Studi Faal Dugong Liar (Dugong dugon) di Kabupaten Tolitoli : Identifikasi dan Nilai Nutrisi Lamun serta Kimia Darah dan Air Mata
View/ Open
Date
2019Author
Nurdin, Muh. Ardiansyah
Suprayogi, Agik
Satyaningtijas, Aryani Sismin
Darusman, Huda Salahuddin
Metadata
Show full item recordAbstract
Indonesia dikenal sebagai negara dengan keanekaragaman hayati terbesar di dunia. Salah satu jenis mamalia laut yang terdapat di perairan Indonesia, yaitu dugong (Dugong dugon). Dugong mencari makan dengan makanan utamanya adalah lamun (seagrass). Upaya penyelamatan dugong melalui pendekatan kesehatan dugong masih belum banyak dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis dan nilai nutrisi lamun (seagrass) sebagai pakan unggul yang bernutrisi tinggi untuk dugong dan nilai kimia darah dan air mata sebagai indikator status kesehatan dugong liar di Kabupaten Tolitoli. Penelitian ini menggunakan 1 ekor dugong yang dipelihara selama 14 hari untuk proses adaptasi pada lingkungan barunya. Penelitian ini mengukur dan mengidentifikasi jenis lamun, kecernaan pakan, estimasi feeding trail, nilai kimia darah, dan air mata.
Dugong dikenal sebagai satu-satunya mamalia laut yang bersifat herbivora, dan sangat menggantungkan hidupnya pada tumbuhan lamun (seagrass). Hasil penelitian menunjukkan terdapat 9 jenis lamun di lokasi penelitan yaitu Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, Syringodium isoetifolium, Cymodocea rotundata, Cymodocea serrulata, Halophila ovalis, Halophila minor, Halodule uninervis, dan Halodule pinnifolia. Tingkat palatabilitas tertinggi dimiliki oleh jenis lamun Cymodocea sp dengan nilai palatabilas mencapai (++++), diikuti oleh jenis Halodule sp dengan nilai palatabilitas (+++) dan jenis Halophila sp dengan (++), sedangkan jenis Enhalus acoroides dan Thalasia hemprichii merupakan dua jenis lamun yang tidak dikonsumsi sama sekali oleh dugong ditunjukkan dari tidak adanya jejak feeding trail yang nampak. Nilai nutrisi dari Halophila sp, Halodule sp dan Cymodocea sp sebagai jenis lamun yang memiliki palatabilitas cukup baik berturut-turut menunjukkan nilai berupa protein kasar 6.86%, 7.69% dan 8.79%, serat kasar 10.77%, 18.36% dan 24.26%, lemak kasar 0.99%, 1.81% dan 1.5%, kalsium 0.79%, 2.12% dan 1.89%, fosfor 0.34%, 0.34% dan 0.26% serta energi bruto 163.4 kal/kg, 300.5 kal/kg dan 319.5 kal/kg. Cymodocea sp adalah pakan terbaik bagi dugong karena mengandung energi tinggi (319.5 kal/kg) dan tinggi protein 8.79 % jika dbandingkan dengan jenis Halophila sp (163.4 kal/kg) dan Halodule sp (300.5 kal/kg). Kadar nutrisi yang terkandung di dalam Cymodocea sp yang terdapat di Pulau Lingayan layak menjadi pakan utama bagi dugong.
Gambaran fisiologis normal dugong liar berupa nilai kimia darah dan air mata yaitu glukosa (110.66 mg/dl), kolesterol (92.33 mg/dl), BUN (35.66 mg/dl), creatinin (0.66 mg/dl), SGOT (25.66 iu/l), SGPT (20.66 iu/l), Total protein pada air mata adalah (0.02 g/dl), albumin (0.04 g/dl) dan glukosa (1 mg/dl). Nilai kimia darah dugong dan manatee terlihat berbeda kemungkinan karena perbedaan spesies dan pengaruh lingkungan.
Collections
- MT - Veterinary Science [898]