerja Nelayan pada Kapal Handline yang Berbasis di Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap
Siregar, Janika Elma Fitriani
Iskandar, Budhi Hascaryo
Solihin, Akhmad
Banyaknya peluang terjadinya kecelakaan pada kapal handline khususnya di kolam pelabuhan maka perlu ditentukan tingkatan bahaya. Tingkatan bahaya tersebut dapat mempermudah menentukan skala prioritas antisipasi yang harus dilakukan. Penelitian ini bertujuan menentukan potensi risiko dan jenis kecelakaan kerja serta memastikan kelengkapan alat keselamatan kerja pada kapal handline di PPS Cilacap. Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling, serta pengolahan data menggunakan tabulasi nilai dan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan pengelompokan matriks risiko pada aktivitas kapal menuju bongkar muat kedalam lima kategori. Kategori sangat tinggi terdiri dari 10 risiko, kategori tinggi 5 risiko, kategori sedang 2 risiko, kategori rendah 3 risiko, dan kategori sangat rendah 0 risiko. Upaya untuk mengurangi terjadinya risiko kecelakaan kapal ialah melengkapi kebutuhan dan memakai Alat Pelindung Diri (APD). Sarana dan prasarana yang telah diberikan oleh pihak dinas PPS Cilacap berupa life jacket dan pelampung bulat di setiap kapal. Ketersediaan APD tidak dipergunakan dengan baik sehingga perlu adanya penyuluhan dan pengawasan mengenai kedisiplinan nelayan terhadap penggunaan APD yang menjadi upaya mengurangi risiko kecelakaan kapal yang terjadi.
So many chances accidents of the handline ship especially the fishing port pool need to be determined a danger level. There is a level of danger can make it easier to determine priority scale of anticipation that must be done. The purpose of this research to determine potensial risk and type of work accident as well as evaluate completeness safety tools on the handline ship in PPS Cilacap. Data collection was used purposive sampling method. Data processing was used tabulation of values and descriptive analysis. The result of the research showed the grouped risk matrix into five groups, that is low category, medium, and high. The low category have two risks, the extreme category have 10 risks, the high category have 5 risks, the medium category have 2 risks, the low category have 3 risks, and very low category 0 risks. Effort to reduce the chances of accidents on the ship is collect and to wear safety tools (APD). Facilities and infrastructure that has been given by PPS Cilacap is life jacket and float in every ships. Availability APD not used properly so there is a need for counseling and supervisi about the discipline of fishermen to used safety tools which is an effort to reduce the risk of the ship accidents.
2022-10-04T17:24:13Z
2022-10-04T17:24:13Z
2022
Undergraduate Thesis
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/114874
id
IPB University
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1434662024-03-26T02:46:11Zcom_123456789_7467com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_111
2024-03-26T02:46:11Z
urn:hdl:123456789/143466
Hubungan produksi dan faktor produksi unit penangkapan jaring badud di desa Mertasinga, kabupaten Cirebon
Ernawati, Sri
Monintja, Daniel R.
Mawardi, Wazir
Produksi perikanan di Desa Mertasinga untuk semua alat tangkap selama kurun waktu 1994-1999 cenderung mengalami fluktuasi setiap tahunnya. Fluktuasi produksi perikanan ini banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor produksi. Faktor-faktor produksi tersebut merupakan satu kesatuan input yang mutlak diperlukan untuk kegiatan usaha penangkapan.
Hubungan teknis antara produksi yang dihasilkan dengan faktor produksi yang digunakan disebut fungsi produksi. Fungsi produksi dinyatakan dalam bentuk yang khas seperti fungsi produksi Cobb Dauglass, fungsi linear dan fungsi kuadratik.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari unit penangkapan jaring badud dan mengetahui hubungan faktor-faktor produksi terhadap produksi jaring badud.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dengan cara melakukan wawancara dengan nelayan buruh, pemilik alat tangkap, pengurus KUD dan TPI, petugas Dinas Perikanan Kabupaten Cirebon serta pengisian lembar kuisioner. Pengambilan sampel dilakukan secara acak sebanyak 27 unit jaring badud dari 62 unit jaring badud yang ada di lokasi penelitian..
Penentuan variabel dengan cara membedakan variabel tak bebas (dependent variable) dan variabel bebas (independent variable). Produksi merupakan variabel tak bebas (dependent variable), sedangkan faktor-faktor produksi yang bersifat teknis seperti tenaga kerja (X1), bahan bakar (X2), ukuran perahu (X3), ukuran jaring (X4), daya mesin (X5) dan jumlah setting (X6) merupakan variabel bebas (independent
variable).
Analisis data yang dilakukan terhadap faktor-faktor produksi dan produksi yaitu analisis regresi linear berganda. Persamaan yang didapatkan adalah sebagai berikut:
Y=17,9+ 3,18 X1 +0,02 X2 + 10,92X3+0,31 X4 +0,49 X5-2,02 X6
Persamaan diatas menunjukan bahwa koefesien regresi yang bernilai positif jika dilakukan penambahan faktor produksi (Xi) sebesar 1% akan meningkatkan produksi sebesar koefesien regresinya, sedangkan yang bernilai negatif berarti jika dilakukan penambahan faktor produksi (Xi) sebesar 1% akan menurunkan produksi sebesar koefesien regresinya. Nilai koefesien determinasi (R2) adalah 0,607 hal ini menunjukan 60,7% perubahan produksi (Y) disebabkan oleh faktor produksi (Xi) dan sisanya disebabkan oleh faktor lain yang tidak diperhitungkan dalam penelitian ini seperti musim penangkapan, kondisi perairan, keberadaan ikan di daerah penangkapan, lama jaring di dalam air…dst
2024-03-26T02:46:11Z
2024-03-26T02:46:11Z
2001
Undergraduate Thesis
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/143466
id
IPB University
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1413232024-03-13T00:09:53Zcom_123456789_7467com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_111
2024-03-12T23:47:52Z
urn:hdl:123456789/141323
Dinamika Armada Purse Seine Pelagis Kecil Menggunakan Satelit VIIRS, VMS, dan Ocean Color di Laut Halmahera
Syahputra, Ridho
Wiryawan, Budy
Riyanto, Mochammad
Potensi sumber daya perikanan dan kelautan di Perairan Halmahera Utara mengalami penurunan kualitas dan kuantitas dikarenakan kegiatan eksploitasi berlebihan sehingga berakibat pada fishing ground semakin menjauh yang berdampak pada operasional penangkapan dari segi waktu dan biaya. Penelitian ini bertujuan memetakan sebaran suhu permukaan laut (SPL), klorofil-a, serta korelasinya dengan aktivitas kapal pelagis kecil melalui data VIIRS boat detection (VBD), vessel monitoring system (VMS, dan log book di Perairan Halmahera Utara. Penelitian ini memanfaatkan data akitivitas kapal pelagis kecil berupa VBD, VMS, dan log book serta data satelit Aqua MODIS yakni klorofil-a dan SPL. Analisis yang digunakan yaitu spasial overlay dan deskriptif korelasi. Hasil penelitian menunjukkan SPL berkisar 26,14-33,76 °C dan klorofil-a 0,01-0,9 mg/m3 di Perairan Halmahera Utara selama tahun 2021. Perairan Halmahera Utara mengalami fluktuasi SPL yaitu Desember-April (dingin), Mei-Juni (hangat), Juli- September (dingin), Oktober-November (hangat). Klorofil-a di lepas pantai konsisten oligotrofik, sedangkan berfluktuasi (0,12-0,9 mg/m3) di pesisir. Dinamika aktivitas kapal pelagis kecil berkorelasi positif dengan klorofil-a, Namun tidak signifikan pada SPL karena dipengaruhi Warm Pool (>29 °C). Musim puncak penangkapan ikan pelagis kecil terjadi saat musim timur akibat adanya upwelling disebabkan angin selatan. Migrasi pelagis kecil yang dekat mengakibatkan sedikitnya aktivitas kapal ikan pelagis kecil di sekitar Halmahera Eddy.
The fisheries and marine resources potential in North Halmahera Waters has experienced a decline in both quality and quantity due to over-exploitation activities. This has led to fishing grounds moving farther away, impacting fishing operations in terms of time and cost. This study aims to analyze the distribution of sea surface temperature (SST) and chlorophyll-a, along with their correlation with small pelagic vessel activity in North Halmahera Waters. The research employs data from small pelagic vessel activities, including VIIRS boat detection (VBD), vessel monitoring system (VMS), log books, and Aqua MODIS satellite data for chlorophyll-a and SST. Spatial overlay and descriptive correlation analyses were utilized. The findings indicate that SST in North Halmahera Waters ranged from 26.14 to 33.76 °C, and chlorophyll-a levels varied from 0.01 to 0.9 mg/m3 in 2021. Small pelagic vessel activity in the area exhibited fluctuations, categorized into cool (December-April, July-September) and warm (May-June, October-November) seasons. Chlorophyll-a offshore consistently demonstrated oligotrophic conditions, while coastal areas exhibited fluctuating levels (0.12-0.9 mg/m3). The dynamics of small pelagic vessel activity correlated positively with chlorophyll-a but were not significant about SST due to the influence of the Warm Pool (>29 °C). The peak season for small pelagic fishing coincides with the eastern season, driven by upwelling caused by southerly winds. Notably, there is minimal small pelagic fishing vessel activity around Halmahera Eddy.
2024-03-12T23:47:52Z
2024-03-12T23:47:52Z
2024-03-11
Undergraduate Thesis
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/141323
id
IPB University
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1142032022-08-30T06:43:53Zcom_123456789_7467com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_111
2022-08-30T06:41:48Z
urn:hdl:123456789/114203
Analisis Musim Penangkapan Cumicumi dan Faktor Produksi Bouke Ami di Pelabuhan Perikanan Nusantara Kejawanan
Nashruddin, Muhammad Iqbal
Astarini, Julia Eka
Darmawan
Cumi-cumi yang ditangkap oleh armada bouke ami merupakan salah satu hasil tangkapan yang potensial di PPN Kejawanan. Musim penangkapan cumi dibagi menjadi kategori paceklik, sedang, dan puncak berdasarkan hasil tangkapan yang didapatkan. Hasil tangkapan cumi-cumi dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti tenaga kerja, lama waktu trip, perbekalan dan lainnya. Tujuan penelitian ini menganalisis pola musim penangkapan cumi-cumi dan faktor produksi kegiatan operasi penangkapan cumi-cumi yang dilakukan oleh armada bouke ami di PPN Kejawanan. Metode penelitian yang digunakan adalah menggunakan analisis catch per unit effort (CPUE), analisis deret waktu metode rata-rata bergerak, analisis indeks musim penangkapan, dan analisis dekriptif faktor produksi dari data time series laporan tahunan pelabuhan. Berdasarkan nilai indeks musim penangkapan (IMP) yang diperoleh, diduga musim sedang terjadi pada bulan Februari, Maret, April, Mei, Juli, dan Desember. Sedangkan musim puncak terjadi pada bulan Januari, Juni, Agustus, September, Oktober, dan November. Hasil penelitian menunjukkan terdapat beberapa faktor produksi yang digunakan pada kegiatan operasi penangkapan cumi-cumi armada bouke ami di PPN Kejawanan, di antaranya adalah ABK, lama waktu trip, perbekalan air, dan perbekalan BBM. Jumlah penggunaan faktor produksi tersebut cenderung menyesuaikan dengan ukuran dan kapasitas kapal penangkap ikan.
Squid from bouke ami is one of the potential catches in PPN Kejawanan. The fishing season is divided into bad, intermediate, and peak categories based on the catch. Several variables might affect squid catches, including manpower, trip duration, supplies, and others. This study aimed to analyze the squid fishing season pattern and the production factors for squid fishing operations in PPN Kejawanan. The research methods applied include the catch per unit effort analysis, time series analysis utilizing the moving average approach, fishing season index analysis, and descriptive analysis factors of production from the port annual report time series data. In the fishing season acquired, it is assumed that the intermediate season runs from February, March, April, Mei, July, and December. While January, June, August, September, October, and November will be the peak seasons. Results of the study showed that there were several production factors used in the squid fishing operation of bouke ami fleet at PPN Kejawanan, including crew members, length of trip, water supplies, and fuel supplies. Amount of use of these production factors tends to adjust to size and capacity of the fishing vessel.
2022-08-30T06:41:48Z
2022-08-30T06:41:48Z
2022
Undergraduate Thesis
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/114203
id
IPB University
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1136892022-08-17T13:32:05Zcom_123456789_7467com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_111
2022-08-17T13:32:03Z
urn:hdl:123456789/113689
Kelayakan Usaha Perikanan Tangkap Kakap Merah (Lutjanus sp.): Studi Kasus di Desa Kandangsemangkon, Lamongan, Jawa Timur
Indriani, Lina
Astarini, Julia Eka
Taurusman, Am Azbas
Desa Kandangsemangkon merupakan salah satu tempat pendaratan ikan di Kabupaten Lamongan dengan hasil tangkapan utamanya adalah ikan kakap merah. Nelayan membutuhkan bantuan dana untuk membangun fasilitas dari pihak eksternal. Informasi terkait kelayakan usaha belum diketahui, sehingga tidak dapat menarik investor untuk membantu pembangunan fasilitas. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan kondisi eksisting usaha perikanan tangkap kakap merah (Lutjanus sp.) dan menghitung aspek kelayakan finansial usaha perikanan kakap merah di Desa Kandangsemangkon, Kabupaten Lamongan. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah observasi dan wawancara. Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling dengan kriteria responden yaitu pemilik kapal pancing ulur. Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan kondisi perikanan kakap merah. Aspek kelayakan usaha dihitung menggunakan kriteria-kriteria penilaian investasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi eksisting perikanan tangkap di Desa Kandangsemangkon menggunakan unit penangkapan ikan pancing ulur dengan ukuran 10-20 GT. Lama trip berkisar 10-12 hari per trip. Total hasil tangkapan rata-rata per setiap nelayan adalah 14.152 kg dalam setahun, dengan jumlah ABK sejumlah 9 orang disetiap kapalnya. Analisis kelayakan finansial diperoleh nilai NPV didapatkan sebesar Rp842.344.422. Nilai net B/C senilai 4,04. IRR senilai 76%, dan nilai PP sebesar 2,76. Kelayakan usaha perikanan tangkap kakap merah di Desa Kandangsemangkon Kabupaten Lamongan layak untuk diusahakan.
Kandangsemangkon Village is one of the village areas where fish landing in Lamongan Regency with the main catch being red snapper. Fisher need financial assistance to build facilities from external parties. Information related to business feasibility is not yet known, so they cannot attract investors to help build facilities. The purpose of this study was to describe the existing condition of the red snapper (Lutjanus sp.) capture fishery business and to determine the financial feasibility aspects of the red snapper fishery business in Kandangsemangkon Village. The method used in this research was observation and interview. The sampling method uses the purposive sampling method with the respondent's criteria being the skipper/owner of the fishing line. Descriptive analysis is uses to describe the condition of the red snapper fishery. The analytical feasibility business method uses in investment criteria. Existing condition of capture fisheries in Kandangsemangkon Village, Lamongan Regency, the red snapper fishing business in Kandangsemangkon Village, uses handline fishing units with a size of 10-20 GT. The length of the trip ranges from 10-12 days per trip. The total catch of fisher was 14.152 kg in a year. The number of crew per ship was 9 people on each ship. Based on the analysis of financial feasibility with investment criteria, the NPV value was Rp842.344.422. The net B/C value was 4,04. IRR value was 76%, and the PP value was 2,76. The feasibility analysis of the red snapper capture fishery
business in Kandangsemangkon Village, Lamongan Regency showed a feasible condition.
2022-08-17T13:32:03Z
2022-08-17T13:32:03Z
2022
Undergraduate Thesis
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/113689
id
IPB University
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1135852022-08-15T02:21:01Zcom_123456789_7467com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_111
2022-08-15T02:20:59Z
urn:hdl:123456789/113585
Perkembangan Operasional Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan pada Periode 1995-2020
Basyarudin, Azkiya Shabrina
Solihin, Iin
Muninggar, Retno
Menteri Pertanian resmi mengubah status Pelabuhan Pekalongan menjadi
Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan pada tahun 1974. PPN Pekalongan
memiliki berbagai fasilitas yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas
penanganan hasil tangkapan dan peningkatan pelayanan di PPN Pekalongan.
Namun, volume produksi hasil tangkapan yang didaratkan di PPN Pekalongan
selama 10 tahun terakhir tercatat mengalami penurunan jumlah. Tujuan dari
penelitian ini adalah mengidentifikasi perkembangan operasional PPN Pekalongan,
menentukan faktor-faktor kunci yang mempengaruhi perkembangan operasional
PPN Pekalongan, dan menentukan strategi peningkatan operasional di PPN
Pekalongan. Penelitian ini menggunakan metode sejarah yang terdiri dari tahap
pengumpulan data, kritisme, dan penulisan. Data yang diperlukan adalah
operasional PPN Pekalongan selama 1995 – 2020 dan wawancara dari tokoh
kunci menggunakan metode snowball sampling. Hasil penelitian menunjukkan
penurunan volume produksi sebesar 82% yang linier dengan penurunan jumlah
kapal. Strategi peningkatan operasional di PPN Pekalongan sesuai dengan faktor
kunci yaitu pembangunan pelabuhan on shore, perbaikan sistem pelayanan, dan
perbaikan kualitas sumberdaya manusia.
2022-08-15T02:20:59Z
2022-08-15T02:20:59Z
2022
Undergraduate Thesis
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/113585
id
IPB University
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1434352024-03-26T02:01:12Zcom_123456789_7467com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_111
2024-03-26T02:01:12Z
urn:hdl:123456789/143435
Studi tentang hasil tangkapan rawai tuna dengan menggunakan umpan cumi-cumi(Loligo spp.)
Karna
Diniah
Nurani, Tri Wiji
Faktor yang sangat berperan dalam penangkapan ikan dengan rawai tuna adalah tersedianya umpan, baik jenis maupun ketersediaannya. Pemilihan ikan umpan memerlukan pertimbangan khusus terhadap jenisnya, dengan asumsi bahwa masing-masing jenis umpan dapat memberikan hasil tangkapan yang baik dan selanjutnya dapat menentukan keberhasilan suatu penangkapan.
Pada umumnya perusahaan penangkapan ikan dengan rawai tuna di Indonesia menggunakan bandeng sebagai umpan, tetapi masih ada perusahaan yang menggunakan umpan cumi-cumi dalam operasi penangkapannya. Padahal harga cumi-cumi paling mahal dibandingkan jenis umpan rawai tuna yang lain. PT. Sumbindo Perintis sebagai perusahaan penangkapan dengan rawai tuna menggunakan umpan cumi-cumi.
Pembedaan jenis umpan yang digunakan dapat mempengaruhi hasil tangkapan yang diperoleh. Sehubungan dengan hal tersebut maka penelitian ini dilakukan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi hasil tangkapan rawai tuna dengan menggunakan umpan cumi-cumi (Loligo spp.). Penelitian dilakukan dengan menggunakan fasilitas milik PT. Sumbindo Perintis.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus dan satuan kasusnya adalah pengoperasian rawai tuna dengan menggunakan umpan cumi-cumi oleh PT. Sumbindo Perintis, Muara Baru. Data primer diperoleh dengan cara mengikuti pengoperasian rawai tuna secara langsung di kapal milik PT. Sumbindo Perintis. Umpan yang digunakan adalah cumi- cumi (Loligo spp) dan daging cucut. Operasi penangkapan dilakukan sebanyak 12 kali setting. Jumlah rawai tuna rata-rata yang digunakan dalam setiap setting adalah 180 basket dan dalam satu basket terdiri atas lima mata pancing.
Pengoperasian rawai tuna dilaksanakan mulai 1 Agustus 1996 sampai 7 September 1996 di perairan Sebelah Barat Sumatera, yaitu pada 5°-6,40° LS dan 99,40°-103° BT. Data primer yang diambil dalam operasi penangkapan ini adalah jumlah dan jenis ikan yang tertangkap menurut urutan mata pancing. Selanjutnya dilakukan analisis deskriftif…dst
2024-03-26T02:01:12Z
2024-03-26T02:01:12Z
1997
Undergraduate Thesis
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/143435
id
IPB University
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1147052022-09-27T08:46:20Zcom_123456789_7467com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_111
2022-09-27T08:44:44Z
urn:hdl:123456789/114705
Pemanfaatan VIIRS Boat Detection dan Vessel Monitoring System untuk Pengawasan Perikanan di Suaka Alam Perairan Kepulauan Aru Bagian Tenggara
Tasbeh, Suminarti Al
Wahyuningrum, Prihatin Ika
Wiryawan, Budy
Kawasan Konservasi Suaka Alam Perairan (SAP) Kepulauan Aru Bagian
Tenggara berada di perairan WPPNRI-718, seluas 114.000 ha. Posisi Kabupaten
Kepulauan Aru dikelilingi oleh Laut Aru dan Laut Arafura memiliki potensi
sumberdaya hayati berlimpah. Tingginya tingkat penangkapan pada WPPNRI-718
membuat peluang bagi kapal penangkapan ikan masuk kedalam zona larang
tangkap di kawasan konservasi. Penelitian ini bertujuan memetakan dan
menghitung sebaran kapal berdasarkan data VIIRS Boat Detection (VBD) dengan
data Vessel Monitoring System (VMS), membandingkan aktivitas pelanggaran
antara kedua data dan merekomendasikan pengembangan pengawasan di kawasan
konservasi. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus berupa pelanggaran
kapal penangkapan ikan di kawasan konservasi. Data yang digunakan adalah data
VBD, VMS, batas kawasan konservasi dan kalender bulan. Hasil penelitian
menunjukan bahwa berdasarkan data VMS, kapal yang terdeteksi berukuran 39-
198 Gross Tonnage (GT) menggunakan 11 jenis alat tangkap. Terdapat
pelanggaran oleh kapal bouke ami, pancing cumi, purse seine dan jala jatuh
berkapal dengan ukuran 58-148 GT. Pelanggaran banyak ditemukan pada bulan
November saat musim penangkapan ikan di sekitar Pulau Enu dan Pulau Karang.
Rekomendasi yang disarankan yaitu pengawasan lebih intensif dilakukan pada
saat musim penangkapan ikan.
The Southeast Aru Islands Marine Nature Reserve is located in WPPNRI-
718, with an area of 114.000 hectares. The position of Aru Islands Regency is
surrounded by the Aru Sea and the Arafura Sea, which have enormous potential
for biological resources. The Arafura Sea is an ocean where illegal fishing is
common. The high rate of fishing in WPPNRI-718 creates opportunities for
fishing vessels to enter the no-take zone in the conservation area. This study aims
to calculate and map the distribution of fishing vessels based on data from VIIRS
Boat Detection (VBD) with Vessel Monitoring System (VMS), compare violation
activities between the two data, and recommend the development of surveillance
in conservation areas. The distribution of fishing vessels in conservation zones is
studied using a case study approach. The data used are VBD, VMS, conservation
area boundaries and lunar calendars. The results showed that based on VMS data,
the detected vessels were 39-198 Gross Tonnage (GT), which used 11 fishing
gear. There are violations by bouke ami, squid jigging, purse seine and cast nets
vessels with a size of 58-148 GT. Most of the violations were found in November
during the fishing season around Enu Island and Karang Island. The
recommended recommendation is that more intensive supervision is carried out
during the fishing season.
2022-09-27T08:44:44Z
2022-09-27T08:44:44Z
2022
Undergraduate Thesis
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/114705
id
IPB University
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1144292022-09-09T06:30:51Zcom_123456789_7467com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_111
2022-09-09T06:25:16Z
urn:hdl:123456789/114429
Penggunaan Atraktor Umpan Ikan Rucah yang Dilarutkan Cumi-Cumi (Loligo spp.) pada Jaring Rampus di Teluk Palabuhanratu
Meilinda, Desi
Zulkarnain
Wahju, Ronny Irawan
Perikanan jaring rampus saat ini belum mengalami banyak kemajuan dan hasil tangkapannya yang tidak selalu meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan komposisi hasil tangkapan jaring rampus berumpan ikan rucah yang dilarutkan cumi dengan jaring rampus tanpa umpan, menentukan pengaruh penggunaan umpan, dan menentukan produktivitas jaring rampus perlakuan dan kontrol. Penelitian dilakukan di Teluk Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, menggunakan metode eksperimental fishing dengan mengikuti operasi penangkapan selama 16 trip. Hasil tangkapan pada piece jaring rampus perlakuan sebesar 69,83 kg dan piece kontrol sebesar 42,93 kg dengan rata-rata jumlah jenis ikan pada piece perlakuan yaitu 8 0,47 sedangkan kontrol yaitu 7 0,45. Hasil tangkapan dominan pada penelitian ini adalah swanggi (Priacanthus tayenus), gulamah (Johnius trachycephalus), layang anggur (Decapterus kurroides), selar bentong (Selar crumenophthalmus), dan kakap (Lates calcarifer). Perlakuan menggunakan umpan ikan rucah yang dilarutkan cumi memberikan pengaruh nyata terhadap berat total dan jumlah ekor hasil tangkapan. Penggunaan umpan membantu kenaikan persentase produktivitas piece jaring rampus perlakuan sebesar 62,7% dengan produktivitas per-piece perlakuan lebih besar dibandingkan kontrol dengan masing-masing nilainya sebesar 1,09 kg/piece dan 0,67 kg/piece dan untuk nilai produktivitas satu piece perlakuan yaitu Rp19.181,00 sedangkan kontrol yaitu Rp6946,00 sehingga didapatkan persentase produktivitas hasil tangkapan piece perlakuan terhadap piece kontrol sebesar 176,1%.
Currently, bottom gillnet fishing has not made much development, and its catches are not always increasing. This study aimed to compare the composition of the catch bottom gillnet with trash fish diluted squid bait and without bait, determine the effect of bait use, and determine the productivity of treatment and control bottom gillnet. The research was conducted in Palabuhanratu Bay, Sukabumi Regency, using experimental fishing methods by following fishing operations for 16 trips. The catch on the treated piece was 69,83 kg, and the control piece was 42,93 kg, with the average number of fish species in the treated piece was 8 0,47 while the control was 7 0,45. The dominant catches in this study were bigeye bullseye (Priacanthus tayenus), leaf tail croaker (Johnius trachycephalus), redtail scad (Decapterus kurroides), bigeye scad (Selar crumenophthalmus), and snapper (Lates calcarifer). Trash fish diluted squid bait significantly affected the total weight and number of fish caught. The use of bait helped to increase the percentage of productivity of treated net pieces by 62,7%, with productivity per treated piece more significant than the control with a value of 1,09 kg/piece and 0,67 kg/piece. The productivity value of one piece of treated was Rp19.181,00 while the control was Rp6946,00, so the percentage of productivity of the treated piece catch against the control piece was 176,1%.
2022-09-09T06:25:16Z
2022-09-09T06:25:16Z
2022-09
Undergraduate Thesis
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/114429
id
IPB University
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1425252024-03-20T02:46:40Zcom_123456789_7467com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_111
2024-03-20T02:46:39Z
urn:hdl:123456789/142525
Suatu Studi Tentang Hasil Tangkapan Ikan Terbang Dengan Jaringan Insang Hanyut Menurut Hari Bulan Di Pantai Timur Pulau Selayar
Fachrudin, Muhamad Ridwan
Gunarso, Wisnu
Monintja, Daniek R.
Penelitian ini merupakan studi kasus terhadap hasil tangkapan ikan terbang dengan jaring insang hanyut. Penelitian ini dilakukan di pantai timur Pulau Selayar, Kabupaten Dati II Selayar, Sulawesi Selatan dari bulan Pebruari hingga Maret 1989.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hasil tangkapan ikan terbang dengan jaring insang hanyut menurut hari bulan. Data yang dianalisa merupakan hasil tangkapan 5 unit jaring insang hanyut selama 1 bulan.
Jaring insang hanyut yang digunakan memiliki tinggi 150-200 cm dan panjang 12-16 piece. Jaring terbuat dari bahan nilon no. 3 dengan mesh size 1-1½ inci. Dimensi utama perahu L x B x D5 x 1 x 0,75 m.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata ikan terbang yang tertangkap pada minggu I adalah 336, 14 ekor/ malam unit alat tangkap, pada minggu II 375,88 ekor malam unit alat tangkap, pada minggu III 362,21 ekor malam unit alat tangkap dan pada minggu IV 320,07 ekor malam unit alat tangkap. Sedangkan pada minggu-minggu bulan terang (minggu II + minggu III) dan minggu-minggu bulan gelap (minggu I + minggu IV) masing-masing 369,05 ekor malam/ unit alat tangkap dan 328,12 ekor malam unit alat tangkap. Berdasarkan ujit terhadap hasil tangkapan antara minggu I dengan minggu III, minggu I dengan minggu IV serta antara minggu-minggu bulan terang (minggu II + minggu III) de- ngan minggu-minggu bulan gelap (minggu I + minggu IV), masing-masing tidak berbeda nyata. Berdasarkan uji-jumlah- pangkat Wilcoxon terhadap hasil tangkapan antara minggu II dengan minggu I, minggu II dengan minggu III, minggu II dengan minggu IV, masing-masing tidak berbeda nyata.
Meskipun pengaruh hari, bulan tidak terlihat secara nyata namun diduga bahwa hasil tangkapan minggu-minggu bu- lan terang (minggu II + minggu III) relatif lebih banyak dibandingkan dengan hasil tangkapan minggu-minggu bulan gelap (minggu I + minggu IV).
Diduga bahwa kebiasaan hidup ikan terbang yang selalu berada di lapisan permukaan air, sifat fototaxis positif dari ikan terbang, adanya pemangsa serta kondisi cuaca di daerah penangkapan kemungkinan mempengaruhi fluktua- si hasil tangkapan…
2024-03-20T02:46:39Z
2024-03-20T02:46:39Z
1989
Undergraduate Thesis
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/142525
id
IPB University
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1119722022-06-07T05:10:38Zcom_123456789_7467com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_111
2022-06-07T05:10:35Z
urn:hdl:123456789/111972
Mekanisme dan Potensi Penyimpangan Penyaluran Subsidi Bahan Bakar Minyak di Pangkalan Pendaratan Ikan Karangsong Indramayu
Aldiansyah, Rama
Nugroho, Thomas
Solihin, Akhmad
Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan faktor penting berjalannya usaha penangkapan hingga 50-70% dari total biaya operasi penangkapan ikan. Selama tahun 2014-2019 terjadi tren kenaikan kunjungan kapal ikan yang melakukan bongkar muat yaitu 1.536 unit tahun 2014 menjadi 1.960 unit tahun 2019. Peningkatan frekuensi bongkar muat kapal juga menunjukkan terjadi lonjakan tren jumlah hasil tangkapan di PPI Karangsong dengan tingkat pertumbuhan sebesar 78%. Penelitian ini bertujuan mengetahui mekanisme penyaluran subsidi BBM, mengidentifikasi potensi penyimpangan penyaluran subsidi BBM, dan menghitung potensi kerugian (kehilangan manfaat) dari penyaluran subsidi BBM untuk nelayan. Pengambilan data menggunakan metode kualitatif dengan wawancara dan kuisioner serta metode kuantitatif berdasarkan informasi penyajian angka. Hasil penelitian menghasilkan mekanisme penyaluran BBM bagi kapal ≤ 30 GT yang didominasi kapal gillnet, bubu, dan arad sedangkan kapal > 30 GT hanya didominasi kapal gillnet. Upaya penyimpangan penyaluran BBM teridentifikasi oleh bakul terhadap nelayan bubu dengan total kerugian mencapai Rp75.010.243,00 dan agen atau perusahaan terhadap nelayan gillnet dengan total kerugian Rp161.082.700.000,00. Pihak Pemerintah dan Petugas Unit Pelaksana Teknis Daerah Pelabuhan Perikanan Muara Ciasem Satuan Pelayanan Karangsong diharapkan memberikan pengawasan yang ketat dan upaya pengadaan pendanaan perbekalan bagi nelayan untuk mencegah penyimpangan penyaluran BBM subsidi di PPI Karangsong.
2022-06-07T05:10:35Z
2022-06-07T05:10:35Z
2022-06-07
Undergraduate Thesis
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/111972
id
IPB University
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1148692022-10-04T17:19:39Zcom_123456789_7467com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_111
2022-10-04T17:19:36Z
urn:hdl:123456789/114869
Perbedaan Hasil Tangkapan Kapal Purse Seine Menggunakan 10 Lampu dan 20 Lampu di Perairan Tegal
Pujianto, Tugas
Baskoro, Mulyono
Imron, Mohammad
Pelabuhan Perikanan Pantai Larangan merupakan Pelabuhan Perikanan
Pantai berlokasi di Kabupaten Tegal. Salah satu alat tangkap yang digunakan
yaitu pukat cincin atau purse seine. Hasil tangkapan utama pada purse seine
adalah teri. Adapun hasil tangkapan lainnya yaitu ikan tembang, tajan, tigawaja
dan ikan pelagis lainnya. Alat tangkap purse seine adalah alat tangkap yang
banyak digunakan nelayan pantai utara Jawa, dan memiliki efektivitas yang
tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah membandingkan armada penangkapan
purse seine menggunakan 10 lampu dengan armada penangkapan purse seine
menggunakan 20 lampu dilihat dari membandingkan kapal purse seine 10 lampu
dan 20 lampu dilihat dari komposisi hasil tangkapan, penggunaan bahan bakar,
kapasitas energi listrik dan pendapatan hasil lelang. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah survei yang termasuk kedalam metode deskriptif.
Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif, uji normalitas dan uji Mann-
Whitney. Rata-rata keuntungan terendah pemilik kapal dengan 10 lampu
memperoleh sebesar Rp. 4.405.439, Adapun nilai keuntungan tertinggi sebesar
Rp. 7.845.413. Sedangkan rata-rata pendapatan terendah pemilik kapal dengan 20
lampu sebesar Rp. 7.662.834 dan keuntungan tertinggi sebesar Rp. 10.741.024.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa kapal dengan 20 lampu lebih efektif
dibandingkan kapal dengan 10 lampu dilihat dari jumlah hasil tangkapan dan
keuntungan yang diperoleh pemilik kapal.
2022-10-04T17:19:36Z
2022-10-04T17:19:36Z
2022
Undergraduate Thesis
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/114869
id
IPB University
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1423562024-03-19T04:37:12Zcom_123456789_7467com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_111
2024-03-19T04:37:12Z
urn:hdl:123456789/142356
Distribusi hasil tangkapan di pelabuhan perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta
T.R. Ade Darmawan S.
Solihin, Iin
Sam, Abdur Rouf
2024-03-19T04:37:12Z
2024-03-19T04:37:12Z
2006
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/142356
IPB University
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1436452024-03-26T07:08:20Zcom_123456789_7467com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_111
2024-03-26T07:08:20Z
urn:hdl:123456789/143645
Studi Perbandingan Strength of Netting antara Knotted Netting Nylon 210 D/9 Dengan Knotless Netting Nylon 210 D/10
Ketrinia, Reti
Murdiyanto, Bambang
Mangunsukarto, Kusman
Pengalaman-pengalaman praktis pada pengoperasian penangkapan ikan dengan menggunakan jaring di lapangan menimbulkan permintaan akan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh jaring. Dan untuk mengimbangi gaya-gaya maka jaring yang digunakan sebagai alat penangkapan ikan harus mempunyai kekuatan yang cukup sehingga dalam pengoperasiannya bentuk dari jaring tidak mudah berubah.
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan nilai kekuatan tipe jaring knotted nylon 210 D/9 dengan tipe jaring knotless nylon 210 D/10, dilihat dari nilai mesh strength dan nilai netting strength sehingga dengan demikian dapat ditentukan tipe jaring yang lebih baik digunakan untuk penangkapan ikan dari kedua tipe jaring tersebut.
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Fakultas Perikanan, Institut Pertanian Bogor. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap.
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa tipe jaring knotless nylon 210 D/10 mempunyai nilai mesh strength dan nilai netting strength lebih basar dari tipe jarring knotted nylon 210 D/9. Sehingga ditinjau dari segi ke- kuatan (strength of netting) maka tipe knotless netting nylon 210 D/10 lebih baik digunakan untuk alat penang- kapan ikan dibandingkan dengan tipe knotted netting nylon 210 D/9. Akan tetapi masihlah perlu diteliti fak- tor-faktor dan sifat-sifat lain yang sesuai dengan penggunaan jaring…
2024-03-26T07:08:20Z
2024-03-26T07:08:20Z
1984
Undergraduate Thesis
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/143645
id
IPB University
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1430802024-03-25T01:16:23Zcom_123456789_7467com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_111
2024-03-25T01:16:23Z
urn:hdl:123456789/143080
Suatu studi tentang pelabuhan perikanan pantai ternate dan kemungkinan pengembanganya
Pattipeluhu, Shelly Mieke
Murdianto, Bambang
Monintja, daniel
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari keadaan Pelabuhan Perikanan Pantai Ternate serta fasilitas-fasilitas yang ada dan mempelajari peranan Pelabuhan Perikanan serta mencari faktor-faktor yang dapat menun- jang pengembangannya.
Pelabuhan Perikanan Pantai Ternate terletak di Desa Bastiong, Kecamatan Pulau Ternate Kabupaten Maluku Utara, Maluku dengan posisi pada 127° 22' 06" Bujur Timur dan 0° 45' 53" Lintang Utara. Kabupaten Maluku Utara merupa- kan daerah kepulauan yang terdiri dari 320 pulau dengan luas lautan 107 381 km² atau 78% dari luas seluruh wila- yah. Potensi produksi pertahun sebesar 2.5 ton per km². 2
Usaha penangkapan ikan dan kegiatan ekonomi perikanan lebih banyak dilakukan di daerah Ternate karena telah merupakan daerah maju. Selain itu fishing ground cukup dekat dan potensi produksi masih tinggi. Melihat hal ini maka pembangunan Pangkalan Pendaratan Ikan ditingkat- kan menjadi Pelabuhan Perikanan. Fasilitas-fasilitas yang ada di Pelabuhan Perikanan Pantai Ternate meliputi fasilitas pokok, fasilitas fungsional dan fasilitas tambahan. Fasilitas pokok meliputi dermaga, daratan pelabuhan, jalan dan drainase. Fasili- tas fungsional meliputi gedung pelelangan ikan, slipway, pabrik es, fish storage, cool box, instalasi bahan bakar minyak, instalasi air bersih, instalasi listrik, teleko- munikasi, perbengkelan, tempat pengolahan, Balai Pertemuan Nelayan, kantor administrasi, pos penjagaan, pagar keliling, tempat parkir dan WC umum. Fasilitas tambahan meliputi perumahan dan fasilitas olahraga.
Fasilitas-fasilitas yang tidak terdapat di Pelabuhan Perikanan Pantai Ternate adalah break water, alur pelayaran, kolam pelabuhan, rambu-rambu pelayaran, menara pengawas, kantin poliklinik, penginapan nelayan, musholla dan perkantoran pengusaha perikanan.
Sistem penjualan yang biasanya berlaku adalah melalui pelaksana penjualan. Sistem ini cenderung merugikan nelayan, tetapi nelayan sangat tergantung pada pelaksana penjualan. Pelelangan merupakan salah satu usaha bagi stabilitas harga dan peningkatan pendapatan nelayan…dst
2024-03-25T01:16:23Z
2024-03-25T01:16:23Z
1985
Undergraduate Thesis
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/143080
id
IPB University
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1121172022-06-21T07:03:00Zcom_123456789_7467com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_111
2022-06-21T07:02:58Z
urn:hdl:123456789/112117
Pengelolaan Limbah Padat di Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan, Kota Medan, Sumatera Utara
Aulia, Noviyanti
Muninggar, Retno
Taurusman, Am Azbas
Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Belawan di Kota Medan merupakan pelabuhan perikanan tangkap terbesar di Sumatera Utara. Kawasan PPS Belawan diketahui telah mengalami permasalahan lingkungan hidup, sebagai pelabuhan dengan kompleksitas aktivitas tinggi dapat mempengaruhi kualitas lingkungan pelabuhan. Tujuan dari penelitian ini adalah: mengukur persepsi pengguna pelabuhan terhadap dampak limbah padat di PPS Belawan; mengidentifikasi kebijakan pengelolaan lingkungan yang berlaku (existing condition) di PPS Belawan; dan menyusun strategi pengelolaan lingkungan untuk PPS Belawan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus. Teknik pengambilan data tujuan pertama yaitu wawancara menggunakan metode accidental sampling untuk tujuan kedua dan ketiga menggunakan metode purposive sampling. Analisis data terdiri dari analisis deskriptif, gap analysis, dan matriks SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, Threats). Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi pengguna pelabuhan akan dampak limbah padat bagi aktivitas di PPS Belawan yaitu efek rendah. Kebijakan pengelolaan lingkungan yang sudah dilakukan di PPS Belawan terkait pengelolaan lingkungan adalah adanya program K5 (kebersihan, keamanan, ketertiban, keindahan dan keselamatan kerja). Strategi yang dapat dilakukan untuk pengelolaan sampah padat di PPS Belawan yaitu, strategi meningkatkan pelaksanaan K5 dan memperbanyak fasilitas kebersihan, meningkatkan pengawasan lingkungan pelabuhan berkerjasama dengan Dinas Kebersihan Kota Medan dan melaksanakan pengelolaan sampah dengan cara pengurangan dan pemilahan sampah.
Belawan Ocean Fishing Port (PPS) in Medan City is the largest fishing port in North Sumatera. The Belawan PPS area has environmental problems due to the complexity of activities affecting the quality of the port environment. This study aims to measure the perception of port users on the impact of solid waste at the Belawan Ocean Fishing Port, identify the existing environmental management policy at Belawan Ocean Fishing Port, and develop an environmental management strategy for the Belawan Ocean Fishing Port. The method used in this study was the case study. The interview data collection technique using an accidental sampling method was used for the first objective, then for the second and third objectives, the purposive sampling method was employed. Data analysis consisted of descriptive analysis, gap analysis, and SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, Threats) matrix. The results showed that perceptions of the impact of the port used on the effect of solid waste have low impact activities at PPS Belawan. The environmental management policy has been applied in the Belawan PPS, namely K5 (cleanliness, security, order, beauty, and work safety) program. This study's purpose following the strategy for solid waste management at PPS Belawan, increasing implementation of the K5 program and completing the cleaning facilities, increasing supervision of the port environment management in collaboration with the local governance sanitation agency, and conducting waste management action using reducing and sorting out of the solid waste.
2022-06-21T07:02:58Z
2022-06-21T07:02:58Z
2022-06-21
Undergraduate Thesis
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/112117
id
IPB University
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1143322022-09-04T09:50:36Zcom_123456789_7467com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_111
2022-09-04T09:50:34Z
urn:hdl:123456789/114332
Estimasi Potensi Abandoned, Lost, Discarded Fishing Gear Unit Penangkapan Bubu di Pangkalan Pendaratan Ikan Gebang
Prihatin, Nita
Wahju, Ronny Irawan
Taurusman, Am Azbas
Abandoned, Lost, Discarded Fishing Gear (ALDFG) is an element of the 'Ghost gear' defined as fishing gear that is lost, discarded, and abandoned in the waters. The trap has the second highest potential that can cause ghost gear. About 24% of fishing gears based at PPI Gebang Mekar were traps. This study aims: to estimate the fishing gear abandoned, lost, and discarded; and the waste generated from the trap fishing activities. This research was conducted at PPI Gebang Mekar using a survey method. Descriptive and statistical analyses were used. The results showed that in a year, there were 22.900 units lost, 30 units were abandoned, and 70 units were discarded. It is estimated that 10% of damaged traps were discarded into the sea, 20% were sold to collectors, and 70% were repaired at home. Waste supplies brought by fishers were constantly thrown into the sea with a total weight of 2596.6 grams in one trip/vessel, the consisted of waste wrapping paper, cigarette packs, mineral bottles, and plastic bags
Abandoned, Lost or otherwise Discarded Fishing Gear (ALDFG) merupakan unsur yang menyatakan istilah Ghost gear yang diartikan sebagai alat tangkap yang hilang, dibuang, dan ditinggalkan di perairan. Bubu memiliki potensi tertinggi kedua yang dapat menyebabkan ghost gear. Sebanyak 24% alat tangkap yang beroperasi di PPI Gebang Mekar adalah bubu. Tujuan penelitian ini adalah mengestimasi alat tangkap yang ditinggalkan, hilang, dan dibuang, mengestimasi limbah yang dihasilkan dari unit penangkapan dan aktivitas penangkapan bubu. Penelitian ini dilakukan di PPI Gebang Mekar menggunakan metode survei. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis statistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam periode 1 tahun bubu yang kategori hilang sebanyak 22.900 unit, ditinggalkan 30 unit, dan dibuang 70 unit. Alat tangkap bubu yang tidak layak dioperasikan diestimasi dibuang ke laut 10%, dijual ke pengepul 20% dan diperbaiki di rumah 70%. Limbah perbekalan yang dibawa nelayan yang dibuang ke laut dengan total berat 2596,6 gram dalam satu kali trip/kapal, yaitu sampah kertas pembungkus, bungkus rokok, botol air mineral, dan kantong plastik
2022-09-04T09:50:34Z
2022-09-04T09:50:34Z
2022-09
Undergraduate Thesis
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/114332
id
IPB UNIVERSITY
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1144492022-09-11T03:31:27Zcom_123456789_7467com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_111
2022-09-11T03:31:25Z
urn:hdl:123456789/114449
Status Stok Sumberdaya Lobster Pasir (Panulirus homarus) di Perairan Palabuhanratu dengan Menggunakan Metode Spawning Potential Ratio
Anugrah, Mohamad Tresna
Wahyuningrum, Prihatin Ika
Wiryawan, Budy
Nelayan Palabuhanratu banyak menangkap lobster terutama lobster pasir (Panulirus homarus). Pendataan yang kurang terkait stok lobster bisa berdampak pada keberlanjutan lobster di perairan Palabuhanratu. Penggunaan metode spawning potential ratio (SPR) bisa menjadi solusi dalam menentukan harvest strategy lobster. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi unit penangkapan lobster, mengidentifikasi komposisi hasil tangkapan lobster, menghitung parameter biologi lobster, dan menentukan status pemanfaatan lobster. Pendekatan length base spawning potential ratio (LB-SPR) digunakan untuk pengolahan data. Analisis deskriptif dan kualitatif digunakan dalam menganalisis data yang didapatkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kapal yang digunakan untuk menangkap lobster berukuran 2-3 GT dan 5 GT. Alat tangkap berupa gillnet dan trammel net. Lobster yang tertangkap ada 4 jenis yaitu lobster pasir, lobster mutiara, lobster bambu dan lobster batu. Hasil penelitian didapatkan panjang asimptotik (L∞) lobster pasir jantan dan betina sebesar 110,5 mm dan 106,67 mm. Koefisien pertumbuhan (K) untuk lobster jantan dan betina sebesar 0,34/tahun dan 0,44/tahun. Nilai laju eksploitasi (E) lobster pasir jantan dan betina sebesar 0,74 dan 0,80 dengan rata-rata panjang lobster matang gonad (Lm) sebesar 58,21. Nilai spawning potential ratio (SPR) lobster pasir diperoleh sebesar 12,63% dimana hasil tersebut kurang dari 20% yang artinya status pemanfaatan lobster di perairan Palabuhanratu sudah terjadi tangkap lebih (overfishing)
In Palabuhanratu, fishers catch a lot of lobsters, particularly the scalloped spiny lobster (Panulirus homarus). The sustainability of lobsters in Palabuhanratu waters may be impacted by inadequate data collection on lobster stocks. Using the spawning potential ratio (SPR) approach will contribute to Harvest Strategy for Lobster Fishery in that area. The objectives of this study are to identify lobster fishing units, characterize lobster captures, compute biological parameters for lobsters, and assess the utilization of lobsters. Data processing uses the length-based spawning potential ratio (LB-SPR) method. The data were analyzed using descriptive and qualitative methods. The findings revealed that the size of the lobster-catching vessels was 2-3 GT and 5 GT. Gillnets and trammel nets are two types of fishing gear. Four different kinds of lobsters were caught: scalloped spiny lobsters, ornate spiny lobsters, bamboo lobsters, and pronghorn spiny lobsters. The findings revealed that the asymptotic lengths (L) of male and female scalloped spiny lobsters were 110.5 mm and 106.67 mm, respectively. Male and female lobsters’ growth coefficients (K) are 0.34 and 0.44 per year. An average scalloped spiny lobster's gonadal mature length (Lm) was 58.21 inches, and its exploitation rate values (E) were 0.74 and 0.80 for males and females, respectively. The scalloped spiny lobster's spawning potential ratio (SPR) value was 12.63%, which is below the 20% threshold, indicating overfishing of the species in the waters around Palabuhanratu.
2022-09-11T03:31:25Z
2022-09-11T03:31:25Z
2022-09
Undergraduate Thesis
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/114449
id
IPB Uviversity
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1420412024-03-18T02:23:05Zcom_123456789_7467com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_111
2024-03-18T02:23:04Z
urn:hdl:123456789/142041
Suatu studi tentang galangan dan dok N.V menara trading coy di tegal
Pulungan, Poltak Parulian
Ayodhyoa
Murdianto, Bambang
Penelitian ini merupakan studi kasus untuk mendapatkan gambaran riil tentang galangan dan dok kapal perikanan. Di laksanakan di N.V. MENARA TRADING COY mulai bulan September sampai dengan bulan Oktober 1985.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan sa rana dan fasilitas utama galangan dan dok yang sudah berpeng alaman dalam memproduksi kapal-kapal perikanan yang besar dan berteknologi tinggi, sarana dan fasilitas tersebut adalah landasan pembangunan (building berth), spanten floor (lantai gambar), bengkel perakitan, perairan yang dimiliki galangan, dok sistem slipway, dan peralatan serta mesin-mesin yang di miliki galangan dan dok; mendeskripsikan teknik pengoperasian galangan dan dok dari aspek manajemen, seperti organisasi galangan dan dok, tenaga kerja, proses-proses produksi kapal, dan administrasi galangan dan dok.
Galangan kapal perikanan mempunyai pengertian sebagai tempat pembuatan kapal-kapal perikanan baru, di mana dalam pelaksanaan pembuatannya dilakukan kegiatan mengkonstruksi lambung kapal, memasang instalasi listrik, memasang instalasi mesin utama dan mesin bantu, memasang instalasi pipa, memasang peralatan-peralatan khusus untuk operasi yang sesuai dengan metode penangkapan ikan yang dilaksanakan, memasang alat-alat untuk mendeteksi ikan (seperti: echo sounder, fish finder) mengkonstruksi palka dengan berbagai jenis sistem pendingin yang ada, mengkonstruksi instalasi pengolahan hasil tangkap. ...
2024-03-18T02:23:04Z
2024-03-18T02:23:04Z
1986
Undergraduate Thesis
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/142041
id
IPB University
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1119742022-06-07T05:12:58Zcom_123456789_7467com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_111
2022-06-07T05:12:56Z
urn:hdl:123456789/111974
Pengaruh Cuaca terhadap Pola Musim Penangkapan Ikan Pelagis yang Berbasis di Pelabuhan Perikanan Pantai Lempasing
Sari, Mella
Wiyono, Eko Sri
Zulkarnain
Kelimpahan ikan pelagis untuk beberapa spesies cenderung sensitif terhadap perubahan lingkungan. Jenis-jenis ikan pelagis tersebut merupakan jenis ikan ekonomis penting. Saat ini, musim penangkapan sulit diprediksi dan tidak pasti. Tujuan penelitian ini mendeskripsikan hasil tangkapan dominan dan alat tangkap di PPP Lempasing, menganalisis pola musim penangkapan ikan pelagis tangkapan utama yang berbasis di PPP Lempasing, dan mengidentifikasi hubungan cuaca terhadap pola musim penangkapan hasil tangkapan dominan di PPP Lempasing. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif, indeks musim penangkapan, dan regresi linerar berganda. Hasil penelitian menunjukan persentase total nilai produksi hasil tangkapan dominan menggunakan alat tangkap mini purse seine yaitu tongkol, kembung, dan cumi-cumi. Pola musim penangkapan ikan pelagis dominan berfluktuasi dari tahun 2016-2020. Musim penangkapan tongkol terjadi pada bulan Mei-Agustus dengan musim puncak pada bulan Juni, musim penangkapan kembung dari bulan Maret-September dengan musim puncak pada bulan Agustus, dan musim penangkapan cumi-cumi dari bulan Maret dan Mei-September dengan musim puncak pada bulan Juni. Pengaruh cuaca terhadap pola musim menunjukkan variabel kecepatan angin berpengaruh secara signifikan terhadap hasil tangkapan tongkol, variabel jumlah hari hujan dan jumlah curah hujan yang berpengaruh secara signifikan terhadap hasil tangkapan kembung serta variabel kecepatan angin yang berpengaruh secara signifikkan terhadap hasil tangkapan cumi-cumi.
The abundance of pelagic fish for some species tend to be sensitive to environmental change. These pelagic fish are important to the economy. Nowadays, fishing season is unpredictable and uncertain. This study aims to describe the dominant catch with fishing gear in PPP Lempasing, analyze the fishing season pattern that is based in PPP Lempasing, and identify the correlation between weather and the pattern of fishing season for the dominant catch in PPP Lempasing. Analysis used are descriptive, fishing season index, and multiple linear regression. This study shows the total production percentage of the dominant catch obtained using mini purse seine include tuna, mackerel, and squid. The dominant fishing season pattern that fluctuates for pelagic fish from 2016-2020. Tuna season happened on may-august with the peak on June, mackerel season on March-September with the peak on August, and squid season from March and May-September with the peak on June. The effect of weather on the season pattern showed that wind speed variables significantly affected the catch of tuna, the variable number of rainy days and the amount of rainfall had a significant effect of fishing catch mackerel and the variable wind speed had a significant effect of fishing catch squid.
2022-06-07T05:12:56Z
2022-06-07T05:12:56Z
2022
Undergraduate Thesis
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/111974
id
IPB University
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1155942022-12-19T23:56:02Zcom_123456789_7467com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_111
2022-12-19T23:55:59Z
urn:hdl:123456789/115594
Pemetaan Daerah Penangkapan Ikan Nelayan Bubu dan Nelayan Jaring Arad di Perairan Pesisir Indramayu Jawa Barat
Ibrahim, Tubagus Mochamad Maulana Daffa
Sondita, Muhammad Fedi Alfiadi
Taurusman, Am Azbas
Nelayan Desa Karangsong adalah salah satu pelaku perikanan bubu yang berada di perairan Pesisir Indramayu, Jawa Barat. Mereka mengalami konflik dengan nelayan jaring arad. Penelitian ini bertujuan membuat peta daerah penangkapan ikan nelayan bubu Karangsong dan nelayan jaring arad Eretan Wetan dan Eretan Kulon serta mengidentifikasi lokasi rawan terjadinya konflik. Pengumpulan data dilakukan di PPI Karangsong yang terletak di Desa Karangsong, serta Eretan Kulon dan Eretan Wetan, Kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi lapang dan wawancara. Sampel kapal ikan dan nelayan yang berafiliasi dengan kapal ikan dipilih dengan pendekatan stratified random sampling. Analsis GIS menghasilkan peta daerah operasi kapal bubu di perairan antara 6° 16‟0”S6 ° 12‟0”S sejauh 5-10 mil dari PPI Karangsong dengan kedalaman perairan 15-35 meter. Daerah operasi kapal jaring arad adalah perairan di antara 6° 18‟0”S6 ° 12‟0”S sejauh sejauh 5-7 mil dari PPI Eretan Kulon dan Wetan dengan kedalaman perairan 15-35 meter. Lokasi rawan konflik di antara kedua jenis perikanan ini pada musim angin barat terletak di peraiaran antara 6° 14‟0”S6 ° 12‟0”S. Kata kunci: arad, bubu, daerah penangkapan, Karangsong, konflik nelayan
Karangsong fishers operate traps that mainly target blue swimming crabs in the coastal waters off Indramayu, West Java. They conflict with fishers from Eretan Kulon and Eretan Wetan, who operated mini trawls called „jaring arad‟. The objectives of this research is a mapping of the two fisheries' fishing ground and the conflict's location. Data were collected from field observation and interviews with fishers associated with boat samples. The boats were selected using a stratified random sampling method. Spatial analysis was conducted using GIS, revealing that the fishing boats of traps were operated from 6° 16‟0”S to 6 ° 12‟0”S in a radius of 5-10 miles from PPI Karangsong, at depths between 15-35 meters. The fishing boats of mini trawls were operated from 6° 8‟0” S to 6° 2‟0”S in a radius of 5-7 miles from PPI Eretan Kulon and Wetan at depths between 15- 35 meters. The area of conflict between the two fisheries during the west monsoon was located from 6° 14‟0”S to 6° 12‟0”S. Keywords: arad, bubu, fishing area, karangsong, conflict
2022-12-19T23:55:59Z
2022-12-19T23:55:59Z
2022-12
Undergraduate Thesis
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/115594
id
IPB University
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1146452022-09-24T04:04:47Zcom_123456789_7467com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_111
2022-09-24T04:04:45Z
urn:hdl:123456789/114645
Stabilitas Kapal Trammel Net di Pelabuhan Perikanan Samudra Cilacap, Jawa Tengah
Hadi, Ahmad Nurkholis Abdul
Iskandar, Budhi Hascaryo
Kurniawati, Vita Rumanti
Stabilitas kapal yang baik menjadi salah satu faktor yang harus dimiliki oleh kapal penangkap ikan untuk menunjang keberhasilan operasi penangkapan ikan. Sebagian besar nelayan trammel net di PPS Cilacap menempatkan muatan di atas lantai dek yang mana secara teori dapat mengurangi stabilitas kapal. Oleh karena itu, perhitungan nilai stabilitas kapal trammel net di PPS Cilacap perlu dilakukan untuk mengetahui apakah nilai tersebut sudah memenuhi atau belum memenuhi nilai standar stabilitas yang direkomendasikan oleh International Maritime Organization (IMO). Tujuan penelitian ini adalah menghitung dan menentukan tingkat kualitas stabilitas kapal trammel net pada kondisi muatan yang berbeda. Data yang digunakan ialah data sekunder berupa data dimensi utama kapal, distribusi muatan kapal, dan nilai titik berat kapal. Analisis yang digunakan ialah analisis rasio dimensi utama kapal, analisis parameter hidrostatis kapal, dan analisis kualitas stabilitas statis kapal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua kapal trammel net memiliki kualitas stabilitas statis yang baik dan memenuhi kelaiklautan sebuah kapal. Maksimum stabilitas kedua kapal terjadi pada sudut 12°-13° yang merupakan nilai flooding angle. Untuk meningkatkan kualitas stabilitasnya, sebaiknya nelayan menempatkan alat tangkap dan hasil tangkapan di bawah lantai dek khususnya pada musim paceklik. Penilaian kualitas stabilitas akan semakin lengkap jika dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh eksternal kapal terhadap kestabilan kapal.
Good stability is one of the factors that must be fulfilled by fishing vessels to support the success of fishing operations. Most trammel net fishers at PPS Cilacap place fish and other loads on the deck floor, which theoretically reduce the vessel’s stability. Therefore, it is necessary to investigate the stability of the trammel netter at PPS Cilacap to evaluate the compliance with stability standard recommended by International Maritime Organization (IMO). This study aimed at calculating and determining the level of stability of trammel netter under different loading conditions. Data were extracted from two vessels which were collected in the previous research incorporating principal dimensions, onboard load distributions, and the position of the center of gravity. The stability was analysed using the ratio of the main dimensions, hydrostatic parameters, and the quality of the static stability according to IMO standard. The results showed that both trammel netter have good static stability and met the seaworthiness criteria. The maximum stability of the two boats occurs at the angle of 12°-13°, which is the value of the flooding angle. Accordingly, fishers should place the fishing gear and catches from under the deck floor especially during the low season. To provide a comphrehensive stability evaluation, further research is needed to investigate external influences on the stability of the vessel.
2022-09-24T04:04:45Z
2022-09-24T04:04:45Z
2022
Undergraduate Thesis
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/114645
id
IPB University
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1430352024-03-22T07:34:09Zcom_123456789_7467com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_111
2024-03-22T07:34:09Z
urn:hdl:123456789/143035
Biaya Transaksi Perdagangan Ikan Laut Segar di Pasar Tradisional Bogor
Virya, Visishta
Nugroho, Thomas
Sondita, Muhammad Fedi Alfiadi
Sumberdaya ikan yang bersifat barang milik bersama sehingga setiap individu memiliki hak yang sama kemudian memicu persaingan di kalangan tersebut dalam mendapatkan sumberdaya tersebut. Persaingan dapat terjadi pada usaha dagang perikanan laut, seperti pedagang ikan laut segar di pasar tradisional, yang menimbulkan suatu biaya transaksi. Penelitian ini bertujuan untuk menidentifikasi dan menghitung biaya transaksi, menilai dampak biaya transkasi terhadap total biaya dan omset perdagangan, dan menentukan strategi penekanan biaya transaksi pada kalangan pedagang ikan laut segar di Pasar Tradisional Bogor. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif, analisis biaya transkasi dan analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukan bahwa biaya transkasi yang mucul adalah biaya informasi sebesar 20%, biaya negosiasi sebesar 78% dan moral hazard sebesar 2%. Adanya biaya transaksi yang terjadi pada pedagang dianggap membantu dalam memenuhi keterbatasannya dalam mendapatkan informasi maupun layanan namun biaya transkasi tersebut juga mempengaruhi jumlah keuntungan yang diperoleh pedagang. Penanganan yang dapat dilakukan Pemerintah Daerah Bogor (Dinas Perindustrian dan Perdagangan) dalam menangani biaya transaksi adalah penerapan strategi strength-opportunity (SO strategies). Strategi ini mencakup pelaksanaan sosialisasi dan pembinaan pedagang secara berkala terkait perdagangan sehat dan pengelolaan pembiayaan dalam usaha perdagangan.
Fish resources are common goods that interested individual has the same rights in accessing and utilizing the resources that usually triggers competition among them. Competition may also occur in trading of marine fisheries products, such in the fresh marine fish traders in traditional markets. This competition incurs transaction costs. This research aims to identify and calculate transaction costs, assess the impact of transaction costs on total costs and revenues, and determine strategies for minimizing transaction costs for the fresh marine fish traders in the Bogor City Traditional Markets. This research uses descriptive analysis, transaction cost analysis, and strengths-weaknesses-opportunities-threats (SWOT) analysis. The results show that the transaction costs include information costs of 20%, negotiation costs of 78%, and moral hazard of 2%. The existence of transaction costs incurred by traders is considered helpful in compensating their limitations in obtaining information and services, but these transaction costs also affect the amount of profit obtained by traders. The local government in Bogor (i.e. Department of Industry and Commerce) can minimize the transaction costs by applying the strength-opportunity strategies, namely holding regular outreach program and training for traders on healthy trade and financial management in businesses.
2024-03-22T07:34:09Z
2024-03-22T07:34:09Z
2024-03-18
Undergraduate Thesis
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/143035
id
IPB University
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1124672022-07-13T13:08:51Zcom_123456789_7467com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_111
2022-07-13T13:08:49Z
urn:hdl:123456789/112467
Pengaruh Penanganan Ikan terhadap Mutu dan Harganya Selama Pendistribusian dari Pelabuhan Perikanan Nusantara Muara Angke ke Daerah Konsumen.
Wibowo, Lazuardy Rahman
Lubis, Ernani
Wisudo, Sugeng Hari
Ikan termasuk sebagai bahan makanan yang cepat mengalami kerusakan
(perishable food) sehingga diperlukan penangan untuk meminimalisir kerusakan.
Penanganan ikan adalah proses bagaimana ikan yang telah didaratkan tidak
mengalami kerusakan atau penurunan mutu ketika pasca tangkap selama
pendistribusian sampai di daerah distribusi. Tujuan dari penelitian ini adalah
mendeskripsikan sarana transportasi yang digunakan untuk pendistribusian ikan
dari PPN Muara Angke ke daerah distribusi, penanganan ikan yang dilakukan
selama pendistribusian, dan harga jual yang terbentuk beserta faktor-faktor
pembentuk harganya. Metode penelitian menggunakan metode studi kasus dan
teknik pengambilan sampel menggunakan teknik accidental sampling.
Berdasarkan hasil penelitian, keadaan yang ada di pasar grosir PPN Muara Angke
masih mempengaruhi percepatan penurunan mutu ikan. Sepeda motor merupakan
salah satu jenis sarana transportasi yang digunakan untuk pendistribusian ikan
menuju daerah konsumen. Hasil uji organoleptik menunjukkan masih terjadi
penurunan mutu dari sampel ikan yang digunakan. Hal ini dikarenakan tidak
ditambahkannya es sebagai daya awet ikan, penggunaan ember sebagai wadah
yang kurang tepat, penggunaan plastik sebagai tutup ember serta sanitasi dan
higienitas yang kurang. Faktor-faktor pembentuk harga jual ikan tongkol di
daerah konsumen yaitu biaya bahan baku, biaya angkut ojek sepeda motor, dan
biaya overhead. Faktor-faktor tersebut mengakibatkan harga jual ikan yang
ditentukan oleh pedagang adalah Rp 38.000/ekor.
Fish is included as perishable food; thus, handling is needed to minimize
damage. Fish handling is how fish that have been landed do not experience
damage or decrease in quality when post-catching, during the distribution to the
distribution area. This study aims to describe the transportation used for the
distribution of fish from PPN Muara Angke to the distribution area, the handling
of fish during distribution, and the selling price that formed along with the factors
that form the price. The research method uses a case study method, and the
sampling technique is carried out using an accidental sampling technique. Based
on the research results, PPN Muara Angke wholesale market still has rat pests that
can affect the acceleration of the fish quality decline. The motorcycle is one type
of transportation that is used for fish transportation to consumer areas. Then
through organoleptic tests, there was still a decrease in the quality of the fish
samples. It was due to not adding ice as a preservative, using a bucket as an
inappropriate container, using plastic as a bucket lid that was not appropriate, and
poor sanitation and hygiene. The factors that affect the selling price of tuna in
consumer areas are the cost of raw materials, transportation costs for motorcycle
taxis, and overhead costs. These factors cause the selling price determined by the
traders to be Rp 38.000/longtail tuna.
2022-07-13T13:08:49Z
2022-07-13T13:08:49Z
2022
Undergraduate Thesis
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/112467
id
IPB University
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1155102022-12-13T00:09:22Zcom_123456789_7467com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_111
2022-12-13T00:09:19Z
urn:hdl:123456789/115510
Pengelolaan Limbah Padat di Pasar Ikan Modern Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman
Rifqi, Hafizh Syah
Muninggar, Retno
Purwangka, Fis
Pasar Ikan Modern (PIM) merupakan salah satu fasilitas penunjang yang
ada di Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman. Faktor penunjang utama
dalam menjaga kualitas ikan di PIM yaitu dengan memperhatikan sanitasi pasar.
Permasalahan sanitasi di PIM diantaranya banyaknya sampah plastik, kardus,
karung, styrofoam yang berceceran dan timbunan limbah sampah hasil perikanan
di sekitar area PIM. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi alur
pengelolaan sampah, mengestimasi jumlah dan timbulan sampah serta
merumuskan strategi yang perlu dilakukan dalam menghadapi permasalahan
pengelolaan sampah. Metode yang digunakan yaitu studi kasus dengan
pengambilan data menggunakan wawancara dan observasi langsung. Total
responden sebanyak 24 orang yang terdiri dari pedagang ikan, petugas kebersihan,
dan pengelola PIM. Hasil penelitian menunjukan bahwa Pasar Ikan Modern belum
melakukan pengelolaan limbah yang sesuai dengan SNI-19-2454-2002. Sampah
yang dihasilkan dari kegiatan aktivitas perdagangan di PIM terdiri dari sampah
organik sebanyak 3,95% dan sampah anorganik sebanyak 96,05%. Perumusan
strategi yang menjadi prioritas utama adalah memberikan edukasi mengenai
pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan memanfaatkan sampah yang
memiliki nilai ekonomis serta menyusun Standar Operasional Prosedur
pengelolaan PIM berdasarkan peraturan yang berlaku.
Modern Fish Market (MFM) is one of the supporting facilities at the Nizam
Zachman Fishing Port. The main supporting factor in maintaining the quality of
fish in PIM is by paying attention to market sanitation. Sanitation problems at
PIM include the amount of plastic waste, cardboard, sacks, styrofoam scattered
and piles of fishery waste around the PIM area. This study aims to identify the
flow of waste management, estimate the amount and generation of waste also
formulate strategies that need to be carried out in dealing with waste management
problems. The method used is a case study with data collection using interviews
and direct observation. The total respondents were 24 people consist of fish
traders, cleaners, and PIM managers. The results show that the Modern Fish
Market has not carried out waste management in accordance with SNI-19-2454-
2002. Waste generated from trading activities at PIM consists of 3,95% organic
waste and 96,05% inorganic waste. The formulation of a strategy that becomes the
main priority is to provide education about the importance of maintaining
environmental cleanliness and utilizing waste that has economic value and
preparing Standard Operating Procedures for PIM management based on
applicable regulations.
2022-12-13T00:09:19Z
2022-12-13T00:09:19Z
2022
Undergraduate Thesis
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/115510
id
IPB University
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1428642024-03-22T00:02:50Zcom_123456789_7467com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_111
2024-03-22T00:02:50Z
urn:hdl:123456789/142864
EStimasi Potensi Abandoned, Lost and Discarded Fishing Gear Jaring Rajungan yang Berbasis di Pelabuhan Perikanan Nusantara Muara Angke
Safitri, Asyifah
Wahju, Ronny Irawan
Taurusman, Am Azbas
Jaring rajungan merupakan alat tangkap yang termasuk ke dalam jaring insang yang memiliki potensi untuk terjadinya ALDFG (Abandoned, Lost, and Discarded Fishing Gear). Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasikan potensi ALDFG dan sampah perbekalan dari perikanan jaring rajungan serta mengidentifikasi penyebab dan upaya penanggulangannya. Pengambilan data dilakukan dengan metode survei dan observasi lapang dengan analisis yang digunakan yaitu analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa estimasi potensi jaring rajungan yang hilang (lost) dalam 1 bulan sebanyak 12 unit (240 piece) dengan berat total 780 kg. Sementara dalam 1 tahun diestimasikan sebanyak 120 unit (2.400 piece) dengan berat total 7.800 kg dengan kerugian Rp396.000.000. Estimasi potensi jaring rajungan yang ditinggalkan (abandoned) dalam 1 bulan sebanyak 0,25 unit (5 piece) dengan berat total 16,25 kg, sementara dalam 1 tahun diestimasikan sebanyak 2,5 unit (50 piece) dengan berat total 162,5 kg dan kerugian Rp8.250.000. Sampah perbekalan nelayan jaring rajungan yang berpotensi dibuang kelaut yaitu sebanyak 45 kg per bulan dan sebanyak 450 kg per tahunnya. Penelitian ini mengusulkan upaya penanggulangan berupa sosialisasi mengenai dampak buruk ALDFG dan ghost gear, mewajibkan pelaporan kehilangan alat tangkap, pemberian insentif dan penggunaan gear marking.
Crab gillnet is a fishing gear intended for catching crabs that have the potential to cause Abandoned, Lost, and Discarded Fishing Gear (ALDFG). This research aims to estimate the potential for ALDFG and waste resulting from crab gillnet fisheries and to identify the causes and mitigation efforts. Data collection was carried out using survey methods and field observations, and then the data were analyzed descriptively. The research showed that the estimated lost crab gillnets potential in one month was 12 units (240 pieces) with a total weight of 780 kg. Meanwhile, in one year it is estimated about 120 units (2,400 pieces) with a total weight of 7,800 kg or with a total loss value of IDR 396,000,000. The estimated abandoned crab gillnets potential in one month was 0.25 units (5 pieces) with a total weight of 16.25 kg, while in one year it is estimated about 2.5 units (50 pieces) with a total weight of 162.5 kg and a loss of IDR 8,250,000. The amount of crab gillnet fishers supplies that have the potential debris to be thrown into the sea is 45 kg per month or about 450 kg per year. This study proposes a mitigation efforts including dissemination of the negative impacts of ALDFG and ghost gear to the fishers, a reporting program of lost fishing gear, providing incentives, and the implementation of gear marking program.
2024-03-22T00:02:50Z
2024-03-22T00:02:50Z
2024-01-05
Undergraduate Thesis
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/142864
id
IPB University