Hantaran Hidrolik Tanah pada Berbagai Penggunaan Lahan di DAS Mikro Cikardipa, Desa Sukagalih, Kecamatan Megamendung, Bogor.
View/ Open
Date
2018Author
Guritno, Adhityo
Wahjunie, Enni Dwi
Baskoro, Dwi Putro Tejo
Metadata
Show full item recordAbstract
Hujan yang jatuh ke permukaan bumi dapat memberikan keuntungan bagi
kehidupan apabila sebagian besar air masuk kedalam tanah. Pada sisi lain, kerugian
dapat terjadi jika sebagian besar air yang jatuh menjadi aliran permukaan yang
dapat menyebabkan tanah tererosi melebihi batas toleransi dan banjir. Hal tersebut
salah satunya disebabkan oleh menurunnya kemampuan tanah dalam melalukan air
yang dikenal dengan hantaran hidrolik tanah. Hantaran hidrolik tanah dipengaruhi
oleh sifat-sifat fisik tanah yang memiliki kaitan dengan penggunaan lahan.
Penggunaan lahan yang berbeda akan mempunyai sifat fisik tanah yang berbeda
pula karena tiap penggunaan lahan memiliki cara pengelolaan yang berbeda.
Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui nilai hantaran hidrolik tanah pada
lahan kopi, lahan tegalan, dan lahan bambu serta mengetahui waktu pencapaian
nilai hantaran hidrolik jenuh dan dinamika nilai hantaran hidrolik dilakukan di DAS
Mikro Cikardipa, Desa Sukagalih, Kecamatan Megamendung, Bogor. Pengukuran
hantaran hidrolik menggunakan permeameter dan pengambilan contoh tanah
dilakukan pada tiga penggunaan lahan (lahan kopi, lahan tegalan, dan lahan
bambu). Hasil penelitian menunjukkan bahwa hantaran hidrolik jenuh terbesar
terdapat pada lahan bambu yang diikuti lahan kopi, dan lahan tegalan dengan nilai
masing-masing 6.03 cm/jam, 4.81 cm/jam, dan 4.23 cm/jam di kedalaman 0-20 cm;
serta 5.70 cm/jam, 5.56 cm/jam, dan 4.28 cm/jam di kedalaman 20-30 cm. Waktu
pencapaian jenuh di lahan bambu adalah 35.5 menit (kedalaman 0-20 cm) dan 30.5
menit (kedalaman 20-30 cm). Waktu pencapaian jenuh di lahan tegalan adalah 114
menit (kedalaman 0-20 cm) dan 26 menit (kedalaman 20-30 cm). Waktu
pencapaian jenuh di lahan kopi adalah 34 menit (kedalaman 0-20 cm) dan 109 menit
(kedalaman 20-30 cm). Selama pengukuran, hantaran hidrolik lahan kopi
mempunyai dinamika yang lebih stabil dibandingkan lahan tegalan dan lahan
bambu. Hal ini karena tanah lahan kopi memiliki agregat yang lebih mantap.