Show simple item record

dc.contributor.advisorWijayanto, Nurheni
dc.contributor.advisorMansur, Irdika
dc.contributor.authorSaputra, Rahmat
dc.date.accessioned2019-06-24T02:58:24Z
dc.date.available2019-06-24T02:58:24Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/97972
dc.description.abstractSistem agroforestri adalah sistem budidaya yang memadukan beberapa komponen antara lain tanaman pertanian dan tanaman kehutanan untuk memaksimalkan produktivitas lahan. Pada sistem penggunaan lahan, sistem agroforestri menjadi salah satu yang sering digunakan. Fungi mikoriza arbuskula (FMA) adalah fungi yang bersimbiosis pada sistem perakaran tanaman tertentu. Manfaat FMA bagi tanaman diantaranya meningkatkan pertumbuhan tanaman. Oleh karena itu, FMA diasumsikan dapat meningkatkan produktivitas tanaman. Penelitian mengenai produktivitas tanaman di lahan agroforestri sering dilakukan tetapi penelitian terhadap faktor yang mempengaruhi produktivitas tanaman jarang dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) membandingkan produktivitas di setiap lahan dengan komponen agroforestri yang berbeda, (2) menelaah hubungan antara keanekaragaman FMA di setiap lahan, dan (3) membandingkan jumlah spora FMA setiap inang dalam proses perbanyakan. Hasil dari penelitian pertama menunjukkan bahwa produktivitas lahan yang tertinggi adalah lahan 1 (agroforestri kompleks) dengan hasil panen sebesar 1115.8 kg/ha/tahun. Keanekaragaman tanaman pada lahan agroforestri berpengaruh terhadap hasil panen. Faktor lain yang mempengaruhi panen, yaitu pemilihan jenis, pola tanam, jarak tanam, teknik pemeliharaan, dan umur tanaman. Komponen agroforestri yang terbaik diantara lahan tersebut antara lain kopi, nangka, suren, dan ekaliptus. Hasil dari penelitian kedua menunjukkan bahwa persentase kolonisasi, jumlah spora, dan keanekaragaman FMA dapat dipengaruhi oleh komponen agroforestri yang beragam. Komponen agroforestri berupa kopi, cabe gendot, suren, dan wortel memiliki persentase kolonisasi, jumlah spora, dan keanekaragaman FMA yang tertinggi. Persentase akar terkolonisasi dan jumlah spora pada sebagian tanaman berbanding lurus. Salah satu faktor lingkungan yang mempengaruhi FMA adalah unsur hara dimana tinggi rendahnya unsur P-tersedia mempengaruhi persentase kolonisasi oleh FMA. Hasil dari penelitian ketiga menunjukkan bahwa inang yang digunakan pada kultur penangkaran memberikan respon yang berbeda dalam menemukan spora dan memperbanyak spora. Kultur penangkaran sebaiknya menggunakan inang yang berbeda. Hal ini berpengaruh pada perbanyakan spora dikarenakan interaksi antara spora FMA dengan inang yang baru saat kultur penangkaran. Persaingan dalam kolonisasi membuat jumlah spora dan keanekaragaman spora menjadi berbedabeda.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcTropical Silviculture^xAgroforestry System^y2018^zBandung-Jawa Baratid
dc.subject.ddcTropical Silvicultureid
dc.subject.ddcAgroforestry Systemid
dc.subject.ddc2018id
dc.subject.ddcBandung-Jawa Baratid
dc.titleKomponen Agroforestri: Status dan Keanekaragaman Fungi Mikoriza Arbuskulaid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordkeanekaragamanid
dc.subject.keywordperbanyakanid
dc.subject.keywordproduktivitasid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record