dc.description.abstract | Tanaman padi (Oryza sativa) merupakan sumber makanan pokok sebagian
besar masyarakat Indonesia. Salah satu kendala dalam budidaya padi adalah
serangan Nilaparvata lugens (Stäl). Pada populasi tinggi dapat menyebabkan
tanaman padi mati kekeringan atau kelihatan seperti terbakar (hopperburn).
Cendawan entomopatogen H. citriformis berpotensi dapat mengendalikan N.
lugens di lapang terbukti sangat tinggi dari seringnya terjadi epizooti pada
populasi wereng batang padi coklat (WBPC).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produksi miselia H. citriformis
Isolat Bogor yang optimum serta memiliki tingkat sporulasi tinggi. Penelitian
dilaksanakan mulai bulan Maret 2016 sampai dengan Februari 2017, di
laboratorium dan rumah kaca Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian, Bogor. Identifikasi cendawan
H. citriformis dilakukan secara morfologi dan molekuler untuk mengetahui
species yang ditemukan pada bangkai N. lugens. Optimasi pertumbuhan miselia
pada media cair dengan konsentrasi yeast extract (YE) dan volume berbeda
dilakukan untuk mendapatkan bobot miselia basah tertinggi. Cendawan yang
memiliki pertumbuhan terbaik diuji virulensinya terhadap serangga WBPC.
Dua isolat cendawan H. citriformis yang ditemukan memiliki karakteristik
yang hampir sama. Identifikasi secara morfologi menyimpulkan bahwa cendawan
tersebut ialah H. citriformis. Germinasi konidia sangat lambat pada media agar
miring PDAY (Potato dextrose agar + 0.5% yeast extract). Lama sporulasi
hingga membentuk sinemata antara 35-92 hari. Hasil identifikasi molekuler
cendawan H. citriformis secara molekuler posisi ITS1 dan ITS2 terletak antara
18S rDNA, 5.8S rDNA, dan 28S rDNA yang sesuai berukuran 590 pb. Cendawan
entomopatogen H. citriformis mempunyai kemampuan bersporulasi terbaik pada
media yang mengandung YE (C) dengan konsentrasi 5 g/L. Semakin tinggi nilai
konsentrasi YE dalam media maka akan berpengaruh nyata terhadap panjang
sinnemata dan jumlah konidianya.
Puncak produksi konidia terjadi pada hari ke-3 dan ke-4 selanjutnya terus
menurun sampai hari ke-13. Uji virulensi dengan kerapatan konidia H. citriformis
cukup efektif mematikan imago WBPC sebesar antara 24.44 - 75.56 %. Waktu
konidia infektif dalam menyebabkan kematian imago WBPC cukup lama yaitu 7
hari. Persentase mortalitas kumulatif N. lugens dengan uji miselia diperoleh 64-
92 % sedangkan uji dengan konidia diperoleh 24.44-75.56 %. Penelitian ini
menunjukkan bahwa miselia cendawan dapat digunakan untuk mengendalikan
WBPC. | id |