Show simple item record

dc.contributor.authorNuryani Lioe, Hanifah
dc.contributor.authorAstawan, Made
dc.contributor.authorUsmiati, Sri
dc.contributor.authorSuryati, Tuti
dc.date.accessioned2016-05-25T02:38:26Z
dc.date.available2016-05-25T02:38:26Z
dc.date.issued2011-03-21
dc.identifier.citationLaporan Hasil Penelitian 2011id
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/80651
dc.description.abstractRINGKASAN EKSEKUTIF Dendeng merupakan produk olahan daging asli Indonesia yang merupakan komoditi strategis untuk mendukung program ketahanan pangan dan berpotensi untuk dikembangkan sebagai komoditi ekspor. Namun demikian informasi tentang keamanan dendeng terhadap senyawa berbahaya yang terbentuk selama proses pengolahan dan upaya untuk mereduksinya masih relaftif terbatas. Senyawa nitrosamine merupakan senyawa yang berpeluang besar terbentuk pada dendeng, khususnya dendeng yang di-curing dengan garam nitrat dan nitrit. Nitrat dan nitrit ditambahkan pada proses pembuatan dendeng untuk menghasilkan warna merah cerah dan menghambat perkembangan mikroba. Reaksi nitrosasi dapat dicegah dengan menstabilkan reduksi nitrit menjadi NO, salah satunya dengan senyawa antioksidan. Lengkuas, ketumbar, bawang merah dan bawang putih merupakan bumbu yang umum ditambahkan pada dendeng dan memiliki aktivitas antioksidan. Metode curing juga berpengaruh terhadap pembentukan nitrosamin, disamping teknik preparasi pada dendeng sebelum digoreng.Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh bumbu, metode curing dan teknik preparasi terhadap pembentukan nitrosamin, dan mencari metode untuk senyawa berbahaya nitrosamin. Penelitian ini dibagi menjadi dua tahap. Tahap I melakukan eksplorasi dan mengumpulkan sampel dan informasi teknik pengolahan dari beberapa responden pengolah dendeng. Peubah yang diukur meliputi kadar nitrosamin, residu nitrit, kadar air dan warna yang kemudian dihubungkan dengan penambahan garam nitrat dan nitritnya. Hasil tahap I merupakan data dasar kadar nitrosamin dan residu nitrit pada dendeng. Tahap II mempelajari pengaruh bumbu. metode curing dengan garam nitrit terhadap kadar nitrosamin dan residu nitrit. Rancangan percobaan yang digunakan dalm proses pembuatan dendeng mentah adalah rancangan acak lengkap pola faktorial 3 x 3 dengan 3 ulangan. Faktor pertama adalah komposisi bumbu (tanpa bumbu, bumbu formulasi I, bumbu formulasi II), faktor kedua adalah metode curing (tanpa curing, curing basah 150 ppm dan curing kering 150 ppm). Rancangan percobaan untuk dendeng matang adalah rancangan petak terbagi. Jenis dendeng mentah yang dibuat secara faktorial merupakan petak utama, sedangkan teknik preparasi dengan perendaman dan tanpa perendaman merupakan anak petak. Peubah yang diukur meliputi kadar nitrosamin, residu nitrit, kadar air, warna dan kualitas sensori. Hasil penelitian tahap I menunjukkan bahwa kandungan residu nitrit pada dendeng matang yang berasal dari beberapa produsen di pulau Jawa berkisar 3,04-68,61 mg/kg, dan terdapat sampel dendeng yang mengandung senyawa nitrosodietilamin dengan konsentrasi 56,9 µg/kg. Bumbu yang digunakan oleh kebanyakan produsen dendeng terdiri atas campuran bawang putih, ketumbar, lengkuas, merica, jinten, kayu manis, sendawa (garam nitrit), garam, gula merah dan gula pasir. Hubungan penambahan jumlah sendawa dengan residu nitrit pada dendeng matang digoreng membentuk persamaan linier y = 0,010x + 8,467 dengan nilai R² = 0,917. Penambahan sendawa tidak berkorelasi dengan nilai warna merah pada dendeng mentah yang berasal dari industri. Hasil penelitian tahap II menunjukkan bahwa penambahan nitrit pada taraf 150 mg/kg dan bumbu (terdiri atas garam 2,5%, lengkuas 8,5%, ketumbar 1,0% and 2,0%, bawang putih 5,0% dan 10,0%, gula merah 16,5%, gula pasir 16,5%, asam jawa 0,3%, merica 0,3% dari berat daging mentah) menghasilkan residu nitrit 0,88 - 11,64 mg/kg, tanpa menghasilkan senyawa nitrosamin yang dapat dideteksi, baik nitrosodietilamin, maupun nitrosopiperidin. Perendaman dalam air selama 5 menit sebelum penggorengan nyata menurunkan kadar residu nitrit pada dendeng matang yang dibuat dengan metode curing kering, tetapi tidak pada metode curing basah. Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa penambahan bumbu I atau II, serta perlakuan perendaman sebelum penggorengan pada dendeng dapat meningkatkan keamanan dendeng dari residu nitrit dan pembentukan senyawa berbahaya nitrosamin, tanpa mempengaruhi mutu selain warna. Kata Kunci: dendeng sapi, bumbu curing daging, reduksi senyawa berbahaya, nitrosamin, mutu dendeng.id
dc.description.sponsorshipSekretariat Badan Penelitian dan Pengambangan Pertanianid
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.titlePengunaan Bumbu dan Teknik Preparasi Pada Dendeng Sapi Untuk Mempertahankan Mutu dan Mereduksi Senyawa Berbahaya Nitrosaminid
dc.typeOtherid
dc.subject.keywordDendeng Sapi, Bumbu Curing Daging, Reduksi Senyawa Berbahaya, Nitrosamin, Mutu Dendengid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record