| dc.description.abstract | Perubahan Penggunaan Lahan Yang Menjadikan Suatu Daerah Aliran Sungai (Das) Didominasi Oleh Lahan Pertanian (50-85%) Dan Perkembangan Perkotaan Yang Mencapai >30% Luas Das Diduga Sebagai Penyebab Meningkatnya Frekuensi Dan Volume Debit Banjir Di Suatu Das. Dampak Perubahan Penggunaan Lahan Terhadap Debit Sungai Suatu Das Dapat Dikaji Dengan Menggunakan Model Hidrologi; Salah Satunya Adalah Model Swat. Penelitian Ini Mengkaji Perubahan Penggunaan Lahan Dan Dampaknya Terhadap Debit Di Sub Das Cisangkuy, Mengevaluasi Efektivitas Model Swat Serta Menganalisis Alternatif Penggunaan Lahan Yang Dapat Memperbaiki Fungsi Sub Das Cisangkuy. Penggunaan Lahan Periode Tahun 1990–2014 Di Sub Das Cisangkuy Mengalami Perubahan Yaitu Perluasan Penggunaan Lahan Berupa Hutan Tanaman, Perkebunan Dan Pemukiman Yang Berasal Dari Konversi Tanah Terbuka, Belukar Dan Pertanian Lahan Kering Campur. Perubahan Penggunaan Lahan Tersebut Mengakibatkan Perubahan Nilai Cn Rata-Rata Tertimbang Dan Peningkatan Koefisien Aliran Permukaan. Model Swat Yang Dikalibrasi Menggunakan Data Tahun 2006 Menunjukkan Model Ini Sangat Baik Dalam Menduga Debit (R2 Dan Nse Masing-Masing 0.84 Dan 0.74), Namun Hasil Validasi Terhadap Data Tahun 2009 Dan 2012 Menunjukkan Inkonsistensi Hasil. Nilai R2 Dan Nse Hasil Validasi Adalah 0.95 Dan 0.65 (2009) Dan Untuk Tahun 2012 Adalah 0.34 Dan -0.94. Penerapan Teknik Konservasi Tanah Dan Air Di Pertanian Lahan Kering Dan Agroforestri Di Perkebunan Pada Penggunaan Lahan 2014 Mampu Mengurangi Debit Aliran Sungai Maksimum Dan Meningkatkan Debit Minimum, Sehingga Dapat Mengurangi Potensi Terjadinya Banjir Pada Saat Musim Penghujan Dan Kekeringan Pada Saat Musim Kemarau. | id |
