Produksi Bibit Tacca (Tacca chantrieri Andre) Aksesi Kalimantan melalui Embriogenesis Sel Somatik secara in Vitro
View/ Open
Date
2018Author
Janati, Rahayu Ning
Krisantini
Wiendi, Ni Made Armini
Metadata
Show full item recordAbstract
Tacca adalah tanaman langka yang hidup di hutan hujan tropis Kalimantan.
Bunganya yang unik menyerupai kelelawar dapat dimanfaatkan sebagai tanaman
hias. Rimpangnya mengandung spirostanol saponin sebagai penawar HL-60
promyelocytic sel darah putih, saponin dan glucosida bisa menurunkan tekanan
darah, chantriolide, evelynin, dan taccalonolide yang bersifat cytotoxic terhadap
sel kanker. Daya berkecambah benih yang rendah dalam waktu yang lama,
pembentukan anakan yang rendah, serta adanya kerusakan habitat alaminya
membuat tanaman ini menjadi langka. Tujuan penelitian ini untuk mempelajari
respon eksplan tunas basal, tangkai daun, dan helaian daun terhadap zat pengatur
tumbuh auksin (IAA dan 2,4-D) dan sitokinin (BA) dalam membentuk embrio
somatik, serta untuk mendapatkan protokol yang optimal memproduksi bibit
Tacca secara in vitro melalui embriogenesis sel somatik. Penelitian ini terdiri dari
4 percobaan terpisah yang masing-masing menggunakan jenis eksplan dan
perlakuan berbeda setiap percobaan, percobaan I disusun menggunakan
Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktor tunggal dan percobaan II, III, IV disusun
menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) dengan perlakuan
yang disusun secara faktorial. Percobaan I yaitu perkecambahan benih zygotik,
percobaan II yaitu induksi embriogenesis dari eksplan tunas basal, percobaan III
yaitu induksi embriogenesis dari eksplan tangkai daun, dan percobaan IV yaitu
induksi embriogenesis dari eksplan helaian daun. Media perkecambahan benih
zygotik yaitu TC3 (MS0 + 5 mgL-1 GA3), MS0, MS0 + CaP, MS13K (MS0 + 0,1
mgL-1 IAA + 1,5 mgL-1 2IP + 4 mgL-1 CaP + 100 mlL-1 air kelapa). Media
eksplan tunas basal yaitu MS0 + 100 mlL-1 air kelapa + Indole Acetic Acid (IAA)
(0,5; 1,0; 1,5 mgL-1) + Benzil Adenin (BA) (3,0; 4,0; 5,0 mgL-1). Media eksplan
tangkai dan helaian daun yaitu MS0 + 100 mlL-1 air kelapa + BA (0,5; 1,0 mgL-1)
+ IAA atau 2,4-dichlorophenoxy acetic acid (2,4-D) (0,5; 1,0; 2,0 mgL-1). Hasil
penelitian menunjukkan perkecambahan benih zygotik mencapai 98% pada 14
MST. Pembentukan embrio dari eksplan tunas basal terbaik pada penambahan
IAA sebanyak 0,5 mgL-1 mencapai 7,03 embrio saat 8 MST. Pada eksplan tangkai
daun, media terbaik untuk pembentukan embrio yaitu media TCE1 (MS + 100
mlL-1 air kelapa + 0,5 mgL-1 IAA + 0,5 mgL-1 BA) mencapai 2,92 embrio saat 6
MST.