Show simple item record

dc.contributor.advisorSunarti, Euis
dc.contributor.advisorHerawati, Tin
dc.contributor.authorMurdiani, Septriana
dc.date.accessioned2018-04-18T07:13:33Z
dc.date.available2018-04-18T07:13:33Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/91466
dc.description.abstractRelokasi pada keluarga marjinal di keseluruhan wilayah Provinsi DKI Jakarta ditargetkan hingga 20,000 kepala keluarga pada tahun 2017. Keluarga yang menempati lahan negara direlokasi ke sejumlah rumah susun sewa (rusunawa) yang telah disediakan oleh pemerintah. Hal tersebut menyebabkan adanya perubahan budaya pada keluarga yang terbiasa tinggal dengan kondisi horizontal menjadi vertikal di dalam gedung bertingkat, sehingga keluarga menjadi rentan terhadap sejumlah risiko. Kerentanan yang dihadapi keluarga penghuni rumah susun dapat dilihat dari berbagai dimensi, diantaranya dimensi kapasitas keluarga, dimensi sosial ekonomi, pelayanan komunitas serta tantangan informasi dan mobilitas (Brecwalld et al. 2015). Kerentanan dimensi sosial ekonomi hingga ke tingkat krisis, yaitu penghuni rumah susun rentan dicabut haknya untuk memiliki izin tinggal (homelessness). Sejumlah faktor lain yang juga dapat berkontribusi terhadap kerentanan sosial ekonomi adalah faktor kepadatan, kondisi unit, ketidakmampuan membayar sewa, dan keamanan dalam rumah (Paradis et al. 2014). Selain itu, dari aspek lingkungan keluarga yang tinggal di rumah susun rentan terjadinya risiko berupa bahaya kebakaran yang terjadi di gedung bertingkat. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini untuk menganalisis potensi ancaman, kerentanan, dan kesejahteraan subjektif keluarga yang tinggal di Rumah Susun Jatinegara Barat. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional secara purposive di Rusunawa Jatinegara Barat, Jakarta Timur. Waktu penelitian termasuk persiapan, pengumpulan data, pengolahan, analisis, dan penulisan laporan terhitung mulai Februari 2016 sampai November 2017. Penelitian ini adalah bagian dari sebuah penelitian payung dengan judul “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesejahteraan Keluarga Penghuni Rumah Susun Jatinegara Barat”. Populasi penelitian ini adalah keluarga utuh dengan kriteria suami dan istri yang masih lengkap sebanyak 311 populasi dan diambil 157 contoh yang dipilih secara disproportionate stratified random sampling. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui metode wawancara dengan alat bantu kuesioner meliputi data: (1) karakteristik keluarga (usia istri dan suami, lama pendidikan istri dan lama pendidikan suami, pendapatan, jumlah penghuni dan lama menetap), (2) karakteristik lingkungan (posisi unit, letak unit dan urutan lantai), (3) pengetahuan dan sikap terhadap ancaman kebakaran menggunakan kuesioner yang dimodifikasi dari The Regulatory Refrom Fire Safety Order (2006) dengan nilai Cronbach’s alpha sebesar 0.713, (4) potensi ancaman kebakaran diukur berdasarkan kepadatan yang diacu dari BPS (luas m2/orang) dan perilaku penghuni yang dimodifikasi dari The Regulatory Refrom Fire Safety Order (2006) dengan nilai Cronbach’s alpha sebesar 0.730, (5) kuesioner kerentanan keluarga dimodifikasi sebagian dari Golden O et al., (2012) dengan nilai Cronbach’s alpha sebesar 0.806, (6) kuesioner kesejahteraan subjektif dimodifikasi sebagian dari Diener (2000) dan Sunarti (2003) dengan nilai Cronbach’s alpha sebesar 0.806. Skor total yang diperoleh dari setiap variabel kemudian ditransformasikan menjadi rataan indeks. Sementara itu, data sekunder diperoleh dari pihak pengelola Rumah Susun Jatinegara Barat yang meliputi data umum kondisi wilayah, data jumlah kepala keluarga, data jumlah penghuni, data jumlah unit tempat tinggal, dan lain-lain. Analisis data yang digunakan adalah korelasi Spearman dan regresi linear berganda. Keluarga yang tinggal di rumah susun Jatinegara Barat merupakan keluarga dengan rata-rata usia istri dan suami yaitu 41 dan 45 tahun. Rata-rata pendidikan suami dan istri adalah SMP. Enam dari sepuluh keluarga contoh termasuk kategori tidak miskin dengan rata-rata pendapatan per kapita sebesar Rp.773,390. Rata-rata setiap unit dihuni lima orang dengan luas per kapita 6.94 m2. Rata-rata lama menetap sudah mencapai delapan bulan. Penghuni telah mengetahui jalur evakuasi gedung jika terjadi bencana, memiliki kehati-hatian saat menggunakan alat atau bahan yang berpotensi menyebabkan kebakaran, dan merasa puas dengan hubungan antar anggota keluarga. Akan tetapi, penghuni masih memiliki perilaku berupa tidak mencabut tusuk kontak dan steker TV saat keluar rumah. Hasil uji korelasi menemukan bahwa lama pendidikan suami dan pendapatan per kapita memiliki hubungan yang negatif signifikan dengan kerentanan keluarga, sedangkan jumlah penghuni memiliki hubungan yang positif signifikan dengan kerentanan sosial dan kerentanan secara total. Hasil uji korelasi terhadap kesejahteraan subjektif juga diperoleh bahwa usia istri dan sikap terhadap ancaman kebakaran memiliki hubungan yang positif signifikan terhadap kesejahteraan subjektif keluarga. Kerentanan sosial dan kerentanan ekonomi memiliki hubungan yang negatif signifikan dengan kesejahteraan subjektif keluarga. Hasil uji pengaruh menemukan bahwa lama pendidikan suami, pendapatan per kapita, dan perilaku penghuni berpengaruh negatif signifikan terhadap kerentanan keluarga. Hasil uji pengaruh juga menemukan bahwa usia istri dan sikap terhadap ancaman kebakaran berpengaruh positif signifikan terhadap kesejahteraan subjektif keluarga, sedangkan usia suami, pendapatan per kapita, kerentanan sosial, dan kerentanan ekonomi berpengaruh negatif signifikan terhadap kesejahteraan subjektif keluarga. Berdasarkan hasil penelitian yang ditemukan maka saran yang diberikan, bagi pemerintah diharapkan dapat membentuk program perbaikan dan peningkatan kualitas yang berhubungan dengan kesejahteraan subjektif keluarga untuk mnegurangi dampak kerentanan secara sosial, misalnya menciptakan kegiatan positif bagi warga untuk mengurangi dampak perbedaan budaya lingkungan dari vertikal ke horizontal, misalnya pendampingan kegiatan rutin seperti pengajian dan lainnya, sedangkan upaya memecahkan masalah terkait kerentanan ekonomi yang dihadapi, pemerintah diharapkan dapat memberikan subsidi uang sewa pada penghuni ekonomi rendah, menyusun program pemulihan pendapatan dan mata pencaharian warga yang direlokasi. Bagi Keluarga yang tinggal di rumah susun Jatinegara Barat diharapkan lebih memerhatikan pengaturan ruang di dalam rumah, meningkatkan perilaku safety, dan zero tolerance terhadap potensi kebakaran, serta mensyukuri dan memelihara fasilitas secara bijak.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcFamilyid
dc.subject.ddcVulnerability familyid
dc.subject.ddc2016id
dc.subject.ddcJAKTIMid
dc.titlePotensi Ancaman Kebakaran, Kerentanan, dan Kesejahteraan Subjektif Keluarga Penghuni Rumah Susun Jatinegara Baratid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordancaman bahaya kebakaranid
dc.subject.keywordperilaku penghuniid
dc.subject.keywordkerentananid
dc.subject.keywordkesejahteraan subjektifid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record