Show simple item record

dc.contributor.authorSuryani, Ani
dc.date.accessioned2017-05-12T07:00:14Z
dc.date.available2017-05-12T07:00:14Z
dc.date.issued2011-10-29
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/85229
dc.description.abstractSecara geografis, Indonesia terletak di wilayah khatulistiwa sehingga merupakan kawasan tropis yang memiliki dua musim, yakni musim hujan dan musim kemarau. Hal ini memberikan peluang tumbuh dan dibudidayakannya tanaman-tanaman tropis yang khas dan bernilai ekonomi sangat tinggi. Berdasarkan data BPS (2010), penduduk Indonesia yang bekerja di sektor pertanian mencapai sekitar 38,35% dari tenaga kerja yang ada, sektor perdagangan sekitar 20,79%, sektor jasa sekitar 14,75%, sektor industri pengolahan sekitar 12,78%, dan lain-lain sekitar 13,34%. Dengan demikian, sektor pertanian termasuk agroindustri di dalamnya masih memegang peranan penting bagi perekonomian Indonesia. Melalui sistem tanam paksa dan kapitalisme liberal yang dikembangkan setelah tahun 1870, Belanda melakukan eksploitasi dua komoditas utama, yaitu kopi dan tebu di Jawa. Pada era tersebut, Jawa dikenal sebagai pengekspor utama gula di dunia dengan ratarata nilai ekspor sekitar 12 juta gulden per tahun. Keberhasilan pengembangan komoditas tersebut diikuti oleh komoditas lainnya seperti teh dan kina (kedua komoditas tersebut dikembangkan oleh pemerintah Hindia Timur terutama di Jawa dan Sumatera), karet, tembakau, minyak atsiri, serta rempah-rempah. Usaha perkebunan yang dirintis oleh Belanda saat itu dapat dikatakan sebagai cikal bakal adanya agroindustri di Indonesia (Mangunwidjaja dan Saillah 2009).id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.titleRekayasa Proses Transformasi Hasil Pertanian Dalam Rangka Diversifikasi Fungsi Produk Dan Peningkatan Nilai Tambahnyaid
dc.typeArticleid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record