Show simple item record

dc.contributor.advisorSuharno
dc.contributor.advisorTinaprilla, Netti
dc.contributor.authorPurba, Yona Octava
dc.date.accessioned2016-03-02T02:25:35Z
dc.date.available2016-03-02T02:25:35Z
dc.date.issued2015
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/78904
dc.description.abstractSayuran Indonesia diharapkan dapat bersaing di pasar ASEAN Economic Community (AEC) 2015. Volume produksi kubis di Indonesia menempati peringkat pertama mulai tahun 2009 sampai 2013 dibanding dengan sayuran lainnya. Perkembangan volume ekspor kubis dari provinsi Sumatera Utara mengalami peningkatan selama delapan tahun berturut-turut mulai tahun 2005 sampai 2012. Komoditas kubis dari Kabupaten Simalungun merupakan salah satu produk sayuran yang digemari oleh pasar domestik dan importir dari Singapura. Volume produksi kubis yang tinggi diharapkan mampu memenuhi permintaan tersebut, tetapi permintaan tersebut tidak didukung oleh keberadaan pedagang pengumpul dan eksportir. Keberadaan pedagang pengumpul dan eksportir sangat dipengaruhi oleh sinyal harga kubis. Demikian pula ketidakpastian ketersedian kubis dipengaruhi oleh pola tanam kubis yang dilakukan petani masih tergolong sesuai keinginan petani. Hal ini mempengaruhi ketidakpastian harga sehingga menyebabkan fluktuasi harga di pasar dan di tingkat petani. Untuk memahami situasi tersebut perlu menganalisis kondisi rantai pasok kubis di Kabupaten Simalungun dengan menggunakan kerangka Food Supply Chain Network (FSCN) dan menganalisis kinerja rantai pasok kubis di Kabupaten Simalungun dengan menggunakan analisis marjin pemasaran, analisis farmer’s share. Hasil analisis dengan menggunakan kerangka Food Supply Chain Network (FSCN) dapat disimpulkan kondisi rantai pasok kubis di Kabupaten Simalungun belum berjalan dengan baik. Pengintegrasian kualitas dan pengoptimuman rantai pasok belum menjadi sasaran setiap pelaku yang terkait dalam rantai pasok kubis. Hasil penelusuran produk kubis menggunakan product traceability tools sebagai indikator food quality menunjukkan bahwa lembaga yang terkait dalam rantai pasok kubis belum dapat menjamin kualitas dan keamanan kubis. Kinerja rantai pasok Kubis di Kabupaten Simalungun dari sisi sistem pemasaran tergolong efisien. Rekomendasi yang bisa disarankan dari penelitian ini yaitu perlu adanya lembaga khusus yang mengelola rantai pasok kubis di Kabupaten Simalungun. Saran terhadap kebijakan manajerial yaitu sebaiknya setiap pelaku yang terlibat dalam rantai pasok kubis memiliki kesepakatan kontrak atau perjanjian tertulis yang jelas terkait harga, kuantitas, dan kualitas kubis. Pemerintah sebaiknya meningkatkan penyebaran informasi terkait persiapan agribisnis Indonesia agar dapat bersaing di pasar internasional menghadapi ASEAN Economic Community.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcManagementid
dc.subject.ddcDistributionid
dc.subject.ddc2014id
dc.subject.ddcSumatera Utaraid
dc.titleAnalisis Rantai Pasok Kubis Di Kabupaten Simalungun Provinsi Sumatera Utaraid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordkubisid
dc.subject.keywordFood Supply Chain Networkid
dc.subject.keywordFood Qualityid
dc.subject.keywordanalisis rantai pasokid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record