dc.description.abstract | Kentang (Solanum tuberosum L) merupakan salah satu komoditas
hortikultura yang mendapat prioritas untuk pengembangan diversifikasi konsumsi
pangan, sehingga kentang dijadikan salah satu komoditi pangan yang penting di
dunia. Salah satu jenis kentang yang dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia
adalah kentang merah. Kentang merah mengandung karbohidrat lebih banyak dan
berkadar air lebih rendah. Hal ini membuat olahan kentang merah menjadi keripik
dan makanan lain akan lebih gurih dan lezat. Dari sisi pembudidayaan, kentang
merah lebih tahan terhadap hama atau penyakit. Kentang merah merupakan salah
satu komoditas sayuran penting yang memiliki peluang bisnis prospektif. Kentang
merah baru dibudidayakan di wilayah Pegunungan Dieng, Jawa Tengah,
Bengkulu dan Kabupaten Solok, Sumatera Barat. Komoditas kentang merupakan
salah satu komoditas unggulan di Kabupaten Solok. Saat ini Kabupaten Solok
sangat tepat untuk mengembangkan komoditi kentang merah melalui
pembangunan agribisnis kentang merah.
Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan kondisi agribisnis
kentang merah di Kabupaten Solok Provinsi Sumatera Barat, mengidentifikasi isu
strategis untuk melihat kondisi internal dan eksternal pengembangan komoditas
kentang merah di Kabupaten Solok dan memformulasikan strategi upaya
mengembangkan agribisnis kentang merah untuk mensejahterakan petani.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode secara
kualitatif dan kuantitatif yang meliputi: analisis deskriptif untuk memberikan
gambaran tentang pelaksanaan sistem agribisnis kentang merah di Kabupaten
Solok, analisis usahatani, analisis matriks IFE dan EFE untuk mengidentifikasi
faktor-faktor internal dan eksternal, analisis SWOT untuk menyusun strategi
pengembangan agribisnis kentang merah di Kabupaten Solok serta rancangan
arsitektur strategi untuk membuat rekomendasi program kerja pengembangan
agribisnis kentang merah di Kabupaten Solok.
Hasil analisis menunjukkan kondisi sistem agribisnis kentang merah di
Kabupaten Solok masih belum berjalan secara utuh, yang disebabkan oleh belum
berfungsinya subsistem hulu, dimana pelaku pengadaan sarana produksi masih
dilakukan secara perorangan yang menyebabkan masih kurangnya input produksi
yaitu masalah bibit kentang merah. Pada subsistem usahatani, budidaya kentang
merah telah memberikan keuntungan kepada petani sebesar Rp1 521.83/ kg
dengan R/C ratio 1.25 yang artinya setiap satu rupiah biaya tunai yang
dikeluarkan akan memberikan penerimaan sebesar Rp1.25. Karena R/C ratio yang
dihasilkan pada usahatani kentang merah besar dari satu, maka usahatani ini layak
untuk dikembangkan. Pada subsistem pemasaran, kentang merah baru dipasarkan
ke daerah sekitar Kabupaten Solok dan harga ditentukan oleh pedagang
pengumpul. Pada subsistem hilir (pengolahan), para pengusaha olahan kentang
belum menggunakan kentang merah sebagai bahan baku olahannya yang
menyebabkan kentang merah baru dijual dalam produk segar. Pada subsistem jasa
dan penunjang, didukung oleh penyuluh pertanian yang mendampingi dan
memberikan informasi terkait budidaya kentang merah, tetapi dari penunjang
permodalan, petani belum memanfatkan kredit yang disediakan oleh lembaga
keuangan karena mereka masih memanfaatkan modal pribadi.
Berdasarkan hasil identifikasi terhadap faktor internal dan eksternal, maka
diperoleh: (a) Pada faktor internal, faktor kekuatan yang menempati peringkat
pertama adalah keinginan untuk selalu maju dan belajar dari kelompok tani
dengan skor 0.52 dan yang menjadi kelemahan utamanya adalah sistem
pembayaran yang kurang menguntungkan petani dengan skor 0.10, (b) Pada
faktor eksternal, faktor peluang yang menempati peringkat pertama adalah
dukungan dari pemerintah dengan skor 0.44 dan yang menjadi ancaman utama
adalah terjadinya stabilitas politik dengan skor 0.25. Berdasarkan hasil analisis
matriks SWOT maka diperoleh sebelas strategi yang direkomendasikan dalam
pengembangan agribisnis kentang merah di Kabupaten Solok. Dari sebelas
strategi yang telah dihasilkan tersebut, kemudian dijabarkan kedalam tujuh belas
program yang direkomendasikan berdasarkan hasil analisis. Program tersebut
dibagi dua yaitu program yang rutin berjalan dan program yang bertahap
dijalankan. | id |