Show simple item record

dc.contributor.advisorAbdullah, Luki
dc.contributor.advisorSoewondo, Panca Dewi Manuhara Karti
dc.contributor.advisorWiryawan, Komang G
dc.contributor.advisorDianita, Rahmi
dc.contributor.authorMartaguri, Imana
dc.date.accessioned2017-05-02T07:21:56Z
dc.date.available2017-05-02T07:21:56Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/83984
dc.description.abstractHijauan merupakan sumber energi utama ternak ruminansia. Sebagian besar hijauan yang dikonsumsi ternak di Indonesia berasal dari rumput lokal dan sebagian lainnya hijauan budidaya. Perkebunan kelapa sawit dan karet yang tersebar di beberapa provinsi di Indonesia termasuk Jambi memiliki luasan yang cukup potensial dijadikan sentra produksi hijauan pakan. Berbagai spesies rumput tropis diyakini dapat tumbuh dibawah naungan tanaman perkebunan. Rumput merupakan tanaman C4 yang memiliki laju fotosintesis tinggi. Selama proses fotosintesis, tumbuhan melakukan sekuestrasi karbon yaitu mengambil CO2 dari udara dan merubahnya menjadi komponen organik. Dengan laju fotosintesis yang tinggi rumput diyakini memiliki kemampuan menyimpan dan mengakumulasi karbon selama pertumbuhannya. Kemampuan spesies rumput tropis dalam mengakumulasi dan menyimpan karbon khususnya rumput yang tumbuh dibawah naungan belum banyak diungkap sehingga diperlukan sebuah penelitian untuk mempelajarinya. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan spesies rumput tropis dibawah naungan yang berpotensi besar menyimpan karbon, menghitung karbon tersimpan akibat perubahan fungsi hutan sebagai penyimpan karbon terbesar khususnya pada tanaman rumput sekaligus menghitung kapasitas nutrisinya, menghitung produksi dan mengamati pola pertumbuhan serta dinamika penyimpanan karbon pada berbagai spesies rumput dalam berbagai tingkatan umur tanaman, mengukur kapasitas nutrisi, kecernaan rumput sekaligus mengukur pembentukan gas pada sistem pencernaan ternak ruminansia dan menghitung energi yang terbuang melalui pembentukan gas metan secara in vitro berdasarkan tingkatan umur tanaman. Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap. Tahap pertama meliputi kegiatan koleksi dan identifikasi yang dilakukan di perkebunan kelapa sawit dan karet di kabupaten Sarolangun provinsi Jambi. Perkebunan terbagi atas perkebunan komersil dan perkebunan hutan transformasi. Penelitian dilakukan dengan metode survey yang meliputi identifikasi spesies, pembuatan herbarium dan analisa laboratorium untuk mengetahui kandungan C organik, nitrogen, fraksi serat serta kecernaan bahan kering dan bahan organik rumput secara in vitro. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 4 spesies dominan yang tumbuh dibawah naungan perkebunan kelapa sawit dan karet di Sarolangun Jambi yaitu Axonopus compressus, Panicum brevifolium, Scleria sumatrensis dan Centotheca longilamina Ohwi. Secara umum kandungan C organik rumput yang tumbuh pada ekosistem perkebunan kelapa sawit transformasi lebih tinggi daripada ekosistem perkebunan komersil. Terjadi variasi kandungan nitrogen, fraksi serat dan kecernaan antar masing-masing spesies. Penelitian kedua dilakukan percobaan pada spesies dominan dari penelitian sebelumnya menggunakan rancangan acak lengkap dengan perlakuan umur tanaman 10, 20, 30, 40, 50 dan 60 hari dalam kondisi naungan perkebunan kelapa sawit. Hasil penelitian menunjukkan adanya dinamika karbon dan nitrogen pada masing-masing spesies baik pada bagian daun, akar, batang dan tanah. Pada umumnya kandungan karbon lebih tinggi pada umur 10 dan 20 hari lalu turun diumur 30 dan 40 kemudian naik lagi mulai umur 50 hari. Fraksi serat, kecernaan, pertumbuhan dan biomasa tanaman sejalan dengan kandungan C organik masing-masing tanaman. Dinamika karbon dan kapasitas nutrisi lainnya paling jelas terlihat pada umur 30, 50 dan 60 hari. Penelitian ketiga bertujuan menganalisa profil serat dan pola fermentasi rumput pada umur 30, 50 dan 60 hari termasuk menghitung energi yang terbuang dalam bentuk gas metan pada ternak ruminansia secara in vitro. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komponen fraksi serat meningkat seiring pertambahan umur tanaman. Kecernaan bahan organik, konsentrasi VFA total dan parsial, konsentrasi amonia, produksi gas total dan metan dipengaruhi oleh umur tanaman dimana penggunaan rumput lebih efisien pada umur 30 hari. Rumput pada penelitian ini menghasilkan produksi metan yang rendah yaitu hanya 1-3% saja. Kesimpulan dari seluruh tahapan penelitian adalah bahwa terdapat spesies rumput tropis yang tumbuh pada ekosistem perkebunan kelapa sawit dan karet yang potensial sebagai sumber hijauan pakan, tinggi simpanan karbonnya dan efisien. Masih diperlukan penelitian lanjutan dalam peningkatan kapasitas nutrisi spesies rumput tersebut.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcAnimal Nutritionid
dc.subject.ddcForageid
dc.subject.ddc2016id
dc.subject.ddcJambi, Sumateraid
dc.titleDinamika Karbon Beberapa Spesies Rumput Tropis Berpotensi Sumber Hijauan Pakan Pada Ekosistem Perkebunan Kelapa Sawit Dan Karetid
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordkapasitas nutrisiid
dc.subject.keywordnaunganid
dc.subject.keywordrumputid
dc.subject.keywordsimpanan karbonid
dc.subject.keywordumur tanamanid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record