Pengolahan Limbah Cair Industri Tahu menggunakan Akar Wangi (Vetiverian zizanioides) dan Zeliac
View/ Open
Date
2017Author
Seroja, Romi
Hariyadi, Sigid
Effendi, Hefni
Metadata
Show full item recordAbstract
Kegiatan industri tahu di Indonesia didominasi oleh industri rumah tangga,
sebagian besar industri tidak memiliki unit pengolahan limbah. Selama ini hampir
semua pabrik tahu tidak melakukan pengelolaan limbah dengan baik. Limbah cair
tahu mengandung zat organik yang dapat menyebabkan pesatnya pertumbuhan
mikroba di perairan dan mengakibatkan kadar oksigen di perairan menurun.
Limbah cair tahu juga mengandung zat tersuspensi, sehingga mengakibatkan
kekeruhan di perairan. Untuk mengurangi beban pencemaran tersebut diperlukan
metode pengolahan secara efektif, dan murah.
Karakteristik awal limbah cair tahu sebelum pengolahan memiliki kadar
COD (Chemical Oxygen Demand) sebesar 5759 mg/L, BOD (Biochemical
Oxygen Demand) sebesar 580 mg/L, TSS (Total Suspended Solid) sebesar 552
mg/L, dan pH 3,9. Nilai tersebut berada diatas baku mutu PerMen LH No 05
Tahun 2014 tentang Baku Mutu Air limbah industri tahu yaitu BOD (150 mg/L),
COD (300 mg/L), TSS (200 mg/L) dan pH (6-9). Dengan kondisi seperti itu,
pembuangan limbah cair industri tahu tanpa pengolahan lebih lanjut akan
menimbulkan beberapa permasalahan bagi lingkungan. Biasanya permasalahan
yang timbul berupa pengendapan dan peruraian bahan organik pada badan
perairan penerima limbah yang akhirnya memperburuk kualitas air. Parameter
kualitas air yang dipengaruhi diantaranya meningkatnya kekeruhan air, tingginya
kandungan bahan organik, serta timbulnya bau busuk akibat bahan organik terurai
dalam kondisi anaerobik.
Akar wangi (Vetiveria zizanioides) dan Zeliac telah banyak dimanfaatkan
untuk kegiatan pengolahan limbah pada lingkungan yang tercemar seperti limbah
cair organik dan akumulator logam berat. Akar wangi memiliki nilai ekonomi
yang tinggi, seperti bahan kerajinan unik, obat-obatan, bahan baku kosmetik dan
parfum. Zeliac merupakan adsorben baru yang terdiri dari campuran dari zeolit,
karbon aktif, kapur, abu sekam padi, dan semen portland. Penelitian ini bertujuan
untuk melihat suatu kombinasi yang optimal antara waktu dan konsentrasi limbah
pada pengolahan limbah cair tahu menggunakan tanaman akar wangi dan Zeliac
dalam penurunan bahan organik dengan menggunakan sistem fitoremediasi.
Analisis data yang digunakan adalah respon surface methodology mengikuti
rancangan percobaan central composite design dengan menggunakan dua faktor
yaitu waktu (3; 9; dan 15 hari) dan konsentrasi limbah (20%; 40%; dan 60%).
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kondisi optimal adalah pada waktu
15 hari dan konsentrasi limbah 38,41 % dapat menurunkan COD hingga 76%,
BOD 71,78%, TSS 75,28%, kekeruhan 84,31%, peningkatan DO 7,1 dan pH 7,8.
Collections
- MT - Fisheries [2934]