Show simple item record

dc.contributor.advisorNurmalina, Rita
dc.contributor.advisorBurhanuddin
dc.contributor.authorWijaksani, Titik Triary
dc.date.accessioned2018-10-08T02:44:33Z
dc.date.available2018-10-08T02:44:33Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/94031
dc.description.abstractSalah satu permasalahan yang dihadapi dalam pemenuhan kebutuhan daging sapi dalam negeri dengan produksi lokal di Indonesia, adalah sentra produksi ternak sapi potong dan sentra konsumsi daging sapi utama yang terpisahkan dengan jarak yang jauh. Wilayah sentra konsumsi daging sapi utama yakni Provinsi DKI Jakarta hampir seluruh kebutuhan konsumsi daging sapinya dipasok dari luar wilayah bahkan berbeda pulau. Distribusi ternak sapi antar pulau di Indonesia selama ini menggunakan kapal barang karena belum ada kapal khusus angkutan ternak. Berdasarkan hal itu pemerintah melakukan investasi kapal khusus angkutan ternak. Investasi kapal khusus angkutan ternak pertama investasi pemerintah yakni KM Camara Nusantara I (KM CN I), selanjutnya pemerintah melakukan penambahan investasi pengadaan kapal khusus angkutan ternak yang baru. Investasi kapal tersebut selain memerlukan biaya yang tinggi, operasionalnya juga masih disubsidi oleh pemerintah. Oleh karena itu pada penelitian ini bertujuan menganalisis kelayakan investasi kapal khusus angkutan ternak dari analisis aspek nonfinansial, analisis finansial dan ekonomi, serta melakukan analisis sensitivitas pada 4 skenario rute kapal khusus angkutan ternak dari investasi KM Camara Nusantara I dan 3 pengadaan kapal khusus angkutan ternak yang baru. Analisis aspek nonfinansial menggunakan metode deskriptif dengan melihat aspek pasar, teknis, manajemen dan hukum, sosial ekonomi dan budaya, serta lingkungan. Analisis finansial dan ekonomi menggunakan metode Cost and Benefit Analysis (CBA) dengan kriteria kelayakan Net Present Value (NPV), Gross Benefit and Cost Ratio (Gross B/C Ratio), Internal Rate of Return (IRR), dan Pay back Periode (PP), namun pada analisis ekonomi menggunakan harga bayangan (shadow price). Analisis sensitivitas menggunakan metode nilai pengganti (switching value). Analisis aspek nonfinansial menunjukkan investasi kapal khusus angkutan ternak untuk 4 skenario rute layak. Analisis finansial menunjukkan bahwa semua skenario rute tidak layak dilakukan baik kapal balik tanpa muatan pakan maupun membawa muatan pakan. Analisis ekonomi menunjukkan 4 skenario rute pada saat kapal balik tanpa muatan tidak layak. Namun pada skenario kapal balik membawa muatan pakan secara ekonomi layak dilakukan karena NPV>0, Gross B/C>1, IRR>discount rate. Payback period KM CN I sebesar 10.72 tahun pada simulasi skenario mengangkut ternak dari 1 pelabuhan di wilayah sentra produksi sapi potong (S1.1) dan 13.11 tahun pada simulasi skenario singgah di 2 pelabuhan wilayah produksi sapi potong (S1.2), sedangkan pengadaan kapal khusus angkutan ternak yang baru pay back period berkisar antara 8.02 tahun hingga 13.84 tahun tergantung skenario rute kapal. Setiap penambahan biaya pada simulasi setiap skenario rute kapal S1, S2, dan S3 yang menyinggahi 2 pelabuhan wilayah produksi sapi potong (S1.2; S2.2 dan S3.2) memberikan tambahan manfaat lebih rendah dibandingkan pada simulasi skenario rute kapal yang menyinggahi 1 pelabuhan saja di wilayah produksi sapi potong Analisis sensitivitas menunjukkan perubahan minimal kenaikan harga tiket ternak sapi agar pengusahaan kapal khusus angkutan ternak layak jika balik tanpa muatan berkisar antara 382.34%-534.56%, sedangkan jika balik membawa muatan pakan minimal kenaikan harga tiket ternak sapi dan pakan berkisar antara 286.50%-410.12% tergantung skenario rute kapal. Investasi kapal khusus angkutan ternak yang balik membawa muatan pakan pada skenario rute S4 dengan maksimal penurunan muatan 9.31% paling sensitif terhadap penurunan jumlah muatan pakan per voyage menyusul simulasi skenario rute S2.2 (9.83%), dibandingkan dengan simulasi skenario rute kapal lainnya dengan maksimal penurunan muatan antara 10.58% hingga 88.59% tergantung simulasi skenario rute kapal. Berdasarkan hasil analisis kelayakan investasi kapal khusus angkutan ternak pada penelitian ini, maka saran yang dapat disampaikan bagi pemerintah adalah untuk mempertimbangkan pemanfaatan kapal khusus angkutan ternak saat balik menuju wilayah sentra produksi ternak secara optimal, dengan mengangkut barang keperluan wilayah sentra produksi ternak terutama pakan olahan, yang dapat dipasok dari wilayah sentra konsumsi. Pemerintah juga perlu mempertimbangkan untuk penghitungan kembali penetapan tarif angkut kapal agar mengurangi beban finansial pengoperasian kapal. Berdasarkan analisis sensitivitas minimal kenaikan harga tiket ternak berkisar antara Rp 1 040 648 per ekor sampai Rp 2 249 338 per ekor, sedangkan harga tiket pakan berkisar antara Rp 938 623 per ton M3 hingga Rp 1 621 663 per ton M3.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcAgribusinessid
dc.subject.ddcBeef Cattleid
dc.subject.ddc2017id
dc.subject.ddcIndonesiaid
dc.titleAnalisis Investasi Pengadaan Kapal Khusus Angkutan Ternak di Indonesia.id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordAnalisis investasiid
dc.subject.keywordCost and Benefit Analysis (CBA)id
dc.subject.keywordkapal ternakid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record