2024-03-29T07:28:13Zhttp://repository.ipb.ac.id/oai/requestoai:repository.ipb.ac.id:123456789/1128472022-07-26T08:59:41Zcom_123456789_7469com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_106
Arinana
Tarmadi, Didi
Ardiansyah, Firman
2022-07-26T08:29:52Z
2022-07-26T08:29:52Z
2022-07-26
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/112847
Serangan rayap pada bangunan semakin meningkat seiring dengan perkembangan pembangunan di Provinsi DKI Jakarta yang banyak mengubah kondisi lingkungan alaminya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi spesies rayap tanah yang menyerang bangunan gedung permukiman serta menganalisis karakteristik serangan rayap di Provinsi DKI Jakarta. Penelitian dilakukan pada 57 lokasi permukiman di Provinsi DKI Jakarta. Penentuan lokasi penelitian berdasarkan hasil survei kerusakan bangunan akibat serangan rayap dan kegiatan pemantauan aplikasi pengumpanan oleh PT Larusa Adi Sumindo selama empat bulan (September 2021-Desember 2021). Hasil identifikasi morfometri rayap ditemukan sekurang-kurangnya empat spesies rayap tanah yang menyerang bangunan yaitu Coptotermes curvignathus, Coptotermes gestroi, Macrotermes gilvus, dan Microtermes insperatus. Rayap C. gestroi merupakan spesies yang paling banyak ditemukan, yaitu di 39 lokasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kerusakan komponen bangunan akibat serangan rayap dengan persentase tertinggi yaitu kusen jendela dan pintu (49,1%) dan terendah yaitu pondasi (3,5%)
id
IPB University
Identifikasi Rayap Tanah dan Karakteristik Serangannya pada Permukiman di Provinsi DKI Jakarta
Identification of Subterranean Termites and Their Attack Characteristics on Settlements in DKI Jakarta Province
Undergraduate Thesis
DKI Jakarta
building damage
morphometry
settlement
subterranean termites
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1142102022-08-30T08:32:57Zcom_123456789_7469com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_106
Karlinasari, Lina
Bahtiar, Effendi Tri
Kadir, Adhelya Suci Apriyanti
2022-08-30T08:32:54Z
2022-08-30T08:32:54Z
2022
IPB University
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/114210
Pohon berpotensi tumbang akibat ketidakstabilan tekuk. Tekuk adalah suatu peristiwa
ketika struktur kolom tidak mampu lagi mempertahankan bentuk lurus seperti aslinya.
Penelitian ini bertujuan menganalisa keamanan pohon berdiri dan palma yang diamati
sebagai kolom bundar langsing yang menerima beban tekan. Keamanan palma dan pohon
berdiri dikategorikan menjadi kondisi tidak aman (Sf ≤ 1,00), cukup aman (1,00 < Sf ≤
1,645), aman (1,645 < Sf ≤ 2,326), dan sangat aman (Sf > 2,326). Tinggi tekuk kritis dihitung
berdasarkan : (1) analisis struktur rumus tekuk Euler dan rumus tekuk Ylinen, (2) rumus
Greenhill tanpa tajuk, dan (3) modifikasi rumus Greenhill untuk mengakomodasi berat tajuk.
Hasil penelitian menunjukkan tinggi tekuk kritis terendah untuk trembesi dan palem raja
dihasilkan dari metode tegangan tekuk Euler dan Ylinen sedangkan untuk agathis dihasilkan
dari metode Greenhill yang dimodifikasi. Perbedaan hasil tersebut dimungkinkan karena
perbedaan bentuk pertumbuhan. Penelitian ini menunjukkan persentase jumlah palem raja
yang berada pada kondisi cukup aman (35%), aman (35%), dan sangat aman (30%).
Persentase jumlah agathis berada pada kondisi cukup aman (73,91%), dan aman (26,09%);
sedangkan persentase jumlah trembesi berada pada kondisi tidak aman (26%), cukup aman
(58%), dan aman (16%). Penelitian ini merekomendasikan pemangkasan ringan bagi pohon
yang termasuk dalam kondisi tidak aman.
Trees have the potential to fall due to buckling instability. Buckling is an event when
the structure of the column is no longer able to maintain its original shape. This study aims
to analyze the safety of standing trees and palms which are observed as round columns that
undergoes compressive stresses. The safety analysis of palms and standing trees is
categorized into unsafe conditions (Sf ≤ 1,00), moderately safe (1,00 < Sf ≤ 1,645), safe
(1,645 < Sf ≤ 2,326), and very safe (Sf > 2,326). The critical buckling height is calculated
based on : (1) The structural analysis of the Euler and Ylinen buckling formula, (2) The
Greenhill formula without crown, and (3) The modification of the Greenhill formula to
accommodate the weight of the crown. The results showed that the lowest critical buckling
height for rain tree and royal palm was produced using the Euler and Ylinen buckling stress
methods while for agathis was produced using the modified Greenhill method. The
differences in results is possible due to differences in the growth forms. This study showed
the observed royal palm were in a moderately safe (35%), safe (35%), and very safe (30%).
Meanwhile, agathis is in a moderately safe (73,91%), and safe (26,01%); while rain tree is
in an unsafe condition (26%), moderately safe (58%), and safe (16%). This study
recommends mild pruning for trees that are in unsafe conditions.
id
Analisis Tinggi Tekuk Kritis Pohon Berdiri dan Tumbuhan Palma Akibat Berat Sendiri
Analysis of Critical Buckling Height of Standing Trees and Palm Under Self-weight Loading
Undergraduate Thesis
growth form
Tree Biomechanics
Greenhill
column
buckling
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1137412022-08-18T05:57:12Zcom_123456789_7469com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_106
Darmawan, I Wayan
Ishmah, Maurizka Zulfania
2022-08-18T05:57:09Z
2022-08-18T05:57:09Z
2022
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/113741
Penggunaan kayu sebagai bahan baku produk eksterior harus memiliki keawetan yang baik. Kayu pinus scots memiliki keawetan yang rendah, sehingga keawetannya perlu ditingkatkan melalui modifikasi kayu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh modifikasi kimia menggunakan asam sitrat-sorbitol atau CAS (dengan beberapa rasio molar dan konsentrasi larutan) dan softener terhadap karakteristik permukaan kayu pinus scots sebelum dan setelah uji kubur selama 4 bulan, 8 bulan, dan 12 bulan. Pengujian karakteristik permukaan meliputi uji kekasaran permukaan, energi bebas permukaan, keterbasahan, dan daya lekat cat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai kekasaran permukaan, energi bebas permukaan, keterbasahan, dan daya lekat cat meningkat seiring dengan semakin lamanya waktu uji kubur. Kayu dengan perlakuan CAS 1:1_20% menghasilkan nilai keterbasahan dan daya lekat cat tertinggi. Peningkatan rasio molar dan konsentrasi asam sitrat dapat menurunkan nilai kekasaran permukaan, energi bebas permukaan, keterbasahan, dan daya lekat cat pada kayu. Cat alkid menghasilkan nilai keterbasahan dan daya lekat cat lebih baik dibandingkan cat akrilik.
The used of wood as a raw material for exterior products must have good durability. Scots pine (Pinus sylvestris L.) wood has low durability, hence its durability needed to be increase by a wood modification. This study aimed to determine the effect of chemical modification using citric acid-sorbitol or CAS (with several molar ratios and solution concentrations) and softener on the surface characteristics of scots pine wood before and after graveyard test for 4 months, 8 months, and 12 months. The surface characteristics studied were surface roughness, surface free energy (SFE), wettability, and bonding quality. The results show that the values of surface roughness, surface free energy, wettability, and bonding quality increased as the longer of the graveyard test. CAS 1:1_20% wood treated resulted in the highest wettability and bonding quality values. Increasing the molar ratio and concentration of citric acid could reduce the value of surface roughness, SFE, wettability, and bonding quality. Alkyd paint produced better wettability and bonding quality than acrylic paints.
id
IPB University
Karakteristik Permukaan Kayu Pinus Scots (Pinus sylvestris L.) Termodifikasi Asam Sitrat-Sorbitol dan Softener
Surface Characteristics of Scots Pine (Pine sylvestris L.) Chemically Modified by Citric Acid Sorbitol and Softener
Undergraduate Thesis
citric acid sorbitol
graveyard test
scots pine
softener
surface characteristics
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1125112022-07-15T02:01:17Zcom_123456789_7469com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_106
Nawawi, Deded Sarip
Fatriasari, Widya
Agustiany, Erika Ayu
2022-07-15T02:01:14Z
2022-07-15T02:01:14Z
2022
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/112511
Lignin memiliki potensi penggunaan sebagai pelapis biji untuk
meningkatkan masa simpan biji dalam sektor pertanian. Metode isolasi lignin dari
lindi hitam dapat dilakukan dengan larutan asam. Penelitian ini bertujuan untuk
mengevaluasi karakteristik lignin tandan kosong kelapa sawit (TKKS) yang disolasi
dengan asam mineral, serta menguji potensinya sebagai pelapis biji. Lignin TKKS
dari lindi hitam diisolasi menggunakan asam sulfat (H2SO4) dan asam klorida (HCl).
Pengujian lignin hasil isolasi meliputi rendemen, kemurnian, proporsi monomer
lignin, karakteristik kimia, termal, dan morfologi lignin. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa lignin yang diisolasi dengan H2SO4 menghasilkan rendemen
lignin yang lebih tinggi dibandingkan dengan isolasi dengan HCl. Nilai phOH dan
nisbah siringil/guaiasil lignin-HCl lebih tinggi dibandingkan dengan lignin-H2SO4.
Suhu transisi glass (Tg) lignin-HCl lebih rendah dibandingkan dengan lignin-H2SO4. Lignin HCl (S/G rasio tinggi) lebih less condensed dibandingkan lignin-H2SO4 (S/G ratio rendah). Perendaman biji menggunakan lignin H2SO4 (more
condensed) dapat memperpanjang umur simpan biji hingga dua minggu.
id
IPB University
Karakteristik Lignin Hasil Isolasi Asam Klorida dan Asam Sulfat serta Potensinya untuk Pelapis Biji (Seed Coating)
Undergraduate Thesis
Lignin properties
mineral acid precipitation
OPEFB lignin
shelf life
chili seed
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1123032022-07-06T04:51:34Zcom_123456789_7469com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_106
Nandika, Dodi
Arinana, Arinana
Yandini, Elvira Putri
2022-07-06T04:51:31Z
2022-07-06T04:51:31Z
2022
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/112303
Fungus comb adalah struktur khusus yang dibuat oleh koloni rayap tanah dari
subfamili Macrotermitinae di dalam sarangnya sebagai substrat untuk
menumbuhkan jamur Termitomyces. Struktur khusus tersebut diketahui dilaporkan
mengandung senyawa aktif yang bersifat antimikroba, termasuk antijamur pewarna
kayu. Namun demikian bioaktivitasnya sebagai antijamur pelapuk kayu belum
pernah dilaporkan. Penelitian ini bertujuan menganalisis bioaktivitas ekstrak fungus
comb dari sarang rayap tanah Macrotermes gilvus terhadap jamur pelapuk kayu
Schizophyllum commune. Fungus comb diekstrak menggunakan metode ekstraksi
maserasi bertingkat menggunakan pelarut n-heksana, etil asetat, metanol, dan air.
Larutan ekstrak fungus comb hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak fungus
comb dapat menghambat pertumbuhan S. commune. Konsentrasi ekstrak n-heksana,
etil asetat, metanol, dan air 2%, 4%, dan 6% menghasilkan nilai penghambatan yang
berbeda terhadap pertumbuhan S. commune. Namun demikian larutan ekstrak etil
asetat fungus comb memberikan hasil terbaik dibandingkan dengan ekstrak metanol,
n-heksana, dan air.
Fungus comb is a special structure created by subfamily Macrotermitinae
colonies termite in their nests as a substrate for growing the fungus Termitomyces.
This special structure is known to contain active compounds with antimicrobial
properties, including antifungal for wood staining fungi. However, its bioactivity
as an antifungal for wood decay fungi has never been reported. This study aimed to
analyze the bioactivity of fungus comb extract from subterranean termites
Macrotermes gilvus against the wood decay fungi Schizophyllum commune. Fungus
comb was extracted using the multistage maceration extraction method using n hexane, ethyl acetate, methanol, and water. The fungus comb extract solution
showed that the fungus comb could inhibiting the growth of the S. commune.
Concentration of 2%, 4%, and 6% on the extracting material n-hexane, ethyl acetate,
methanol, and water produced different inhibitory values on the growth of the
fungus S. commune. The ethyl acetate extract gives the best results compared to
methanol, n-hexane, and water.
id
IPB University
Bioaktivitas Ekstrak Fungus Comb terhadap Jamur Pelapuk Kayu
Bioactivity of Fungus Comb Extracts on Wood Decay Fungi
Undergraduate Thesis
Bioactivity
extract
fungus comb
Schizophyllum commune
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1144662022-09-12T07:41:50Zcom_123456789_7469com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_106
Hadi, Yusuf Sudo
Hadi, Yusuf Sudo
Hafifah, Hafifah
2022-09-12T07:41:47Z
2022-09-12T07:41:47Z
2022
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/114466
Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh rasio kompresi OSB kayu afrika (Maesopsis eminii Engl.) pada tiga tingkat. Taraf rasio kompresi yang digunakan yaitu 1,05; 1,32; dan 1,58. Strand diberi perlakuan pendahuluan dengan dikukus pada suhu 126℃ dan tekanan 0,14 MPa selama 60 menit. Strand disusun secara tegak lurus inti menggunakan perekat phenol formaldehyde sebanyak 10% dari berat kering oven strand. Pengujian sifat fisis dan mekanis OSB mengacu pada standar JIS A 5908 : 2003 (JSA 2003) dan dibandingkan dengan standar CSA 0437.0 (Grade O-1). Hasil pengujian menunjukkan nilai rasio kompresi optimum untuk sifat fisis yaitu pada taraf 1,32, sedangkan untuk sifat mekanis yaitu pada taraf 1,58. Hasil pengujian telah memenuhi standar JIS A 5908 (2003) untuk nilai kadar air dan kerapatan, sedangkan nilai pegembangan tebal hanya pada taraf 1,32 yang memenuhi standar CSA 0437.0 (Grade O-1). Seluruh pengujian mekanis belum memenuhi standar CSA 0437.0 (Grade O-1). Seluruh hasil penelitian menunjukkan hasil yang berpengaruh nyata pada sifat fisis dan sifat mekanis papan OSB.
This study aims to analyze the effect of the OSB compression ratio of
African wood (Maesopsis eminii Engl.) at three levels. The level of compression
ratio used is 1,05; 1,32; and 1,58. Strands were pretreated by steaming at a
temperature of 126℃ and a pressure of 0,14 MPa for 60 minutes. Strands were
arranged perpendicular to the core using phenol formaldehyde as much as 10% of
the oven dry weight of the strand. Testing of physical and mechanical properties
of OSB refers to standard JIS A 5908: 2003 (JSA 2003) and compared with
standard CSA 0437.0 (Grade O-1). The test results show that the optimum
compression ratio value for physical properties is at the level of 1,32, while for the
mechanical properties it is at the level of 1,58. The test results have met the
standard JIS A 5908 (2003) for the value of water content and density, while the
thickness swelling value is only at the level of 1,32 which meets the CSA 0437.0
standard (Grade O-1). All mechanical tests have not met the CSA 0437.0 standard
(Grade O-1). All research results show results that have a significant effect on the
physical and mechanical properties of OSB boards.
id
IPB University
Pengaruh Rasio Kompresi terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Oriented Strand board Kayu Afrika (Maesopsis eminii Engl.) dengan Perlakuan Pendahuluan Kukus
Effect of Compression Ratio on Physical and Mechanical Properties of Oriented Strand Board African Wood (Maesopsis eminii Engl.) with Steamed Pre-Treatment
Undergraduate Thesis
Compression Ratio
Oriented Strand Board
African Wood
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1135322022-08-12T08:23:37Zcom_123456789_7469com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_106
Sari, Rita Kartika
Carolina, Anne
Setiadi, Afriza
2022-08-12T08:23:34Z
2022-08-12T08:23:34Z
2022-08-07
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/113532
Penuaan kulit dapat dicegah dengan menggunakan krim anti-aging, tetapi
umumnya berbahan aktif sintetik yang berbahaya dan impor. Nanofitosom dan
nanoemulsi kombinasi ekstrak kayu merbau dan daun pegagan (KE) menjadi
subsitusinya. Penelitian ini bertujuan menentukan stabilitas sifat fisikokimia empat
belas formula krim berbahan aktif KE1:2 (F1:1,2%; F2:2,4%), KE2:1 (F3:4%;
F4:8%), nanoemulsi KE1:2 (F5:4%; F6:8%), nanoemulsi KE2:1 (F7:4%; F8:8%),
nanofitosom KE1:2 (F9:4%; F10:8%), nanofitosom KE2:1 (F11:4%; F12:8%),
kontrol negatif (KN), dan kontrol positif (KP) yang disimpan pada suhu ruang
selama 21 hari. Hasil penelitian menunjukkan homogenitas, warna, dan aroma
semua formula krim stabil. Kecuali F2 dan F12, kedua belas formula krim
memenuhi standar SNI 16-4399- 1996 untuk nilai pH, viskositas, dan daya sebar.
Formula krim KP, F3, F4, F5, F6, F7, dan F8 termasuk krim terbaik untuk
diaplikasikan pada wajah karena memiliki pH sekitar 4,5-6,5. Penyimpanan selama
21 hari mempengaruhi nilai pH, viskositas, dan daya sebar formula krim tersebut,
tetapi masih memenuhi standar SNI 16-4399- 1996.
Skin aging can be prevented by using anti-aging creams, but generally using
synthetic active ingredients that are dangerous and imported. The combination of
merbau woods extract and pegagan leaves (KE) became the substitute. To improve
its bioavailability, KE was made into nanophytosome and nanoemulsion. This study
aim to determine the stability of the physicochemical properties of fourteen cream
formulas with active ingredients KE1:2 (F1:1,2%; F2:2,4%), KE2:1 (F3:4%;
F4:8%), KE1 nanoemulsion: 2 (F5:4%; F6:8%), KE2:1 nanoemulsion (F7:4%;
F8:8%), KE1:2 nanophytosome (F9:4%; F10:8%), KE2:1 nanophytosome
(F11:4%; F12:8%), negative control (KN), and positive control (KP). The creams
were stored at room temperature for 21 days. The results showed that all cream
formulas' homogeneity, color, and aroma were stable. Except for F2 and F12, the
twelve cream formulas met the standards of SNI 16-4399-1996 for the value of pH,
viscosity, and spreadability. KP, F3, F4, F5, F6, F7, and F8 cream formulas are
among the best creams to be applied to the face because they have a pH value of
around 4.5-6.5. The storage for 21 days affected the pH value, viscosity, and
spreadability, but they still met the standard of SNI 16-4399-1996.
id
IPB University
Stabilitas Fisikokimia Formula Krim Anti-aging Berbahan Aktif Nanoemulsi dan Nanofitosom Ekstrak Kayu Merbau dan Daun Pegagan
Physicochemical Stability of Anti-aging Cream Formulas with Active Ingredients of Nanoemulsion and Nanophytosome of Merbau Wood Extracts and Pegagan Leaf Extracts Combination
Undergraduate Thesis
spreadability
homogeneity
organoleptic
pH
viscosity
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1137402022-08-18T05:10:40Zcom_123456789_7469com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_106
Darmawan, I Wayan
Farrazahwa, Nadien Basmah
2022-08-18T05:10:37Z
2022-08-18T05:10:37Z
2022
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/113740
Kayu Pinus merkusii dan Pinus sylvestris banyak digunakan sebagai bahan
baku produk interior maupun eksterior, namun kedua jenis pinus tersebut memiliki
keawetan yang rendah. Pengawetan dengan enborer merupakan salah satu cara
meningkatkan keawetan serta kualitas permukaan kayu. Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis pengaruh bahan pengawet enborer terhadap karakteristik
permukaan kayu Pinus merkusii dan Pinus sylvestris sebelum dan setelah uji kubur.
Uji karakteristik permukaan kayu meliputi kekasaran permukaan, energi bebas
permukaan (surface free energy-SFE), keterbasahan dan daya lekat cat. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa nilai kekasaran permukaan, SFE, dan keterbasahan
kayu meningkat seiring dengan lamanya waktu uji kubur. Cat alkid memiliki daya
lekat yang lebih baik dibandingkan dengan cat akrilik untuk semua perlakuan. Kayu
Pinus merkusii terawetkan enborer memiliki nilai kekasaran permukaan, SFE, dan
keterbasahan paling rendah. Pinus merkusii terawetkan enborer juga menunjukkan
daya lekat yang kurang baik dibandingkan perlakuan kontrol.
Pinus merkusii and Pinus sylvestris are widely used as raw materials for
interior and exterior products, however both species of pine have low durability.
Enborer preservation is one of the methods to improve the durability and surface
quality of wood. This study aimed to analyze the effect of enborer preservative on
the surface characteristics of P.merkusii and P.sylvestris before and after the
graveyard test. The wood surface characteristics studied were surface roughness,
surface free energy (SFE), wettability and bonding quality of paint. The results
show that the values of surface roughness, SFE, and wood wettability increased as
the longer of the graveyard test. Alkyd paint had better bonding quality than acrylic
paint for all treatments. P.merkusii treated with enborer had the lowest surface
roughness, SFE, and wettability values. P.merkusii treated with enborer also
presented the lowest bonding quality.
id
IPB University
Karakteristik Permukaan Kayu Pinus merkusii dan Pinus sylvestris Terawetkan Enborer Setelah Uji Kubur
Surface Characteristics of Pinus merkusii and Pinus sylvestris Treated with Enborer After Graveyard Test
Undergraduate Thesis
bonding quality
enborer preservative
Pinus merkusii
Pinus sylvestris
wettability
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1123532022-07-08T07:48:47Zcom_123456789_7469com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_106
Sari, Rita Kartika
Subangkit, Mawar
Raditya, Vincentius Yolanda Angger
2022-07-08T07:48:44Z
2022-07-08T07:48:44Z
2022
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/112353
Krim anti penuaan kulit (antiaging) berbahan aktif (BA) sintetis impor dan berefek samping sehingga krim antiaging BA dari limbah jernang/LJ (Daemonorops acehensis Rustami) dan daun pegagan/DP (Cantella asiatica Linn) dikembangkan. Penelitian bertujuan menentukan rendemen dan fitokimia ekstrak DP dan LJ, karakterisasi nanofitosom kombinasi ekstrak (KE) dan uji aktivitas antioksidan dan tabir surya, dan menguji efektivitas formula krim (in vivo). Ekstraksi LJ dan DP dengan etanol. KE 1:1 dibuat menjadi nanofitosom (NF), diuji antioksidan dan tabir surya (in vitro). Krim F1 (KE 4%), F2 (KE 8%), F3 (NFKE 4%), dan F4 (NFKE 8%), krim tanpa BA (KN), dan krim komersial (KP) diolesi ke kulit mencit jantan (14 hari). Rendemen ekstrak LJ dan DP adalah 18,35% dan 30,39%. LJ mengandung dracohorbin perchlorate dan 2’,5- Dimethoxyflavonei. DP mengandung asiatikosida dan kaempferol. Terjadi ikatan P=O lesitin dengan OH KE. Ukuran partikel NFKE masuk ke Large Unilamelar Vesicle. Antioksidan dan SPF in vitro menurun namun meningkat secara in vivo. Formula krim NFKE 8% (F4) memiliki aktivitas anti penuaan kulit terbaik karena alergenitas, persen kolagen, kecerahan (GVU 177,94), dan kerutan tidak berbeda nyata dengan KP.
Hibah Penelitian Dikti IPB’ 2021 (Kontrak No. 1/EI.KP.PT.PTNBH/2021) skema PTUPT
id
IPB University
Aktivitas Anti Penuaan Kulit Formula Krim Berbahan Aktif Ekstrak Limbah Jernang dan Daun Pegagan
Anti-Aging Activities of Cream Formulated with Nanophytosome of Jernang Waste and Gotu Kola Leaf
Undergraduate Thesis
alergenitas
fisikokimia
in vivo
kecerahan
kolagen/allergenicity
brightness
collagen
in vivo
physicochemistry
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1142732022-09-01T08:09:52Zcom_123456789_7469com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_106
Hadi, Yusuf Sudo
Mukarromah, Nur Izzah
2022-09-01T08:09:49Z
2022-09-01T08:09:49Z
2022
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/114273
Alternatif memenuhi kebutuhan industri perkayuan yaitu papan com-ply. Penggunaan venir karet (Hevea brasiliensis Muel. Arg) pada lapisan permukaan dan oriented strand board bambu andong (Gigantochla pseudoarundinacea (Steudel) Widjaja) pada lapisan inti dapat menghasilkan papan com-ply yang memiliki sifat fisis dan mekanis yang unggul. Strand bambu andong diberi perlakuan steam bilas NaOH 1%. OSB dibuat dengan kadar perekat (PF) 8% dan target kerapatan 0,7 g/cm3. Analisis papan com-ply perlakuan berat labur dengan tiga taraf, yaitu 200 g/m2, 225 g/m2, dan 250 g/m2 untuk mengetahui pengaruh yang dihasilkan terhadap kualitas papan com-ply dan taraf yang optimal untuk
diaplikasikan pada pembuatan papan com-ply. Nilai sifat fisis dan mekanis cenderung lebih baik pada berat labur 250 g/m2, selain MOE dan MOR sejajar seratserta IB. Secara keseluruhan, karakeristik com-ply pada setiap varian berat labur tidak memenuhi standar JIS 5908:2003 dan JAS 003:2014, terkecuali kerapatan, kadar air, serta IB.
An alternative to meet the needs of the woodworking industry is com-ply boards. The use of rubber veneer (Hevea brasiliensis Muel. Arg) on the surface layer and oriented strand board of andong bamboo (Gigantochla pseudoarundinacea (Steudel) Widjaja) on the core layer can produce composite boards that have superior physical and mechanical properties. Andong bamboo strands were treated with 1% NaOH steam rinse. OSB was made with an adhesive content (PF) of 8% and a target density of 0.7 g/cm3. Analysis of com-ply boards with treatment of glue spread, namely 200 g/m2, 225 g/m2, and 250 g/m2 to determine the resulted effect of the com-ply boards quality and the optimal level to be applied to the manufacture of com-ply boards. The value of physical and mechanical properties tends to be better at 250 g/m2 glue spread, in addition to MOE and MOR parallel to fiber and IB. Overall, the com- ply characteristics of each hull weight variant did not meet the standards of JIS 5908:2003 and JAS 003:2014, with the exception of density, moisture content, and IB.
id
IPB University
Pengaruh Berat Labur terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Papan Com-ply dari Kayu Karet dan Oriented Strand Board Bambu Andong
Undergraduate Thesis
adhesive
bamboo
com-ply
glue spread
oriented strand board
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1124592022-07-13T07:05:46Zcom_123456789_7469com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_106
Rahayu, Istie Sekartining
Fadia, Saviska Luqyana
2022-07-13T04:34:49Z
2022-07-13T04:34:49Z
2022
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/112459
Kayu sengon (Falcataria moluccana Miq.) merupakan salah satu kayu rakyat
cepat tumbuh yang mendominasi hutan Indonesia dan dimanfaatkan sebagai bahan
baku industri, bahan bakar, dan bahan konstruksi. Dalam rangka meningkatkan mutu
kayu sengon diperlukan teknologi peningkatan mutu kayu, salah satunya yaitu
dengan metode impregnasi menggunakan nano magnetit (Fe3O4). Teknologi ini
selain dapat meningkatkan kualitas kayu sengon, teknologi ini dapat memperluas
pemanfaatan kayu cepat tumbuh. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
pengaruh perlakuan impregnasi partikel nano magnetit terhadap stabilitas dimensi
dan kerapatan kayu sengon. Nano magnetit terdiri atas campuran antara FeCl2, FeCl3,
dan prekursor NH4OH. Metode pembuatan nano magnetit dilakukan secara ex-situ.
Konsentrasi larutan impregnasi terdiri atas 3 taraf yaitu tanpa nano magnetit (kontrol),
nano magnetit 1%, dan nano magnetit 5%. Parameter stabilitas dimensi yaitu weight
percent gain, bulking effect, dan anti-swelling efficiency. Hasil menunjukkan
kecenderungan peningkatan nilai seiring dengan bertambahnya konsentrasi nano
magnetit, sementara parameter water uptake cenderung menurun. Perlakuan nano
magnetit 5% merupakan perlakuan paling optimum untuk kayu sengon.
id
IPB University
Sifat Fisis Kayu Sengon (Falcataria moluccana Miq.) Terimpregnasi Partikel Nano Magnetit (Fe3O4)
Physical Properties of Impregnated Sengon (Falcataria mollucana Miq.) Wood by Magnetite (Fe3O4) Nanoparticles
Undergraduate Thesis
ex-situ
impregnation
magnetite
nano
sengon
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1119202022-06-02T06:55:48Zcom_123456789_7469com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_106
Hadi, Yusuf Sudo
Setiawan, Moh. Fani
2022-06-02T06:55:45Z
2022-06-02T06:55:45Z
2022
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/111920
Kayu karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg) ini termasuk ke dalam kelas awet V dimana rentan terhadap serangan organisme perusak kayu, sehingga ketahanannya perlu untuk ditingkatkan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh perlakuan impregnasi polistirena pada ketahanan glulam karet terhadap serangan rayap tanah setelah pengujian lapangan (field test) selama 4 bulan. Karakteristik glulam polistiren memiliki nilai rata-rata polymer loading sebesar 6,89%, kerapatan 0,71 g cm-3 dan kadar air 14,07%. Setelah dilakukan uji lapang, solid karet, glulam kontrol dan glulam polistiren masing-masing memiliki rata-rata nilai kehilangan berat sebesar 20,14%; 24,38%; dan 24,02% dengan rata-rata nilai ketahanannya terhadap rayap tanah sebesar 7,33; 7,33; dan 7,00. Hasil tersebut menunjukkan bahwa teknik glulam dan impregnasi polistirena yang diterapkan kurang efektif untuk meningkatkan ketahanan kayu awal (solid) terhadap serangan rayap tanah. Hal ini disebabkan karena nilai polymer loading yang kecil, sehingga perlu ditingkatkan agar ketahanannya juga dapat meningkat.
Rubberwood (Hevea brasiliensis Muell. Arg) resistance is categorized as class V, susceptible to be attacked by destructive organisms. However, this resistance property can be improved through several actions. This study aims to analyze the effect of polystyrene impregnation on rubberwood glulam resistance to subterranean termites attack after field tests for 4 months. The polystyrene glulam had an average polymer loading of 6,89%, density of 0,71 g cm-3 and moisture content of 14,07%. After field testing, solid rubber, control glulam and polystyrene glulam each had an average weight loss value of 20,14%, 24,38% and 24,02% with an average of resistance to subterranean termites value of 7,33, 7,33 and 7,00. These results indicate that the polystyrene glulam technique has a less effective effect on increasing the resistance of solid wood to subterranean termites. This was due to the low polymer loading, which was important to be optimized in order to increase the wood resistance.
id
IPB University
Ketahanan Glulam Kayu Karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg) Terimpregnasi Polistirena terhadap Rayap Tanah pada Uji Lapang
Resistance of Rubberwood Glulam (Hevea brasiliensis Muell. Arg) Impregnated with Polystyrene to Subterranean Termites in Field Test
Undergraduate Thesis
glulam
impregnation
polystyrene
rubberwood
wood resistance
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1146242022-09-23T06:37:47Zcom_123456789_7469com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_106
Rahayu, Istie Sekartining
Sabarna, Aqila Alya Nabila
2022-09-23T06:37:44Z
2022-09-23T06:37:44Z
2022-09-23
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/114624
Sengon merupakan kayu cepat tumbuh yang memiliki beberapa kelemahan. Dalam rangka meningkatkan kualitas kayu sengon, terdapat beberapa perlakuan yang dapat meningkatkan kualitas kayu, salah satunya dengan cara metode impregnasi menggunakan nano magnetit (Fe3O4). Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh perlakuan impregnasi menggunakan partikel nano magnetit komersial dan sintesis terhadap sifat fisis dan mekanis kayu sengon hasil impregnasi dan mengkarakterisasi kayu sengon magnetik. Hasil pengujian menunjukkan bahwa kerapatan, weight percent gain, dan kekerasan kayu sengon hasil impregnasi nano magnetit sintesis dan komersial tidak berbeda nyata. Sedangkan perubahan warna kayu hasil impregnasi nano magnetit sintesis dan komersial menunjukkan perbedaan yang nyata. Hasil pengujian vector network analyzer menunjukkan bahwa kayu sengon yang diberi perlakuan nano magnetit sintesis 2,5% memiliki daya serap yang lebih tinggi dalam menyerap gelombang elektromagnetik dibanding dengan nano magnetit komersial.
Sengon is a fast-growing wood which has several drawbacks. In improving the qualities of sengon wood, there are several treatments that can improve the quality of wood, one of which is the impregnation method using nano magnetite (Fe3O4). This study aimed to analyze the effect of impregnation treatment using commercial and synthetic magnetite nanoparticles on the physical and mechanical properties of impregnated sengon wood and to characterize magnetic sengon wood. The test results showed that the density, weight percent gain and hardness of sengon wood from synthetic and commercial nano magnetite impregnation were not significantly different. Meanwhile, the color change of wood from synthetic and commercial nano magnetite impregnation showed a significant difference. The results of the vector network analyzer test showed that treated sengon wood with 2,5% synthetic nano magnetite had a higher absorption capacity in absorbing electromagnetic waves than commercial nano magnetite.
id
IPB University
Sifat Fisis, Mekanis dan Karakterisasi Magnetik Kayu Sengon (Falcataria moluccana Miq.) Terimpregnasi Nano Magnetit (Fe3O4) Sintesis dan Komersial
Undergraduate Thesis
commercial
impregnation
nanoparticle
sengon
synthesis
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1140792022-08-26T00:02:37Zcom_123456789_7469com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_106
Carolina, Anne
Arief, Hanifanur Azmi
2022-08-26T00:02:33Z
2022-08-26T00:02:33Z
2022-08-25
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/114079
Gum dan saluran gum merupakan sifat anatomi yang umum dijumpai pada pohon daun lebar dan juga dapat terbentuk akibat diinduksi oleh stimulus eksternal. Pada penelitian ini, induksi kimia dilakukan untuk menstimulasi produksi gum Prunus cerasoides D. Don oleh metil jasmonat dan etefon dengan berbagai variasi konsentrasi, yakni 0.1%, 1%, 2%, 5%, dan 10% (b/b), dan lanolin murni sebagai kontrolnya. Perlakuan induksi dengan hormon eksogen ini dilakukan sebanyak 5 kali pengulangan. Setelah 21 hari pemberian penginduksi, gum tereksudasi akibat perlakuan metil jasmonat semua konsentrasi, kecuali konsentrasi 5% (b/b). Berbeda hal dengan induksi etefon, gum tereksudasi pada konsentrasi 2%, 5%, dan 10% (b/b). Eksudat gum yang dihasilkan kemudian dilakukan analisis sifat fisik dan analisis komposisi senyawa kimia dengan LC-MS/MS dan FTIR. Saluran gum terbentuk pada lingkar kambium karena adanya perlakuan kimiawi. Ukuran saluran gum terbesar terbentuk pada konsentrasi metil jasmonat 10% (b/b) yakni 38.386 µm. Hasil pengujian gum dengan LC-MS/MS menunjukan gum dari P. cerasoides mengandung 28 jenis senyawa kimia, dengan 5 senyawa berkonsentrasi tertinggi dari kelompok sukrosa (lauril sukrosa), ester, asam karboksilat, triterpenoid, dan peptida. Hasil ini didukung oleh spektrum FTIR yang mengkonfirmasi keberadaan polisakarida dalam gum eksudat, yaitu ditunjukkan dengan adanya daerah fingerprint pada 800–1200 cm-1 . Lebih lanjut lagi, gum eksudat diduga mengandung protein yang ditunjukkan oleh pita lebar ⎯NH, Amida A dan Amida I pada puncak serapan 3395.381 cm-1 dan 1618.18 cm-1 . Kata kunci: etefon, gum, metil jasmonat, polisakarida, Prunus cerasoides.
Gum and gum ducts are important anatomical traits usually present in broad-leaved trees, and are also induced by external stimuli. In this research, the chemical induction to stimulate the production of Prunus cerasoides D. Don gum was conducted using methyl jasmonate and ethephon with various concentrations of 0.1%, 1%, 2%, 5%, and 10% (w/w). After 21 days of treatment, methyl jasmonate induced the gum exudation at all of concentration, except 5% (w/w). In other hand, ethephon induced the gum exudation at the concentration of 2%, 5%, and 10% (w/w). The exudate gum was physically analyzed and then subjected to LC-MS/MS and FTIR analysis. The treated shoots were then analyzed histometrically through the standard procedure. The gum ducts were developed in the cambium circumference after the chemical treatments. The largest gum duct diameter was observed at about 38.386 µm after 10% (w/w) methyl jasmonate treatment. The analysis of the gum by LC-MS/MS indicated the presence of sugars (e.g lauryl sucrose), carboxylic acid,ester, triterpenoid, and peptide analog. Furthermore, the spectrum resulting from FTIR investigation demonstrated that the exudate gum was mainly composed of polysaccharides, as indicated by the fingerprint region of 800-1200 cm-1 . In addition, the gum was assumed to contain protein, ⎯NH, its peak at 3100-3500 cm-1 and 1600 cm-1 . Key words: ethephon, gum, methyl jasmonat, polysaccharides, Prunus cerasoides
Departemen Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan dan Lingkungan, IPB university
id
IPB University
Induksi Kimiawi Gum Prunus Cerasoides D. Don menggunakan Metil Jasmonat dan Etefon
Chemical Induction of Prunus Cerasoides D. Don Gum using Methyl Jasmonate and Etefon
Undergraduate Thesis
ethephon
gum
methyl jasmonat
polysaccharides
Prunus cerasoides
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1148942022-10-06T05:01:31Zcom_123456789_7469com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_106
Nandika, Dodi
Jaya, I Nengah Surati
Isworo, Muhammad Ricko Akbar
2022-10-06T05:01:27Z
2022-10-06T05:01:27Z
2022-10-06
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/114894
Dari 3106 spesies rayap yang telah tercatat kehadirannya di berbagai wilayah di dunia, 300 spesies atau 9,7% diantaranya ditemukan di Indonesia, termasuk Macrotermes gilvus. Beberapa aspek ekologi M. gilvus yang hidup di Indonesia telah cukup banyak dilaporkan, namun informasi tentang sebaran spasial sarangnya sangat terbatas, ,termasuk sebaran sarang rayap tersebut di Cagar Alam Yanlappa (CAY), Bogor. Di lokasi penelitian dibuat plot contoh berukuran 400 m x 210 m berbentuk persegi panjang dengan arah memanjang memotong kontur. Pada plot contoh tersebut dibuat 56 sub plot contoh yang masing-masing berukuran 30 m x 50 m. Keberadaan sarang rayap M. gilvus serta ketinggian, kelerengan, dan vegetasi pada setiap sub plot contoh dicatat. Pola sebaran spasial sarang M. gilvus dianalisis menggunakan algoritma jarak terdekat dilanjutkan dengan analisis Z-score. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola sebaran spasial sarang rayap tanah M. gilvus di CAY adalah mengelompok (clustered). Kelerengan, vegetasi, ketinggian, dan arah lereng berpengaruh terhadap keberadaan sarang rayap tersebut. Faktor yang paling memberi pengaruh terhadap keberadaan sarang rayap di Cagar Alam Yanlappa adalah jenis dan tipe vegetasi.
Of the 3106 species of termites that have been recorded in various regions of the world, 300 species or 9.7% of them are found in Indonesia, including Macrotermes gilvus. Several ecological aspects of that found in Indonesia have been reported quite a lot, but information about the spatial distribution of their nests is very limited, including the distribution of termite nests in the Yanlapa Nature Reserve (YNR), Bogor. At the study site, a sample plot measuring 400 m x 210 m was made in the form of a rectangle with a longitudinal direction cutting the contour. In the sample plot, 56 sample sub plots were made, each measuring 30 m x 50 m. The presence of M. gilvus termite nests and the altitude, slope, and vegetation of each sub-plot were recorded. The spatial distribution pattern of M. gilvus nests was analyzed using the nearest distance algorithm followed by Z-score analysis. The results showed that the spatial distribution pattern of the M.gilvus subterranean termite nest in the YNR was clustered. Slope, vegetation, height, and slope direction greatly affect the existence of the termite nest. The most influential factor on the existence of termite nests in the Yanlappa Nature Reserve is the type and type of vegetation.
Dana pribadi
id
IPB University
Sebaran Spasial Sarang Rayap Tanah Macrotermes gilvus Hagen (ISOPTERA : TERMITIDAE) di Cagar Alam Yanlappa, Bogor
Spatial Distribution of Macrotermes gilvus Hagen (Isoptera: Termitidae) Termite Mounds in Yanlappa Nature Reserve, Bogor
Undergraduate Thesis
Cagar Alam Yanlappa
Macrotermes gilvus
Pola spasial
Sarang rayap
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1142582022-09-01T03:45:27Zcom_123456789_7469com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_106
Hermawan, Dede
Subiyanto, Bambang
Rachmatillah, Arini Bitriqil
2022-09-01T03:45:24Z
2022-09-01T03:45:24Z
2022
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/114258
Pelepah sawit sebagai hasil limbah padat perkebunan sawit merupakan
sumber bahan berlignoselulosa yang sangat potensial untuk dijadikan bahan baku
produk komposit salah satunya yaitu papan partikel. Papan partikel merupakan
produk papan komposit atau panel kayu yang dikembangkan agar efisiensi bahan
baku meningkat dengan pemanfaatan bahan berlignoselulosa lainnya. Penelitian ini
bertujuan menghasilkan papan partikel yang ramah lingkungan dengan
mengevaluasi perbedaan konsentrasi perekat urea formaldehida (UF) dengan asam
sitrat terhadap sifat fisis dan sifat mekanis papan partikel pelepah kelapa sawit.
Papan dibuat menggunakan faktor konsentrasi perekat UF dan asam sitrat dengan
taraf 100:0, 75:25, 50:50 dan dikempa pada suhu 140 °C selama 10 menit dengan
target kerapatan 0,8 g/cm
. Karakteristik papan diuji secara fisis dan mekanis yaitu
kerapatan, kadar air, daya serap air, pengembangan tebal, keteguhan lentur,
keteguhan patah, dan keteguhan lentur berdasarkan standar SNI 03-2105-2006.
Hasil uji fisis dan mekanis papan menunjukkan bahwa papan dengan konsentrasi
perekat UF dengan asam sitrat komposisi 50:50 memiliki hasil paling baik.
id
IPB University
Papan Partikel Pelepah Kelapa Sawit Menggunakan Perekat Urea Formaldehida (UF) dan Asam Sitrat
Undergraduate Thesis
asam sitrat
pelepah kelapa sawit
papan partikel
urea formaldehida
citric acid
palm fronds
particle board
urea formaldehyde
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1148662022-10-04T17:14:28Zcom_123456789_7469com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_106
Nandika, Dodi
Arinana, Arinana
Putri, Rahmawati Suryanto
2022-10-04T17:14:25Z
2022-10-04T17:14:25Z
2022
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/114866
Asia Pasifik merupakan kawasan dengan kelembaban udara dan suhu yang mendukung kehidupan rayap. Tercatat kurang lebih 500 spesies rayap hidup di kawasan tersebut, namun tingginya keragaman ini belum didukung dengan ketersediaan sistem informasinya dalam proses identifikasi spesies dan pengelolaan populasinya. Penelitian ini dilakukan untuk menyusun kunci identifikasi spesies rayap yang hidup di kawasan Asia Pasifik dan merancang sistem informasi morfologinya. Penyusunan kunci identifikasi diawali dengan systematic review terhadap data dan informasi tentang keragaman spesies rayap serta karakteristik morfologinya yang tercantum pada jurnal dan referensi lainnya. Hasil review dijadikan dasar dalam menyusun kunci identifikasi berbasis genus dan spesies dalam bentuk kunci dikotom dan rujukan dalam penyusunan sistem informasi morfologi rayap yang hidup di kawasan tersebut melalui pendekatan KMS. Sistem informai tersebut dinamakan 'TermiteID' (https://termiteid.framer.website/) menyajikan karakteristik morfologi spesies-spesies rayap dalam bentuk gambar dan sebaran geografisnya. Kunci identifikasi yang disusun cukup praktis dan kredibel dalam membantu proses identifikasi spesies rayap perusak kayu yang hidup di kawasan Asia Pasifik.
id
IPB University
Perancangan Basis Data Menuju Informasi Morfologi Spesies Rayap di Kawasan Asia Pasifik
Database Design Towards Morphological Information on Termite Species in The Asia Pacific Region
Undergraduate Thesis
Asia Pasifik
kunci identifikasi
morfologi
rayap
sistem informasi
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1142992022-09-02T02:22:07Zcom_123456789_7469com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_106
Hermawan, Dede
Munawar, Sasa Sofyan
Annas, Munawar Ahmad
2022-09-02T02:22:04Z
2022-09-02T02:22:04Z
2022
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/114299
Pelepah kelapa sawit merupakan biomassa kelapa sawit yang biasanya tidak
dimanfaatkan secara optimal, pelepah kelapa sawit memiliki kandungan
lignoselulosa yang berpotensi untuk dijadikan papan partikel dan ketersediannya
yang cukup melimpah.Penelitian ini bertujuan menghasilkan papan partikel yang
ramah lingkungan tanpa menggunakan bahan kimia berbahaya. Selain itu,
menganalisis pengaruh kadar perekat dengan menggunakan asam sitrat dan molase
terhadap karakteristik sifat fisis dan mekanis papan partikel. Papan dibuat dengan
kerapatan target 0,8 g/cm³ dan ukuran 30 x 30x 0,6 cm menggunakan kempa panas
suhu 200°C selama 10 menit dengan tekanan 5 Mpa. Pengujian sifat fisis dan
mekanis papan partikel mengacu pada standar SNI 03-2105-2006 (kerapatan, kadar
air, daya serap air, pengembangan tebal, MOE, MOR, dan keteguhan rekat). Hasil
penelitian ini menunjukan kadar perekat berpengaruh nyata terhadap karakteristik
sifat fisis dan mekanis papan partikel Semakin tinggi kadar perekat yang
ditambahkan mampu meningkatkan sifat fisis dan mekanis pada papan plafon yang
dibuat.
Palm fronds are palm biomass that is usually not used optimally, palm fronds
have lignocellulose content that has the potential to be used as a particleboard and its
availability is quite abundant. This study aims to produce environmentally friendly
particle boards without the use of harmful chemicals. In addition, it analyzes the effect
of adhesive levels using citric acid and molasses on the characteristics of the physical
and mechanical properties of particle boards. The board was made with a target density
of 0,8 g/cm³ and a size of 30 x 30x 0,6 cm using a heat felt of 200°C for 10 minutes
with a pressure of 5 Mpa. Testing of the physical and mechanical properties of particle
boards refers to the standard SNI 03-2105-2006 (density, moisture content, water
absorption, thickness swelling, MOE, MOR, and internal bounding). The results of this
research show that the adhesive content has a significant effect on the characteristics
of the physical and mechanical properties of composite ceiling boards. The higher the
adhesive content added is able to improve the physical and mechanical properties of
the ceiling board made.
id
IPB University
Papan Partikel Dari Pelepah Kelapa Sawit Menggunakan Perekat Asam Sitrat dan Molase
Undergraduate Thesis
adhesive content
citric acid
molasses
palm fronds
particle board
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1125042022-07-15T00:28:36Zcom_123456789_7469com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_106
Hadi, Yusuf Sudo
Lubis, Muhammad Adly Rahandi
Fitrianum, Fadilah
2022-07-15T00:28:33Z
2022-07-15T00:28:33Z
2022
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/112504
Perekat fenol-formaldehida merupakan salah satu polimer thermoset komersial yang banyak digunakan sebagai perekat dalam industri komposit kayu (papan partikel, kayu lapis, OSB, dan lainnya) karena berbagai keunggulan yang dimilikinya. Analisis karakteristik perekat dengan penambahan jenis katalis yang bersifat basa seperti NaOH dan CaCO3 pada dua taraf konsentrasi yang berbeda yaitu 1% dan 5% dilakukan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap karakteristik perekat, dan taraf optimal yang bisa diaplikasikan pada pembuatan produk komposit. Faktor jenis katalis berpengaruh nyata pada viskositas dan pH perekat PF pada tingkat kepercayaan 95%, sedangkan faktor taraf katalis berpengaruh nyata pada kadar padatan, viskositas dan waktu gelatinasi perekat PF pada tingkat kepercayaan yang sama. Analisa DMA menunjukkan bahwa PF-NaOH-5% menghasilkan storage modulus yang tertinggi, diikuti dengan PF-CaCO3-1% dengan nilai yang tidak berbeda nyata. Keteguhan rekat yang paling tinggi adalah PF-CaCO3-1% dan terendah adalah PF-Kontrol ditunjukkan dengan tingkat kerusakannya yang berbanding lurus. Berdasakan hasil penelitian, penambahan CaCO3-1% pada perekat PF lebih efisien daripada NaOH-5%.
Phenol-formaldehyde (PF) adhesive is one of the commercial thermoset polymers that is widely used as an adhesive in the wood composite industry (particleboard, plywood, OSB, and others) because of its various advantages. Analysis of adhesive characteristics with the addition of catalysts such as NaOH and CaCO3 at two levels of 1% and 5% was carried out to determine the effect on adhesive characteristics, and the optimal level that can be applied to the manufacture of composite products. The type of catalyst had a significant effect on the viscosity and pH of the PF adhesive at the 95% confidence level, while the catalyst level had a significant effect on the solids content, viscosity and gelatinization time of the PF adhesive at the same level of confidence. DMA analysis showed that PF-NaOH-5% produced the highest storage modulus, followed by PF-CaCO3-1% with values that were not significantly different. The highest adhesive strength was PF-CaCO3-1% and the lowest was PF-Control indicated by the level of damage which was directly proportional to the damage. Based on the research results, the addition of CaCO3-1% to PF adhesive is more efficient than NaOH-5%
id
IPB University
Karakteristik Perekat Fenol-Formaldehida dengan Campuran Jenis dan Katalis yang Berbeda serta Sifat Keteguhan Rekatnya
Characteristics of Phenol-Formaldehyde Adhesives with Mixtures of Different Types and Levels of Catalysts and their Tensile Strength Properties
Undergraduate Thesis
fenol-formaldehyde
NaOH
CaCO3
catalyst
characteristics
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1153972022-11-30T08:44:20Zcom_123456789_7469com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_106
Bahtiar, Effendi Tri
Alfajari, Faiz
2022-11-30T08:44:18Z
2022-11-30T08:44:18Z
2022
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/115397
Pemanfaatan kayu sebagai bahan konstruksi masih menjadi pilihan utama, sehingga penggunaan bahan alam dengan sifat yang sebanding perlu dilakukan. Bambu andong memiliki sifat yang sebanding dengan kayu sebagai bahan konstruksi. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi terkait kapasitas tekuk dan nilai faktor tekuk bambu andong pada kolom tunggal dan multikolom untuk komponen struktur bangunan. Tekuk merupakan peristiwa ketika struktur kolom tidak mampu lagi mempertahankan bentuk aslinya. Nilai kapasitas tekuk tertinggi dimiliki oleh kolom rangkap 4 berukuran panjang 1 meter sebesar 170 kN, sedangkan nilai kapasitas tekuk terendah terdapat pada kolom tunggal dengan panjang 6 meter sebesar 4 kN. Kolom struktur dikatakan aman ketika nilai faktor tekuk empiris yang dianalisis lebih besar dibandingkan faktor tekuk teoritis. Nilai faktor tekuk empiris karakteristik (Rk) dan batas bawah 5% (R0.05) menghasilkan nilai yang lebih tinggi dibandingkan faktor tekuk teoritis pada semua komponennya sehingga aman digunakan dalam analisis struktur.
Bamboo has properties comparable to wood as a construction material. Andong bamboo is a natural solid material to be used in the construction world. This study aims to provide information regarding the buckling capacity and buckling factor values of andong bamboo in single and multi-column columns for building structural components. Buckling is an event when the column structure is no longer able to maintain its original shape. The highest buckling capacity value is owned by a double-four column measuring 1 meter in length of 170 kN. In contrast, the lowest buckling capacity value is found in a single column with a length of 6 meters at 4 kN. The structural column is said to be safe when the empirical buckling factor analyzed is greater than the theoretical buckling factor. The empirical buckling factor characteristic capacity (Rk) and the lower limit of 5% (R0.05) produces a higher value than the theoretical
id
IPB University
Pengaruh Panjang dan Batang Penyusun Kolom terhadap Faktor Tekuk Bambu Andong
Undergraduate Thesis
Andong bamboo
buckling factor
buckling capacity
column
multicolumn
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1153992022-11-30T15:21:29Zcom_123456789_7469com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_106
Manurung, Togu
Kasih, Muhammad Rizky Anggara
2022-11-30T15:21:26Z
2022-11-30T15:21:26Z
2022
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/115399
Berdasarkan TradeMap (2022), pada periode 2017 – 2021 Indonesia adalah
negara pengekspor kayu manis terbesar ke-4 di dunia. Untuk mempertahankan dan
meningkatkan kinerja ekspor kayu manis Indonesia perlu diketahui faktor-faktor
yang mempengaruhi nilai ekspor kayu manis. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis daya saing komparatif maupun kompetitif serta faktor-faktor apa saja
yang mempengaruhi pertumbuhan ekspor kayu manis periode 2017 – 2021.
Penelitian ini menggunakan tiga metode perhitungan yaitu Revealed Comparative
Advantage (RCA), Indeks Spesialisasi Perdagangan (ISP), dan Constant Market
Share (CMS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekspor kayu manis memiliki
keunggulan komparatif yang kuat pada ketiga jenis kode HS. Selain itu, hasil
perhitungan keunggulan kompetitif pada kode HS 090619 dan kode HS 090620
berada pada tahap kematangan. Sedangkan kode HS 090611 berada pada tahap
pertumbuhan. Faktor yang memberikan pengaruh positif terhadap pertumbuhan
ekspor kayu manis Indonesia yaitu pertumbuhan standar dan distribusi pasar
sedangkan faktor daya saing dan komposisi komoditas bernilai negatif.
Based on TradeMap (2022), in the period 2017 – 2021 Indonesia is the 4th largest
cinnamon exporting country in the world. To maintain and improve the
performance of Indonesian cinnamon exports, it is necessary to know the factors
that affect the value of cinnamon exports. This study aims to analyze comparative
and competitive competitiveness as well as what factors affect the growth of
cinnamon exports for the period 2017 – 2021. This study uses three calculation
methods, namely Revealed Comparative Advantage (RCA), Trade Specialization
Index (ISP), and Constant Market Shares (CMS). The results showed that the export
of cinnamon has a strong comparative advantage in the three types of HS codes. In
addition, the calculation results of competitive advantage on HS code 090619 and
HS code 090620 are in the maturity stage. While the HS code 090611 is in the
growth stage. Factors that have a positive influence on the growth of Indonesian
cinnamon exports are standard growth and market distribution, while
competitiveness and commodity composition are negative.
id
IPB University
Analisis Daya Saing Ekspor Kayu Manis Indonesia Di Pasar Internasional Periode 2017 - 2021
Analysis of Indonesian Cinnamon Export Competitiveness in the International Market Period 2017 - 2021
Undergraduate Thesis
Daya saing
Kayu manis
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1141962022-08-30T05:10:43Zcom_123456789_7469com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_106
Darmawan, I Wayan
Putri, Yasminna Rizkya
2022-08-30T05:10:40Z
2022-08-30T05:10:40Z
2022
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/114196
Modifikasi kimia dan panas merupakan alternatif untuk mengembangkan
teknik peningkatan mutu kayu. Modifikasi kayu dengan bahan furfuril alkohol (FA)
dan gliserol-maleat anhidrida (GMA) pada suhu 150 °C dan 220 °C terbukti dapat
meningkatkan mutu kayu. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh
modifikasi kimia dan panas terhadap karakteristik permukaan kayu jati rotasi
pendek sebelum dan setelah weathering. Perlakuan yang dipakai dalam penelitian
ini ialah impregnasi FA; impregnasi GMA diikuti dengan panas pada suhu 150 °C
dan 220 °C; dan perlakuan panas suhu 220 °C. Hasil penelitian menunjukkan kayu
yang diberi perlakuan panas menjadikan permukaan kayu yang lebih halus.
Modifikasi kimia dan panas menyebabkan penurunan terhadap nilai energi bebas
permukaan (Surface Free Energy-SFE). Nilai sudut kontak kayu jati perlakuan
panas dan GMA suhu 220 °C lebih tinggi dibanding GMA suhu 150 °C. Cat alkid
memiliki keterbasahan yang lebih baik daripada cat akrilik. Daya lekat cat alkid
lebih baik dibanding dengan cat akrilik. Kayu jati rotasi pendek pada semua
perlakuan mengalami peningkatan nilai keterbasahan setelah uji weathering selama
3 bulan.
Chemical and heat modification are alternatives to develop wood quality
improvement techniques. Modification of wood with furfuryl alcohol (FA) and
glycerol-maleic anhydride (GMA) at 150 °C and 220 °C has been shown to improve
wood quality. This study aims to analyze the effect of chemical and heat
modification on the surface characteristics of short rotation teak before and after
weathering. The treatments used in this study were impregnation with FA;
impregnation with GMA followed by heat modification at 150 °C and 220 °C; and
heat treatment at 220 °C. The results showed that heat treated wood made the
surface of the wood smoother. Chemical and heat modifications caused the decrease
in the value of surface free energy (SFE). The contact angle value of heat treated
and GMA at 220 °C was higher than the GMA at 150 °C. Alkyd paints had a better
wettability than acrylic paints. The bonding quality of alkyd paint also had a better
than acrylic paint. Short rotation teak wood for all treatments increased in
wettability value after 3 months of weathering.
id
IPB University
Karakteristik Permukaan Kayu Jati Rotasi Pendek Termodifikasi Kimia dan Panas serta Uji Weathering
Surface Characteristics of Short Rotation Teak Wood Chemical and Heat Modified and Weathering Tests
Undergraduate Thesis
glycerol-maleic anhydride
heat modification
short rotation teak wood weathering
wood surface characteristics
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1154312022-12-05T06:32:55Zcom_123456789_7469com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_106
Syafii, Wasrin
Nurfajrin Solihat, Nissa
Faturahman Hidayat, Alif
2022-12-05T06:32:52Z
2022-12-05T06:32:52Z
2022
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/115431
Lignin mengandung gugus hidroksil fenolik yang dapat digunakan sebagai zat antibakteri alami. Berdasarkan penelitian sebelumnya, lignin memiliki sifat antibakteri yang baik pada bakteri gram positif. Akan tetapi, struktur lignin yang kompleks, heterogen, dan hidrofobik menyebabkan sulitnya aplikasi tersebut. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan menghasilkan lignin yang bersifat hidrofilik dengan aktivitas antibakteri yang tinggi. Selain itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh tawas terhadap ketahanan sifat antibakteri kain berlapis lignin setelah pencucian. Pada penelitian ini, fraksinasi organosolv kayu Acacia crassicarpa menggunakan pelarut aseton, air, dan n-heksan. Kelarutan lignin diuji untuk mengetahui sifat hidrofiliknya. Kemudian sifat kimia lignin terfraksinasi diuji dengan FTIR, Py-GCMS, TGA, DSC, dan total phOH. Sedangkan aktivitas antibakteri dievaluasi dengan metode difusi agar terhadap bakteri S.aureus, S. epidermidis, P. acnes, dan B. subtilis. Aplikasi lignin pada
kain rami menggunakan tawas sebagai agen pengikat silang. Hasil penelitian menunjukan bahwa fraksinasi organosolv mengahasilklan lignin bersifat lebih larut air dengan nilai kelarutan sebesar 70%, S/G rasio 1,56 dan total phOH 12,12 mmol/g. Total phOH dan S/G rasio diduga berkorelasi positif dengan aktivitas antibakteri sehingga memiliki nilai zona bening yang lebih besar (0,8-1,4 cm). Selain itu, kain berlapis lignin organosolv yang telah di cuci memiliki ketahanan terhadap bakteri uji dengan nilai rata-rata diameter zona bening sekitar 0,1-0,4 cm.
Phenolic hydroxyl groups found in lignin can be employed as organic antibacterial agents. According to earlier studies, lignin effectively combats gram positive bacteria. However, the application is challenging due to the lignin's complicated, heterogeneous, and hydrophobic structure. As a result, the goal of this project is to create hydrophilic lignin with strong antibacterial properties. The study also seeks to examine how alum affects the durability of the antibacterial capabilities of lignin-coated fabrics after washing. In this study, acetone, water, and n-hexane were utilized as solvents for the organosolv fractionation of Acacia crassicarpa wood. Testing the solubility of lignin revealed that it is hydrophilic. Following that, FTIR, Py-GCMS, TGA, DSC, and total phOH were used to examine the chemical characteristics of fractionated lignin. The agar diffusion method was used to assess the antibacterial activity in the meantime against the bacteria S. aureus, S. epidermidis, P. acnes, and B. subtilis. applying lignin using alum as a crosslinking agent to hemp textiles. According to the findings, lignin generated through organosolv fractionation is more water soluble, having a solubility value of 70%, a S/G ratio of 1,56, and a total pH of 12,12 mmol/g. They have a higher clear zone value because total phOH and S/G ratios are believed to have a favorable link with antibacterial activity (0,8-1,4 cm). Additionally, the
textiles coated with lignin and treated with organosolv demonstrated resistance to the test microorganisms with an average clear zone diameter of between 0,1 cm and 0,4 cm.
id
IPB University
Fraksinasi Lignin dan Aplikasinya pada Kain sebagai Agen Antibakteri
Undergraduate Thesis
antibacterial
clear zone
fractionation
lignin
organosolv
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1144172022-09-08T07:16:33Zcom_123456789_7469com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_106
Hadi, Yusuf Sudo
Nugraha, Irfan Fadhlillah
2022-09-08T07:16:29Z
2022-09-08T07:16:29Z
2022-09-08
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/114417
Oriented Strand Board merupakan sebuah produk alternatif pemanfaatan jenis kayu cepat tumbuh. Pada umumnya jenis kayu cepat tumbuh memiliki nilai berat jenis yang rendah. Kayu yang digunakan adalah kayu mangium (Acacia mangium Wild.) dengan berat jenis 0,315. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh rasio kompresi berbagai tingkat terhadap karakteristik OSB kayu mangium. Taraf rasio kompresi yang digunakan yaitu 1,32;1,45 dan 1,58. Strand kayu mangium diberi perlakuan dikukus pada suhu 126℃ dengan tekanan 0,14 MPa selama 1 jam. Pengujian sifat fisis dan mekanis mengacu pada standar JIS A 5908 (2003) yang hasilnya dibandingkan dengan standar CSA 0437.0 (Grade O-1). Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio kompresi memberikan pengaruh terhadap kualitas OSB. Rasio kompresi 1,58 menghasilkan OSB dengan sifat fisis yang lebih baik dari rasio kompresi 1,38 dan 1,45. Peningkatan rasio kompresi menyebabkan peningkatan sifat fisis dan mekanis OSB. Secara keseluruhan, karakeristik OSB pada rasio kompresi 1,58 memenuhi standar CSA 0437.0 (Grade O-1), terkecuali pada beberapa parameter sifat mekanis yaitu pada nilai MOE sejajar serat, MOE tegak lurus serat dan Internal Bonding.
Oriented Strand Board is an alternative product using fast growing wood species. In general, fast-growing wood species have low specific gravity values. The wood used is mangium wood (Acacia mangium Wild.) with a specific gravity of 0,315. This study aims to analyze the effect of various levels of compression ratio on the OSB characteristics of mangium wood. The level of compression ratio used is 1,32; 1,45 and 1,58. Strands of mangium wood were treated by steaming at a temperature of 126 with a pressure of 0,14 MPa for 1 hour. Testing of physical and mechanical properties refers to the standard JIS A 5908 (2003) which results are compared with the standard CSA 0437.0 (Grade O-1). The results showed that the compression ratio had an effect on the quality of OSB. The compression ratio of 1,58 produces OSB with better physical properties than the compression ratio of 1,38 and 1,45. An increase in the compression ratio leads to an increase in the physical and mechanical properties of OSB. Overall, the OSB characteristics at a compression ratio of 1,58 meet the CSA 0437.0 (Grade O-1) standard, except for some mechanical properties parameters, namely the MOE parallel to the fiber, MOE perpendicular to the fiber and Internal Bonding.
id
IPB University
Pengaruh Rasio Kompresi Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Oriented Strand Board Kayu Mangium (Acacia mangium Wild.) dengan Perlakuan Pendahuluan Dikukus
Effect of Compression Ratio on Physical and Mechanical Properties of Oriented Strand Board Wood Mangium (Acacia mangium Wild.) with Preliminary Treatment Steamed
Undergraduate Thesis
Mangium wood
Compression ratio
OSB
Steamed
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1153222022-11-23T00:15:35Zcom_123456789_7469com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_106
Manurung, E.G Togu
Bahry, Febrianti Minda
2022-11-23T00:10:21Z
2022-11-23T00:10:21Z
2022-11-02
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/115322
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis daya saing dari produk kayu
sebagai sumber energi baik secara komparatif dan kompetitif serta faktor-faktor
yang memengaruhi ekspor komoditas kayu energi Indonesia di pasar internasional
pada periode 2015-2019. Produk kayu energi yang diteliti yaitu 440122 dan
440131. Penelitian ini menggunakan tiga metoda yaitu Metode Revealed
Comparative Advantage (RCA) yang digunakan untuk menganalisis keunggulan
komparatif atau daya saing ekspor suatu negara pada suatu komoditas terhadap
dunia. Metode Indeks Spesialisasi Perdagangan (ISP) merupakan metode yang
ditujukan untuk mengukur potensi suatu negara. Metode CMS merupakan metode
yang ditujukan untuk mengukur dinamika tingkat daya saing atau keunggulan
suatu negara atau industri. Hasil penelitian ini memperlihatkan daya saing produk
kayu energi Indonesia periode 2015 - 2019 dilihat dari keunggulan komparatif dan
keunggulan kompetitif. Produk kayu energi secara keseluruhan memiliki daya
saing yang cukup kuat dan masuk kedalam tahap pematangan. Kayu dalam bentuk
Chips atau partikel memiliki daya saing komparatif yang sangat kuat sementara
pelet kayu memiliki daya saing kompetitif yang sangat tinggi. Faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan ekspor produk kayu energi (fuel wood) Indonesia di
pasar dunia adalah faktor pertumbuhan standard.
This study aims to analyze the competitiveness of wood products as an
energy source both comparatively and competitively as well as the factors that
affect Indonesia's export of fuel wood commodities in the international market in
the 2015-2019 period. The fuel wood comodities studied are 440122 and440131.
This study using three methods, namely Revealed Comparative Advantage (RCA)
method which is used to analyze the comparative advantage or competitiveness of
a country's exports of commodity against the world. The Trade Specialization
Index (ISP) method is a method intended to measure potential. The CMS method
is a method aimed at measuring the dynamics of the level of competitiveness or
excellence of a country or industry. The results of the study show that the
competitiveness of Indonesian energy wood products for the 2015 - 2019 period is
seen from comparative advantages and competitive advantages. Energy wood
products as a whole have a fairly strong competitiveness and are entering the
maturation stage. Wood in the form of chips or particles has a very strong
comparative competitiveness while wood pellets have a very high competitive
competitiveness. The factor influencing the export growth of Indonesia's energy
wood products (fuel wood) in the world market is the standard growth factor.
id
IPB University
Analisis Daya Saing Komoditas Kayu Energi (Fuel Wood) Indonesia di Pasar Internasional.
Undergraduate Thesis
daya saing
ekspor
kayu energi
pasar internasional
competitiveness
export
energy wood
international market
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1150362022-10-20T00:07:06Zcom_123456789_7469com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_106
Karlinasari, Lina
Nugroho, Naresworo
Amini, Najma
2022-10-20T00:07:01Z
2022-10-20T00:07:01Z
2022
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/115036
Pinus (Pinus merkusii) merupakan salah satu jenis kayu yang banyak digunakan oleh industri perkayuan di Indonesia. Berdasarkan sebaran alaminya, pinus berada pada tiga lokasi di wilayah Sumatera, yaitu Aceh, Tapanuli, dan Kerinci. Pengujian sifat mekanis dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti teknik silvikultur dan kedalaman kayu dalam satu log. Penelitian ini bertujuan menganalisis sifat mekanis akibat perbedaan teknik silvikultur, bentuk spesimen, serta kedalaman kayu pada tiga strain pinus asal Sumatera. Pengujian sifat mekanis dilakukan menggunakan metode non destruktif dan destruktif. Faktor teknik silvikultur, faktor spesimen uji, faktor posisi transduser, dan kedalaman kayu serta interaksinya tidak memberikan pengaruh terhadap nilai yang dihasilkan pada pengujian non destruktif. Faktor teknik silvikultur dan kedalaman kayu, serta interaksinya tidak berpengaruh nyata terhadap nilai sifat mekanis yang dihasilkan pada pengujian destruktif. Namun demikian pada pengujian lentur statis, faktor kedalaman kayu berpengaruh terhadap nilai yang dihasilkan. Hal itu kemungkinan terjadi karena adanya perbedaan nilai kerapatan dan berat jenis pada sampel uji lentur statis di bagian gubal dan terasnya.
Pine (Pinus merkusii) is one type of wood that is widely used by the wood industry in Indonesia. Based on its natural distribution, pine is located in three locations in Sumatra, namely Aceh, Tapanuli, and Kerinci. Mechanical testing can be affected by several factors such as silvicultural techniques and wood depth in one log. This study aimed to analyze the mechanical properties due to difference silvicultural techniques, specimen, and wood depth in three strains from Sumatera. Mechanical properties test is carried out using non-destructive and destructive methods. The silvicultural technique factor, the specimen factor, the transducer position factor, and the depth of the wood and their interactions did not affect the value in the non-destructive test. Silvicultural technique factors and wood depth, as well as their interactions have no significant effect on the value of the mechanical properties in the destructive test. Furthermore, the wood depth factor affects the resulting value on the static bending test. This may be due to differences in the density and specific gravity values of the static bending test samples in the sapwood and heartwood.
id
IPB University
Sifat Mekanis Kayu Pinus (Pinus merkusii Jungh. et de Vriese) Berbagai Strain Asal Sumatera
Undergraduate Thesis
mechanical properties
pine
silviculture technique
strain
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1147652022-09-30T03:19:52Zcom_123456789_7469com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_106
Arinana, Arinana
Nandika, Dodi
Rahayu, Mutiara Putri
2022-09-30T03:19:49Z
2022-09-30T03:19:49Z
2022
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/114765
Dalam tiga dekade terakhir ini beberapa bahan pengawet kayu telah dilarang penggunaannya di banyak negara karena membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan. Oleh karena itu, pengembangan bahan alami sebagai bahan pengawet kayu ramah lingkungan terus meningkat. Suatu penelitian telah dilakukan untuk mengetahui bioaktivitas ekstrak fungus comb dari sarang rayap tanah Macrotermes gilvus Hagen terhadap jamur pelapuk kayu Schizophyllum commune Fr. Ekstraksi fungus comb dilakukan dengan maserasi bertingkat menggunakan metanol dan air destilata. Larutan ekstrak dibuat dengan konsentrasi 2%, 4%, dan 6%. Disamping itu dibuat juga larutan kontrol negatif 0% (tanpa ekstrak). Masing-masing larutan diaplikasikan pada kayu karet (5 x 2,5 x 1,3 cm) dengan cara pencelupan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak fungus comb kedua jenis pelarut pada konsentrasi 2%, 4%, dan 6% memiliki bioaktivitas terhadap jamur S. commune. Konsentrasi ekstrak fungus comb berpengaruh nyata terhadap kehilangan berat contoh uji setelah pemaparan terhadap jamur S. commune. Kehilangan berat contoh uji yang terkecil terjadi pada perlakuan konsentrasi ekstrak 6%. Ekstrak fungus comb dari sarang rayap M. gilvus dapat dipertimbangkan untuk dikembangkan sebagai bahan pengawet kayu ramah lingkungan.
id
IPB University
Bioaktivitas Ekstrak Fungus Comb dari Sarang Rayap Tanah terhadap Jamur Schizophyllum commune Fr.
Bioactivity of Fungus Comb Extracts From Subterranean Termite Nests against Wood Decay Fungi Schizophyllum commune Fr.
Undergraduate Thesis
Extract, fungus comb
rubber wood
Schizophyllum commune
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1139682022-08-24T05:11:27Zcom_123456789_7469com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_106
Nawawi, Deded Sarip
Misni E, Aila
2022-08-24T05:11:25Z
2022-08-24T05:11:25Z
2022
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/113968
Kayu reaksi terbentuk selama pertumbuhan pohon yang ditandai dengan riap tumbuh yang lebih lebar dengan empulur yang tidak tepat berada di pusat lingkaran batang. Kayu reaksi pada jenis kayu daun jarum dan kayu daun lebar dapat berbeda dengan kayu normal dalam sifat kimia, fisis, dan mekanis kayu. Pohon Melinjo (Gnetum gnemon Linn.) adalah tanaman berbiji terbuka (Gymnospermae), tetapi memiliki beberapa sifat yang menyerupai kayu dari Angiospermae. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji kadar komponen kimia, proksimat, dan sifat fisis kayu reaksi melinjo (posisi kayu reaksi dan kayu samping) dibandingkan dengan kayu oposit (kayu normal). Sifat kimia kayu reaksi yang terbentuk pada kayu melinjo ini menyerupai kayu reaksi tekan dengan kadar lignin lebih tinggi dan kadar selulosa lebih rendah dibandingkan dengan kayu oposit. Sifat proksimat kayu melinjo memiliki keragaman relatif kecil. Nilai kalor sampel kayu melinjo berkisar 4060-4167 kkal/kg, dan nilai kalor tertinggi dihasilkan dari bagian kayu samping yang sejalan dengan tingginya kadar lignin dan karbon terikat dengan kadar zat terbang hampir sama. Kerapatan dan berat jenis kayu pada bagian kayu reaksi, kayu samping dan kayu oposit hampir sama sebagai akibat kecilnya keragaman kadar komponen kimia pada ketiga bagian kayu tersebut.
Reaction wood is formed during tree growth which is characterized by wider increments with the pith not centered in the center of the stem circle. The reaction wood formed in the softwood is different from the broad leaved. Furthermore, it can differ from normal wood in chemical, physical, and mechanical properties of wood. Melinjo tree (Gnetum gnemon Linn.) is categorized as an open seeded plant (Gymnospermae) but melinjo wood has several properties that resemble from Angiospermae. The purpose of this study was to examine the chemical components, physical properties, and to analyzed the proximate of melinjo reaction wood (position of reaction wood and side wood) compared to opposite wood (normal wood). The chemical properties of the reaction wood formed on melinjo wood resembles that of tension reaction wood with higher lignin content and lower cellulose content compared to opposite wood. The proximate analysis of melinjo wood has a relatively small diversity. The calorific value of the melinjo wood samples ranged from 4060-4167 kkal/kg, and the highest calorific value was produced from the side wood which was in line with the high content of lignin and fixed carbon with almost the same volatile matter content. The density and specific gravity of the reaction wood, side wood and opposite wood were almost the same as a result of the small variation in the levels of chemical components in the three wood sections.
id
IPB University
Sifat Kimia dan Fisis Kayu Reaksi Melinjo (Gnetum gnemon Linn.)
Chemical and Physical Properties of Melinjo Reaction Wood (Gnetum gnemon Linn.)
Undergraduate Thesis
proximate analysis melinjo
reaction wood
chemical components
physical properties
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1153962022-11-30T08:09:13Zcom_123456789_7469com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_106
Bahtiar, Effendi Tri
Faizal, Zahra Almira
2022-11-30T08:09:10Z
2022-11-30T08:09:10Z
2022
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/115396
Bambu merupakan salah satu alternatif biomaterial terbarukan yang dapat dikembangkan sebagai bahan konstruksi dan bersifat komplementer terhadap kayu. Bambu hitam (Gigantochloa atroviolaceae) merupakan tanaman yang tumbuh lurus dengan batang hitam kuat yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan konstruksi. Penelitian ini bertujuan memberikan informasi terkait kapasitas tekuk dan nilai faktor tekuk bambu hitam pada kolom tunggal dan multikolom sebagai komponen struktur bangunan. Contoh uji yang digunakan merupakan bambu hitam dengan ukuran 4 dan 6 m serta ditambahkan data hasil pengujian sebelumnya dengan berukuran 1, 2, dan 3 m untuk analisis faktor tekuk. Pengujian tekuk dilakukan menggunakan mesin uji tekuk kolom bambu ukuran penuh kapasitas 100 ton. Nilai kapasitas tekuk tertinggi dimiliki oleh kolom rangkap empat berukuran panjang 1 m yaitu 207 kN, sedangkan kolom tunggal dengan panjang 6 m memiliki kapasitas tekuk terendah yaitu 3 kN. Hasil analisis faktor tekuk menunjukkan bahwa kapasitas tekuk karakteristik dan batas bawah 5% yang telah dikoreksi faktor tekuk aman digunakan dalam analisis struktur kolom bambu hitam.
Bamboo is an alternative renewable biomaterials developed as a construction material and complementary to wood. Hitam Bamboo (Gigantochloa atroviolaceae) is a plant that can grow straight with intense black culm that can be used as construction materials. This study aims to Hitam Bamboo in single and multi-culm columns as components of building structures. The test samples used were Hitam bamboo with sizes of 4 and 6 m and added data from the results of previous tests with sizes of 1, 2, and 3 m for buckling factor analysis. Buckling testing is carried out using a full-size bamboo column buckling testing machine with a capacity of 100 tons. The highest buckling capacity value is owned by a four-culm column measuring 1 m long, 207 kN. In contrast, a single column with 6 m length has the lowest buckling capacity of 3 kN. The results of the buckling factor analysis showed that the characteristic buckling capacity and the lower limit of 5% corrected by buckling factor are safe for analyzing bambu hitam column
structures.
id
IPB University
Analisis Tekuk Kolom Bambu Hitam Sebagai Komponen Struktur Bangunan
Undergraduate Thesis
buckling capacity
buckling factor
column
hitam bamboo
multicolumn
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1125022022-07-15T00:24:11Zcom_123456789_7469com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_106
Hadi, Yusuf Sudo
Lubis, Muhammad Adly Rahandi
Fitrianum, Fadilah
2022-07-15T00:24:08Z
2022-07-15T00:24:08Z
2022-07
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/112502
Perekat fenol-formaldehida merupakan salah satu polimer thermoset komersial yang banyak digunakan sebagai perekat dalam industri komposit kayu (papan partikel, kayu lapis, OSB, dan lainnya) karena berbagai keunggulan yang dimilikinya. Analisis karakteristik perekat dengan penambahan jenis katalis yang bersifat basa seperti NaOH dan CaCO3 pada dua taraf konsentrasi yang berbeda yaitu 1% dan 5% dilakukan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap karakteristik perekat, dan taraf optimal yang bisa diaplikasikan pada pembuatan produk komposit. Faktor jenis katalis berpengaruh nyata pada viskositas dan pH perekat PF pada tingkat kepercayaan 95%, sedangkan faktor taraf katalis berpengaruh nyata pada kadar padatan, viskositas dan waktu gelatinasi perekat PF pada tingkat kepercayaan yang sama. Analisa DMA menunjukkan bahwa PF-NaOH-5% menghasilkan storage modulus yang tertinggi, diikuti dengan PF-CaCO3-1% dengan nilai yang tidak berbeda nyata. Keteguhan rekat yang paling tinggi adalah PF-CaCO3-1% dan terendah adalah PF-Kontrol ditunjukkan dengan tingkat kerusakannya yang berbanding lurus. Berdasakan hasil penelitian, penambahan CaCO3-1% pada perekat PF lebih efisien daripada NaOH-5%.
id
IPB University
Karakteristik Perekat Fenol-Formaldehida dengan Campuran Jenis dan Katalis yang Berbeda serta Sifat Keteguhan Rekatnya
Characteristics of Phenol-Formaldehyde Adhesives with Mixtures of Different Types and Levels of Catalysts and their Tensile Strength Properties
Undergraduate Thesis
fenol-formaldehida
katalis
NaOH
CaCO3
karakteristik
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1147022022-09-27T07:57:04Zcom_123456789_7469com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_106
Syafii, Wasrin
Fatriasari, Widya
Yusron, Muhammad
2022-09-27T07:57:02Z
2022-09-27T07:57:02Z
2022
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/114702
Jerami padi umumnya hanya dimanfaatkan sebagai pakan ternak, dibiarkan membusuk, dan dibakar cenderung memiliki dampak negatif terhadap lingkungan. Pemanfaatan jerami padi dapat menjadi alternatif sebagai bahan baku pulping karena mengandung selulosa cukup tinggi. Penelitian ini mengkaji potensi jerami padi sebagai bahan baku pulp untuk produk pulp biomedis menggunakan proses pulping kraft. Response surface methodology dengan model central composite design digunakan untuk mengoptimalkan kondisi pulping kraft jerami padi dengan kadar alkali aktif, sulfiditas dan waktu pemasakan sebagai variabel bebas. Pembuatan pulp dilakukan pada suhu 170 °C dengan nisbah L/W pemasakan 20:1 dan sampel 500 berat kering oven. Rendemen tersaring dan selektivitas delignifikasi digunakan sebagai parameter respon untuk menentukan kondisi pulping kraft yang optimum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi pulping kraft optimum terdapat pada konsentrasi kadar alkali aktif 17%, sulfiditas 21,15%, dan waktu pemasakan 120 menit. Hal ini dapat ditunjukkan dengan rendemen pulp dan selektivitas delignifikasi yang tinggi. Pada kondisi optimum ini, pulp dapat digunakan sebagai bahan pembuatan pulp biomedis.
Rice straw is generally only used as animal feed, left to rot, and burned tends to have a negative impact on the environment. The utilization of rice straw can be an alternative as raw material for pulping because it contains high enough cellulose. This study examined the potential of rice straw as a pulp raw material for biodegradable biomedical pulp products using the kraft pulping process. The response surface methodology with central composite design model was used for optimizing the kraft pulping condition of rice straw with active alkaline content, sulfidity and pulping time as independent variables. The pulping was conducted at a temperature of 170 °C with an L/W ratio of 20:1 and a sample of 500 ovens dry weight. Screen pulp yield and delignification selectivity were used as response parameters to determine the optimum pulping kraft condition. The result shows that the optimum pulping kraft conditions were found at a concentration of active alkaline content of 7%, sulfidity of 21,15%, and pulping time of 120 minutes. It can be indicated by high screen pulp yield and delignification of selectivity. In this condition, the optimum pulp can be used as a material for biomedical pulp.
id
IPB University
Optimasi Proses Pulping Kraft Jerami Padi (Oryza sativa) sebagai Biomaterial Produk Pulp Biomedis
Optimization of Kraft Pulping Process of Rice Straw (Oryza sativa) as a Biomaterial for Biomedical Pulp Products
Undergraduate Thesis
delignification of selectivity
pulp kraft
response surface methodology
screen yield
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1153732022-11-28T08:54:42Zcom_123456789_7469com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_106
Karlinasari, Lina
Amin, Yusup
Adji, Renaldi Purnomo
2022-11-28T08:54:39Z
2022-11-28T08:54:39Z
2022
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/115373
Cross Laminated Timber (CLT) adalah papan komposit yang terbuat dari kayu berlapis-lapis yang ditumpuk tegak lurus serta ditingkatkan stabilitas dimensinya. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis sifat fisis dan mekanis CLT dari kayu jabon (Anthocephalus cadamba) dengan perekat MF modifikasi. Modifikasi perekat MF dilakukan untuk penggunaan kempa dingin. Berat labur CLT terdiri atas tiga variasi yaitu 250, 280 dan 300 g/m2. Evaluasi karakteristik perekat MF modifikasi berupa kadar padatan, waktu gelatinasi, viskositas, pH, FTIR dan DMA. Evaluasi karakteristik fisis dan mekanis berupa kerapatan, kadar air, delaminasi, MOE sejajar serat muka dan tegak lurus serat muka (flatwise & edgewise), MOR sejajar serat muka dan tegak lurus serat muka (flatwise & edgewise), tekan sejajar serat, tekan tegak lurus serat dan keteguhan rekat. Berat labur CLT hanya berpengaruh nyata terhadap nilai delaminasi dan keteguhan rekat. CLT dengan berat labur 300 g/m2 memiliki karakteristik sifat fisis mekanis yang paling optimum. Semakin tinggi berat labur perekat, semakin tinggi sifat fisis dan
mekanisnya. Kualitas produk kurang baik karena tekanan kempa yang minim pada saat pengempaan CLT.
Cross Laminated Timber (CLT) is a composite board made of multilayered timber that is stacked perpendicularly and its dimensional stability is enhanced. The objective of this research was to analyze the physical and mechanical properties of CLT from jabon wood (Anthocephalus cadamba) with modified MF adhesive. Modified MF adhesive was carried out for cold pressing applications. The glue spreads of CLT consist of three variations, namely 250, 280, and 300 g/m2. Evaluation of the characteristics of modified MF adhesive in the form of solids content, gelation time, viscosity, pH, FTIR, and DMA. Evaluation of the physical and mechanical properties was carried out including density, moisture content, delamination, MOE parallel and perpendicular to the face grain (flatwise & edgewise), MOR parallel and perpendicular to the face grain (flatwise & edgewise), compression parallel to the grain, compression perpendicular to the grain, and bonding strength. The glue spreads of CLT only significantly affected the value of delamination and bonding strength. CLT with a glue spread of 300 g/m2 has the most optimum mechanical and physical properties. The higher the glue spread, the higher the physical and mechanical properties. The poor product quality because of minimal compression pressure during CLT compression.
id
IPB University
Karakteristik Cross Laminated Timber (CLT) Kayu Jabon Dengan Perekat Melamin Formaldehida (MF) Modifikasi Aplikasi Kempa Dingin
Undergraduate Thesis
CLT
glue spreads
jabon wood
melamine formaldehyde
modification
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1120832022-06-17T00:11:13Zcom_123456789_7469com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_106
Rahayu, Istie Sekartining
Alcarino, Muhammad Alif
2022-06-17T00:11:08Z
2022-06-17T00:11:08Z
2022-06
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/112083
Sengon (Paraserianthes falcataria L. Nielsen.) dan Jabon (Anthocephalus
cadamba Miq.) merupakan jenis pohon cepat tumbuh yang memiliki nilai kekuatan,
keawetan, kerapatan, dan stabilitas dimensi yang rendah. Salah satu metode untuk
meningkatkan nilai dari kayu cepat tumbuh yaitu dengan cara impregnasi. Proses
impregnasi dimulai dengan pemberian vakum 0,5 bar selama 60 menit dan
dilanjutkan dengan pemberian tekanan 2,5 bar selama 120 menit. Perlakuan MEG
dan nano silika mampu meningkatkan nilai persentase weight percent gain,
kerapatan, perubahan warna, modulus of elasticity, modulus of rupture, kekerasan,
meningkatkan nilai mortalitas serta menurunkan persentase kehilangan berat pada
pengujian rayap kayu kering, rayap tanah dan uji lapangan kayu sengon serta kayu
jabon. Perlakuan MEG dan nano silika juga dapat meningkatkan kelas kuat kayu
sengon yang semula berada pada kelas kuat III-IV menjadi kelas kuat III dan kelas
kuat kayu jabon yang semula berada pada kelas kuat IV-V menjadi kelas kuat V.
Kelas awet kayu sengon yang semula berada pada kelas awet V menjadi II dan
untuk kayu jabon yang semula berada pada kelas awet V menjadi kelas awet II.
Sengon (Paraserianthes falcataria L. Nielsen.) and Jabon (Anthocephalus
cadamba Miq.) are fast-growing tree species that have low strength, durability,
density, and dimensional stability values. One method to increase the value of fast growing wood is by impregnation. The impregnation process was started by
applying a vacuum of 0,5 bar for 60 minutes and continued by applying a pressure
of 2,5 bar for 120 minutes. In drywood termites, subterranean termites, and field
tests of sengon wood and jabon wood, MEG and nano silica treatments were able
to increase the values of weight percent gain, density, color change, modulus of
elasticity, modulus of rupture, hardness, increase the mortality value, and reduce
the percentage of weight loss in drywood termites and subterranean termites. MEG
and nano silica treatment can also increase the strength class of sengon wood, which
was originally in strong class III-IV to be strong class III, and the strong class of
jabon wood, which was originally in strong class IV-V to be strong class V. Sengon
wood, which was originally in durable classes V to II, and jabon wood, which was
originally in durable classes V to durable class II.
id
IPB University
Karakteristik Kayu Cepat Tumbuh Hasil Impregnasi Nano Silika Daun Bambu Betung dan Monoethylen Glycol
Characteristics of Impregnated Fast Growing Woods by Nano Silica Orignated from Betung Bamboo Leaves and Monoethylen Glycol.
Undergraduate Thesis
daun bambu betung
impregnasi
jabon
nano silika
sengon
bamboo betung leaves
impregnation
nano silica
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1139052022-08-22T14:10:18Zcom_123456789_7469com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_106
Rahayu, Istie Sekartining
Gianto, Bambang
2022-08-22T14:08:31Z
2022-08-22T14:08:31Z
2022-08-19
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/113905
Kayu merupakan bahan baku penting bagi bangunan dan industri ditinjau
dari aspek kekuatan, estetika dan biaya pengolahan yang rendah sehingga banyak
diminati untuk berbagai kebutuhan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
pengaruh asal pohon pinus dan metode perbanyakan terhadap sifat fisis dan
mekanis kayu pinus yang ditanam di Fakultas Kehutanan dan Lingkungan,
Dramaga, Bogor. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa faktor
asal pohon memberikan pengaruh yang nyata terhadap sifat fisis (kerapatan, berat
jenis, susut arah radial, susut arah tangensial) dan sifat mekanis (kekerasan radial
dan kekerasan tangensial). Faktor metode perbanyakan tidak berpengaruh nyata
terhadap sifat fisis dan menkanis kecuali pada susut arah tangensial. Faktor
interaksi antara asal pohon dan metode perbanyakan hanya berpengaruh nyata
pada kerapatan, berat jenis, susut arah radial, susut arah tangensial dan kekerasan
arah radial serta tangensial. Pengaruh lokasi tempat tumbuh yang berbeda dengan
asal pohon terbukti mempengaruhi sifat fisis dan mekanis kayu pinus
dibandingkan dengan metode perbanyakan.
id
IPB University
Sifat Fisis dan Mekanis Kayu Pinus (Pinus Merkusii Jungh Et De Vriese) Asal Aceh dan Tapanuli yang Tumbuh di Bogor
BAMBANG GIANTO. PHYSICAL AND MECHANICAL PROPERTIES OF PINE (Pinus merkusii Jungh et De Vriese) ORIGINATED FROM ACEH AND TAPANULI THAT GROWN IN BOGOR.
Undergraduate Thesis
Pinus
Biji
grafting
sifat fisis
sifat mekanis
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1142762022-09-01T08:28:53Zcom_123456789_7469com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_106
Simangunsong, Bintang C. H.
Meidita, Shafa Salzabila
2022-09-01T08:28:50Z
2022-09-01T08:28:50Z
2022
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/114276
Indonesia merupakan negara eksportir utama produk rotan di dunia, namun
persaingan cukup berat dari negara China yang menggunakan rotan sintetis perlu
diperhatikan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis daya saing komparatif
dan kompetitif serta faktor apa saja yang mempengaruhi pertumbuhan ekspor
produk rotan Indonesia periode 2017-2021. Metode yang digunakan berturut-turut
adalah Revealed Comparative Advantage, Indeks Spesialisasi Perdagangan, dan
Constant Market Share. Hasil penelitian menunjukkan ekspor produk rotan
Indonesia periode 2017-2021 memiliki keunggulan komparatif yang kuat yang
ditunjukkan oleh nilai indeks Revealed Comparative Advantage berkisar 11,38-
80,63, dan memiliki keunggulan kompetitif dan berada pada tahap kematangan
yang ditunjukkan oleh nilai Indeks Spesialisasi Perdagangan berkisar 0,89-1.
Analisis CMS menunjukkan bahwa faktor pertumbuhan standar, komposisi
komoditas, dan distribusi pasar berpengaruh positif, sedangkan faktor daya saing
berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekspor produk rotan Indonesia periode
2017-2021.
Indonesia is a major exporter of rattan products in the world, but competition
from China which uses synthetic rattan needs to be considered. This study aims to
analyze the comparative and competitive advantages as well as factors affecting the
growth of Indonesian rattan product exports in the period 2017-2021. The methods
used are, respevtively, Revealed Comparative Advantage, Trade Specialization
Index, and Constant Market Share. The results showed that the export of Indonesian
rattan products for the 2017-2021 period had a strong comparative advantage as
indicated by the Revealed Comparative Advantage index value ranging from 11.38-
80.63, and a competitive advantage at the maturity stage as indicated by the Trade
Specialization Index value ranging from 0.89-1. CMS analysis showed that general
increase in world exports, commodity composition, and market distribution had
positive effects, while the competitiveness factor had a negative effect on the
growth of Indonesia's rattan product exports for the 2017-2021 period.
id
IPB University
Analisis Daya Saing Ekspor Produk Rotan Indonesia di Pasar Internasional Periode 2017- 2021
Undergraduate Thesis
Revealed Comparative Advantage
Constant Market Share
Competitiveness
Trade Specialization Index
Rattan Products
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1123082022-07-06T06:42:46Zcom_123456789_7469com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_106
Nandika, Dodi
Arinana, Arinana
Rahayu, Agustina Muji
2022-07-06T06:42:44Z
2022-07-06T06:42:44Z
2022
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/112308
Pengendalian serangan rayap pada bangunan gedung yang paling banyak diterapkan adalah perlakuan tanah. Pada perlakuan tanah konvensional, perlakuan ulang hanya dapat dilakukan dengan pengeboran pada lantai bangunan, disusul oleh penginjeksian larutan ke dalam liang pengeboran. Metode ini kurang menjamin kemerataan larutan termitisida di bawah lantai bangunan. Oleh karena itu berkembanglah metode pencegahan serangan rayap tanah dengan sistem pemipaan (termite reticulation system) yang memungkinkan aplikasi termitisida secara berkala tanpa harus merusak lantai bangunan. Penelitian ini bertujuan mengetahui waktu standar, unsur kerja paling kritis dari sistem pemipaan, elongasi Pipa Tetes, kemerataan larutan, kadar residu dan viskositas larutan termitisida. Hasil penelitian menunjukkan aplikasi sistem pemipaan memerlukan waktu standar 125,94 menit dengan unsur kerja penyaluran larutan termitisida sebagai titik kritisnya. Penyaluran larutan termitisida cukup merata dengan volume rata-rata 55±5,18 mL/menit; residu bahan aktif termitisida mencapai 40,98 ppm; nilai viskositas larutan sebesar 1,92 cP; dan nilai elongasi Pipa Tetes mencapai 507,45%.
The control of termite attacks in buildings that is most applied is soil treatment. In the application of conventional, re-treatment can only be done by drilling the floor, followed by injecting the solution into the holes. This method does not guarantee an even distribution of the solution. Therefore, a method of preventing subterranean termite attack has been developed with a termite reticulation system that allows the application of termiticides on a regular basis without damage the floor. This study aims to determine the standard time, critical point of piping system, elongation the drip pipe, the evenness, residual content and viscosity of the termiticide solution. The results showed that the application of the drip piping required a standard time of 125,94 minutes with the working element of the termiticide solution distribution as the critical point. The distribution of the termiticide solution is quite evenly distributed with an average volume of 55±5,18 mL/minute; the thermic active residue in the soil reached 40,98 ppm; viscosity of the solution was 1,92 cP; and the elongation of the drip pipe reached 507,45%.
id
IPB University
Uji Coba Aplikasi Sistem Pemipaan untuk Pencegahan Serangan Rayap Tanah pada Bangunan Gedung – Pra Konstruksi
Field Trial of the Reticulation System for Prevention of Subterranean Termite Attacks on Buildings
Undergraduate Thesis
distribution of termiticide
standard time
subterranean termite
termite reticulation system
termiticide residue
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1124272022-07-12T06:49:44Zcom_123456789_7469com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_106
Sari, Rita Kartika
Subangkit, Mawar
Anggini, Awanda Wira
2022-07-12T06:49:40Z
2022-07-12T06:49:40Z
2022
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/112427
Kayu merbau/KM (Intsia bijuga Colebr.) dan daun pegagan/DP (Centella asiatica Linn.) berpotensi dikembangkan sebagai bahan baku krim antipenuaan kulit (antiaging) alami. Penelitian ini bertujuan menentukan rendemen dan fitokimia ekstrak KM dan DP, karakterisasi nanofitosom kombinasi ekstrak merbau:pegagan (MP) dengan nisbah 1:2 (MP1:2) dan 2:1 (MP2:1) serta aktivitas antioksidan dan tebair surya secara in vitro, lalu menguji efektivitas formula krim antiaging secara in vivo. Formula krim berbahan aktif (BA) MP dan nanofitosom (NFMP) yaitu F1 (MP1:2 1,2%), F2 (MP1:2 2,4%), F3 (MP2:1 1,2%), F4 (MP2:1 2,4%), F5 (NFMP1:2 4%), F6 (NFMP1:2 8%), F7 (NFMP2:1 4%), F8 (NFMP2:1 8%), krim tanpa BA (KN), dan krim komersial (KP) diolesi ke kulit mencit jantan selama 14 hari. Rendemen ekstrak KM adalah 19,09% dan mengandung senyawa robinadol, sedangkan rendemen DP sebanyak 30,39% mengandung asiatikosida. Berdasarkan pengujian Fourier Transform Infra Red (FTIR) telah terbentuk fitosom ekstrak MP ditandai dengan menurunnya gugus OH. Antioksidan dan tabir surya in vitro menurun namun meningkat secara in vivo. Krim F5 menghasilkan skor alergi yang rendah, kolagenase yang tinggi dan nilai Grey Value Unit (GVU) tertinggi serta kerutan yang sedikit setelah diberi sinar ultra violet (UV).
Penelitian ini merupakan bagian dari Hibah Penelitian Dikti 2021 (Kontrak No. 1/EI.KP.PT.PTNBH/2021) skema PTUPT yang berjudul Pengembangan Sediaan Kosmetika Antiaging Berbahan Aktif Kombinasi Ekstrak Tumbuhan Terstandar yang didanai oleh Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.
id
IPB University
Aktivitas Anti Penuaan Kulit Formula Krim Berbahan Aktif Nanofitosom Ekstrak Kayu Merbau Dan Daun Pegagan
Anti-aging Activity of the Skin Cream Formula With Active Ingredients Nanophytosome Extracts From Merbau Wood and Gotu Kola Leaf
Undergraduate Thesis
alergenitas
kecerahan kulit
kerutan
kolagenase
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1153832022-11-29T06:31:30Zcom_123456789_7469com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_106
Bahtiar, Effendi Tri
Rawina, Qori Siela
2022-11-29T06:31:27Z
2022-11-29T06:31:27Z
2022
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/115383
Bambu adalah salah satu jenis tanaman rumput-rumputan yang termasuk ke
dalam famili Poaceae. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh
komposisi jumlah komponen penyusun kolom dan variasi panjang kolom yang dapat mempengaruhi kekuatan tekuknya. Variasi panjang contoh uji yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 4 meter, dan 6 meter, sedangkan ukuran 1 meter, 2 meter, dan 3 meter diambil dari penelitian sebelumnya. Pengujian tekuk bambu berukuran panjang menggunakan alat uji tekan berkapasitas 100 ton yang dirancang oleh Laboratorium Keteknikan Divisi Rekaya dan Desain Bangunan Kayu. Variasi panjang bambu dan penyusun kolom pada bambu tali sangat berpengaruh terhadap kekuatan tekuk buluh bambu. Kolom bambu tali dengan komposisi penyusun rangkap empat menghasilkan nilai kekuatan tekuk tertinggi. Semakin banyak komposisi penyusun kolom bambu akan menghasilkan kekuatan tekuk yang tinggi dibandingkan kolom tunggal maupun kolom dengan komposisi lebih sedikit.
Bamboo is grass plant that belongs to the Poaceae family. This study aims
to analyze the influence of a column’s component numbers and the column length variation to the column’s buckling load-bearing capacity. The specimen length variations, tested in this study, were 4 m and 6 m. Meanwhile, the buckling test results of 1 m, 2 m, and 3 m length specimens were taken from previous studies. The long-sized bamboo buckling test employes a 100-ton capacity compression machine designed by the Engineering Laboratory – Wood Building Design and Engineering. Variations length and column component of the bamboo in the Tali
Bamboo column greatly affect the buckling strength of the bamboo. Tali Bamboo column with a four-culm composition showed the highest buckling capacity value. The more component numbers there is in a bamboo column, the buckling capacity will be higher compared to a single column or a column with less component numbers.
id
IPB University
Pengaruh Variasi Panjang dan Jumlah Batang Penyusun Kolom terhadap Kapasitas Tekuk Bambu Tali
Undergraduate Thesis
Tali Bamboo
buckling
double column
column
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1142612022-09-01T04:32:39Zcom_123456789_7469com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_106
Darmawan, I Wayan
Pertiwi, Nabila Puspa
2022-09-01T04:32:37Z
2022-09-01T04:32:37Z
2022
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/114261
Karakteristik permukaan kayu merupakan salah satu sifat yang mempengaruhi kualitas permukaan kayu terutama pada proses finishing. Kualitas kayu scots pine dapat ditingkatkan dengan teknik modifikasi kimia menggunakan Dimetilol Dihidroksi Etilen Urea (DMDHEU) dan Fenol Formaldehida (PF). Penelitian ini bertujuan mengevaluasi karakteristik permukaan kayu scots pine hasil modifikasi (PF resin, PF resin dengan bio-oil (PFO), DMDHEU resin (D), turunan DMDHEU resin bebas formaldehida (DE), DMDHEU resin dengan softener (DS), dan DMDHEU resin termodifikasi (MD)) setelah uji kubur selama 4, 8, dan 12 bulan. Modifikasi kayu menggunakan metode impregnasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa modifikasi kimia dan lama uji kubur berpengaruh terhadap karakteristik permukaan kayu. Nilai kekasaran permukaan, energi bebas permukaan (Surface Free Energy-SFE), keterbasahan, dan daya lekat cat meningkat seiring lama waktu uji kubur. Hasil uji SFE sebelum uji kubur memiliki nilai komponen polar yang lebih rendah, sedangkan setelah uji kubur nilai komponen polar meningkat dan lebih tinggi dibandingkan komponen dispersi. Nilai keterbasahan paling tinggi pada perlakuan DE dan nilai terendah pada perlakuan PF. Daya lekat cat alkid memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan daya lekat cat akrilik.
Wood surface characteristics are one of the properties that affect the surface quality, especially the finishing process. The quality of scots pine wood can be improved by chemical modification of using Dimethylol Dihydroxy Ethylene Urea (DMDHEU) and Phenol Formaldehyde (PF). This study aimed to evaluate the surface characteristics of scots pine chemically modified by PF, PF with bio-oil (PFO), DMDHEU (D), DMDHEU derivative of formaldehyde-free resin (DE), DMDHEU with softener (DS), and modified-DMDHEU (MD) after 4, 8, and 12 months graveyard tests. The wood modification method was impregnation. The results showed that chemical modification treatment and graveyard test affected the wood surface characteristic. The values of roughness, surface free energy (SFE), wettability, and bonding quality increased as longer period of the graveyard test. The SFE value before the graveyard test was a lower polar component, while after the graveyard test increased to be higher than the dispersion component. The wettability value of the DE treatment was higher than the other treatments, meanwhile the wettability of the PF treatment was the lowest. Alkyd paint had better bonding quality than acrylic paint.
id
IPB University
Karakteristik Permukaan Kayu Scots Pine Hasil Modifikasi DMDHEU (Dimetilol Dihidroksi Etilen Urea) dan Fenol Formaldehida
Surface Characteristics of Modified Scots Pine by DMDHEU (Dimethylol Dihydroxy Ethylene Urea) and Phenol Formaldehyde
Undergraduate Thesis
DMDHEU
graveyard test
PF
scots pine
surface characteristics
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1147742022-09-30T11:28:22Zcom_123456789_7469com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_106
Sari, Rita Kartika
Permana, Dian
2022-09-30T11:28:19Z
2022-09-30T11:28:19Z
2022
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/114774
Nowadays, beauty products are increasingly loved by the people of Indonesia,
one of which is anti-aging cream. However, most of the anti-aging creams on the
market synthetic active ingredients that are harmful and imported. The
nanoemulsions and nanophytosomes from the combination of dragon blood
processing waste extract and gotu kola leaf extract are the substitute active
ingredient. This study aims to determine the physicochemical stability of the eight
types of anti-aging cream formulas that were stored for 21 days. The eight types of
cream formulas were the cream formulas with different active ingredients, such as
the nanoemulsions from extract combinations of dragon blood: gotu kola 1:1
(NEJP) 4% (F1) and 8% NEJP (F2), nanophytosomes from extract combinations
of dragon blood: gotu kola 1:1 (NFJP) 4% (F3) and (NFJP) 8% (F4), extract
combinations of dragon blood: gotu kola 1:1(JP) 1.2% (F5) and JP 2.4% (F6),
negative control (KN), and positive control (KP). The results showed that all
formulas had stable homogeneity, color, and odor. Storage for 21 days decreased
the physicochemical properties of most cream formulas such as pH, spreadability,
and viscosity. However, all cream formulas that were stored for 21 days still met
the quality standard of SNI 16-4399-1996.
Dewasa ini produk kecantikan semakin digandrungi oleh masyarakat
Indonesia, salah satunya krim anti-aging. Namun sebagian besar formula krim antiaging yang beredar di pasaran menggunakan bahan aktif sintetik berbahaya dan
impor. Teknologi nanoemulsi dan nanofitosom kombinasi ekstrak limbah jernang
dan daun pegagan menjadi bahan aktif penggantinya. Penelitian ini bertujuan untuk
menentukan stabilitas fisikokimia delapan jenis formula krim anti-aging yang
disimpan selama 21 hari. Delapan jenis formula krim tersebut adalah formula krim
berbahan aktif nanoemulsi kombinasi ekstrak jernang:pegagan 1:1 (NEJP) 4%
(F1), NEJP 8% (F2), nanofitosom jernang:pegagan 1:1 (NFJP) 4% (F3), (NFJP)
8% (F4), kombinasi ekstrak jernang:pegagan 1:1(JP) 1,2% (F5) dan JP 2,4% (F6),
kontrol negatif (KN), dan kontrol positif (KP). Seluruh formula krim diberikan
perlakuan penyimpanan selama 21 hari. Hasil penelitian menunjukkan semua
formula memiliki homogenitas, warna, dan aroma yang stabil. Penyimpanan selama
21 hari menurunkan sifat fisikokimia sebagian besar formula krim seperti pH, daya
sebar, dan viskositas. Akan tetapi, semua formula krim yang disimpan selama 21
hari masih memenuhi standar kualitas SNI 16-4399-1996.
Kemendikbud 'hibah penelitian Dikti IPB' 2021 (Kontrak No. 1/EI/KP.PT.PTNBH/2021)
id
IPB Uviversity
Stabilitas Fisikokimia Formula Krim Anti-aging Berbahan Aktif Nanoemulsi dan Nanofitosom Ekstrak Limbah Pengolahan Jernang dan Daun Pegagan
Physicochemical stability of anti-aging cream formulas with active ingredients of nanoemulsions and nanophytosomes of the combinations of dragon blood processing waste extract and gotu kola leaf extract
Undergraduate Thesis
Spreadability
Homogeneity
Organoleptic
pH
Viscosity
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1142122022-08-30T08:35:24Zcom_123456789_7469com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_106
Manurung, Elisa Ganda Togu
Widyowati, Rosemerry
2022-08-30T08:35:21Z
2022-08-30T08:35:21Z
2022-08
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/114212
Permintaan komoditas lak, gum, dan resin terus meningkat di pasar dunia.
Sebagai produk HHBK yang dibutuhkan pada berbagai sektor industri, hal ini
menjadi peluang bagi Indonesia untuk terus meningkatkan daya saingnya.
Penelitian ini bertujuan menganalisis daya saing komparatif dan kompetitif serta
faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor komoditas lak, gum, dan resin Indonesia
di pasar dunia periode 2018-2021. Komoditas lak, gum, dan resin yang dianalisis
meliputi Gum arabic (HS 130120) serta Lac; natural gums, resins, gum-resins,
balsams and other natural oleoresins (exclude Gum arabic) (HS 130190).
Penelitian ini menggunakan tiga metode analisis yaitu RCA untuk mengukur
keunggulan komparatif, ISP untuk mengukur keunggulan kompetitif, dan CMS
untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi nilai ekspor produk. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa produk HS 130190 memiliki daya saing yang kuat
dan berada pada tahap kematangan di pasar dunia. Produk HS 130120 memiliki
daya saing yang lemah dan masih dalam tahap pengenalan ekspor di pasar dunia.
Faktor yang memberikan kontribusi positif terhadap analisis CMS adalah
komposisi komoditas, pertumbuhan standar, dan daya saing, sedangkan distribusi
pasar memberikan nilai negatif.
Demand for lac, gums, and resins commodities continues to increase in the
world market. As part of NTFP products needed in various industrial sectors, this
is an opportunity for Indonesia to continue to improve its competitiveness. The
purpose of this study is to analyze the comparative and competitive competitiveness
and factors influencing the export of Indonesian lac, gums, and resins commodities
in the world market on 2018-2021 period. Lac, gums, and resins commodities
analyzed included Gum arabic (HS 130120) and Lac; natural gums, resins, gum-
resins, balsams and other natural oleoresins (exclude Gum arabic) (HS 130190).
This study uses three analysis methods that is Revealed Comparative Advantage
(RCA) to measure product comparative advantage, Trade Specialization Index
(ISP) to measure product competitive advantage, and Constant Market Share
(CMS) to find out the factors that influence the value of product exports. The results
show that HS 130190 products have a strong level of competitiveness and already
classified on the maturity stages of exports in the world market. Besides, HS 130120
products is less competitive and are still in the introduction stages of exports in the
world market. Factors that contributed positively to the CMS analysis were
commodity composition, standard growth, and competitiveness, while market
distribution give a negative value.
id
IPB University
Analisis Daya Saing Komoditas Lak, Gum, dan Resin Indonesia di Pasar Dunia Periode 2018-2021
Competitiveness Analysis of Indonesian Lac, Gums, and Resins Commodities in Global Market on 2018-2021 period
Undergraduate Thesis
Constant Market Share
competitiveness
lac, gums, and resins commodities
Revealed Comparative Advantage
Trade Specialization Index
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1119182022-06-02T05:48:30Zcom_123456789_7469com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_106
Hadi, Yusuf Sudo
Achmad, Afrian Sayyidina
2022-06-02T05:48:27Z
2022-06-02T05:48:27Z
2022
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/111918
Glulam merupakan produk rekayasa alternatif yang ditujukan untuk memaksimalkan penggunaan kayu berdiameter kecil. Glulam berbahan baku kayu cepat tumbuh seperti mangium (Acacia mangium Willd.) perlu dimodifikasi untuk meningkatkan ketahanannya terhadap organisme perusak kayu. Impregnasi
menggunakan polistirena dapat meningkatkan ketahanan kayu. Penelitian ini bertujuan menganalisis ketahanan glulam kayu mangium terimpregnasi polistirena terhadap rayap tanah melalui uji kubur selama 4 bulan. Impregnasi dilakukan dengan metode vakum tekan. Uji kubur dilaksanakan berdasarkan SNI 7207: 2014 dan ASTM D 1758-06.Glulam terimpregnasi polistirena memiliki nilai rata-rata polymer loading sebesar 5,25%, kadar air 13,83%, dan kerapatan 0,71 g/cm3. Setelah dilakukan uji kubur, nilai
rata-rata kehilangan berat solid mangium, glulam kontrol, dan glulam polistirena berturut-turut sebesar 9,31%, 0,99%, dan 0,31%. Sementara itu, tingkat ketahanan berturut-turut sebesar 7,33; 7,33; dan 8,67. Secara keseluruhan, glulam polistirena memiliki ketahanan terhadap rayap tanah yang lebih baik dari kayu solid dan glulam kontrol.
Glulam is an alternative engineering product aimed at maximizing the use of small-diameter wood. Glulam made from fast-growing wood such as mangium (Acacia mangium Willd.) needs to be modified to increase its biodeterioration resistance. The impregnation method using polystyrene can increase wood resistance. This study purposes to analyze the resistance of glulam mangium impregnated with polystyrene through the graveyard test for 4 months. The impregnation used the vacuum-pressed
method. The graveyard test referred to SNI 7207:2014 and ASTM D 1758-06. Polystyrene glulam had average polymer loading of 5.25%, moisture content of 13.83%, and density of 0.71 g/cm3. After the graveyard test, the average weight loss of solid wood, glulam (untreated), and polystyrene glulam were 9,31%, 0,99%, and 0.31%. Meanwhile, the protection level were 7,33; 7,33; and 8.67. Overall polystyrene glulam had higher resistance against subterranean termites than solid wood and glulam (untreated).
id
IPB University
Ketahanan Glulam Kayu Mangium (Acacia mangium Willd.) Terimpregnasi Polistirena terhadap Rayap Tanah melalui Uji Kubur
Resistance of Mangium Wood Glulam (Acacia mangium Willd.) Impregnated with Polystyrene against Subterranean Termites through Graveyard Test
Undergraduate Thesis
glulam
impregnation
mangium
polystyrene
wood resistance
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1156432022-12-22T04:56:24Zcom_123456789_7469com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_106
Simangunsong, Bintang C.H.
Pratama, Aji Rizki
2022-12-22T04:56:22Z
2022-12-22T04:56:22Z
2022
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/115643
Industri kayu lapis Indonesia berkembang pesat pada periode 1980-1997.
Krisis moneter di Asia yang juga melanda Indonesia pada Juli 1997 menyebabkan
industri kayu lapis Indonesia menurun yang berlangsung pada periode tahun 1998-
2009, sementara tren kayu lapis dunia mengalami perkembangan yang pesat pada
periode yang sama ditandai dengan peningkatan konsumsi kayu lapis dunia yang
signifikan. Penelitian ini bertujuan menguraikan kondisi pasar kayu lapis dunia dan
Indonesia pada periode 2010-2020. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi, ekspor, impor dan
konsumsi kayu lapis dunia meningkat sepanjang 2010-2020. Produksi, ekspor, dan
konsumsi kayu lapis dunia dipimpin oleh Cina dengan persentase berturut-turut
58%, 36%, dan 50.8%. India menjadi negara dengan peningkatan konsumsi yang
signifikan yaitu 160%. Produksi kayu lapis Indonesia stabil dan ekspor Indonesia
cenderung menurun. Namun, Indonesia masih memiliki peranan penting di pasar
kayu lapis dunia sebagai eksportir terbesar setelah Cina dengan persentase 10%.
Negara tujuan ekspor kayu lapis Indonesia adalah Jepang, Cina, Korea Selatan,
Arab Saudi, Malaysia, Singapura, dan Amerika Serikat. Impor kayu lapis Indonesia
menurun drastis sebesar 95%. Faktor yang mempengaruhi pasar kayu lapis adalah
populasi, pertumbuhan ekonomi, sertifikasi produk, adaptasi teknologi dan
kebijakan perdagangan kayu lapis.
Indonesia's plywood industry developed rapidly in the period 1980-1997.
since the enactment of the policy of banning the export of logs. The monetary crisis
in Asia that also hit Indonesia in July 1997 caused the Indonesian plywood industry
to decline which lasted in the period 1998-2009, while the world plywood trend
experienced rapid development in the same period marked by a significant increase
in world plywood consumption. This study is to describe the condition of world and
Indonesia plywood markets. This study used a qualitative descriptive analysis. The
results showed that the world’s plywood production, exports, imports, and
consumption were increased during the period 2010-2020. The world’s plywood
production, exports, and consumption are led by China with 58%, 36%, and 50.8%.
India became countries with significant increase in consumption of 160%. However,
Indonesia still has an important role in the world plywood market as the largest
exporter after China with a percentage of 10%. The main destination for Indonesia’s
plywood exports are Japan, China, USA, and South Korea. Indonesia's plywood
imports dropped dramatically by 95%. Factors affecting the world plywood market
are population, economic growth, and policies related to the principle of
sustainability.
id
IPB University
Kondisi Pasar Kayu Lapis Dunia dan Indonesia Periode 2010-2020
World and Indonesia Plywood Market Conditions Period 2010-2020
Undergraduate Thesis
Ekspor
Impor
Kayu Lapis
Konsumsi
Produksi
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1142132022-08-30T08:46:46Zcom_123456789_7469com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_106
Manurung, EG Togu
Aisyah, Rahmi Nur
2022-08-30T08:46:44Z
2022-08-30T08:46:44Z
2022
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/114213
Industri wooden furnitures memiliki potensi sebagai salah satu komoditas
yang dapat mendukung perekonomian Indonesia karena dinilai cukup menjanjikan
dan melihat adanya peluang produksi yang semakin hari semakin bertambah.
Penelitian ini bertujuan menganalisis daya saing komparatif, kompetitif, dan faktor faktor yang mempengaruhi ekspor produk wooden furnitures Indonesia di pasar
dunia pada periode 2017 – 2021. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
terdiri dari Revealed Comparative Advantage (RCA) untuk menganalisis
keunggulan komparatif, Indeks Spesialisasi Perdagangan (ISP) untuk menganalisis
keunggulan kompetitif, dan Constant Market Share (CMS) untuk menganalisis
faktor-faktor yang berpengaruh dalam ekspor produk wooden furnitures Indonesia
di pasar dunia. Hasil penelitian menunjukkan keunggulan komparatif produk
wooden furnitures Indonesia berdaya saing kuat untuk produk wooden furnitures
for kitchen use, wooden furnitures for bedroom use, dan wooden furnitures other
than sedangkan produk wooden furnitures for office use berdaya saing lemah.
Keunggulan kompetitif produk wooden furnitures Indonesia dominan berada pada
tahap pertumbuhan, kecuali produk wooden furnitures other than yang sudah
berada pada tahap kematangan. Faktor yang memberikan pengaruh positif terhadap
pertumbuhan ekspor produk wooden furnitures Indonesia yaitu pertumbuhan
standar, komposisi komoditas, dan daya saing sedangkan faktor distribusi pasar
berpengaruh negatif.
The wooden furniture industry has the potential as one of the commodities
that can support the Indonesian economy because it is considered quite promising
and sees production opportunities that are increasing day by day. This study aims
to analyze comparative competitiveness, competitiveness, and the factors that affect
the export of Indonesian wooden furniture products in the world market in the
period 2017 – 2021. The data analysis used in this study consists of Revealed
Comparative Advantage (RCA) to analyze comparative advantage, Trade
Specialization Index (ISP) to analyze competitive advantage, and Constant Market
Share (CMS) to analyze the factors that influence the export of Indonesian wooden
furniture products in the world market. The results show that the comparative
advantage of Indonesian wooden furniture products has strong competitiveness for
wooden furniture products for kitchen use, wooden furniture for bedroom use, and
wooden furniture products other than wooden furniture products for office use. The
competitive advantage of Indonesian wooden furniture products is dominantly at
the growth stage, except for wooden furniture products other than which are already
at the maturity stage. Factors that have a positive influence on the export growth of
Indonesian wooden furniture products are standard growth, commodity
composition, and competitiveness, while market distribution factors have a negative
effect.
id
IPB University
Analisis Daya Saing Produk Wooden Furnitures Indonesia di Pasar Dunia Periode 2017 - 2021
Analysis of Indonesian Wooden Furnitures Product Competitiveness in the Global Markets on Period 2017 – 2021
Undergraduate Thesis
wooden furnitures
competitiveness
RCA
ISP
CMS
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1135442022-08-12T12:57:33Zcom_123456789_7469com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_106
Sari, Rita Kartika
Carolina, Anne
Setiadi, Afriza
2022-08-12T12:57:30Z
2022-08-12T12:57:30Z
2022-08-07
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/113544
Penuaan kulit dapat dicegah dengan menggunakan krim anti-aging, tetapi
umumnya berbahan aktif sintetik yang berbahaya dan impor. Nanofitosom dan
nanoemulsi kombinasi ekstrak kayu merbau dan daun pegagan (KE) menjadi
subsitusinya. Penelitian ini bertujuan menentukan stabilitas sifat fisikokimia empat
belas formula krim berbahan aktif KE1:2 (F1:1,2%; F2:2,4%), KE2:1 (F3:4%;
F4:8%), nanoemulsi KE1:2 (F5:4%; F6:8%), nanoemulsi KE2:1 (F7:4%; F8:8%),
nanofitosom KE1:2 (F9:4%; F10:8%), nanofitosom KE2:1 (F11:4%; F12:8%),
kontrol negatif (KN), dan kontrol positif (KP) yang disimpan pada suhu ruang
selama 21 hari. Hasil penelitian menunjukkan homogenitas, warna, dan aroma
semua formula krim stabil. Kecuali F2 dan F12, kedua belas formula krim
memenuhi standar SNI 16-4399- 1996 untuk nilai pH, viskositas, dan daya sebar.
Formula krim KP, F3, F4, F5, F6, F7, dan F8 termasuk krim terbaik untuk
diaplikasikan pada wajah karena memiliki pH sekitar 4,5-6,5. Penyimpanan selama
21 hari mempengaruhi nilai pH, viskositas, dan daya sebar formula krim tersebut,
tetapi masih memenuhi standar SNI 16-4399- 1996.
Skin aging can be prevented by using anti-aging creams, but generally using synthetic active ingredients that are dangerous and imported. The combination of merbau woods extract and pegagan leaves (KE) became the substitute. To improve its bioavailability, KE was made into nanophytosome and nanoemulsion. This study aim to determine the stability of the physicochemical properties of fourteen cream formulas with active ingredients KE1:2 (F1:1,2%; F2:2,4%), KE2:1 (F3:4%; F4:8%), KE1 nanoemulsion: 2 (F5:4%; F6:8%), KE2:1 nanoemulsion (F7:4%; F8:8%), KE1:2 nanophytosome (F9:4%; F10:8%), KE2:1 nanophytosome (F11:4%; F12:8%), negative control (KN), and positive control (KP). The creams were stored at room temperature for 21 days. The results showed that all cream formulas' homogeneity, color, and aroma were stable. Except for F2 and F12, the twelve cream formulas met the standards of SNI 16-4399-1996 for the value of pH, viscosity, and spreadability. KP, F3, F4, F5, F6, F7, and F8 cream formulas are among the best creams to be applied to the face because they have a pH value of around 4.5-6.5. The storage for 21 days affected the pH value, viscosity, and spreadability, but they still met the standard of SNI 16-4399-1996.
id
IPB University
Stabilitas Fisikokimia Formula Krim Anti-aging Berbahan Aktif Nanoemulsi dan Nanofitosom Ekstrak Kayu Merbau dan Daun Pegagan
Physicochemical Stability of Anti-aging Cream Formulas with Active Ingredients of Nanoemulsion and Nanophytosome of Merbau Wood Extracts and Pegagan Leaf Extracts Combination
Undergraduate Thesis
spreadability
homogeneity
organoleptic
pH
viscosity
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1142852022-09-01T23:55:36Zcom_123456789_7469com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_106
Arinana, Arinana
Lelana, Neo Endra
Insyra, Nadya Putri
2022-09-01T23:55:32Z
2022-09-01T23:55:32Z
2022
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/114285
Sejak penanaman yaitu bulan Maret 2021 sampai umur delapan bulan, beberapa
tanaman Eucalyptus pellita di areal demplot uji keturunan mengalami kematian
akibat serangan rayap tanah. Akan tetapi jenis rayap tanah yang menyerang dan
berpotensi menyerang belum diketahui secara komprehensif. Penelitian ini
bertujuan untuk mengevaluasi frekuensi serangan rayap tanah dan potensi
serangannya pada areal demplot uji keturunan E. pellita Kawasan Hutan dengan
Tujuan Khusus, Parung Panjang, Bogor, Jawa Barat serta mengidentifikasi spesies
rayap tanah yang menyerang kayu umpan. Penelitian dilakukan dengan cara
pengumpanan menggunakan kayu pinus (Pinus merkusii) berdasarkan American
Society for Testing and Material D 1758-06. Hasil penelitian menunjukkan bahwa,
frekuensi kematian tanaman E. pellita di areal demplot mencapai 16,29%, frekuensi
serangan rayap terhadap kayu umpan pada areal demplot sebesar 85,45%, dan ratarata kehilangan berat kayu umpan sebesar 32,20%. Rayap yang ditemukan
setidaknya ada tiga jenis yaitu Macrotermes gilvus, Microtermes insperatus, dan
Shedorhinotermes javanicus.
id
IPB University
Serangan Rayap Tanah pada Areal Demplot Uji Keturunan Eucalyptus pellita di Parung Panjang, Bogor, Jawa Barat
Undergraduate Thesis
damage intensity
Eucalyptus pellita
Pinus merkusii
termite bait
weight loss
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1143062022-09-02T06:52:14Zcom_123456789_7469com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_106
Hermawan, Dede
Ismadi
Prabowo, Agung
2022-09-02T06:52:10Z
2022-09-02T06:52:10Z
2022
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/114306
The utilization of oil palm fronds to be converted as particleboard was
considered effective in preserving the environment. The addition of molasses to adhesive mixtures with phenol-formaldehyde (PF) was carried out as an effort to reduce the use of PF adhesive. This research aims to produce particleboard with high-quality and eco-friendly from oil palm fronds and to analyze the effect of adding molasses to PF adhesive on the quality of particleboard. This research
method uses 5 levels of PF: molasses adhesive composition, namely 100:0, 75:25, 50:50, 25:75, and 0:100 (wt%). The target density of particleboard is designed to be 0,8 g/cm³ with dimensions of (30×30×0.6) cm³. The adhesive content used is 16% with a compression temperature of 180 °C for 10 minutes. Overall, the results of testing showed that the density, moisture content, thickness swelling, and MOE of the particleboard in this study had met the standard of SNI 03-2105-2006, but in the tests of MOR and IB only the composition of PF: molasses 100:0, 75:25, and 50:50 which had met the standard of SNI 03-2105-2006.
id
IPB University
Papan Partikel Pelepah Kelapa Sawit Menggunakan Perekat Fenol Formaldehida dan Molase
Oil Palm Fronds Particleboard Bonded with Phenol Formaldehyde and Molasses Adhesive
Undergraduate Thesis
adhesive
composition
molasses
oil palm fronds
particleboard
oai:repository.ipb.ac.id:123456789/1125102022-07-16T00:20:48Zcom_123456789_7469com_123456789_25com_123456789_9col_123456789_106
Wahyudi, Imam
Aquaristho, Fernando
2022-07-15T01:37:18Z
2022-07-15T01:37:18Z
2022-07-14
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/112510
Penelitian ini bertujuan mengkaji variasi radial struktur anatomi dan kelas mutu
serat kayu puspa (Schima wallichii) hasil hutan tanaman umur 40 tahun, yakni
antara yang di kayu gubal, peralihan dan kayu teras. Ciri makroskopis diamati
secara langsung terhadap sampel uji menggunakan lup; sedangkan ciri
mikroskopisnya melalui sediaan mikrotom menggunakan mikroskop cahaya.
Dimensi serat diukur melalui sediaan maserasi. Panjang serat dan nilai turunan
dimensi serat digunakan untuk menetapkan kelas mutu serat. Hasil penelitian menunjukkan ketiga bagian kayu puspa yang diteliti (teras-peralihan-gubal) cenderung memiliki karakteristik struktur anatomi dan kelas mutu serat yang sama; kecuali warna kayu, diameter tangensial pori, lebar dan tinggi jari-jari, serta panjang serat dan tebal dinding serat. Tipe/macam/jenis sel penyusun dan
pengorganisasiannya tidak berbeda dengan yang terdapat pada kayu puspa hasil hutan alam. Secara keseluruhan serat kayu puspa yang diteliti masuk ke dalam
Kelas Mutu III. Meskipun layak dijadikan bahan baku pulp dan kertas, kayu puspa
yang diteliti ini lebih direkomendasikan sebagai kayu komposit, mebel dan
bahkan kayu pertukangan.
id
IPB University
Variasi Radial Struktur Anatomi dan Kelas Mutu Serat Kayu Puspa Hasil Hutan Tanaman
Radial Variations of Anatomical Structure and Fiber Quality Class of Puspa Wood from Plantation Forest
Undergraduate Thesis
Hutan tanaman
Kelas mutu serat
Puspa
Schima wallichii
Struktur Anatomi