Show simple item record

dc.contributor.advisorEffendi, Hefni
dc.contributor.advisorWardiatno, Yusli
dc.contributor.authorPurwandari, Yusrianti
dc.date.accessioned2017-07-04T02:50:41Z
dc.date.available2017-07-04T02:50:41Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/87451
dc.description.abstractKegiatan budidaya yang semakin meningkat memicu tingginya dampak negatif terhadap lingkungan. Salah satu upaya yang dapat diterapkan yaitu dengan cara fitoremediasi dengan sistem akuaponik. Penelitian ini bertujuan untuk menilai efektivitas fitoremediasi limbah budidaya ikan gurami menggunakan selada romain pada sistem akuaponik, membandingkan pertumbuhan selada romain pada sistem akuaponik dengan hidroponik dan menganalisis pengaruh air hasil fitoremediasi terhadap performa ikan gurami selama pemeliharaan. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret hingga Mei 2016 di Pusat Penelitian Lingkungan Hidup Institut Pertanian Bogor (PPLH IPB). Percobaan terdiri dari empat perlakuan dengan tiga ulangan, tanpa tanaman sebagai kontrol (P1), akuaponik dengan 10 selada romain (P2), akuaponik dengan 20 selada romain (P3) dan hidroponik dengan selada romain (P4). Hasil menunjukan bahwa perlakuan tidak memberikan pengaruh terhadap perubahan konsentrasi TAN, amonia (NH3), amonium (NH4 +), nitrit (NO2 -) dan nitrat (NO3 -) namun memberikan pengaruh terhadap perubahan konsentrasi ortofosfat (PO4). Pertumbuhan relatif (Relatif Growth Rate) berdasarkan bobot basah selada romain sebesar 0,003±0,001 g/hari pada P2; 0,002±0,002 g/hari pada P3 dan 0,007±0,002 g/hari pada P4 sedangkan pertumbuhan harian (Daily Growth Rate) selada romain berdasarkan tinggi tanaman sebesar 0,048±0,003 cm/hari pada P2; 0,050±0,001 cm/hari pada P3 dan 0,056±0,001 cm/hari pada P4. Bobot basah akhir ikan gurami berkisar 58,83-72,17 g. Pertumbuhan harian (Growth Rate) ikan gurami sebesar 6,05±2,4 g/ekor/hari pada P1; 7,43±1,77 g/ekor/hari pada P2 dan 4,94±3,85 g/ekor/hari pada P3. Tingkat kelangsungan hidup (Survival Rate) ikan gurami tertinggi berada pada P1 dan P2 sebesar 100% dan terendah pada P3 sebesar 66,67%. Limbah organik dari pemeliharaan ikan gurami dapat diolah secara fitoremediasi oleh selada romain. Bahan organik berupa sisa pakan dan feses setelah mengalami proses dekomposisi dapat dimanfaatkan untuk pertumbuhan selada romain. Secara deskriptif, pertumbuhan selada romain pada P2 (akuaponik dengan 10 selada romain) lebih baik dibandingkan P3 (akuaponik dengan 20 selada romain), namun secara statistik P2 dan P3 tidak signifikan berbeda, selanjutnya apabila dibandingkan dengan pertumbuhan selada pada sistem hidroponik, secara deskriptif maupun statistik, pertumbuhan selada romain dengan sistem hidroponik masih lebih baik dibandingkan dengan sistem akuaponik. Ikan gurami dapat tumbuh dengan baik pada sistem akuaponik. Secara deskriptif, performa ikan dilihat dari pertumbuhan dan tingkat kelangsungan hidup pada P2 lebih baik dibandingkan dengan P1 dan P3 sedangkan secara statistik P1, P2 dan P3 tidak signifikan berbeda.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcEffendi, Hefniid
dc.subject.ddcWardiatno, Yusliid
dc.titleFitoremediasi Limbah Budidaya Ikan Gurami (Osphronemus goramy) menggunakan Selada Romain (Lactuca sativa L. var. longifolia).id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordAkuaponikid
dc.subject.keywordhidroponikid
dc.subject.keywordfitoremediasiid
dc.subject.keywordselada romainid
dc.subject.keywordOsphronemus goramyid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record