dc.description.abstract | Kebutuhan air seharusnya sebanding dengan ketersediaan air. Namun, Kota
Bogor mengalami permasalahan dalam memenuhi kebutuhan air. Hal ini
disebabkan oleh peningkatan jumlah penduduk. Selain itu, Kota Bogor juga
memiliki permasalahan dengan pengunaan lahan. Kota Bogor sebagai salah satu
lanskap perkotaan di Indonesia sangat identik dengan pemukiman yang padat. Hal
ini mengakibatkan berkurangnya ketersediaan air baku dari air tanah. PDAM Tirta
Pakuan sebagai perusahaan penyedia air minum memiliki sumber air baku yaitu
Sungai Cisadane sebagai aliran permukaan dan beberapa dari air tanah. Namun, hal
ini tidak dapat memenuhi kebutuhan air bagi masyarakat Kota Bogor. Sehingga,
Kota Bogor membutuhkan sumber air alternatif.
Sungai Ciliwung merupakan salah satu ruang terbuka biru yang dimiliki Kota
Bogor yang saat ini belum dimanfaatkan. Sehingga, Penelitian ini mengkaji
kuantitas air dan kualitas air Sungai Ciliwung untuk dimanfaatkan sebagai sumber
air baku. Tujuan pertama dari penelitian ini ialah untuk mendapatkan kuantitas air
Sungai Ciliwung dari debit air dan curah hujan pada periode ulang 2, 5, 10, 25, 50
tahun kedepan. Tujuan kedua ialah untuk mendapatkan distribusi spasial dan
temporal kualitas air Sungai Ciliwung di Kota Bogor untuk parameter total fosfat
(TP), total nitrogen (TN), dan hydrochemical (Ca2+, K+, Mg2+, Na+, Cl-, NO3
- , SO4
2-,
dan HCO3). Kemudian, kedua tujuan tersebut akan menjadi pertimbangan dalam
menentukan konsep pengelolaan lanskap Sungai Ciliwung untuk sumber air baku.
Analisis kuantitas air dilakukan menggunakan dengan analisis frekuensi
distribusi log pearson tipe III untuk parameter debit air Sungai Ciliwung dan curah
hujan Kota Bogor. Kualitas air Sungai Ciliwung didapatkan dari analisis
laboratorium, kemudian dilakukan analisis distribusi spasial dengan menggunakan
metode inverse distance weighted (IDW). Hasil kuantitas air menunjukkan bahwa
debit air Sungai Ciliwung mengalami peningkatan pada periode ulang 2, 5, 10, 25,
50 tahun kedepan dengan rata – rata peningkatan sebesar 1.6 m3/d. Begitu juga
dengan curah hujan di Kota Bogor mengalami peningkatan pada periode ulang 2, 5,
10, 25, 50 tahun kedepan dengan rata – rata peningkatan sebesar 251 mm.
Distribusi spasial dan temporal parameter kualitas air cenderung mengalami
penurunan konsentrasi dari bulan Desember 2016 sampai bulan Februari 2017.
Total fosfat menjadi salah satu parameter yang menjadi perhatian pada penelitian
ini, karena konsentrasi total fosfat yang melampui batas maksimum konsentrasi
yang dizinkan pemerintah yaitu 0.2 mg/L. Hasil indeks kualitas air menunjukkan
bahwa Sungai Ciliwung memiliki potensi untuk dimanfaatkan sebagai sumber air
baku. Namun, kualitas air Sungai Ciliwung dapat menjadi buruk akibat penggunaan
lahan pada lanskap bantaran sungai. Sehingga, penelitian ini merekomendasikan
fitoremediasi dengan media constructed wetland sebagai konsep pengelolaan
lanskap untuk Sungai Ciliwung. | id |