| dc.description.abstract | Water Resilient Settlement (WRS) didefinisikan sebagai permukiman yang lenting terhadap perubahan kondisi air, berkelanjutan, serta layak tinggal bagi warganya. WRS mengimplementasikan pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan Ruang Terbuka Biru (RTB) yang terintegrasi. Di Kota Bogor, terdapat sejumlah jenis permukiman, di antaranya adalah permukiman modern dan permukiman organik. Dalam penelitian ini, permukiman modern diwakili Griya Katulampa yang berada di riparian Sungai Ciliwung. Sementara jenis permukaan organik diwakili oleh Pulo Geulis yang berada di delta Sungai Ciliwung. Kedua jenis permukiman tersebut memiliki potensi dan kendala yang berbeda-beda. Dalam penelitian ini, potensi dan kendala digali melalui Focus Groups Discussion (FGD) dengan masyarakat. Hasil FGD diolah dengan metode analisis Strength Weakness Opportunitie Threat (SWOT) dan didukung dengan inventarisasi kondisi aktual. Hasil analisis menunjukkan perbedaan potensi dan kendala yang nyata di antara kedua lokasi penelitian. Meski memiliki potensi dan kendala yang berbeda-beda, strategi pengelolaan yang dikembangkan untuk mencapai WRS di kedua lokasi sama yaitu pengelolaan air dan RTB, pengelolaan RTH dan pembangunan kapasitas masyarakat. | id |
