Show simple item record

dc.contributor.advisorSitorus, Santun R P
dc.contributor.advisorSutandi, Atang
dc.contributor.authorAmri, Niko Aulia
dc.date.accessioned2016-03-15T03:30:12Z
dc.date.available2016-03-15T03:30:12Z
dc.date.issued2015
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/79220
dc.description.abstractIndonesia merupakan negara pengekspor gambir terbesar di dunia. 80% produksi dan pasar ekspor gambir dunia berasal dari Indonesia dan 80% produksi gambir Indonesia berasal dari provinsi Sumatera Barat. Gambir diimpor oleh negara luar untuk memenuhi kebutuhan katekin dan tanin yang dikandung oleh tanaman tersebut. Produksi gambir paling tinggi di Sumatera Barat adalah Kabupaten Limapuluh Kota dengan jumlah produksi untuk tahun 2012 sebesar 7.833,92 ton. Produksi ini terutama disumbangkan dari kecamatan Kapur IX dan Pangkalan Koto Baru. Mengingat besarnya permintaan akan zat katekin dan tanin yang terkandung didalam gambir, maka diperlukan penelitian dan analisis dalam peningkatan pengusahaan tanaman gambir. Oleh sebab itu, dibutuhkan perencanaan yang signifikan agar pengusahaan produksi tanaman gambir ini mampu memenuhi kebutuhan akan zat yang dikandung gambir ini oleh pasar. Arahan dalam pengembangan tanaman ini diperlukan agar masyarakat dapat memaksimalkan pengusahaan pertanian. Terutama sekali harus diperhatikan lokasi penanaman gambir dengan memperhatikan kriteria tumbuh tanaman, aspek spasial serta aspek ekonomi. Juga perlu diperhatikan kelayakan usaha dari perkebunan gambir itu. Dan perlu juga diperhatikan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan perkebunan gambir menurut pendapat stakeholders. Tujuan penelitian ini adalah : (1) menganalisis penggunaan lahan dan areal kebun gambir eksisting; (2) menentukan lokasi yang berpotensi untuk pengembangan perkebunan gambir berdasarkan aspek biofisik dan ketersediaan lahan; (3) menganalisis rantai, margin pemasaran dan integrasi pasar komoditas gambir dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi fluktuasi harga gambir; (4) menyusun arahan pengembangan perkebunan gambir berdasarkan potensi dan pendapat stakeholders; (5) menyusun arahan pengembangan komoditas gambir dalam rangka pengembangan ekonomi wilayah di Kabupaten Limapuluh Kota. Penelitian dilaksanakan selama 5 bulan, terhitung Juni sampai dengan Oktober 2014 di Kabupaten Limapuluh Kota. Kegiatan penelitian mencakup : persiapan, pengumpulan data di lapangan, pengolahan dan analisis data serta penyusunan tesis. Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh melalui wawancara langsung di lapangan. Data sekunder diperoleh dari instansi yang terkait dengan komoditas gambir. Penentuan responden petani dan pedagang gambir menggunakan metode purposive sampling. Begitu juga dengan penentuan stakeholders, yaitu menggunakan metode purposive sampling. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sistem Informasi Geografis (SIG), analisis kelayakan finansial, analisis pemasaran (analisis rantai dan margin pemasaran serta integrasi pasar) serta Analytical Hierarchy Process (AHP). Penelitian menunjukkan bahwa keberadaan lahan kebun gambir eksisting bersifat memencar tidak beraturan seperti perkebunan sawit. Bahkan ada beberapa lahan gambir berada di kawasan hutan lindung. Hasil penelitian terhadap kawasan yang berpotensi untuk pengembangan perkebunan gambir berdasarkan aspek biofisik dan ketersediaan lahan di Kabupaten Limapuluh Kota adalah seluas 2.889,35 ha, sedangkan lahan yang tidak berpotensi seluas 786,25 ha. Lokasi wilayah yang berpotensi disajikan dalam bentuk peta. Terdapat empat bentuk rantai pemasaran komoditas gambir di Kabupaten Limapuluh Kota yaitu: (1) petani – pedagang pengumpul – pedagang besar – pedagang diluar Provinsi Sumatera Barat; (2) petani – pedagang pengumpul - pedagang besar – eksportir lokal yang berada di Provinsi Sumatera Barat; (3) petani – pedagang besar – pedagang diluar Provinsi Sumatera Barat; (4) petani – pedagang besar – eksportir lokal yang berada di Provinsi Sumatera Barat. Dari keempat rantai pemasaran tersebut dilihat dari margin pemasaran, maka rantai pemasaran 2 memiliki margin pemasaran tertinggi dan memberikan bagian harga lebih rendah kepada petani. Pasar komoditas gambir di Kabupaten Limapuluh Kota belum terintegrasi dengan baik antara pasar di tingkat petani dengan pasar di tingkat eksportir. Faktor yang sangat mempengaruhi pengembangan perkebunan gambir di Kabupaten Limapuluh Kota adalah faktor pasar terutama terkait dengan kelayakan harga dan produk turunan. Faktor-faktor lain yang juga mempengaruhi secara berurutan berdasarkan besar tingkat pengaruhnya adalah faktor sumberdaya manusia (SDM) meliputi keuletan dan motivasi, faktor sarana prasarana meliputi peralatan produksi dan peralatan panen serta faktor lahan yang meliputi jarak dari rumah dan lokasi kebun. Dari hasil analisa usahatani, pengusahaan kebun gambir di Kabupaten Limapuluh Kota layak untuk dikembangkan. Ini dapat dilihat dari pendapatan petani untuk pengusahaan perkebunan gambir sebesar Rp. 39.565.000,-/ha/tahun. Nilai B/C Ratio sebesar 4,06. Arahan pengembangan perkebunan gambir di Kabupaten Limapuluh Kota meliputi areal seluas 2.889,35 ha yang terbagi kedalam dua prioritas yaitu: prioritas 1 dengan luas 1.239,69 ha tersebar di 6 kecamatan dan prioritas 2 dengan luas 1.649,66 ha tersebar di 4 kecamatan. Distribusi spasial lokasi perkebunan gambir disajikan dalam bentuk peta.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcRegional planningid
dc.subject.ddcPalnning on a provincialid
dc.subject.ddc2014id
dc.subject.ddcRiauid
dc.titleAnalisis Dan Arahan Pengembangan Komoditas Gambir Dalam Rangka Pengembangan Ekonomi Wilayah Di Kabupaten Limapuluh Kota.id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordarahan pengembanganid
dc.subject.keywordgambirid
dc.subject.keywordintegrasi pasarid
dc.subject.keywordkelayakan usahataniid
dc.subject.keywordkesesuaian lahanid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record