Show simple item record

dc.contributor.advisorMadanijah, Siti
dc.contributor.advisorSyarief, Hidayat
dc.contributor.authorRarastiti, Chairunisa Nur
dc.date.accessioned2018-01-08T04:30:42Z
dc.date.available2018-01-08T04:30:42Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/88569
dc.description.abstractPeningkatan kualitas sumber daya manusia secara berkelanjutan merupakan tujuan dari pembangunan nasional. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan pemenuhan kebutuhan dasar manusia dalam proses tumbuh kembang yang dimulai sejak kehamilan. Kehamilan yang tidak sehat dapat menyebabkan kematian bayi, kematian ibu melahirkan, kelahiran bayi dengan berat lahir rendah (BBLR), kelahiran bayi cacat fisik dan mental (Abu-Saad dan Fraser 2010; Imdad dan Bhutta 2012). Kesehatan anak tidak hanya didasarkan pada ada tidaknya tanda penyakit, tetapi juga pertumbuhan fisik. Kesesuaian ukuran fisik terhadap umur dapat dilihat sejak anak dilahirkan (Branca dan Ferrari 2002). Berat dan panjang lahir merupakan ukuran fisik yang menentukan status gizi dan pertumbuhan anak di masa mendatang. Menurut World Health Organization (WHO), angka kejadian BBLR di dunia sebesar 15% selama periode tahun 2000-2009 dan cukup besar di Asia Tenggara yaitu 24%. Menurut Laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), persentase BBLR (<2500 g) tahun 2013 dan 2010 sebesar 10.2% dan 11.1%, persentase berat lahir kurang (BBLK: 2500-2999 g) tahun 2010 sebesar 30%, sedangkan persentase bayi lahir pendek tahun 2013 sebesar 20.2% (Kemenkes 2010; Kemenkes 2013). Hal tersebut menunjukkan bahwa perlu perhatian serius terhadap perbaikan kesehatan sejak dini. Masyarakat dengan status sosial ekonomi rendah, umumnya menghadapi masalah kesehatan pada saat kehamilan. Akan tetapi dalam hal tertentu, terdapat sekelompok dari masyarakat tersebut yang dapat melahirkan bayi dalam keadaan sehat dan normal, yang diukur dari berat dan panjang lahir. Hal tersebut merupakan bentuk positive deviance (penyimpangan positif). Desa Gunung Geulis Kecamatan Sukaraja Kabupaten Bogor, merupakan salah satu wilayah dengan infrastruktur perdesaan yang belum optimal dan kondisi sosial ekonomi penduduk desa tersebut pada umumnya tergolong rendah ditunjukkan dengan rata-rata pendapatan perkapita keluarga dibawah garis kemiskinan dan tingkat pendidikan yang hanya mencapai sekolah dasar (Renstra Kecamatan Sukaraja Tahun 2013 – 2018). Akan tetapi persentase angka kematian ibu hamil dan ibu bersalin sebesar 0%, bayi BBLR sebesar 1.92% dan bayi lahir pendek sebesar 0% (Dinkes Kabupaten Bogor 2015). Penelitian ini bertujuan menganalisis deteminan positive deviance pada ibu hamil dengan status sosial ekonomi rendah terhadap berat dan panjang bayi lahir di Desa Gunung Geulis Kecamatan Sukaraja Kabupaten Bogor. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah: 1) Mendeskripsikan status gizi, kebiasaan makan, akses dan pemanfaatan pelayanan kesehatan, riwayat kesehatan dan kondisi psikologis ibu saat hamil; 2) Mendeskripsikan berat dan panjang bayi lahir; 3) Menganalisis hubungan status gizi, kebiasaan makan, akses dan pemanfaatan pelayanan kesehatan, riwayat kesehatan dan kondisi psikologis ibu saat hamil dengan berat dan panjang bayi lahir; 4) Menganalisis faktor yang berpengaruh terhadap berat dan panjang bayi lahir. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dan dilaksanakan pada bulan Oktober 2016 hingga Februari 2017 di wilayah Desa Gunung Geulis Kecamatan Sukaraja Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Contoh dalam penelitian ini berjumlah 38 ibu hamil yang dipilih secara purposive. Kriteria inklusi yang ditetapkan adalah semua ibu hamil yang terdaftar di posyandu wilayah Desa Gunung Geulis dan mengikuti program 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK) oleh Lembaga Amil Zakat Infaq dan Sadaqah (LAZIS) PLN, ibu tersebut melahirkan bayi pada bulan Oktober 2016 hingga Februari 2017, tidak melahirkan bayi kembar, tidak melahirkan prematur dan bersedia untuk diwawancara. Data dikumpulkan dengan cara wawancara menggunakan kuesioner dan pengukuran antropometri. Analisis statistik yang digunakan adalah analisis univariat, analisis bivariat menggunakan uji korelasi Spearman, dan analisis multivariat menggunakan regresi logistik. Contoh dalam penelitian ini sebagian besar (86.8%) berusia 20-35 tahun. Hampir sepertiga (31.6%) ibu yang memiliki tinggi badan pendek, 26.3% dengan risiko KEK dan 34.2% dengan pertambahan berat badan kurang dari rekomendasi. Rata-rata asupan energi harian ibu hamil sebesar 1720.6 kkal dan sebagian besar (71.1%) termasuk dalam kategori asupan energi kurang. Rata-rata asupan protein harian ibu hamil sebesar 53.6 g dan sebagian besar (86.8%) termasuk dalam kategori asupan protein kurang. Jarak tempat pemeriksaan kesehatan yang jauh dan waktu tempuh yang lama menyebabkan sebanyak 42.1% ibu sulit mengakses tempat pemeriksaan kesehatan, namun sebagian besar (89.5%) melakukan pemeriksaan kehamilannya pada trimester pertama. Sebagian besar (94.8%) ibu menyatakan tidak memiliki riwayat penyakit selama kehamilan meski 60.5% diantaranya tinggal di lingkungan dengan kondisi sanitasi yang kurang baik. Ibu dengan dukungan keluarga yang kurang saat hamil sebanyak 39.5%, dan separuh (52.6%) ibu mengalami keadaan psikososial yang rendah saat kehamilan, dimana 44.7% terjadi pada ibu yang baru mengalami kehamilan pertama. Sebanyak 68.4% bayi lahir dengan berat ≥3000 g, dan sebagian besar (94.7%) memiliki panjang lahir normal. Terdapat hubungan signifikan antara Lingkar Lengan Atas (LiLA) ibu dengan berat lahir (r=0.476; p=0.002) dan panjang lahir (r=0.394; p=0.014). Asupan energi juga berhubungan signifikan dengan berat lahir (r=0.434; p=0.007), begitupun frekuensi kunjungan ANC dengan berat lahir (r=0.320; p=0.050). Berdasarkan hasil uji regresi logistik, frekuensi kunjungan ANC dan kondisi psikososial ibu merupakan faktor yang mempengaruhi berat bayi lahir di wilayah penelitian. Ibu hamil yang melakukan kunjungan ANC ≥4 kali serta ibu dengan kondisi psikososial yang baik selama kehamilan diperkirakan dapat mencegah melahirkan bayi BBLK masing-masing sebesar 98.6% dan 98.3%. Perilaku positive deviance ibu yang melahirkan bayi dengan berat lahir normal adalah frekuensi kunjungan ANC dan kondisi psikososial ibu. Dengan adanya dukungan yang baik dari suami ataupun anggota keluarga lainnya akan mempengaruhi kondisi psikososial ibu, sehingga ibu akan lebih baik dalam menjaga kesehatannya dan dapat berpengaruh positif terhadap proses tumbuh kembang janin.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcNutritionid
dc.subject.ddcInfantsid
dc.subject.ddc2017id
dc.subject.ddcBogor-JABARid
dc.titleAnalisis Determinan Positive Deviance pada Ibu Hamil dengan Status Sosial Ekonomi Rendah terhadap Berat dan Panjang Bayi Lahir di Desa Gunung Geulis Kabupaten Bogorid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordberat lahirid
dc.subject.keywordkehamilanid
dc.subject.keywordpanjang lahirid
dc.subject.keywordpositive devianceid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record