Show simple item record

dc.contributor.advisorWidodo
dc.contributor.advisorWiyono, Suryo
dc.contributor.authorHandayani, Riana Murti
dc.date.accessioned2017-01-30T07:16:36Z
dc.date.available2017-01-30T07:16:36Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/82647
dc.description.abstractCabaimerah (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas pertanian penting. Produktivitas tanaman cabai masih rendah dibandingkan nilai produksi optimumnya, disebabkan oleh adanya serangan penyakit. Antraknosa merupakan salah satu penyakit yang menyerang cabai merah. Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Colletotrichum capsici, dan dapat mengakibatkan kerusakan serta kehilangan hasil panen hingga 100%. Usaha pengendalian penyakit antraknosa dengan menggunakan pestisida sintetis belum dapat menanggulangi masalah tersebut. Oleh karena itu, perlu dilakukan alternatif upaya pengendalian antraknosa, diantaranya adalah dengan pengendalian hayati menggunakan cendawan endofit. Cendawan endofit telah diketahui mampu membantu tanaman inang dalam membangun ketahanan terhadap patogen tanaman. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan cendawan endofit asal tanaman cabai merah dalam mengendalikan perkembangan penyakit antraknosa. Penelitian ini terdiri atas 5 tahapan, yaitu 1) Eksplorasi cendawan endofit dari tanaman cabai, 2) Uji patogenisitas, 3) Identifikasi, 4) Uji efektivitas penghambatan perkembangan penyakit antraknosa pada buah, 5) Pengujian in vitro dan in vivo untuk mengetahui mekanisme cendawan endofit dalam mengendalikan penyakit antraknosa. Hasil isolasi diperoleh 237 isolat cendawan endofit, yang terdiri atas 24 isolat dari Cianjur, 65 isolat dari Bogor, dan 148 isolat dari Garut. Isolasi cendawan endofit tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar diperoleh dari daun dibandingkan bagian tanaman lainnya. Cendawan endofit hasil isolasi umumnya berpotensi patogen, hanya berkisar antara 4-12% yang berpotensi non patogenik. Hasil uji patogenisitas terdapat 14 isolat cendawan endofit yang berpotensi non patogenik. Cendawan endofit E9D10G2 mampu menunjukkan penghambatan perkembangan antraknosa pada buah dari tanaman yang telah diberi perlakuan endofit. Cendawan endofit E1Bh5G1 dan E3Cb7B2 memiliki kemampuan antibiosis terhadap C. capsici, masing-masing pada uji kultur ganda dan uji kultur fitrat endofit. Pengujian in vivo diketahui bahwa umumnya cendawan endofit yang diperoleh dalam penelitian ini berpotensi sebagai plant growth promoting fungi (PGPF), dan menginduksi pembentukan peroksidase tanaman. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui ketepatan waktu dalam aplikasi cendawan endofit pada tanaman cabai merah, dan mengetahui mekanisme lainnya yang mendukung keefektivan cendawan endofit dalam mengendalikan penyakit antraknosa. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi alternatif pengembangan teknologi dalam bidang pertanian. Teknologi yang memanfaatkan interaksi tanaman dengan cendawan endofit dalam pengendalian penyakit tanaman, serta dapat menunjang peningkatan produksi dan mutu cabai merah.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcPhytopathologyid
dc.subject.ddcAnti fungalid
dc.subject.ddc2015id
dc.subject.ddcBogor-Jawa Baratid
dc.titlePotensi Cendawan Endofit Dalam Upaya Pengendalian Penyakit Antraknosa (Colletotrichum Capsici) Pada Tanaman Cabai Merahid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordantifungiid
dc.subject.keywordinteraksiid
dc.subject.keywordmekanisme antibiosisid
dc.subject.keywordpenghambatan pertumbuhanid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record