Isolasi Mikroflora Saluran Pencernaan Ikan Baronang (Siganus guttatus Bloch, 1787).
View/ Open
Date
2018Author
Kaunar, Nuryani
Affandi, Ridwan
Wiryawan, I Komang Gede
Metadata
Show full item recordAbstract
Ikan baronang (Siganus guttatus Bloch, 1787) adalah salah satu spesies dari famili siganidae. Ikan ini merupakan ikan laut yang bernilai ekonomis. Ikan baronang selain memiliki nilai gizi yang tinggi juga, rasa dagingnya yang lezat dan gurih. Hal ini mengakibatkan permintaan terhadap ikan baronang meningkat dari waktu ke waktu. Hal tersebut berdampak pada aktivitas penangkapan ikan baronang yang terus meningkat, sehingga menyebabkan terjadinya over-fishing. Ikan baronang tergolong ikan herbivora dengan memanfaatkan tumbuhan laut seperti rumput laut dan lamun. Kemampuan mencerna rumput laut dan lamun ini adalah berkat adanya mikroflora saluran pencernaan. Mikroflora saluran pencernaan dapat mendegradasi rumput laut dan lamun, karena mikroflora dapat memproduksi enzim yakni protease dan selulase. Jenis-jenis mikroflora pada saluran pencernaan ikan baronang belum diketahui dengan pasti, sehingga perlu dikaji. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji keberadaan bakteri proteolitik, selulolitik dan aktivitas antibakteri terhadap bakteri patogen Streptococcus agalactiae.
Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap yaitu tahap pertama adalah isolasi bakteri, tahap ini terdiri atas pengenceran, penanaman dan penumbuhan bakteri. Tahap kedua adalah karakterisasi bakteri meliputi pengamatan bentuk koloni, pewarnaan Gram, dan uji fakultatif. Tahap ketiga adalah uji aktivitas antibakteri terhadap bakteri patogen. Metode yang digunakan yaitu PCA (Plate Count Agar), pewarnaan Gram, dan metode sumur agar.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada isolasi bakteri selulolitik diperoleh sebanyak 12 isolat dan bakteri proteolitik sebanyak 15 isolat. Hasil perhitungan persentase morfologi koloni bakteri selulolitik yang menampilkan warna krem dan warna pink bening adalah sebesar 22%, elevasi seperti tombol adalah sebesar 59%, tepian berombak adalah sebesar 50%, dan bentuk tak beraturan dan menyebar adalah sebesar 33%. Pengamatan terhadap morfologi koloni bakteri proteolitik diperoleh warna putih keruh adalah sebesar 40%, elevasi timbul adalah sebesar 80%, tepian licin adalah sebesar 53%, dan bentuk bundar adalah sebesar 53%. Bakteri selulolitik yang memiliki sel lapisan peptidoglikan tipis dan kandungan lipid yang tinggi lebih dominan, sedangkan pada bakteri proteolitik yang memiliki peptidoglikan tebal dan kandungan lipid yang rendah lebih dominan. Hasil pengamatan morfologi pada bakteri selulolitik diperoleh bentuk Bacilli berjumlah 8 isolat, bentuk Cocci berjumlah 3 isolat, dan 1 isolat berbentuk Spiral, sedangkan bakteri proteolitik berjumlah 14 isolat berbentuk Bacilli dan hanya 1 isolat berbentuk Cocci. Pada uji fakultatif diperoleh bakteri selulolitik berjumlah 8 isolat dan bakteri proteolitik berjumlah 11 isolat.
Hasil uji aktivitas antibakteri yang berpotensi sangat kuat berjumlah 7 isolat bakteri selulolitik terdiri atas 2.I.S.Ae, 6.I.S.Ae, 8.I.S.Ae, 10.I.S.Ae, 2.I.S.An, 3.I.S.An, dan 5.I.S.An sedangkan isolat bakteri proteolitik berjumlah 5 isolat yakni 5.I.P.Ae, 12.I.P.Ae, 1.I.P.An, 2.I.P.An, dan 3.I.P.An.
Collections
- MT - Fisheries [2934]