dc.description.abstract | Target mencapai swasembada pangan muncul sebagai salah satu program
kerja Pemerintahan Presiden Jokowi. Tujuan mencapai swasembada pangan
tersebut masih dihadapkan pada berbagai kendala, salah satunya adalah sulitnya
meningkatkan produktifitas hasil pertanian akibat kelangkaan air. Kelangkaan air
yang terjadi belakangan ini dipicu oleh penurunan curah hujan karena fenomena
iklim El Nino. Untuk mengatasi masalah kelangkaan air dan mencapai water
security diperlukan adanya lembaga di tingkat grassroot yang bergerak langsung
di bidang pengelolaan air irigasi untuk pertanian, yaitu Perkumpulan Petani
Pengguna air (P3A). Namun, peran P3A dirasakan belum optimal dalam
melaksanakan pengelolaan jaringan irigasi tersier. Masalah yang masih dihadapi
oleh P3A adalah lahan pertanian anggota P3A masih mengalami kekurangan air,
pembagian air yang tidak merata dan tidak sesuai jadwal dari daerah hulu ke hilir
akibat kurangnya komunikasi diantara mereka.
Kebanyakan lembaga yang diinisiasi oleh pemerintah, seperti P3A, juga
tidak memberikan peluang bagi masyarakat ikut berpartisipasi dalam musyawarah.
Peluang masyarakat dalam pengambilan keputusan juga tidak ada karena
musyawarah selalu didominasi oleh elit desa dan fasilitator. Padahal, lembaga
seperti P3A seharusnya memberikan akses kepada masyarakat untuk
melaksanakan pembangunan yang diprakarsai dan diatur oleh masyarakat sendiri,
di mana mereka mengambil aksi untuk kepentingan bersama. Aksi kolektif untuk
menyelesaikan masalah tentunya dihasilkan dari komunikasi partisipatif kelompok
masyarakat tersebut. Komunikasi partisipatif harus melibatkan semua pemangku
kepentingan yang terlibat dalam permasalahan irigasi, yaitu P3A unit, Dinas
Pekerja Umum serta Dinas Pertanian.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan aksi kolektif dengan
komunikasi partisipatif dan jaringan komunikasi P3A. Berdasarkan sensus yang
dilakukan dari tujuh belas P3A di Daerah Irigasi Papah Kabupaten Kulon Progo
dan uji korelasi Rank Spearman diketahui bahwa karakteristik P3A, yaitu umur
dan pengalaman P3A berhubungan nyata positif terhadap kemampuan berdialog.
Norma P3A berhubungan nyata positif dengan jarak jaringan komunikasi P3A.
Namun, jaringan komunikasi P3A tidak memiliki hubungan nyata dengan
kemampuan berdialog dan kesempatan mengemukakan aspirasi dalam P3A.
Selain itu, kemampuan berdialog dan kesempatan mengemukakan aspirasi dalam
P3A tidak berhubungan dengan keikutsertaan anggota P3A dalam aksi kolektif,
hanya kepadatan jaringan P3A yang berhubungan nyata negatif dengan
keiikutsertaan anggota P3A dalam aksi kolektif pemeliharaan jaringan. | id |