dc.description.abstract | Senyawa humat merupakan produk yang terbentuk selama proses
dekomposisi bahan organik yang dapat ditemukan di lingkungan perairan,
sedimen dan tanah. Senyawa humat pada lingkungan tanah dapat ditemukan pada
tanah yang memiliki bahan organik tinggi seperti Andisol, Spodosol, dan gambut.
Selain itu senyawa humat juga terkandung di dalam lignit. Senyawa humat yang
terkandung dalam bahan tanah dan lignit tersebut dapat dimanfaatkan sebagai
bahan ameliorant, karena antara lain senyawa humat memiliki peranan yang
penting dalam memperbaiki kesuburan tanah dan pertumbuhan tanaman.
Pemanfaatan senyawa humat yang terkandung di dalam bahan-bahan tersebut
tidak mudah, karena senyawa humat perlu diekstrak terlebih dahulu. Cara
ekstraksi dan jenis serta karakteristik bahan yang diekstrak akan menghasilkan
senyawa humat yang berbeda satu sama lain. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu
dilakukan penelitian tentang karakteristik dan penggunaan senyawa humat hasil
ekstraksi dari bahan yang berbeda untuk mengetahui pengaruhnya terhadap
pertumbuhan tanaman.
Proses ekstraksi dan analisis karakteristik senyawa humat dari berbagai
bahan dilakukan di Laboratorium Pengembangan Sumberdaya Fisik Lahan
Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan Fakultas Pertanian, Institut
Pertanian Bogor. Percobaan aplikasi senyawa humat hasil ekstraksi pada tanaman
jagung dilakukan di rumah kaca Kebun Persemaian Permanen, Institut Pertanian
Bogor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan C dan rasio C/N tertinggi
dijumpai pada senyawa humat dari gambut, kandungan N tertinggi dijumpai pada
humat dari Spodosol. Kemasaman total paling tinggi terdapat pada senyawa
humat dari Andisol disusul oleh humat dari gambut, lignit, dan Spodosol.
Kemasaman total yang tinggi didukung oleh gugus-gugus karboksil dan OHfenolat
yang merefleksikan kompleksitas dari senyawa humat. Spektra hasil
analisis dengan Fourier Transform Infra Red (FTIR) menunjukkan senyawa
humat hasil penelitian didominasi oleh gugus –COOH dan –OH. Morfologi
permukaan senyawa humat hasil Scanning Electron Microscopy (SEM)
menunjukkan kerapatan dan bentuk yang berbeda-beda akibat perbedaan tingkat
dekomposisi dan proses pembentukan dari masing-masing senyawa humat.
Pemberian senyawa humat dari lignit dengan dosis 30 liter/ha (H4K2) merupakan
perlakuan yang paling baik dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman jagung
ditandai dengan stimulasi lebar daun, jumlah daun, bobot biomassa tanaman, dan
bobot kering akar yang lebih baik. | id |