Show simple item record

dc.contributor.authorAjijah, Nur
dc.contributor.authorDarwati, Ireng
dc.contributor.authorYudiwanti
dc.contributor.authorRoostika
dc.date.accessioned2017-05-10T05:20:57Z
dc.date.available2017-05-10T05:20:57Z
dc.date.issued2010-06
dc.identifier.issn0853-8212
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/85116
dc.description.abstractPurwoceng (Pimpinella pruatjan Molk. atau P. alpina KDS.) merupakan salah satu tanaman obat asli Indonesia endemik dataran tinggi dan pada saat ini dibudidayakan secara terbatas di Dataran Tinggi Dieng. Salah satu upaya yang dapat ditempuh untuk memperluas areal pengembangan tanaman ini adalah melalui perakitan varietas toleran dataran rendah atau menengah, yang antara lain dapat diperoleh melalui pendekatan seleksi ketahanan terhadap suhu tinggi yang dapat dilakukan secara in vitro. Pengaruh cekaman suhu tinggi terhadap pertumbuhan dan perkembangan purwoceng secara in vitro sejauh ini belum diketahui.Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu inkubasi terhadap pertumbuhan dan perkembangan embrio somatik purwoceng secara invitro. Penelitian dilaksanakan di laboratorium kultur jaringan Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik (Balittro) Bogor mulai Oktober 2007 – Maret 2008. Embrio somatik purwoceng diinduksi dari eksplan daun aseptik. Embrio somatik fase globuler yang terbentuk dipergunakan sebagai eksplan kemudian diinkubasi pada tiga taraf suhu ruang yaitu 17,3± 0,5ºC (kontrol), 23,3 ± 2,1ºC, dan 32,8 ± 1,7ºC selama 3 bulan dengan sub kultur setiap bulan sampai terbentuk planlet/tunas. Pengamatan dilakukan terhadap peubah pertumbuhan dan perkembangan eksplan embrio somatik yang meliputi penambahan bobot segar eksplan,persentase eksplan yang membentuk tunas, jumlah tunas yang terbentuk per eksplan serta persentase eksplan hidup. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu inkubasi berpengaruh nyata terhadap semua peubah yang diamati. Rata-rata penambahan bobot segar, persentase eksplan membentuk tunas, jumlah tunas per eksplan dan persentase eksplan hidup semakin menurun dengan semakin meningkatnya suhu inkubasi. Suhu 32,8± 1,7ºC memberikan pengaruh penghambatan yang nyata terhadap pertumbuhan dan perkembangan embrio somatik purwoceng dibandingkan suhu kontrol dan 23,3 ± 2,1ºC sejak periode inkubasi 1 bulan. Sedangkan suhu 23,3 ± 2,1ºC baru memberikan pengaruh penghambatan yang nyata setelah periode inkubasi 3 bulan.id
dc.language.isoidid
dc.publisherPUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNANid
dc.titlePENGARUH SUHU INKUBASI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN EMBRIO SOMATIK PURWOCENG (Pimpinella pruatjan Molk.)id
dc.typeArticleid
dc.subject.keywordPimpinella pruatjanid
dc.subject.keywordembrio somatikid
dc.subject.keywordsuhuid
dc.subject.keywordpertumbuhanid
dc.subject.keywordPurwocengid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record