Show simple item record

dc.contributor.advisorBaskoro, Mulyono S.
dc.contributor.advisorWiryawan, Budy
dc.contributor.advisorWiyono, Eko Sri
dc.contributor.advisorMonintja, Daniel R.
dc.contributor.authorSudarmo, Agnes Puspitasari
dc.date.accessioned2016-05-19T07:13:21Z
dc.date.available2016-05-19T07:13:21Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/80608
dc.description.abstractLuas daerah kota Tegal adalah 39.68 km2 dengan panjang pantai Kota Tegal kurang lebih 10.5 km. Wilayah Kota Tegal secara administrasi terbagi menjadi 4 Kecamatan dengan 27 Kelurahan dengan wilayah terluas adalah Kecamatan Tegal Barat sebesar 15.13 km2. Muarareja adalah salah satu kawasan terluas di Kota Tegal yang berada di wilayah Kecamatan Tegal Barat dengan luas 8.91 km2.. Potensi sumberdaya ikan di lokasi penelitian umumnya berasal dari kawasan perairan pantai utara Laut Jawa dan salah satunya berasal desa Muarareja. Kota Tegal berada di wilayah pesisir pantai utara pulau Jawa dan letaknya sangat strategis sebagai jalur ekonomi penghubung kota-kota besar penting di pulau Jawa mengalami berbagai tekanan akibat perkembangan kota yang demikian pesat. Setiap perubahan yang terjadi di wilayah pesisir akan berpengaruh terhadap kegiatan perikanan pantai ini dan hal ini akan menentukan cara nelayan skala kecil bersikap atau memberi persepsi terhadap pengelolaan sumberdaya perikanan pantai. Intensitas penangkapan ikan yang terjadi, kondisi stok yang dimiliki, dan kualitas lingkungan di perairan pantai akan direspon oleh nelayan melalui aksi-aksi pengelolaan yang dilakukannya. Karakteristik sosial ekonomi tersebut akan menentukan cara nelayan bersikap dalam pengelolaan sumberdaya perikanan, memilih cara menangkap ikan, serta sekaligus mencerminkan tingkat kesejahteraan dan ada tidaknya kesenjangan sosial di kalangan nelayan. Terkait dengan ini, maka perlu dilakukan kajian penelitian yang terkait dengan pengelolaan perikanan pantai berdasarkan persepsi nelayan skala kecil di Kota Tegal. Tujuan penelitian Pengelolaan Perikanan Pantai Di Kota Tegal Berdasarkan Persepsi Nelayan Skala Kecil adalah mengidentifikasi karakteristik sosial ekonomi nelayan skala kecil di Kota Tegal, menentukan faktor-faktor produksi pendukung yang berpengaruh dalam pengembangan perikanan pantai di Kota Tegal, mengidentifikasi / mengungkapkan persepsi nelayan skala kecil terhadap dinamika pengelolaan perikanan pantai di Kota Tegal, menganalisis faktor internal eksternal kondisi terkini pengelolaan perikanan pantai di Kota Tegal, merumuskan strategi harmonisasi pengembangan perikanan pantai di Kota Tegal. Penelitian dilaksanakan di desa Muarareja, Kota Tegal pada bulan Juli 2013 sampai dengan bulan Maret 2014. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif statistik, untuk mengidentifikasi karakteristik sosial ekonomi nelayan kecil, analisis regresi berganda untuk menentukan faktor-faktor produksi pendukung yamg berpengaruh dalam pengembangan perikanan pantai, analisis korelasi dan deskriptif statistik untuk menganalisis persepsi spesifik terhadap kegiatan operasional perikanan pantai, analisis SWOT untuk menganalisis kondisi terkini pengelolaan perikanan pantai, AHP digunakan untuk merumuskan prioritas strategi kebijakan yang menyelaraskan pengembangan perikanan pantai tersebut dengan karakteristik sosial ekonomi yang ada pada nelayan skala kecil di Kota Tegal. Hasil analisis menunjukkan bahwa alat tangkap yang banyak digunakan olah nelayan skala kecil di lokasi penelitian adalah bundes 3 unit, bubu 38 unit, arad 164 unit, trammel net 41 unit, gill net 33 unit. Untuk keperluan penelitian ini diambil sampling sejumlah alat tangkap secara purposive yaitu bundes 3 unit, bubu 6 unit, arad 45 unit, trammel net 5 unit, gillnet 5 unit. Hasil analisis karakteristik sosial ekonomi nelayan skala kecil di Kota Tegal menunjukkan bahwa kondisi nelayan skala kecil di Kota Tegal berada pada tingkat kesejahteraan tinggi. Analisis membuktikan bahwa nelayan skala kecil di Kota Tegal berada pada status keadaaan ekonomi, sosial, kesehatan, status pendidikan pada tingkat kesejahteraan yang baik. Dari tujuh faktor produksi yang dianalisis, empat (4) faktor produksi seperti musim penangkapan ikan, penggunaan bahan bakar (BBM), ketersediaan es balok, dan perbekalan secara signifikan mempengaruhi pengembangan operasi penangkapan ikan dengan menggunakan jaring arad di Kota Tegal. Sementara faktor-faktor produksi lainnya seperti ukuran alat tangkap, penggunaan air bersih, dan anak buah kapal (ABK) tidak secara signifikan mempengaruhi perkembangan operasi penangkapan ikan menggunakan jaring arad di Kota Tegal. Persepsi nelayan skala kecil menurut umur dan tingkat pendidikan dengan variabel musim tangkap, alat tangkap, kebutuhan BBM, kebutuhan es balok, ABK maupun perbekalan maka yang dominan adalah responden yang berpendidikan sekolah dasar dan umur yang dominan adalah responden dengan kelompok usia 31-50 tahun. Karakteristik sosial ekonomi umur secara siginifikan ada hubungannya dengan variabel faktor produksi musim tangkap. Kaitan persepsi nelayan skala kecil menurut umur terhadap musim tangkap terdapat kesesuaian antara persepsi nelayan dengan variabel faktor produksi yaitu musim tangkap dalam upaya pengembangan pengelolaan perikanan pantai di Kota Tegal. Di mana yang dipersepsikan responden terkait dengan aspek umur persis sama dengan kenyataan di lapangan yaitu variabel musim tangkap memberi pengaruh terhadap jumlah hasil tangkapan ikan / produksi perikanan laut di Kota Tegal. Sedangkan hubungan persepsi nelayan skala kecil menurut tingkat pendidikan terhadap variabel faktor produksi lainnya seperti alat tangkap, kebutuhan BBM, kebutuhan es balok, ABK maupun perbekalan tidak terdapat kesesuaian antara persepsi nelayan dengan faktor-faktor produksi tersebut. Total skor faktor internal (IFAS) dan total skor faktor eksternal (EFAS) dari pengelolaan perikanan pantai di Kota Tegal berada pada kisaran 2 – 3 (masing-masing 2.53 dan 3.09), sehingga kondisi pengelolaan perikanan pantai di Kota Tegal saat ini termasuk kategori cukup baik, dan masih dalam pertumbuhan yang stabil. Dari 5 pilihan strategi pengelolaan perikanan pantai maka pengembangan alat tangkap secara mandiri menempati pilihan prioritas pertama. Strategi pengawasan bersama keamanan alat tangkap merupakan opsi kedua dalam pilihan strategi pengelolaan perikanan pantai. Alternatif ketiga dan keempat adalah optimalisasi penangkapan ikan pada saat harga jual ikan naik dan pemanfaatan alat tangkap bantuan untuk optimalisasi hasil tangkapan. Pemanfaatan dana bergulir untuk pengadaan mesin baru merupakan opsi kelima dalam pilihan strategi pengelolaan perikanan pantai.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcFisheriesid
dc.subject.ddcHuntingid
dc.subject.ddc2014id
dc.subject.ddcTegal-Jawa Tengahid
dc.titlePengelolaan Perikanan Pantai Di Kota Tegal Berdasarkan Persepsi Nelayan Skala Kecilid
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordpengelolaan perikanan pantaiid
dc.subject.keywordpersepsiid
dc.subject.keywordnelayan skala kecilid
dc.subject.keywordKota Tegalid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record