Analisis Pemanfaatan Pengetahuan Ekologi Lokal Dalam Pengelolaan Ekosistem Terumbu Karang Di Kawasan Konservasi Perairan Daerah (Kkpd) Pesisir Timur Pulau Weh (Ptpw) Sabang
View/ Open
Date
2016Author
Siregar, Jhon Septin M.
Adrianto, Luky
Madduppa, Hawis
Metadata
Show full item recordAbstract
Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Wakatobi Provinsi Sulawesi
Tenggara. Secara keseluruhan wilayah adminstrasi Wakatobi merupakan taman
nasional yang ditetapkan berdasarkan surat keputusan Menteri Kehutanan
No.7651/KPTS-II/2002 tanggal 19 Agustus tahun 2002.Taman Nasional
Wakatobi merupakan taman laut terbesar kedua yang di miliki Indonesia dan
menjadi salah satu Daerah Tujuan Wisata nasional. Merupakan cagar Biosfer
terbaru Indonesia yang ditetapkan oleh UNESCO melalui sidang ke-24 ICC-MAB
program pada tahun 2012 di Paris. Posisi Geostrategis Wakatobi di tengah pusat
karang dunia, menyebabkan daerah ini sebagai wilayah yang memiliki
keanekaragamn hayati yang sangat tinggi dan mempunyai pemandangan alam
bawah laut yang indah dan eksotik. Keunggulan lokasi (geographical advantage)
menjadi alasan Pemerintah Daerah menetapkan Ekowisata sebagai paradigma
pembangunan wilayah Wakatobi.
Penelitian ini bertujuan menganalisis dampak ekowisata bagi perekonomian
pada tingkatan makro (ekonomi wilayah setempat) dan mikro (ekonomi
rumahtangga) melalui sistem penghidupan dan tingkat resiliensi rumahtangga
setelah ekowisata dikembangkan di Wakatobi menggunakan pendekatan
“Sustainable Livelihood aproach”. Hasil kesimpulan penelitian ini adalah pada
aras makro variabel yang mewakili aktivitas wisata yaitu hotel dan homestay
serta jumlah wisatawan berkorelasi positif dan sangat kuat terhadap beberapa
variabel ekonomi makro seperti PDRB, PDRB perkapita dan PAD, namun
bekorelasi negatif terhadap penduduk miskin. Artinya kegiatan wisata belum
dapat mengurangi tingkat kemiskinan yang terjadi di Wakatobi. Secara
keseluruhan struktur nafkah masyarakat tidak menjadi lebih baik karena adanya
pengembangan kegiatan ekowisata. Sektor pertanian masih menjadi sumber
penghidupan utama. Selain itu tingkat pendapatan perkapita masyarakat diseluruh
lapisan rumahtangga masih rendah, terutama pendapatan lapisan menengah bawah
masih sangat jauh dari garis kemiskinan. Namun aktivitas ekowisata dapat
meningkatkan resiliensi ekonomi rumahtangga. Hal ini terlihat dari lapisan
rumahtangga atas memiliki tingkat resiliensi yang lebih tinggi dibandingkan
dengan lapisan menengah dan bawah.
Ekowisata belum berkontribusi besar dalam pembangunan wilayah karena
terjadi persoalan ”Decoupling Sustainability”, hal ini menghambat tercapainya
tujuan pembangunan wilayah yang berbasiskan ekowisata yaitu kelesetarian alam
terjaga dan masyarakat lokal memperoleh manfaat. Tetapi yang terjadi adalah
pembangunan ekowisata yang belum inklusif sehingga hanya lapisan
rumahtangga atas yang mampu mengakses peluang yang tersedia. Ekowisata pada
dasarnya dapat meningkatkan resiliensi ekonomi rumahtangga.
Collections
- MT - Fisheries [2932]