Show simple item record

dc.contributor.advisorDarusman, Dudung
dc.contributor.advisorKusmana, Cecep
dc.contributor.advisorNurrochmat, Dodik Ridho
dc.contributor.authorSukwika, Tatan
dc.date.accessioned2017-01-30T07:13:54Z
dc.date.available2017-01-30T07:13:54Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/82637
dc.description.abstractHutan rakyat di Kabupaten Bogor mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat di sekitar hutan. Manfaat hutan rakyat bisa lebih dirasakan apabila hutan rakyat dapat terjamin keberlanjutannya, sehingga hutan rakyat benar-benar dapat berfungsi secara optimal. Selanjutnya, fungsi-fungsi ekologi, ekonomi, dan sosial dari hutan rakyat memberikan peranan nyata apabila pengelolaan sumber daya hutan (SDH) secara berkelanjutan. Dalam kurun waktu lima tahun terakhir sejak tahun 2014, kondisi hutan di Kabupaten Bogor cukup memprihatinkan, bahkan menuju situasi kritis. Di lain pihak, kondisi hutan rakyat ini secara kepentingan lingkungan mendekati hutan negara, yaitu sebagai hutan yang utuh artinya hutan rakyat bisa berfungsi mendekati hutan yang sesungguhnya. Namun begitu, ternyata hutan rakyat di Kabupaten Bogor masih memiliki masalah-masalah krusial terutama terkait aspek ekologi, ekonomi, dan sosial yaitu seperti masalah kondisi kemiskinan di sekitar hutan, pendapatan rumah tangga petani hutan rakyat yang rendah, tarik menarik posisi tawar petani hutan rakyat dan para aktor pemanfaat hasil hutan rakyat, pembangunan wilayah yang kurang berkembang, program pembangunan kehutanan yang kurang optimal, dan lain sebagainya. Studi ini membahas keberlanjutan pengelolaan hutan rakyat skala kecil di Kabupaten Bogor. Tujuan penelitian adalah menganalisis kondisi exsisting status keberlanjutan pengelolaan hutan rakyat di Kabupaten Bogor; mengidentifikasi peran aktor yang terlibat kelembagaan hutan rakyat di Kabupaten Bogor; menganalisis hubungan pengaruh model kebijakan keberlanjutan hutan rakyat di Kabupaten Bogor; memformulasikan skenario strategi pengembangan kebijakan keberlanjutan hutan rakyat ke depan di Kabupaten Bogor. Penelitian dilaksanakan di tiga area zona wilayah (barat, tengah dan timur) Kabupaten Bogor. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi lapangan, wawancara mendalam (in depth interview), telaah dokumen dan kajian literatur. Analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif, analisis isi, analisis struktural kuantitatif, dan analisis prospektif (ex-ante). Penentuan sampel responden dari key informan dilakukan secara purposive sampling dan dengan teknik snowball sampling. Penunjang penelitian, dilakukan juga pengambilan sampel responden secara purposive sampling dari petani hutan rakyat yang tergabung ke dalam kelompok tani hutan (KTH). Menjawab tujuan pertama penelitian ini menggunakan indeks keberlanjutan MDS untuk menganalis lima dimensi. Pengukuran atributnya menggunakan skala ordinal. Selanjutnya dengan menggunakan skala indeks keberlanjutan maka tingkat keberlanjutan masing-masing dimensi dapat diestimasi. Pada tujuan kedua dilakukan analisis isi kelembagaan dan dilanjutkan dengan menemu-kenali peran aktor di ruang hutan rakyat dengan pendekatan struktur hirarki hasil analisis ISM-VAXO. Selanjutnya, di tujuan ketiga dianalisis pengaruh variable dimensi-dimensi terhadap variable keberlanjutan yang dibangun dari atribut yang menjadi faktor pengungkit MDS dengan pendekatan uji sidik lintas. Perumusan model kebijakan untuk tujuan keempat menggunakan menggunakan analisis prospektif. Tahap akhir dari analisis ini adalah mengembangkan skenario model kebijakan stategis pengelolaan hutan rakyat berkelanjutan melalui beberapa variabel kunci yang memungkinkan terjadi di masa yang akan datang. Hasil analisis menunjukkan terdapat dua dimensi yang cukup berkelanjutan yaitu dimensi ekologi dan dimensi legal dan kelembagaan. Sementara dimensi ekonomi, dimensi sosial dan budaya, dan dimensi aksesibilitas dan teknologi tidak berlanjut. Berdasarkan lima indeks keberlanjutan tersebut, studi ini menyimpulkan bahwa rataan tingkat keberlanjutan pengelolaan hutan di Kabupaten Bogor tidak berkelanjutan (48,47). Dalam penelitian ini digunakan 63 indikator atribut dan dihasilkan 21 atribut yang menjadi faktor pengungkitnya. Keluaran model ISM-VAXO menunjukkan struktur hirarki hubungan antar sub-elemen pendukung yang dihasilkan sebanyak 7 level. Pada sub-elemen sektor II (Independent), ditemukan tujuh aktor dominan, dan aktor kunci (paling domiman) dalam pengelolaan hutan rakyat berkelanjutan di Kabupaten Bogor adalah BP3K dan Pemilik lahan dari luar desa menempati level tertinggi (level 7) dengan total DP (driven power) terbesar. Berdasarkan hasil perhitungan seluruh nilai koefisien langsung (direct effect) dan tidak langsung (indirect effect) pada variabel multidimensional, diperoleh nilai koefisien total pengaruh (total effect) terkuat berasal dari dimensi ekologi yaitu 0,895, sekaligus merupakan variabel yang berpengaruh dominan terhadap keberlanjutan hutan rakyat di Kabupaten Bogor. Terakhir, berdasarkan hasil simulasi skenario alternatif, ditunjukkan bahwa skenario II menjadi pilihan paling realisitis, skenario ini sudah dianggap dapat meningkatkan nilai indeks keberlanjutan dari 46,35 (tidak berkelanjutan) menajdi 52,52 (cukup berkelanjutan). Studi ini merekomendasikan perlu melakukan strategi pengembangan dengan melibatkan semua pemangku kepentingan memilih kebijakan yang paling sesuai untuk memperbaiki keberlanjutan pengelolaan hutan rakyat skala kecil di Kabupaten Bogor.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcForestryid
dc.subject.ddcForest Managementid
dc.subject.ddc2015id
dc.subject.ddcBogor - Jawa Baratid
dc.titleEvaluasi Model Kebijakan Pengelolaan Hutan Rakyat Berkelanjutan Di Kabupaten Bogorid
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordindeks keberlanjutanid
dc.subject.keywordkelembagaanid
dc.subject.keywordPLS-SEMid
dc.subject.keywordanalisis prospektifid
dc.subject.keywordskenarioid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record