Show simple item record

dc.contributor.advisorSuharjito, Didik
dc.contributor.advisorHardjanto
dc.contributor.advisorAmanah, Siti
dc.contributor.authorTrison, Soni
dc.date.accessioned2016-04-07T03:44:30Z
dc.date.available2016-04-07T03:44:30Z
dc.date.issued2012
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/79888
dc.description.abstractKeberadaan hutan rakyat dalam konteks pembangunan kehutanan secara nasional memegang peranan penting. Masalah penelitian yang ingin diangkat dalam penelitian pengelolaan hutan rakyat ini adalah dari aspek kinerja petani hutan rakyat dan aspek penyuluh kehutanan. Kinerja petani hutan rakyat di Pulau Jawa saat ini masih rendah dan kinerja penyuluh kehutanan juga perlu ditingkatkan. Adapun tujuan penelitian ini adalah menjelaskan kinerja petani hutan rakyat dan penyuluh kehutanan, menjelaskan faktor-faktor yang berhubungan terhadap kinerja petani hutan rakyat, menjelaskan faktor-faktor yang berhubungan terhadap kinerja penyuluh kehutanan dan merumuskan rekomendasi peningkatan kinerja petani hutan rakyat dan penyuluh kehutanan. Penelitian dilakukan di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat dan Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Populasi utama dalam penelitian ini adalah petani hutan rakyat dan penyuluh kehutanan. Jumlah responden penyuluh kehutanan di Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Purworejo masing-masing 50 dan 25 orang, sehingga jumlah petani hutan rakyat yang menjadi responden masing-masing adalah 100 petani di Kabupaten Ciamis dan 50 petani di Kabupaten Purworejo. Hubungan antar peubah penelitian dan menemukan model empiris hubungan antar peubah dan faktor-faktor pendukungnya, digunakan analisis faktor dan dilanjutkan analisis jalur. Kinerja petani hutan rakyat dalam melakukan kegiatan pengelolaan hutan rakyat diukur melalui kualitas kelestarian fungsi produksi, fungsi ekologi dan fungsi sosial. Pada prinsip kelestarian fungsi produksi indikator status lahan jelas hak milik di Kabupaten Ciamis 73 persen di Kabupaten Purworejo 80 persen, teknik silvikultur di Kabupaten Ciamis lebih intensif dibandingkan dengan di Kabupaten Purworejo namun belum rutin dan sebagian besar petani hutan rakyat menerapkan tebang butuh. Pada prinsip kelestarian fungsi ekologi di Kabupaten Ciamis 75 persen dan di Kabupaten Purworejo 60 persen ditandai dengan pengelolaan petani dalam hal pola tanam agroforestri. Pada prinsip kelestarian fungsi sosial memiliki persamaan baik di Kabupaten Ciamis maupun di Kabupaten Purworejo, hal ini ditandai dengan adanya jaminan pengembangan dan ketahanan ekonomi masyarakat namun masih terbatas yang diwujudkan dengan pendapatan, terbangunnya pola hubungan antar petani yang masih terbatas dan kejelasan batas areal hutan rakyat dengan petani lainnya. Kinerja petani hutan rakyat secara keseluruhan termasuk kategori sedang. Kinerja petani hutan rakyat di Kabupaten Ciamis dipengaruhi secara bersama dari karakteristik petani hutan rakyat (X11), faktor lingkungan fisik (X12), kinerja penyuluh kehutanan menurut persepsi petani (X13), lingkungan sosial budaya (X14) dan kinerja penyuluh kehutanan (X15) terhadap kinerja petani hutan rakyat (Y11) adalah sebesar 70,8 persen, sisanya 29,2 persen dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Kinerja petani hutan rakyat di Kabupaten Purworejo dipengaruhi karakteristik petani hutan rakyat (X11), faktor lingkungan fisik (X12), kinerja penyuluh menurut persepsi petani (X13), lingkungan sosial budaya (X14) dan kinerja penyuluhan kehutanan (X15) terhadap kinerja petani hutan rakyat (Y11) adalah sebesar 44,1 persen, sisanya 55,9 persen dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Kinerja penyuluh kehutanan di Kabupaten Ciamis dipengaruhi kompetensi penyuluh kehutanan (X21), motivasi penyuluh kehutanan (X22), dan lingkungan penyuluh kehutanan (X23) terhadap kinerja penyuluh kehutanan (Y21) adalah sebesar 56,3 persen, sisanya 43,7 persen dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Kinerja penyuluh kehutanan di Kabupaten Purworejo dipengaruhi kompetensi penyuluh kehutanan (X21), motivasi penyuluh kehutanan (X22), dan lingkungan penyuluh kehutanan (X23) terhadap kinerja penyuluh kehutanan (Y21) adalah sebesar 62,0 persen, sisanya 38,0 persen dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Rumusan rekomendasi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja petani hutan rakyat adalah penguatan lingkungan sosial budaya dan peningkatan persepsi petani tentang kinerja penyuluh. Sementara itu untuk peningkatan kinerja penyuluh kehutanan adalah peningkatan kompetensi penyuluh dan memperkuat kondusifnya lingkungan penyuluh kehutanan.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcForestryid
dc.subject.ddcForest managementid
dc.subject.ddc2011-2012id
dc.subject.ddcCiamis- Jawa Baratid
dc.titleKinerja Petani Hutan Rakyat Dan Penyuluh Kehutanan Di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat Dan Kabupaten Purworejo, Jawa Tengahid
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordPerformanceid
dc.subject.keywordPrivate forestid
dc.subject.keywordForestry extensionid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record