Analisis Kebijakan Tata Ruang Permukiman di Wilayah Sempadan Sungai dan Nilai Kerugian Ekonomi Akibat Banjir (Studi Kasus: Kelurahan Jati Padang, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan).
Abstract
Pertumbuhan jumlah penduduk di DKI Jakarta menyebabkan kebutuhan
lahan untuk tempat tinggal semakin meningkat. Hal tersebut memicu terjadinya
pembangunan liar, salah satunya di wilayah sempadan sungai. Kepadatan
permukiman di sempadan Kali Pulo, Kelurahan Jati Padang menyebabkan fungsi
dan manfaatnya menurun. Saat musim penghujan dimana debit air tinggi, Kali
Pulo tidak dapat menampung volume air yang ada sehingga terjadi bencana banjir.
Tujuan dari penelitian ini yaitu: 1) Menganalisis kesesuaian tata ruang
permukiman dengan kebijakan yang berlaku 2) Menganalisis permasalahan tata
ruang permukiman 3) Menganalisis persepsi masyarakat dan stakeholders
mengenai kondisi lingkungan dan banjir 4) Mengestimasi kerugian ekonomi yang
dialami masyarakat akibat banjir. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah analisis konten kebijakan, analisis deskriptif kualitatif dan skala semantik,
serta valuasi ekonomi (pendekatan harga pasar, cost of illness, dan opportunity
cost). Hasil penelitian menunjukkan ketidaksesuaian tata ruang di sempadan Kali
Pulo dengan kebijakan yang berlaku. Permasalahan tata ruang meliputi masalah
perizinan, perilaku masyarakat, pengawasan, dan penanganan. Persepsi
masyarakat dan stakeholders menunjukkan kondisi tata ruang permukiman di
Kelurahan Jati Padang sangat padat dengan kondisi sempadan kali yang sempit
dan frekuensi banjir yang sering terjadi. Total nilai kerugian ekonomi yang
dialami masyarakat akibat banjir pada bulan Oktober hingga Desember 2017
adalah sebesar Rp. 1.641.688.437,956. Nilai tersebut merupakan penjumlahan dari
nilai kerugian langsung sebesar Rp. 1.256.211.830,813 dan nilai kerugian tidak
langsung sebesar Rp. 385.476.607,143.